[VoB2021] The City of Ephesus


Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-215

Topik: Pearls from Al-Kahfi

Jum’at, 22 Januari 2021

Materi VoB Hari ke-215 Pagi | The City of Ephesus

Ditulis oleh: Icha Farihah

#FridayAlKahfWeek31Part1

Part 1

بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ

Efesos, atau sering disebut juga Efesus, adalah kota Yunani kuno, dan di kemudian hari menjadi kota Romawi, di pesisir barat Asia Kecil, dekat Selçuk modern, Provinsi Izmir, Turki.

Kota ini adalah kota yang sangat penting dalam kisah Ashabul Kahfi versi umat Kristiani.

Ustaz Nouman sebenarnya tidak bisa memastikan keakuratan tempat ini, apakah benar-benar di Turki atau tidak, tapi yang pasti ketika berada di Turki biasanya akan ada papan jalan yang menunjukkan lokasi “The Seven Sleepers”.

Mungkin itu adalah lokasi Ashabul Kahfi yang sesungguhnya, wallahu ‘alam, karena memang sejak ratusan tahun yang lalu hingga saat ini, masih banyak umat Kristiani yang berkunjung ke sana.

Sekarang, mari kita kembali pada kota Efesus beberapa abad yang lalu.

Efesus saat itu baru saja melantik raja yang baru.

Raja dari kerajaan Romawi pun datang untuk mengunjungi kota itu.

Raja ini memercayai mitologi Yunani. Artinya, dia mempercayai dewa-dewa Yunani yang jumlahnya mungkin ada sekitar tujuh dewa. Utamanya, Zeus, Apollo, dan Armadis yang merupakan simbol dan pelindung bagi kota Efesus.

Raja membangun patung ketiga dewa ini di pusat kota Efesus. Dia ingin semua penduduk kota datang ke sana dan memberikan penghormatan mereka kepada patung para dewa.

Sebenarnya ada alasan tersendiri terkait keinginan dan perintah sang raja itu.

Raja ingin memastikan dan mengetahui loyalitas penduduknya terhadap keyakinan yang dianut kerajaan Romawi.

Peristiwa ini terjadi setelah diutusnya Nabi Isa ‘alayhis salam.

Risalah keislaman yang diajarkan Nabi Isa ‘alayhis salam sudah menyebar ke segala penjuru sekitar kurang lebih seratus atau dua ratus tahun lamanya.

Dengan menyebarnya ajaran Nabi Isa ‘alayhis salam tersebut, ada kegaduhan dan gangguan di dalam kerajaan Romawi tentang perbedaan agama yang dianut para penguasa dengan rakyatnya.

‘Perang’ agama ini terjadi antara kepercayaan mitologi Yunani yang dianut kerajaan dan kepercayaan yang dibawa Nabi Isa ‘alayhis salam yang telah dianut oleh beberapa penduduknya.

Ajaran nabi Isa ‘alayhis salam pun saat itu diinterpretasikan dengan berbagai macam variasi.

Ada yang percaya bahwa Nabi Isa ‘alayhis salam hanyalah manusia dan seorang pembawa risalah kenabian sebagaimana yang diimani oleh umat muslim, ada juga yang percaya bahwa ia ‘alayhis salam adalah anak Tuhan, dan bahkan ada yang percaya Nabi Isa alayhis salam adalah Tuhan itu sendiri.

Perbedaan keyakinan ini sangat besar pengaruhnya bagi kekuatan dan kekuasaan kerajaan Romawi.

Dari isyarat yang Allah berikan di surat Al-Kahfi, kita tahu bahwa Ashabul Kahfi dan bahkan seluruh penduduk Efesus telah menerima ajaran Nabi Isa ‘alayhis salam dalam bentuk yang murni. Artinya, mereka adalah muslim.

Lalu, ketika sang raja memerintahkan untuk menghormati patung para dewa, bagaimanakah reaksi mereka?

Sumber:

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Efesos

Bayyinah TV – Quran – Deeper Look – 18. Al-Kahf – 07. A Christian Perspective and Virtues of the Surat – Al-Kahf – A Deeper Look (11:41-14:08)


Materi VoB Hari ke-215 Siang | Menolak Menyembah Para Dewa

Ditulis oleh:  Icha Farihah

#FridayAlKahfWeek31Part2

Part 2

بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ

Sang raja berkata kepada penduduk kota Efesus, “Jika kalian ingin memperlihatkan loyalitas kalian terhadapku, maka hormatilah dewa-dewa ini.”

Mayoritas penduduk yang sebenarnya muslim memutuskan untuk berkompromi tentang kepercayaan mereka.

Yang terbaik untuk keluarga, anak-anak, tetangga, dan semuanya adalah mengikuti kemauan sang raja meskipun itu perbuatan yang hina.

Semua itu mereka lakukan supaya sang raja puas dan bisa pergi meninggalkan kota Efesus dengan segera.

Demi kepentingan bersama, mereka pun menghormati patung para dewa.

Untuk satu minggu ke depan, mereka berbuat syirik. Kemudian, setelah itu, mereka akan kembali pada tauhid.

Ide itu ternyata tidak disetujui oleh para pemuda Ashabul Kahfi.

Ketika mendapat giliran untuk menyembah patung-patung itu, pemuda-pemuda ini menolak, “Kami tidak akan menyembah dewa-dewa ini, kami hanya percaya pada satu Tuhan.”

Patung para dewa yang merupakan monumen sakral itu dijaga oleh banyak tentara. Sehingga tentunya penolakan tersebut berakhir pada masalah yang besar.

Mereka tertuduh sebagai pelaku kriminal. Bukan hanya tindak kriminalitas dalam bentuk agama saja, tetapi juga bentuk kriminalitas melawan kerajaan.

Mereka akhirnya dijebloskan ke dalam penjara.

Decius, nama raja Romawi saat itu, bukanlah tipe raja yang baik.

Ia memberikan hukuman mati bagi para pemuda Ashabul Kahfi.

Di sela-sela menunggu waktu eksekusi, para pemuda ini berhasil melarikan diri dan menyusuri bebatuan dan pegunungan hingga akhirnya menemukan sebuah gua.

Mereka memutuskan untuk bersembunyi di sana karena mereka tahu bahwa semua orang di kota Efesus sedang mencari mereka.

Bagaimana kelanjutannya?

Sumber:

Bayyinah TV – Quran – Deeper Look – 18. Al-Kahf – 07. A Christian Perspective and Virtues of the Surat – Al-Kahf – A Deeper Look (14:08-16:22)


Materi VoB Hari ke-215 Sore | A Prayer from Seven Sleepers

Ditulis oleh: Icha Farihah

#FridayAlKahfWeek30Part3

Part 3

بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ

Sebelum melanjutkan kisah Ashabul Kahfi atau The Seven Sleepers ini, ustaz Nouman kembali menekankan bahwa pada bagian ini dijelaskan melalui perspektif umat Kristiani.

Memberikan hukuman mati kepada para pemuda itu sangat penting bagi raja Decius.

Hukuman itu diberikan bukan semata-mata akibat penolakan mereka menyembah para dewa, tapi juga sebagai contoh bagi penduduk kota Efesus supaya taat kepada sang raja.

Setelah mengetahui bahwa para pemuda tersebut melarikan diri, tentara kerajaan pun dikerahkan untuk mencari mereka.

Para pemuda itu berhasil ditemukan di dalam sebuah gua.

Menariknya, saat para tentara mendekat, mereka sedang tertidur pulas.

Para tentara akhirnya melaporkan temuannya itu kepada sang raja.

Tanpa basa-basi, Decius langsung memerintahkan untuk mengubur mereka hidup-hidup dengan bebatuan yang ada di sekitar gua.

Kejadian ini diabadikan dalam lukisan umat Kristiani.

Kita bisa melihat lukisan The Seven Sleepers yang mendeskripsikan keadaan mereka. Kepala dan tubuh mereka saling berhimpitan satu sama lain di dalam gua yang sempit itu. Tidak lupa juga seekor anjing penjaga yang juga ikut terjebak di dalam tumpukan bebatuan gua.

***

Sebelum para pemuda terjebak dan tertidur pulas, ada satu doa yang mereka panjatkan.

Doa ini diabadikan oleh seorang pendeta bernama Jacob.

We besiege You, Good Shepherd, who has chosen His servants. Guard your flocks from this wolf who thirst from blood.

Kami memohon kepada-Mu, Gembala Yang Baik, yang telah memilih hamba-Nya. Jagalah ternak-Mu dari serigala yang haus darah ini.

Para pemuda itu berdoa dengan membuat kiasan bahwa Allah sebagai Gembala dan meminta perlindungan-Nya dalam melawan serigala.

Bagaimana gembala dapat melindungi domba-dombanya dari serangan serigala?

Jawabannya adalah dengan bantuan anjing sang penggembala.

Jadi berdasarkan kisah versi umat Kristiani, Tuhan memberikan keajaiban kepada mereka dengan mengirimkan anjing penggembala.

Anjing yang ada di kisah ini benar-benar diberikan oleh Tuhan dengan makna yang harfiah. Dia ikut duduk bersama para pemuda itu di dalam gua.

Kemudian, para pemuda merasa nyaman hingga akhirnya tertidur pulas.

Saat ditemukan oleh sang raja, mereka pun dikubur hidup-hidup dalam keadaan sedang tertidur.

***

Umat Kristiani memiliki perbedaan pendapat terkait berapa lama para pemuda itu berada di dalam gua.

Beberapa mengatakan 40 tahun, 309 tahun, 400 tahun, dan 150 tahun. Tidak ada kesepakatan tentang hal ini.

Tentunya, bagi umat muslim perkara durasi ini sangat menarik untuk didiskusikan, bukan? Tapi, tunggu sebentar, kita selesaikan dahulu kisah ini dari perspektif umat Kristiani.

Yang jelas berapa pun durasi waktu yang dilalui oleh para pemuda di dalam gua, mereka tidak hanya dikubur hidup-hidup, tetapi juga ada enkripsi atau pesan rahasia yang terdapat di dalamnya.

Beberapa pengikut atau waahidin yang tidak menyukai peristiwa yang menimpa para pemuda itu menulis nama mereka di bebatuan gua sebelum akhirnya mereka ‘hidup’ kembali di masa kekuasaan raja Romawi lain bernama Theodisus.

“Di sini terletak The Seven Sleepers……”

Bagaimana kelanjutan kisahnya?

Sumber:

Bayyinah TV – Quran – Deeper Look – 18. Al-Kahf – 07. A Christian Perspective and Virtues of the Surat – Al-Kahf – A Deeper Look (16:22-19:07)


Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahayaNya.🤲

Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiaraNya.🙏

Jazakumullahu khairan😊

Salam,

The Miracle Team

Voice of Bayyinah

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s