Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-250
Topik: Pearls from Al-Kahfi
Jum’at, 26 Februari 2021
Materi VoB Hari ke-250 Pagi | Konflik Eksternal Bangsa Romawi
Ditulis oleh: Rizka Nurbaiti
#FridayAlKahfWeek36Part1
Part 1
بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ
Mengapa seorang Julius Caesar mengklaim dirinya sebagai anak Tuhan?
Dia melakukan hal itu karena dia menginginkan kekuasaan yang absolut.
Dengan mengklaim diri sebagai anak Tuhan maka dia bisa memaksa rakyatnya untuk mengikuti aturan-aturan yang dia buat. Karena aturan tersebut merupakan hukum Tuhan.
Begitu juga dengan klaim mereka bahwa Yesus adalah anak Tuhan dan mengatakan bahwa aturan-aturan yang diterapkan bangsa Romawi adalah aturan yang dibuat oleh gereja.
Sehingga, mereka menjadikan gereja sebagai kepanjang-tanganan dari firman anak Tuhan. Oleh karena itu tak seorang pun yang boleh mempertanyakan aturan-aturan gereja.
Semua rakyat harus tunduk mengikuti aturan kerajaan Romawi sebagai manifestasi hukum Tuhan.
Dengan begitu mereka berpikir bahwa mereka akan mendapatkan keuntungan politik sekaligus mengakhiri konflik agama yang terjadi.
Begitulah kisah bagaimana kepercayaan Kristiani bangsa Romawi terbentuk.
Setelah selesainya konflik agama antara orang-orang Kristen (yang menyimpang dari ajaran tauhid) dengan bangsa Romawi, kekaisaran Romawi tidak damai-damai saja. Masih ada konflik di dalam kekaisaran Romawi.
Perselisihan di dalam kekaisaran Romawi terjadi semenjak kekaisaran Romawi mengontrol peradaban Yunani.
Bangsa Yunani memiliki sejarah filsafat. Jadi, ketika ada orang yang menyebarkan doktrin Paulene tentang Tritunggal, Tuhan menjadi manusia dan manusia menjadi Tuhan kepada orang Yunani, kira-kira apa yang akan mereka lakukan?
Mereka akan menentang keras doktrin tersebut karena hal tersebut bertentangan dengan ilmu filsafat yang mereka yakini.
Itulah yang terjadi di dalam Kekaisaran Romawi selama beberapa ratus tahun hingga tahun 529 Masehi terjadi perselisihan antara bangsa Romawi dan orang-orang Yunani.
Hingga pada akhirnya di tahun 529 Justinianus yang merupakan kaisar Romawi, melarang semua pembahasan mengenai pemikiran-pemikiran logis dan ilmu filsafat yang berasal dari bangsa Yunani tersebut.
Ilmu filsafat dan pemikiran-pemikiran logis adalah hal yang ilegal dan haram untuk dibahas di masa itu. Jadi setiap orang Yunani yang membahas hal tersebut, mereka akan dikeluarkan dari kerajaan.
Kekaisaran Romawi membakar semua buku filsafat dan memusnahkan semua sejarah filsafat bangsa Yunani.
By the way tahun 529 tersebut tidak jauh dari kelahiran Nabi Muhammad ﷺ. Hubungan diantara keduanya tidak langsung ustaz jelaskan, jadi kita kembali lagi ke kisah konflik kekaisaran Romawi dulu, yah.
Kekaisaran Romawi menginginkan peradaban Romawi yang bersih dari bayang-bayang sejarah filsafat bangsa Yunani. Sehingga dia memusnahkan peradaban bangsa Yunani tersebut.
Dan pada saat yang bersamaan terdapat juga konflik internal di Romawi yang berasal dari agama mereka sendiri. Terdapat perbedaan pandangan di antara sekte-sekte Kristen.
Bagaimanakah konfliknya?
Dan bagaimana cara mereka mengatasinya?
Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Deeper Look / 18. Al-Kahf / 08. Al-Kahf and Dajjal Part 1 – A Deeper Look (19:20 – 20:50)
Materi VoB Hari ke-250 Siang | Sistem Kepercayaan yang Diterapkan Bangsa Romawi
Ditulis oleh: Rizka Nurbaiti
#FridayAlKahfWeek36Part2
Part 2
بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ
Kekaisaran Romawi menginginkan peradaban Romawi yang bersih dari bayang-bayang sejarah filsafat bangsa Yunani. Sehingga dia memusnahkan peradaban bangsa Yunani tersebut.
Pada saat yang sama tersebut terjadi juga konflik internal di Romawi yang berasal dari berbagai sekte Kristen. Ada perselisihan di antara sekte-sekte Kristen Romawi itu sendiri.
Beberapa dari mereka memiliki pola pikir yang logis dan kritis. Jadi, mereka sering mengajukan kritik atau pertanyaan logis mengenai agama Kristen, atau hal-hal lainnya.
Nah, itu adalah salah satu contoh penyebab terjadinya konflik internal dalam kekaisaran Romawi. Untuk dapat menyelesaikan konflik internal yang terjadi tersebut kaisar Romawi bersama Paus (pemimpin tertinggi agama Kristen) membuat kebijakan.
Apakah kebijakan tersebut?
Sebelum kita membahasnya, pertama, kita perlu mengetahui terlebih dahulu dogma dan sistem kepercayaan apa yang sebenarnya diterapkan di Romawi pada masa itu.
Ngomong-ngomong, apa itu dogma?
Menurut KBBI, dogma adalah pokok ajaran (tentang kepercayaan dan sebagainya) yang harus diterima sebagai hal yang benar dan baik, tidak boleh dibantah atau diragukan.
Menurut penjelasan ustaz Nouman, dogma adalah suatu keyakinan yang kita tidak dapat pahami.
Agama dan dogma adalah sebuah misteri. Jadi, semua orang harus menerimanya sebagai misteri, sehingga tidak ada ruang untuk berpikir logis dan rasional. Mereka memberikan doktrin bahwa logika yang digunakan ketika membahas iman, itu berasal dari iblis.
Jadi, seseorang yang membahas iman menggunakan logika yang rasional merupakan suatu tindakan kejahatan.
Kembali ke topik, dogma dan sistem kepercayaan yang diterapkan oleh bangsa Romawi ada 4, yaitu sebagai berikut:
1. Tuhan itu satu dan tiga secara bersamaan.
2. Tuhan menjadi manusia dalam wujud Yesus.
3. Tuhan menjadi manusia sebagai bentuk rasa cinta
Berdasarkan kepercayaan mereka, Tuhan menjadi manusia sebagai wujud kerendahan hati dan cinta-Nya kepada umat manusia. Dengan kata lain, Ia memutuskan untuk menjadi manusia dan menerima kematian yang menyiksa dengan cara disalib hanya karena rasa cinta.
4. Tuhan melakukan pengorbanan untuk membayar dosa semua umat manusia.
Jadi berdasarkan pemahaman ini, berarti seharusnya sekarang dosa-dosa kita semua sudah diampuni, kan?
Masuk akal tidak pemahaman ini?
Tidak, kan?
Nah, menurut kalian jika pemahaman tersebut dipaparkan kepada orang yang memiliki pemikiran rasional dan logis, apa yang akan terjadi?
Mereka akan menentang pemahaman ini, kan?
Mereka akan menentangnya karena menurut mereka pemahaman tersebut tidak make sense.
Kemudian, apakah pemahaman tersebut bertentangan juga dengan ajaran yang dibawa oleh semua Nabi dan termasuk Nabi Isa alaihissalam?
Tentu saja.
So, siapa pun akan bertentangan dengan pemahaman tersebut jika mereka berpikir secara logis. Mereka akan menolak meyakini pemahaman tersebut dengan berbagai alasan karena memang pada dasarnya pemahaman ini tidak masuk akal.
Lalu, apa yang orang-orang Romawi lakukan untuk mencegah timbulnya konflik internal ini?
Mereka atas nama gereja membuat kebijakan. Kebijakan apakah itu?
Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Deeper Look / 18. Al-Kahf / 08. Al-Kahf and Dajjal Part 1 – A Deeper Look (20:50 – 22:35)
Materi VoB Hari ke-250 Sore | Kebijakan yang Diterapkan Bangsa Romawi
Ditulis oleh:Rizka Nurbaiti
#FridayAlKahfWeek36Part3
Part 3
بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ
Kaisar Romawi bersama dengan Paus (pemimpin tertinggi agama Kristen) menyelesaikan konflik internal tersebut dengan cara membuat kebijakan.
Mereka mengatasnamakan “gereja” dalam membuat kebijakan tersebut. Kebijakannya yaitu sebagai berikut:
1. Benar dan salah tidak dinilai oleh Alkitab, tetapi oleh Paus.
Pengikut ajaran ini tidak memiliki hak untuk menafsirkan dan menganalisis Alkitab sendiri. Mereka tidak mendapatkan akses secara langsung dengan dalil dari Alkitab, sehingga mereka tidak dapat mengecek kebenaran ajaran yang diberikan Paus kepada mereka.
Satu-satunya orang yang berhak membaca dan mengajar Alkitab hanyalah Paus dan orang-orang yang diberi otoritas oleh Paus.
2. Paus itu sempurna.
Paus tidak mungkin berbuat kesalahan. Jadi dengan kata lain, ketika dia menafsirkan Alkitab dan apapun yang keluar dari mulutnya semuanya adalah benar dan itu adalah firman Tuhan.
3. Agama dan dogma tidak bisa dipikirkan secara logis.
Agama dan dogma adalah sebuah misteri. Mereka (bangsa Romawi) harus menerimanya sebagai misteri, jadi tidak ada ruang untuk memikirkan agama tersebut secara logis dan rasional.
Mereka mendoktrin bahwa pemikiran rasional mengenai iman itu berasal dari iblis. Seseorang yang berbicara secara rasional tentang iman maka mereka membuat kejahatan.
Jadi, semua yang berhubungan agama sifatnya mutlak, tidak ada tempat bagi kita untuk mengkritik ataupun membantah.
4. Seseorang yang menyangkal ritual gereja dalam bentuk apapun, maka dia dianggap sebagai orang yang murtad.
5. Paus memiliki izin untuk dapat mengampuni dosa seseorang.
Ini adalah kebijakan yang sangat luar biasa. Menurut mereka, Paus bisa membuat dosa seseorang diampuni
Mungkin kita pernah mendengar “Three Hail Marys (Tiga Salam Maria)” yang dibacakan umat Kristiani yang berisi permohonan maaf kepada “Bapak” dan pengakuan dosa.
Setelah orang tersebut membacakan “Three Hail Marys” (Tiga Salam Maria)”_ , kemudian Paus memiliki otoritas untuk mengampuni dosa-dosa mereka.
6. Tidak ada yang boleh menulis dan mendistribusikan bagian mana pun dari Alkitab selain “gereja”.
Keenam kebijakan ini mereka buat agar terhindar dari konflik internal, yang disebabkan oleh dogma dan sistem kepercayaan yang tidak masuk akal.
Sehingga agama yang mereka bentuk ini bisa tetap tegak berdiri.
Karena kalau tidak ada kebijakan ini pasti akan banyak kritik bermunculan di antara penganut Kristen yang dapat berpikir secara logis.
Kemudian di sisi lain, untuk menyelesaikan konflik eksternal antara bangsa Romawi dengan orang Yunani, mereka mengusir para filsuf-filsuf Yunani tersebut dan melenyapkan semua buku-bukanya. Sehingga peradaban bangsa Yunani lenyap.
Itulah cara mereka untuk menyelesaikan konflik internal dan eksternal mereka.
Mereka menetapkan enam kebijakan di atas agar tidak ada yang protes atas ajaran agama yang tidak masuk akal tersebut. Kebijakan ini bersifat wajib untuk dipatuhi, jika ada yang tidak setuju maka orang tersebut dianggap murtad.
Omong-omong, jika ada yang tidak setuju dengan kepada gereja atau Paus dan mengkritik mereka, maka dia akan dianggap sebagai pemberontak.
Tubuh orang tersebut akan dibiarkan membusuk. Tidak ada seorangpun yang bersedia mengurus tubuhnya.
***
Saat Nabi Isa alaihissalam datang, dia alaihissalam berkata:
وَمُصَدِّقًۭا لِّمَا بَيْنَ يَدَىَّ مِنَ ٱلتَّوْرَىٰةِ وَلِأُحِلَّ لَكُم بَعْضَ ٱلَّذِى حُرِّمَ عَلَيْكُمْ ۚ وَجِئْتُكُم بِـَٔايَةٍۢ مِّن رَّبِّكُمْ فَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُونِ
Dan (aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu, dan aku datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mukjizat) daripada Tuhanmu. Karena itu bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. (QS Ali ‘Imran, 3:50)
Ada hal yang menarik mengenai hubungan ayat di atas dengan apa yang terdapat pada ajaran Kristen versi Pauline.
Bagaimanakah penjelasannya?
Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Deeper Look / 18. Al-Kahf / 08. Al-Kahf and Dajjal Part 1 – A Deeper Look (22:35 – 26:30)
Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahayaNya.🤲
Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiaraNya.🙏
Jazakumullahu khairan😊
Salam,
The Miracle Team
Voice of Bayyinah