بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-227
Topik: Pearls of Ali Imran
Rabu, 3 Februari 2021
Materi VoB Hari ke-221 Pagi | We Want More, and More, and More
#WednesdayAliImranWeek33Part1
Part 1
Oleh: Indri Djangko
Masih tentang qanaṭīril-muqanṭarati.
Ternyata menyimpan banyak uang dalam bentuk deposit tidak lantas menjadikan manusia merasa aman untuk kelanjutan hidupnya.
Manusia beraktivitas. Seseorang menikah lalu mempunyai anak dan mulai khawatir tentang keuangan.
Manusia ingin terus mengumpulkan uang demi uang. Hasrat terhadap harta ini akan terus tumbuh dan diinginkan.
Hasrat ini menimbulkan kekhawatiran berkelanjutan. Jika kita punya cukup uang untuk makan siang, maka kita akan mulai khawatir tentang makan malam kita.
Jika uang untuk makan siang dan makan malam sudah aman, maka kita mulai khawatir dengan apa yang akan kita dapat untuk sarapan besok pagi.
Jika uang yang kita kumpulkan aman untuk kebutuhan sepekan, maka kita mulai mengkhawatirkan pekan depannya. Terus begitu dan tidak pernah akan merasa cukup.
Kita selalu ingin menumpuk harta lagi, lagi, dan lagi.
Proses berpikir sebagian besar manusia mungkin sudah qanaṭīr, tapi ternyata tidak cukup muqanṭarati.
Sebagian besar tipikal manusia tidak akan berkata, “aku sudah punya cukup uang. Sudah tidak ada yang perlu dicari”.
Tipikal ini juga terbagi lagi menjadi dua. Bagi orang yang sudah cukup dewasa, alasan mengumpulkan lebih banyak uang adalah untuk keamanan. Mereka berpikir tentang jaminan hari tua, investasi jangka panjang, dan sejenisnya.
Tapi mungkin tidak bagi sebagian anak muda. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk melihat review atau video trailer dari benda-benda untuk menunjang gaya hidupnya seperti mobil baru, interior dan eksterior dan sejenisnya.
Mendapatkan mobil baru pun tidak lantas membuatnya puas, setelah bisa mengendarai ‘keledai’, ia ingin ‘kuda pilihan’ seperti Ferrari.
By the way, ‘kuda pilihan’ adalah terjemahan dari wal-khailil-musawwamati, yaitu hasrat selanjutnya setelah qanaṭīril-muqanṭarati. Lalu seperti apa penjelasannya?
(Bersambung in syaa Allah ba’da Zhuhur)
Sumber: Bayyinah TV / Home / Quran / Deeper Look / 3. Ali-Imran / 05. ‘Ali ‘Imran – Ayah 13-15 Ramadan 2018 (26:20-28:30)
Materi VoB Hari ke-220 Siang | Kuda-Kuda Pilihan: Simbol Kemakmuran dan Pembuktian Diri
#WednesdayAliImranWeek33Part2
Part 2
Oleh: Indri Djangko
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Hasrat ke-empat pada QS ‘Ali Imran ayat 14: al-khaylil-musawwamati.
Khayl berasal dari kata khayaal, yang berarti imajinasi yang ‘ketinggian’. Orang Indonesia saat ini mengenalnya dengan istilah ‘halu’ mungkin, ya.
Sebagai turunannya, seseorang yang memiliki opini yang tinggi tentang dirinya sendiri disebut mukhtaal, sedangkan opininya sendiri disebut ikhtiyaal. Sebagaimana pada QS Luqman:18:
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
Khayl sendiri berarti ‘kuda yang menangkap imajinasi’. Dalam hal ini tidak hanya sekadar kuda, tetapi yang musawwamah, yaitu kuda yang punya brand.
Ribuan tahun yang lalu, atau mungkin masih ada hingga saat ini, ada beberapa kuda yang dihargai dengan sangat mahal. Mungkin jika dikonversi dengan nilai saat ini, harganya bisa mencapai jutaan dollar.
Itulah kuda-kuda pilihan, yang menjadi sangat istimewa dan mahal karena beda dari yang lain dan memiliki brand khusus.
Kuda-kuda yang mahal ini tidak hanya digunakan untuk meramaikan pameran-pameran, tetapi juga untuk transportasi. Sebagai sebuah kendaraan, kuda-kuda mahal ini berfungsi lebih yaitu sebagai simbol kemakmuran pemiliknya.
Kita kembali ke khayl. Khayl adalah bentuk jamak, sehingga bisa saling bersubstitusi dengan kata khuyuul. Bentuknya yang jamak memungkinkan kita untuk mengartikan ‘kuda’ dalam bentuk lain.
Saat ini kendaraan tidak hanya kuda, tetapi berganti menjadi mobil-mobil mewah, jet pribadi, yatch, dan lain-lain.
Ketika melihat sebuah mobil, apa yang kita lihat untuk mengidentifikasi mobil itu mahal atau tidak?
‘taswiim’/musawwamah-nya, yaitu dari brand-nya.
Ketika kita tidak memiliki uang untuk membelinya, kita hanya bisa mengkhayalkannya. Tapi jika kita mampu membelinya dan ketika kita sudah mencapai qanaṭīril-muqanṭarati, maka secara naluriah kita akan merasa sudah waktunya kita memiliki al-khaylil-musawwamati.
Al-khaylil-musawwamati lebih dari sekadar kendaraan, tetapi sebuah pembuktian bahwa ‘aku sudah berhasil, aku orang yang sukses’. Maka ia juga bisa berarti pakaian, kendaraan, komplek tempat tinggal, dan semua simbol pembuktian.
(Bersambung in syaa Allah ba’da Ashar)
Sumber: Bayyinah TV / Home / Quran / Deeper Look / 3. Ali-Imran / 05. ‘Ali ‘Imran – Ayah 13-15 Ramadan 2018 (28:30-31:50)
Materi VoB Hari ke-220 Sore | Melipatgandakan Harta dengan Investasi
#WednesdayAliImranWeek33Part3
Part 3
Oleh: Indri Djangko
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Setelah berhasil mengumpulkan uang yang berlipat-lipat dan memberi jaminan jangka panjang (qanaṭīril-muqanṭarati) , serta mampu menunjukkan simbol kemakmuran (al-khaylil-musawwamati), maka hasrat manusia berlanjut menuju cara agar semua pencapaiannya ini terus berlangsung.
Orang-orang dengan mobil mewah tidak akan berhenti dan berpuas diri ketika sudah berhasil mengendarainya.
Sebuah pikiran yang bisa dikenali sebagai kekhawatiran akhirnya mulai muncul. Bagaimana caranya agar uang-uang yang sudah dikumpulkan bisa terus bertambah dan menghasilkan uang yang lebih banyak lagi.
Maka muncullah ide ‘investasi’.
Uang-uang yang sudah disimpan dengan aman, kembali digelontorkan ke dalam sebuah investasi. Dan investasi terbaik, khususnya di wilayah gurun, adalah berbisnis ternak.
Beternak hewan akan mendatangkan keuntungan berlipat karena hewan-hewan (al-an’am) memproduksi susu, bulu yang bisa dijadikan benang, dan lain-lain.
Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui, ternak-ternak tadi dapat turut menggarap ladang-ladang (al-harst) untuk bercocok tanam.
Maka al-an’am wal-harst, sebagaimana urutan pada QS ‘Ali Imran:14, adalah hasrat selanjutnya yang ingin dimiliki oleh manusia.
💰🧾📊📈
Pilihan-pilihan terbaik dalam investasi pasti tetap memiliki risiko, bahkan mungkin risikonya jauh lebih besar dari investasi lainnya.
Saat seseorang berinvestasi dan berbisnis, maka ia mulai mengkhawatirkan keamanan dari bisnisnya.
Ia mulai merekrut orang untuk menjaga ladang atau ternaknya, membuat asuransi untuk bisnisnya, menyewa satpam dan teknologi keamanan untuk mengamankan kantornya, dan sebagainya.
Tak hanya itu, ia juga harus mengurusi pegawainya, dan semuanya itu memakan waktu 24 jam dalam sehari.
Ternyata berbisnis justru membuat ia lebih sibuk dan tidak mengenal istirahat.
Jika kembali ke awal QS ‘Ali-Imran:14, semua hal yang disebutkan di ayat ini dijadikan terasa indah bagi manusia. Lalu jika ujung-ujungnya hanya membuat lelah, di manakah letak sesungguhnya dari keindahannya?
Kesimpulan dari ayat 14 ini insyaAllah akan dibahas di part selanjutnya.
(Bersambung in syaa Allah pekan depan)
Sumber: Bayyinah TV / Home / Quran / Deeper Look / 3. Ali-Imran / 05. ‘Ali ‘Imran – Ayah 13-15 Ramadan 2018 (31:50-34:10)
Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahayaNya.🤲
Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiaraNya.🙏
Jazakumullahu khairan😊
Salam,
The Miracle Team
Voice of Bayyinah