[VoB2021] Motion Imagery in the Quran


Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-214

Topik: Divine Speech

Kamis, 21 Januari 2021

Materi VoB Hari ke-214 Pagi | Motion Imagery in the Quran 

💎💎💎💎💎

Motion Imagery in the Qur’an

Oleh: Rizka Nurbaiti

#ThursdayDivineSpeechWeek31Part1

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Hari ini kita akan melanjutkan bahasan tentang transisi di dalam Al-Qur’an.

Ustaz Nouman menyampaikan satu contoh lain tentang transisi visual yang ada di dalam Al-Qur’an. 

Contoh transisi di dalam Al-Qur’an kali ini diambil dari QS Al-Ahzab, 33:10.

Surat Al-Ahzab ayat 10 ini adalah salah satu contoh favorit ustaz dalam membahas transisi visual yang terdapat di dalam Al-Qur’an.

Berikut QS Al-Ahzab, 33:10:

إِذْ جَآءُوكُم مِّن فَوْقِكُمْ وَمِنْ أَسْفَلَ مِنكُمْ وَإِذْ زَاغَتِ ٱلْأَبْصَـٰرُ وَبَلَغَتِ ٱلْقُلُوبُ ٱلْحَنَاجِرَ وَتَظُنُّونَ بِٱللَّهِ ٱلظُّنُونَا۠

(Yaitu) ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatan(mu) dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam purba-sangka. 

Bayangkan ketika kita membaca ayat ini, kita melihat situasinya dari sudut pandang kamera.📷

Di dalam ayat ini Allah ﷻ menceritakan tentang peristiwa yang terjadi dalam perang Khandaq.🏜️ Di mana kaum muslim terkepung oleh orang-orang kafir yang bersekutu dalam pertempuran di parit. 

Musuh datang dari dua sisi. Utara dan selatan. Sesuai dengan firman Allah ﷻ berikut:

إِذْ جَآءُوكُم مِّن فَوْقِكُمْ وَمِنْ أَسْفَلَ مِنكُمْ

Allah ﷻ berkata, “Mereka datang kepadamu dari atasmu dan dari bawahmu”. 

Ayat di atas menjelaskan peristiwa di mana musuh kaum muslim datang dari atas dan dari bawah mereka.

Kira-kira pengambilan gambar kejadian ini diambil dari arah mana?

Jika kita mengambilnya dari perbatasan utara, maka kita hanya dapat melihat tentara yang datang dari utara saja.

Dan jika kita mengambilnya dari perbatasan selatan, maka kita hanya dapat melihat tentara yang datang dari selatan saja.

Dengan kata lain kita tidak dapat melihat kedua arah (utara dan selatan) pasukan musuh yang datang dalam waktu yang bersamaan jika hanya melihat dari perbatasannya saja. 

Satu-satunya arah pengambilan gambar yang bisa membuat kita dapat melihat kedua sisi tersebut (utara dan selatan)  secara bersamaan adalah dengan melihatnya dari atas kejauhan (aerial view).🛩️🌫️

Kalau di zaman sekarang, kita bisa melihat sisi utara dan selatan sekaligus jika kita mengambil gambar menggunakan drone.

Jadi, gambaran pertama yang diceritakan di ayat ini menggunakan teknik pengambilan gambar dari udara (aerial view).

Setelah pengambilan gambar dari udara yang menggambarkan pasukan musuh datang dari kedua sisi. Kemudian, kamera bergerak mendekat, dan merekam peristiwa selanjutnya:

وَإِذْ زَاغَتِ ٱلْأَبْصَـٰرُ

Dan ketika tidak tetap lagi penglihatan(mu).

Kamera merekam mata mereka amat ketakutan. Bahkan mereka tidak akan berkedip. Saat mereka melihat para pasukan musuh datang. 😨

Seberapa dekat kah kamera tersebut? Sangat dekat. 

Kamera itu mengambil gambar sampai ke wajah mereka. 

Kamera tersebut menangkap wajah pasukan muslim yang tidak berkedip saat para pasukan musuh mereka datang. 😨📷

Selanjutnya kamera berpindah lagi. 

Apa yang direkam di kamera tersebut?

Kamera lalu merekam kejadian yang lebih dalam lagi yaitu sbb:

وَبَلَغَتِ ٱلْقُلُوبُ ٱلْحَنَاجِرَ

Dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokanmu. 

Kameranya semakin dekat lagi, kan? Karena adegan ini terjadi di dalam diri para pasukan muslim itu sendiri?

Kamera merekam adegan di mana orang-orang muslim tersebut merasa sesak seperti hatinya melompat ke tenggorokan. Ehm Dug dug dug dug. 🤢💓

Kemudian kamera merekam lebih dekat lagi, yakni masuk ke dalam pemikiran mereka.🤯

وَتَظُنُّونَ بِٱللَّهِ ٱلظُّنُونَا۠

Dan Anda membuat segala macam asumsi tentang Allah.

Mereka yang ada di dalam pertempuran tersebut memiliki berbagai prasangka tentang Allah ﷻ. 

Jadi, di dalam ayat ini Allah ﷻ menunjukkan bahwa Ia ﷻ adalat Zat yang Maha Melihat. Karena ia bahkan merekam pikiran yang dimiliki oleh setiap orang.🔎

Begitu Menakjubkan, bukan? Rangkaian peristiwa yang tersusun dalam satu ayat ini.

Di mana urutan ayat ini di mulai dengan pengambilan gambar dari udara (dari jarak jauh) sehingga memperlihatkan datangnya pasukan musuh dari dua arah yang berlawanan.

Kemudian, dilanjutkan dengan penggambaran wajah mereka. Lalu, berpindah ke hati. Dan terakhir berpindah untuk melihat semua jenis pikiran yang ada di dalam diri mereka.

Hal yang menakjubkan selanjutnya, adalah letak ayat ini. Ayat ini diletakkan tepat setelah Allah ﷻ mengatakan:

وَكَانَ ٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرًا

apakah arti ayat tersebut?

Bagaimana hubungan kedua ayat ini, sehingga dikatakan rangkaian ayat yang menakjubkan?

Bersambung insyaa Allah ba’da zhuhur.

Sumber: Bayyinah TV > Quran > Course > 06. Transitions in the Quran (46:20-48:50)


Materi VoB Hari ke-214 Siang | Allah Maha Melihat Apa yang Kita Kerjakan

💎💎💎💎💎

Allah Maha Melihat Apa yang Kita Kerjakan

Oleh: Rizka Nurbaiti

#ThursdayDivineSpeechWeek31Part2

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Tepat sebelum ayat yang menjelaskan rangkaian peristiwa yang disusun dengan sangat menakjubkan yaitu QS Al-Ahzab, 33:10.

Allah ﷻ berfirman:

وَكَانَ ٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرًا

Dan adalah Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Ahzab, 33:10)

Jadi dapat dikatakan, QS Al-Ahzab, 33:10 adalah cara Allah ﷻ menunjukkan kepada kita seperti apa penglihatan-Nya, yang Ia ﷻ maksud pada ayat sebelumnya tersebut (QS Al-Ahzab, 33:9).

Kita diberikan bukti Maha Melihat-Nya Allah ﷻ melalui QS Al-Ahzab ayat 10 ini. 

Surat Al-Ahzab ayat 10 menunjukkan Allah ﷻ Maha Melihat baik yang nampak dari luar maupun yang ada di dalam diri kita. Seperti apa yang hati kita rasakan dan apa yang ada di dalam pikiran kita. 

Begitulah salah satu contoh transisi visual yang terdapat di dalam Al-Qur’an.

☘☘☘☘☘

Contoh lain transisi yang terdapat di dalam Al-Qur’an dapat kita lihat dari QS Al-Baqarah, 2:257

*ٱللَّهُ وَلِىُّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟* يُخْرِجُهُم مِّنَ ٱلظُّلُمَـٰتِ إِلَى ٱلنُّورِ ۖ  *وَٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ أَوْلِيَآؤُهُمُ ٱلطَّـٰغُوتُ* يُخْرِجُونَهُم مِّنَ ٱلنُّورِ إِلَى ٱلظُّلُمَـٰتِ ۗ أُو۟لَـٰٓئِكَ أَصْحَـٰبُ ٱلنَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَـٰلِدُونَ

Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah taghut, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (QS Al-Baqarah, 2:257)

Dalam ayat ini Allah ﷻ mengatakan bahwa, Allah ﷻ adalah wali bagi orang-orang yang beriman.

ٱللَّهُ وَلِىُّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟

Kemudian masih di ayat yang sama, Allah ﷻ mengatakan bahwa, (bagi) orang-orang yang kafir, wali mereka adalah taghut.

وَٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ أَوْلِيَآؤُهُمُ ٱلطَّـٰغُوتُ

Apa itu wali ?

Sederhananya, ’wali’  seperti seorang teman yang ingin melindungi Anda.

Jadi, ‘wali’ bukanlah teman yang melakukan tindakan nyata untuk melindungi Anda. Melainkan hanyalah seorang teman yang ingin melindungi Anda. 

Kata yang digunakan untuk menyebutkan seorang teman yang melakukan tindakan nyata untuk melindungi Anda adalah 

’mawla’. 

So, ketika seseorang terlibat dalam tindakan melindungi Anda, maka dia disebut ’mawla’.

Tetapi jika dia baru menyatakan niat, atau memiliki potensi untuk melindungi Anda dan belum tentu melakukannya, maka dia disebut ’wali’.

Dalam QS Al-Baqarah ayat 257 di atas, terdapat 2 kalimat yang sama-sama menggunakan kata ’wali’.  Yakni kalimat yang menjelaskan hubungan Allah ﷻ dengan orang yang beriman dan hubungan taghut dengan orang-orang kafir.

Dalam menjelaskan hubungan antara Allah ﷻ dengan orang yang beriman. Allah ﷻ mengatakan:

ٱللَّهُ وَلِىُّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟

Allah adalah pelindung (wali) orang-orang yang beriman.

Sedangkan, dalam menjelaskan hubungan antara taghut dengan orang-orang kafir. Allah ﷻ mengatakan :

وَٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ أَوْلِيَآؤُهُمُ ٱلطَّـٰغُوتُ

Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya (wali) ialah taghut.

Jika diperhatikan kedua kalimat diatas, maka kita akan mengetahui bahwa urutan penyusunan kata di kedua kalimat tersebut berbeda. 

Kalimat pertama meletakkan subjek yang menjadi ’wali’ di awal kalimat, sedangkan kalimat kedua meletakkan  subjek yang menjadi  ‘wali’ di akhir kalimat.

Apa hikmah di balik hal tersebut? 🧐

Bersambung insyaa Allah ba’da ashar.

Sumber: Bayyinah TV > Quran > Course > 06. Transitions in the Quran (48:50-51:18)


Materi VoB Hari ke-214 Sore | Nothing Can Be Compared With Allah

💎💎💎💎💎

🍁🍁🍁🍁

Nothing Can Be Compared with Allah

Oleh: Rizka Nurbaiti

#ThursdayDivineSpeechWeek31Part3

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Dalam QS Al-Baqarah ayat 257, terdapat 2 perbandingan. 

Yakni perbandingan antara hubungan Allah ﷻ dengan orang yang beriman, dan hubungan taghut dengan orang-orang kafir.

Hubungan antara Allah ﷻ dengan kita adalah, Allah adalah wali (pelindung) kita. Begitu juga hubungan antara orang-orang kafir dengan taghut (berhala) mereka. Mereka menganggap taghut mereka sebagai wali bagi mereka.

Lalu apa yang membedakan dari keduanya?

Sebelum membahas lebih jauh mengenai perbedaan keduanya. Terlebih dahulu kita pahami tentang konsep dalam suatu hubungan.

Suatu hubungan umumnya memiliki 2 pihak yang berada di posisi yang berbeda. 

Ada pihak yang  posisinya lebih di atas (primary) dan ada pihak yang memiliki posisi lebih di bawah dari pihak yang utama (secondary).

Seperti hubungan antara bos dan karyawan. Bos memiliki posisi primer sedangkan karyawannya memiliki posisi sekunder (di bawah bos).

Begitu juga hubungan antara ‘pencipta’ dengan ‘yang diciptakan’. Pencipta adalah pihak yang memiliki posisi primer, sedangkan ‘yang diciptakan’ memiliki posisi sekunder. 

Guru memiliki posisi primer sedangkan muridnya memiliki posisi sekunder.

Dalam QS Al-Baqarah ayat 257 dijelaskan bahwa hubungan Allah ﷻ dengan orang-orang yang beriman yaitu Allah ﷻ adalah wali bagi orang-orang yang beriman. 

Jadi siapakah yang memiliki posisi primer?

Dan siapakah yang memiliki posisi sekunder?

Allah ﷻ memiliki posisi primer, sedangkan orang-orang yang beriman memiliki posisi sekunder. 

Kemudian pada hubungan orang-orang kafir dengan taghut, siapakah yang memiliki posisi primer dan siapakah yang memiliki posisi sekunder? 

Taghut memiliki posisi primer dan orang-orang kafir memiliki posisi sekunder.

Pada ayat ini Allah ﷻ mengatakan dengan cara yang berbeda hubungan antara orang beriman dan orang kafir dengan wali mereka masing-masing.

Pertama,  Allah ﷻ mengatakan bahwa Allah ﷻ adalah wali orang-orang yang beriman.

Jadi, yang disebutkan pertama kali adalah subjek yang memiliki kedudukan primer yaitu Allah ﷻ. Setelah itu, baru disebutkan orang-orang yang beriman, yang memiliki posisi sekunder di hubungan tersebut.

Di sisi lain, saat Allah ﷻ menyebutkan hubungan antara orang-orang kafir dengan taghut mereka.  

Allah ﷻ mengatakan orang-orang kafir terlebih dahulu dibandingkan taghut mereka. Padahal yang memiliki posisi primer dalam hubungan tersebut adalah taghut

Umumnya, suatu hal yang terkait dengan subjek yang memiliki posisi primer disebutkan lebih dahulu dibandingkan dengan subjek yang memiliki posisi sekunder.

Seperti saat Allah ﷻ menjelaskan hubungan antara Ia ﷻ dengan orang yang beriman. Allah ﷻ mengatakan pihak yang primer dahulu, baru pihak yang sekunder.

ٱللَّهُ وَلِىُّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟

Allah adalah pelindung (wali) orang-orang yang beriman.

Namun hal ini tidak berlaku ketika Allah ﷻ menjelaskan hubungan antara orang-orang kafir dengan wali-wali mereka.

Allah ﷻ menjelaskan hubungan antara taghut dengan orang-orang kafir dengan cara yang tidak biasa. 

Allah ﷻ menyebutkan subjek yang sekunder dahulu, baru subjek yang primer.

وَٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ أَوْلِيَآؤُهُمُ ٱلطَّـٰغُوتُ

Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah taghut.

Dengan kata lain, Allah ﷻ tidak mengatakan hubungan antara orang-orang kafir dengan wali mereka tersebut dengan  cara  yang sama, seperti saat Ia ﷻ  mengatakan hubungannya dengan orang-orang yang beriman.

Allah ﷻ tidak mengatakan, wa ṭaghụtu waliyyulladzīna kafaru. Di mana taghut yang memiliki posisi primer disebutkan duluan.

Melainkan, Ia ﷻ mengatakan, (bagi) orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah taghut.

Allah ﷻ mengganti urutan kalimatnya. Alih-alih menyebutkan yang primer di awal, Dia ﷻ malah menyebutkan yang primer di akhir.

Ini adalah salah contoh bagaimana Allah ﷻ mengubah urutan tata bahasa di dalam ayat Al-Qur’an. 

Menurut Ustaz Nouman dibalik perubahan / transisi di dalam ayat ini terdapat hikmah yang luar biasa.

Hikmah apakah itu?

Hikmahnya adalah Allah ﷻ menunjukkan bahwa tidak ada yang dapat dibandingkan dengan Allah ﷻ.  Nothing can be compared with Allah ﷻ.

Taghut tidak berhak dan tidak bisa disebutkan di tempat yang sama, seperti Allah ﷻ menyebutkan nama-Nya di suatu kalimat tersebut. 

Taghut tidak berhak dibandingkan dengan Allah ﷻ.

Jadi, posisi primer yang dimiliki Allah ﷻ dan disebutkan di awal kalimat merupakan posisi yang eksklusif hanya untuk Allah ﷻ. 

Tidak ada posisi primer lainnya yang bisa sebanding dengan Allah ﷻ, maka posisi primer untuk subjek selain dari-Nya disebutkan di akhir kalimat. 

Itulah alasan mengapa taghut disebutkan di akhir kalimat.

Sehingga, hikmah yang dapat kita petik dari  transisi kedua kalimat ini, yaitu kita dapat melihat Keagungan Allah, di mana tidak ada yang berhak dibandingkan dengan-Nya.

Pembahasan selanjutnya adalah tentang mawla, yang secara sederhana berarti seseorang yang terlibat dalam tindakan ‘melindungi’.

Siapakah ‘mawla’ bagi orang-orang yang beriman?

Dan siapakah mawla bagi orang-orang kafir?

Bersambung insyaa Allah pekan depan.

Sumber: Bayyinah TV > Quran > Course > 06. Transitions in the Quran (51:18 – 54:12)


Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahayaNya.🤲

Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiaraNya.🙏

Jazakumullahu khairan😊

Salam,

The Miracle Team 

Voice of Bayyinah

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s