[VoB2021] Sejarah Penulisan Ashabul Kahfi oleh Umat Kristiani


Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-208

Topik: Pearls from Al-Kahfi

Jum’at, 15 Januari 2021

Materi VoB Hari ke-208 Pagi | Sejarah Penulisan Ashabul Kahfi oleh Umat Kristiani

Ditulis oleh: Rendy Noor Chandra

#FridayAlKahfWeek30Part1

Part 1

بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ

Kalau sebelumnya kita membahas tentang sejarah Kristen, serta kepercayaan Gereja Suriah dan Gereja Jacobiyat khususnya yang dijabarkan oleh Babai, termasuk diantaranya syuhada atau martir. Bahwa para Ashabul Kahfi adalah bukti adanya kebangkitan fisik dan ruh.  Bagi mereka para martir atau syuhada itu langsung naik ke surga, dan karena mereka di surga, mereka bisa menjadi perantara Anda. Jadi, berdoalah kepada mereka karena mereka akan membantu. Begitulah kepercayaan Gereja Suriah dan Jacobiyat.

Sekarang kita akan membahas lebih dalam dan menjabarkan tentang sejarah dari kisah tersebut. Hal pertama yang ingin Ustaz Nouman kita ketahui adalah catatan paling awal dalam sejarah umat Kristiani aslinya ditemukan dalam bahasa Yunani. Sebenarnya kisah Sleepers of The Cave yang asli sempat menghilang dan bukan dari bahasa Yunani, namun catatan terakhir ditulis dalam bahasa Yunani.

Ada seorang uskup yang bernama Steven dari Ephesus yang menuliskannya pada sekitar tahun 448 sampai 450 M, sekitar 120 tahun sebelum kelahiran Rasulullah ﷺ, yaitu tahun kejadian bangunnya para Ashabul Kahfi ini.

Kisah ini kemudian diterjemahkan dalam bahasa Arab, yaitu bahasa yang digunakan di Suriah,  kemudian bahasa Aram, bahkan mungkin bahasa Ibrani. Penerjemahan ini terjadi di sekitar tahun 500 Masehi, yang seperti kita ketahui Rasulullah lahir tahun 571 Masehi, sehingga kejadiannya terjadi 1 – 2 generasi sebelum Rasulullah ﷺ  lahir, yang mana kurang dari 100 tahun kisah ini menjadi terkenal di dunia Arab. Istilahnya, masih fresh di masa Rasulullah ﷺ.

Ada seorang santo yang bernama Gregory dari Tours yang meninggal pada 594 M. Ia mengklaim bahwa ia memiliki terjemahan dalam Bahasa Latin yang berasal dari bahasa asli kisah ini yaitu bahasa Aram. Catatan sejarah dari kisah ini bisa ditemukan diantaranya dalam sejarah Eklesiastikal (yang berhubungan dengan gereja atau Kristen) yang ditulis John dari Ephesus. Selain itu juga terdapat pada catatan oleh Zakarius dari Midileon pada tahun 536. Dari orang-orang inilah catatan kisah itu bisa ditemukan.

Nah, kisah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Arab pada tahun 569 oleh seorang biarawan dari Ameda, yang mana ini artinya 2 tahun sebelum Rasulullah ﷺ lahir.

Pertama kalinya istilah pemuda digunakan untuk orang-orang yang tidur di gua ini ditemukan di Suriah menggunakan kata “tilaay” pada tahun 578 oleh seorang biarawan bernama Jacob Barradus, yang menjadi asal mula nama Gereja Jacobiyat.

Berikutnya Ustaz Nouman akan menceritakan bagaimana perspektif Kristen tentang kisah ini. Seperti apa?

Sumber: Bayyinah TV – Quran – Deeper Look – 18. Al-Kahf – 07. A Christian Perspective and Virtues of the Surat – Al-Kahf – A Deeper Look (00:00 – 03:54)


Diskusi dan Tanggapan VoB Hari Ke-208 Pagi | Sejarah Penulisan Ashabul Kahfi oleh Umat Kristiani
Siti Badriyah:

Baru tahu Zaman Ashabul Kahfi… Sleeper of the Cave …. itu tidak jauh dari kelahiran Nabi… saya kira beratus2 tahun sebelumnya …

Ditunggu next story nya.. ✨🍁🍁

Rendy Noor Chandra:

iya mbak. ga terlalu lama rentang peristiwa bangunnya Ashabul Kahfi dengan kelahiran Rasulullah.

siap , harap tunggu

Siti Badriyah:

I just know it .. Jazaakallaahu khairan …


Materi VoB Hari ke-208 Siang | Seven Sleepers of the Cave

Ditulis oleh:  Rendy Noor Chandra

#FridayAlKahfWeek30Part2

Part 2

بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ

Sekarang kita akan masuk ke kisah Ashabul Kahfi yang berkembang di kalangan umat Kristiani.

Jacob Barradus sendiri menulis pujian, lagu, dan doa-doa  yang menyebut martir atau syuhada muda yang tertidur di gua alias Ashabul Kahfi. Ia menyebut mereka sebagai martir. Mereka biasanya mengadakan upacara peringatan setiap tahun di gereja-gereja di seluruh negeri, bahkan masih ada beberapa gereja yang saat ini yang masih merayakannya.

Bahkan di beberapa gereja yang masih bertahan saat ini terdapat lukisan yang menggambarkan tujuh orang pemuda ini.

Ustaz Nouman kemudian menampilkan sebuah lukisan 7 orang pemuda. Di dalam lukisan tersebut bahkan terdapat nama-nama ketujuh pemuda. Namun lukisan tersebut hanya 1 dari ratusan lukisan yang ada. Beberapa diantaranya bahkan juga menggambarkan seekor anjing bersama dengan mereka.  

Kemudian Ustaz Nouman menampilkan sebuah gambar lain kepada mahasiswanya. Di dalam gambar tersebut terdapat seorang raja yang sedang menaiki kudanya, dan ada 2 orang laki-laki lain yang salah satunya menunjuk ke arah depan raja. Gambar tersebut adalah seorang raja yang mendengar bahwa tujuh pemuda ini telah melarikan diri, kemudian ia meninggalkan ibukota dan berkelana untuk menemui mereka. Jadi ada dua lukisan, yang pertama lukisan ketujuh pemuda dan di sampingnya ada gambar sang raja yang berkelana bersama para penasihatnya untuk menemui mereka.

Ustaz menunjukkan gambar tersebut agar kita mengetahui bahwa perkara Ashabul Kahfi ini sangatlah nyata bagi mereka. Tidak mungkin mereka melukiskan tujuh pemuda tersebut di dalam gereja kalua mereka bukan orang yang penting.

Sekarang, anggaplah kita tidak tahu apa-apa tentang kisah Ashabul Kahfi, karena Ustaz Nouman akan menceritakan versi umat Kristen. Setelah itu, kita akan mendapatkan informasi dan menyelesaikan diskusi berdasar atsar atau pendapat sahabat terdahulu.

Tujuh orang pemuda ini dipenjara ketika mereka menolak untuk memasang dupa (menyalakan dupa, menaruh makanan, dan kurban) di altar Zeus, Apollo, dan Armadis, dewa-dewa pelindung Ephesus.

Orang pra-Kristen terdahulu punya banyak mitologi, termasuk diantaranya mitologi Yunani dan Romawi. Kemudian keduanya menjadi bercampur satu sama lain, walaupun mitologi Yunani lebih dominan.

Sebenarnya, konsep bahwa Tuhan memiliki anak di kalangan umat Kristen terdahulu tidaklah aneh. Mereka sekali-kali menggunakan istilah “Anak Tuhan”, khususnya bangsa Romawi.

Sebagai contoh pada pemakaman Caesar kedua, Augustus Julius Caesar. Bangsa Romawi menyebutnya pemakaman anak Tuhan, yang spesifik hanya kepadanya.

Hal ini penting karena ketika umat Kristen salah menyebut bahwa Nabi ‘Isa Alayhissalam adalah anak Tuhan, bangsa Romawi menganggapnya ancaman untuk Imperium Romawi. Karena dengan menyebut Nabi Isa ‘Alayhissalam sebagai anak Tuhan, berarti seakan-akan kerajaan Nabi Isa itu suci sehingga Imperium Romawi tidak akan bisa mengalahkannya. Sebenarnya isu disini bukan isu teologi, tapi isu politik.

Sebenarnya kejadian seperti ini tidak hanya terjadi di awal-awal perkembangan umat Kristen. Bagaimana kelanjutannya?

Sumber: Bayyinah TV – Quran – Deeper Look – 18. Al-Kahf – 07. A Christian Perspective and Virtues of the Surat – Al-Kahf – A Deeper Look (03:54-07:07)


Diskusi dan Tanggapan VoB Hari Ke-208 Siang | Seven Sleepers of the Cave
Siti Badriyah:

Following it ..

Mahatir bin enjam:

maaf tanya, apa yg di apps juga update?

karena saya lebih sering mengikuti lewat apps

Hain:

Halo, kak. Terimakasih Sudah menjadi pengguna setia aplikasi VoB. Terkait materi yg tayang setiap hari di group, mungkin baru akan tersedia di aplikasi beberapa hari kemudian, kak.


Materi VoB Hari ke-208 Sore | Asal Mula Penyimpangan Agama

Ditulis oleh: Rendy Noor Chandra

#FridayAlKahfWeek30Part3

Part 3

بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ

Sebenarnya kejadian penyimpangan agama tidak hanya terjadi di agama Kristen tetapi juga di agama Islam. Tidak semua penyimpangan disebabkan oleh masalah akidah yang dihembuskan oleh setan. Ada motif ekonomi, sosial, dan politik juga.

Bahkan pada kasus berhala-berhala di sekitar Masjidil Haram sebelum Rasulullah ﷺ lahir. Mengapa ada berhala-berhala disana? Kita tidak bisa berkata, orang-orang tersebut sangat mencintai berhala-berhala mereka, atau mereka punya kepercayaan yang begitu mendalam.

Di dalam surah Al-Maidah, Allah ﷻ bahkan membongkar kebobrokan akidah mereka dengan pertanyaan-pertanyaan kritis seperti, yang manakah hewan yang halal? Yang mana yang haram? Mereka sering mencampuradukkan hewan ini halal dan yang ini haram. Begitu Allah ﷻ menanyakan hal tersebut, Quraisy tidak mampu menjawabnya, karena memang itu hanya mereka ada-adakan saja.

Mengapa mereka sangat terobsesi dengan urusan berhala ini? Karena Mekkah dulunya adalah pusat rute perdagangan. Kalau orang Arab ingin berdagang, mau tidak mau harus melewati Mekkah, atau harus memutar jauh yang mengakibatkan kerugian lebih. Istilahnya Mekkah adalah pit stop atau titik singgah.

Kenapa Mekkah menjadi titik persinggahan? Karena di Mekkah kita bisa menemukan air dan makanan, atau kita bisa belanja setelah perjalanan jauh. Bakkah menjadi titik persinggahan karena orang Arab menganggap Kakbah itu suci. Tidak ada manfaat ekonomi atau semacamnya. Mereka sebenarnya perlu melewati bukit terjal dan batu-batuan untuk mencapai Mekkah. Mereka bisa sebenarnya bisa mengambil jalur yang lebih mudah.

Orang-orang Yaman, yang saat itu dipimpin Raja Abrahah, sampai membuat kakbah palsu. Mengapa mereka membuat kakbah palsu? Karena mereka dulunya jadi titik singgah para pedagang. Jalur-jalur perdagangan dulunya melalui Yaman, tapi karena ada kakbah yang dianggap suci, orang-orang jadi berbelok ke Mekkah alih-alih ke Yaman. Mereka bertanya-tanya, ada apa ini? Kenapa gara-gara kakbah orang-orang tidak jadi ke wilayah kita? Hancurkan saja kakbah itu dan buat baru di tempat kita, begitu menurut mereka.

Kemudian orang-orang Yaman benar-benar membuat kakbah tiruan dan Quraisy pun protes. Quraisy menyalahgunakan kakbah tiruan tersebut. Kemudian Raja Abrahah yang mengetahuinya menjadi marah dan mengirim pasukan gajah ke Mekkah. Lalu Allah ﷻ menurunkan burung untuk menghentikan mereka. Begitulah ceritanya. Di sini isu ekonomi yang jadi isu dominan.

Salah satu alasan yang Quraisy berikan kepada Rasulullah ﷺ bahwa mereka tidak bisa menerima apa yang beliau sampaikan seperti yang tercantum dalam Al-Qur’an adalah kalau mereka menerimanya, mereka akan diusir dari Mekkah. Suku-suku Arab di sekitar Mekkah zaman dahulu senang berperang, tetapi mereka tidak berperang dengan orang Mekkah. Kenapa? Karena Mekkah tempat berhala-berhala mereka berdiri.

Suku-suku Arab di sekitar Mekkah bisa saja merampok orang-orang Mekkah, tetapi orang Mekkah bisa balik mengancam, “Kalau kalian merampok kami, akan kami hancurkan patung-patung berhala kalian yang ada di Mekkah.” Mereka tidak bisa apa-apa karena berhala yang mereka sembah disimpan di Mekkah.

Kalau mereka mau berangkat haji, mereka juga harus ke Mekkah, walaupun mereka menyembah berhala yang ada di Mekkah. Ketika mereka berangkat ke sana, mereka pasti mencari makan di restoran, atau mungkin berbelanja untuk oleh-oleh, sehingga roda ekonomi Mekkah bisa berputar dengan adanya praktik berhala yang diyakini orang-orang di sekitar Mekkah tersebut.

Setiap suku di sekitar Mekkah punya alasan ke Mekkah karena berhala-berhala tersebut. Percaya dengan Islam dan menyingkirkan berhala dampaknya ada dua. Yang pertama, menghilangkan peran Mekkah sebagai pusat keagamaan sekitar yang notabene masih musyrik. Yang kedua, kehidupan ekonomi Mekkah menjadi terhambat. Mereka tidak bisa begitu saja membiarkan hal itu terjadi. Jadi peristiwa penyimpangan seperti ini tidak hanya terjadi di Bakkah pada masa Rasulullah, tetapi juga terjadi di masa Nabi Isa ‘Alayhissalam yaitu orang-orang Pagan di Romawi.

Mengapa orang-orang Pagan percaya dengan perkara Anak Tuhan seperti itu?

Di masa mitologi Yunani, raja-raja yang hebat dianggap keturunan dari Zeus. Zeus datang dan menghamili wanita, kemudian lahirlah anak yang menjadi raja daerah tersebut. Jadi pemimpin yang hebat itu diasosiasikan sebagai anak Zeus, seperti Alexander Agung dan lainnya.

Begitulah caranya orang-orang mempertahankan kontrol politik mereka. Quraisy dengan mempertahankan praktik berhala agar Mekkah tetap jadi pusat keagamaan, dan bangsa Romawi menganggap kalau suatu kerajaan dipimpin oleh Anak Tuhan, orang tidak akan bisa mempertanyakan kehebatannya. Kalau sampai mempertanyakannya, artinya melawan Tuhan, karena “anak”-Nya lah yang memimpin. Kalau macam-macam, Tuhan akan marah.

Kalau zaman sekarang kesetiaan seseorang terhadap suatu negara ditunjukkan dengan kewarganegaraannya, kalau zaman dulu kesetiaan terhadap kerajaan itu ditunjukkan dengan agama seseorang. Jadi tidak selalu kepercayaan seperti Anak Tuhan tersebut terjadi karena isu agama, tapi bisa juga terjadi karena isu politik.

Lalu apa kaitannya dengan surah Al-Kahfi yang kita pelajari?

Sumber: Bayyinah TV – Quran – Deeper Look – 18. Al-Kahf – 07. A Christian Perspective and Virtues of the Surat – Al-Kahf – A Deeper Look (07:07-11:41)


Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahayaNya.🤲

Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiaraNya.🙏

Jazakumullahu khairan😊

Salam,

The Miracle Team

Voice of Bayyinah

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s