[VoB2021] Memahami Latar Belakangnya Sebelum Memahami Kisahnya


Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-201

Topik: Pearls from Al-Kahfi

Jum’at, 08 Januari 2021

Materi VoB Hari ke-201 Pagi | Memahami Latar Belakangnya Sebelum Memahami Kisahnya

Ditulis oleh: Nurfitri Anbarsanti

#FridayAlKahfWeek29Part1

Part 1

بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ

Kepemimpinan Yahudi di Madinah memang benar-benar rusak dan jahat, dan melakukan banyak hal yang jahat juga. 

Dalam sejarah Yahudi yang tercatat dalam Al-Qur’an, para pemimpin dan kepemimpinan Yahudi juga melakukan banyak kejahatan pada banyak Nabi, bukan hanya pada satu Nabi – bukan hanya pada Nabi kita ﷺ saja. 

Dan kita sebagai muslim biasanya juga tidak malu menyebut-nyebut kejahatan mereka, seperti kita juga tidak ada rasa malu menyebut-nyebut kejahatan orang-orang muslim sendiri. 

Padahal, ini bukan masalah Muslim vs. Yahudi – maksudnya yang kita hadapi bukan personal orang Yahudinya, tapi yang kita hadapi adalah kejahatan perbuatannya. 

Sebenarnya, sikap orang Yahudi yang terbiasa meragukan kebenaran Islam, dan juga kebiasaan Yahudi berbuat jahat ternyata diwarisi oleh sebagian orang muslim. Ada sebagian orang muslim di zaman now yang lebih ‘Yahudi’ daripada orang Yahudi itu sendiri. 

Kalau orang-orang Yahudi pada masa Nabi ﷺ masih hidup dan melihat perilaku orang-orang Muslim zaman now, mungkin mereka akan berpikir bahwa mereka harus belajar dari orang-orang Muslim zaman now (karena saking ‘yahudi’nya orang Islam).  

Orang Yahudi memang mengubah-ubah Kitabnya, literally, mereka benar-benar mengganti kata per kata dalam Kitab Taurat mereka. Dan bahkan perubahan Taurat sampai mengubah kepercayaan mereka. 

Namun, kita sebagai orang muslim tidak bisa mengubah kata-kata dalam Al-Qur’an. Tapi sebagian orang muslim mengubah topik-topik bahasan ceramah, mengubah bagian-bagian penekanan-penekanan yang penting, mengubah tafsir dan interpretasinya, bahkan sampai interpretasinya itu benar-benar jauh dari makna Al-Qur’an yang sebenarnya. 

Bahkan mungkin kita menemukan orang-orang muslim yang bersikap seperti, “Jangan sampai bahasan ayat Al-Qur’an yang sebenarnya menjadi topik utama ceramah kita.” dan benar-benar menjadikan Al-Qur’an sebagai referensi yang sengaja dilewat begitu saja. 

————————

Sebelum Ust. Nouman benar-benar masuk ke bahasan Al-Kahfi, Ust. Nouman ingin membahas latar belakang sejarahnya terlebih dahulu. 

Sehingga kita punya semacam background berbagai kisah dalam Al-Kahfi sebelum benar-benar membahas kisah-kisah di dalamnya. 

Ust. Nouman merasa bahwa pembahasan latar belakang sejarah turunnya Al-Kahfi adalah penting, karena Allah ﷻ menurunkan seluruh surat Al-Kahfi sebagai respon dari kondisi sosial Madinah saat itu. 

Dan sebenarnya, Allah ﷻ menurunkan Al-Kahfi untuk merespon siapa?

Sebelumnya, Nabi Muhammad ﷺ tidak punya wawasan dan pengetahuan sama sekali tentang Ashabul Kahfi. Dan pada masa itu, siapa yang punya pengetahuan tentang Ashabul Kahfi? 

Tentu saja Allah ﷻ, yang pasti memiliki pengetahuan paling akurat mengenai Ashabul Kahfi. 

Tapi di dalam komunitas masyarakat Madinah saat itu, siapa yang paling tahu tentang Ashabul Kahfi?

Orang-orang Kristen punya pengetahuan yang cukup detail tentang Ashabul Kahfi, sedangkan Yahudi punya pengetahuan yang palsu (yang sudah menyimpang) tentang Ashabul Kahfi. 

Tentu kita jadi penasaran.

Bagaimana informasi tentang Ashabul Kahfi yang diketahui orang-orang Kristen, jika memang kisah Ashabul Kahfi ada dalam kitab mereka?

Untuk itu, kita perlu membaca sumber-sumber orang Kristen yang ditulis di zaman di mana masih banyak ulama-ulama Kristen masih hidup. 

Sumber: Bayyinah TV – Quran – Deeper Look – 18. Al-Kahf – 06. Context of Revelation (27:09-30:00)


Diskusi dan Tanggapan VoB Hari Ke-201 Pagi | Memahami Latar Belakangnya Sebelum Memahami Kisahnya
Siti Badriyah:


Materi VoB Hari ke-201 Siang | Al-Qur’an yang Tidak Akurat, atau Catatan Sejarah Mereka yang Tidak Akurat

Ditulis oleh:  Nurfitri Anbarsanti

#FridayAlKahfWeek29Part2

Part 2

بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ

Sebenarnya banyak peneliti non-muslim dan juga non-kristen yang melakukan penelitian sejarah dan penelitian mengenai berbagai kubu serta perbedaan kepercayaan dalam internal orang Kristen. 

Pembahasan mengenai ini didapat oleh Ust. Nouman dari buku berjudul “Quran and its Biblical Subtext”. Penulisnya sebenarnya bertujuan untuk membantah Al-Qur’an, dengan menyatakan bahwa Al-Qur’an mengambil kisah-kisah Ahli Kitab, lalu menjiplaknya, tapi dengan tidak akurat. 

Buku tersebut mengatakan bahwa Al-Qur’an itu tidak bagus dalam menyalin kisah-kisah legenda dalam kitab Kristiani. 

Ust. Nouman telah membaca bukunya dan malah mendapatkan manfaat yang banyak. Ust. Nouman merasa menyukai buku ini karena Ust. Nouman bisa melakukan reverse engineering terhadap buku itu.

Seluruh premis dalam buku itu adalah, isi dalam Al-Qur’an tidak cocok dengan catatan sejarah yang umat Kristiani punya, sehingga menganggap Al-Quran itu tidak akurat. 

Ust. Nouman menyatakan sebaliknya, ayat-ayat Al-Qur’an tidak akan cocok dan sama dengan catatan sejarah orang Kristen, karena justru Al-Qur’an datang untuk meluruskan catatan-catatan sejarah mereka.  

Al-Qur’an datang, dan orang Kristen punya catatan sejarah yang ‘rusak’, dan Allah ﷻ menurunkan kisah sejarah yang benar dan akurat. Dan itulah mengapa Al-Qur’an dan catatan sejarah orang Kristen akan beda dan tidak akan match.

Sehingga, Ust. Nouman merasa bahwa dengan mengerti catatan sejarah mereka yang tidak akurat (yang sebenarnya tidak terjadi dalam sejarah) malah memberikan manfaat yang banyak. 

Karena ketika kita sudah melihat versi sejarah yang ‘jelek dan kotor’, maka ketika kita melihat versi sejarah yang ‘bersih’, kita akan merasa bahwa versi sejarah yang murni itu benar-benar terasa lebih indah.

Sehingga dengan kita belajar untuk mengerti sejarah umat Kristen malah akan memberikan kita wawasan yang jauh lebih banyak saat membahas ayat-ayat Al-Qur’an. 

Ketika ada seorang ulama Kristen datang dan mulai masuk ke dalam konteks pembahasan mengenai surat Al-Kahfi, seharusnya dia akan terpesona, kok bisa ya Al-Qur’an bisa punya ayat-ayat yang berkata seperti ini?

———-

Dalam sebagian catatan sejarah mereka, mereka punya catatan mengenai Gereja Jacob (mereka memanggilnya begitu), dan Jacob juga disebut oleh mereka sebagai figur Santa atau orang suci.

Dalam sejarah Islam, mungkin kita juga tahu beberapa ulama yang concern di bidang Aqidah, yang banyak membahas tentang iman, niat dan tafsir; seperti Ibnu Taimiyah dan Imam Ghozali. Nah, orang-orang seperti itu dinamai oleh orang Kristen sebagai Jacob. 

Mengapa begitu?

Karena orang-orang Jacobi ini menulis garis besar dari sistem kepercayaan mereka, dan sistem kepercayaan yang sudah disusun oleh mereka disebut dengan Sistem Gereja Jacobi (Jacobi Churches). 

Dalam istilah lain, sistem kepercayaan ini juga disebut Syria Churches (Gereja Suriah) di mana merupakan bagian dari Suriah, Turki, bagian luar Yunani, yang dulu seluruhnya di bawah wilayah kekuasaan Romawi, saat dominasi orang-orang Kristen masih eksis. 

Ada juga orang Kristen di Madinah, dan juga tersebar di daerah-daerah lain di daerah Arab, mereka semua termasuk orang-orang Kristen dari Sistem Gereja Jacob. 

Menurut orang-orang dari Gereja Jacob ini, mereka percaya bahwa ketika seseorang terbunuh (karena syahid), mereka menganggap bahwa orang tersebut akan langsung pergi menuju surga. Sama enggak dengan kita?

Ya, dalam hal ini benar-benar sama dan sesuai dengan kepercayaan Islam. 

Ust. Nouman menceritakan kutipan dari buku mereka, bahwa mereka percaya jika para syuhada telah terbunuh atau mati, maka kematian mereka akan ‘membunuh’ (menghapus) dosa-dosa mereka. Dan mereka akan hidup di sisi Tuhan mereka. Begitulah kepercayaan mereka. 

Jadi mereka percaya, jika para syuhada mati, maka dosa-dosa mereka akan diampuni. Ini benar-benar mirip dengan kepercayaan kita sebagai orang Islam. 

Tapi, ada juga perbedaannya. 

Sumber: Bayyinah TV – Quran – Deeper Look – 18. Al-Kahf – 06. Context of Revelation (30:00-33:00)


Materi VoB Hari ke-201 Sore | Ketika Para Syuhada Berhak Didewakan

Ditulis oleh: Nurfitri Anbarsanti

#FridayAlKahfWeek29Part3

Part 3

بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ

Sebelum membahas tentang perbedaannya, Ust. Nouman bercerita bahwa ada seorang ulama besar Kristen yang bernama Babai. Babai adalah pemimpin di Gereja Suriah. Yang menarik untuk diperhatikan, Babai hidup di rentang tahun 551 sampai 628 Masehi. 

Dan kalau kita ingat, kapankah Nabi Muhammad lahir? 

Nabi Muhammad lahir di tahun 571 Masehi. 

Sehingga, penulis teologi Kristen ini sebenarnya masih hidup di zaman hidupnya Nabi Muhammad  ﷺ. Dan dialah yang menggunakan kisah Ashabul Kahfi untuk membuktikan satu poin dalam naskah kepercayaan orang Kristen. 

Poin yang dia buktikan kebenarannya adalah ketika Allah ﷺ mengangkat derajat para syuhada, maka pada Hari Penghakiman, Allah ﷻ akan mengangkat tubuh fisik para syuhada dan jiwa para syuhada. 

Dan apa bukti dari kepercayaan itu menurut Babai? 

Buktinya ada pada kisah Ashabul Kahfi, karena Ashabul Kahfi dibangunkan tubuhnya dan jiwanya. Mereka seakan-akan bangkit dari kematian, baik bangkit tubuh dan juga jiwanya.

Dalam banyak naskah di dalam literatur Al-Qur’an dan juga literatur Bible, seringkali kematian disebut sebagai tidur. Atau sebaliknya, tidur disebut dengan kematian. 

Misalnya dalam doa kita sesudah bangun tidur, “Alhamdulillahilladzi ahyana ba’da maa amaatana, wa ilaihi nusyur” yang artinya, “Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kehidupan setelah Dia memberikan kami kematian, dan hanya kepada-Nya kami akan dibangkitkan.” 

Begitu juga doa sebelum kita tidur, kata yang digunakan juga kematian. “Bismika Allahumma ahya wa bismika amuut” yang artinya “Dengan namamu ya Allah, aku hidup, dan dengan namamu ya Allah, aku mati”. 

Tidur seperti paralel dengan kematian. 

Tapi, ada perbedaannya, yang mungkin akan menjadi masalah bagi kita umat Islam. 

Orang Kristen percaya bahwa para syuhada akan langsung masuk surga, namun kita diharuskan berdoa kepada para syuhada, kita harus meminta kepada para syuhada, karena para syuhada punya peluang yang paling besar untuk membuat kita bisa masuk surga karena para syuhada itu sudah berada di surga. 

Jadi menurut orang Kristen, para syuhada itu berhak disembah dan diabdi serta punya privilege yang spesial. Para syuhada juga berhak dinyanyikan dan diberi puja dan puji secara khusus. Sehingga lebih baik jika para syuhada dimuliakan dengan baik, agar mereka mau memberikan akses ke dalam surga karena mereka sudah berada di dalam surga. 

Islam tidak percaya itu. 

Kepercayaan itu akan jadi sangat bertentangan dengan tauhid kita. 

Babai membuktikan bahwa kita bisa mempercayai orang-orang Ahli Kitab, karena para Ahli Kitab pun percaya bahwa akan ada kebangkitan (tubuh dan jiwa) setelah kematian. 

Babai juga membuktikan bahwa para syuhada itu seperti orang suci (Santa) dan bisa didewakan, dan bisa berubah menjadi makhluk yang bertindak terhadap kita atas nama Tuhan, sehingga kita harus memuliakan mereka. 

Itulah mengapa dalam tradisi di Suriah, bahkan sebelum zaman hidupnya Babai, orang-orang kristen Suriah sudah sering menyanyikan nyanyian-nyanyian dan puisi tertulis tentang pemuda-pemuda Ashabul Kahfi, yang biasa mereka nyanyikan dan puji-puji. 

Insya Allah Ust. Nouman akan menceritakannya kembali lebih jauh di pertemuan selanjutnya. 

Sehingga pada kali ini, kita telah mengetahui tentang kepercayaan mereka terhadap para syuhada dan rusaknya kepercayaan yang muncul karena kepercayaan pada para syuhada tersebut. 

Barokallah. Wassalamualaikum, warahmatullah wabarakatuh. 

Sumber: Bayyinah TV – Quran – Deeper Look – 18. Al-Kahf – 06. Context of Revelation (33:00 – end)


Diskusi dan Tanggapan Materi VoB Hari ke-201 Sore | Ketika Para Syuhada Berhak Didewakan
Siti Badriah:
Ilmi:

Subhanallah.. jadi bisa dibilang dalam kepercayaan umat Kristen, para Ashabul Kahfi itu kayak “Saint/Santa”, orang suci, gitu ya. Alhamdulillah Islam tidak ada konsep mengkultuskan seperti ini.

Alhamdulillah bi ni’matil Islaam ❤️

Nanda:
Retno Palupi:

Masya Allah.. 🙏🙏

***

Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahayaNya.🤲

Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiaraNya.🙏

Jazakumullahu khairan😊

Salam,

The Miracle Team

Voice of Bayyinah

One thought on “[VoB2021] Memahami Latar Belakangnya Sebelum Memahami Kisahnya

  1. Skrng baru saya sadari, ulah beberapa oknum, tp menjadikan penyebutan satu bangsa, oknum orang yahudi, kita menyebut kaum yahudi atau bangsa yahudi, jd juga tidak salah kalau oknum orang islam menjadi teroris, jd menyebut kaum islam teroris, oknum orang Indonesia korup, bangsa Indo korup,

    Padahal semua kaum, semua bangsa semua agama, semua ras, adalah baik, tetapi oknum ada yg jahat,

    Mari tidak mengecam kaum yg lain, tetapi sebagian, atau oknum, bukan merujuk suatu kaum/bangsa scr umum yg berarti keseluruhan

    #renungan

    Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s