[VoB2021] Langkah Awal Pendirian Lembaga


بسم الله الرحمن الرحيم

Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-196

Topik : Leadership

Ahad, 03 Januari 2021

Materi VoB Hari ke-196 Pagi | Langkah Awal Pendirian Lembaga

Oleh: Rizka Nurbaiti

#SundayLeadershipWeek28Part1

Part 1

Ustaz Nouman dalam mendirikan lembaga Bayyinah tidak pernah melakukan usaha penggalangan dana. 

Saat itu ustaz sendiri yang menandatangani biaya sewa gedung untuk kantor Bayyinah, padahal beliau belum memiliki murid tetap. Dan belum memiliki kegiatan yang tetap. 

Tetapi, ustaz memberanikan diri untuk menyewa gedung hingga lima tahun ke depan, dengan pembayaran sewa tiap tahun. 😯

Jadi, dari mana ustaz akan mendapatkan uang untuk membiayai uang sewa gedung itu?

Ustaz mendapatkannya dari uang sekolah murid yang belajar di Bayyinah.

Bukankah tadi ustaz mengatakan bahwa ketika menandatangani penyewaan gedung  tersebut, beliau belum memiliki murid tetap. 

Lalu, mengapa ustaz berani mengambil risiko menyewa gedung selama 5 tahun?

Ustaz bersedia mengambil risiko itu hanya karena pada tahun itu dia telah mendapatkan keyakinan yang cukup dari orang-orang yang dia temui saat mengajar bahasa Arab di berbagai daerah. 

Jadi, sebelum beliau menandatangani perjanjian sewa gedung beliau telah memiliki keyakinan bahwa ketika dia mendirikannya maka orang-orang akan datang kepadanya.

Sebaliknya, jika hal ini dilakukan sebelum beliau mendapatkan keyakinan tersebut, seperti 2 atau 3 tahun sebelumnya. Maka bisa jadi hal tersebut tidak akan berhasil. 

So,  apa yang kita butuhkan pertama kali saat mendirikan sebuah lembaga?

Menurut Ustaz Nouman, yang kita butuhkan adalah ketertarikan orang-orang, momentum dan kepercayaan dari mereka.

Kita harus membangun ketiga hal itu terlebih dahulu.

Begitu kita telah berhasil membangunnya, maka insyaa Allah apa yang kita usahakan bisa berhasil dan orang-orang akan mendatangi kita. 

Dengan melakukan hal tersebut, alhamdulillah kini Institut Bayyinah telah memiliki murid yang berasal dari berbagai negara. 

Ada murid yang berasal dari Kanada, Dubai, Inggris, Australia, Perancis dan lain sebagainya.

Belum lagi ditambah dengan murid-murid online ustaz yang mengakses materinya melalui Bayyinah TV. Masyaa Allah.

Mengapa hal itu bisa terjadi?

Hal itu bisa terjadi karena ustaz telah berhasil membangun fondasi dasar untuk sebuah lembaga sebelum dia mendirikannya. Yakni ketertarikan dan kepercayaan dari orang-orang serta momentum.

🕌

Begitu juga dengan masjid. Yang merupakan salah satu contoh sebuah lembaga.

Menurut ustaz, masjid yang kita miliki, memiliki beberapa keunggulan yang penting.

Pertama dari segi bangunan, masjid adalah salah satu bangunan yang paling menonjol dari seluruh area di sekitarnya. 

Masjid juga memiliki jamaah yang sangat besar. Apalagi di Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah muslim.

Tapi mengapa beberapa program di masjid tidak banyak diminati oleh orang-orang?

Umumnya, ketika kita masuk ke masjid untuk melaksanakan shalat kita akan merasa sangat bersyukur atas apa yang dimiliki dan disediakan di masjid.

Tetapi beda halnya, jika kita memasuki masjid sebagai orang yang paham tentang pemasaran dan periklanan. 

Kita akan merasa bahwa apa yang telah kita lakukan sebagai pengurus masjid  belum menyentuh permukaannya sekalipun.

Kita akan merasa bahwa kita belum mulai melakukan apapun di masjid tersebut. 

Seharusnya kita bisa mengemas sebuah program yang diminati oleh kebanyakan orang yang ada di sekitar masjid. 

Misalnya mengadakan suatu kegiatan setelah shalat magrib. 

Sehingga di saat itu banyak orang yang datang ke masjid hingga memenuhi seluruh area di masjid. 

Hal itu bisa saja terjadi. Dan kita harus mengusahakannya.

Berhentilah mengeluh dan mengatakan, “insyaa Allah hal itu bisa terjadi jika orang-orang telah memiliki takwa yang cukup”.

Kita tidak bisa berkata demikian karena kita belum melakukan usaha ‘pemasaran’ untuk masjid tersebut. 

Kita belum berusaha untuk menggapai mereka dan membuat mereka tertarik untuk datang ke masjid.

Dan menurut ustaz banyak orang di sekitar kita yang akan dengan senang hati datang ke masjid. Jika kita bisa membingkai sebuah kegiatan di masjid dengan cara yang tepat. 

Kita bisa menggapai mereka dan membuat program yang kita buat di masjid menjadi berhasil.

Bagaimana contoh kegiatannya?

Bersambung Insyaa Allah ba’da zhuhur.

Sumber: Bayyinah TV > Quran > Courses > Leadership > 06. Leadership Workshop (16:08-17:53)


Materi VoB Hari ke-196 Siang | Membangun Keterikatan Orang Tua dan Anak dengan Masjid

Oleh: Rizka Nurbaiti

#SundayLeadershipWeek28Part2

Part 2

Untuk dapat membingkai sebuah program menjadi menarik.

Pertama kita perlu melakukan observasi terhadap orang-orang di sekitar kita, yang akan menjadi target program kita.

Kita perlu mengetahui apa kesibukan mereka. Berapa usia mereka. Dan apa yang mereka butuhkan.

Misalnya dari hasil observasi ustaz, beliau mengetahui bahwa kebanyakan orang-orang di sekitar Bayyinah Institute adalah orang-orang yang sibuk. Mereka berada pada kelompok usia 30-an. 

Dan jika mereka memiliki anak, kebanyakan anak-anak mereka berusia 8 hingga 11 tahun. 

Jadi, kedua kelompok itu adalah kelompok usia terbesar di lingkungan sekitar Bayyinah Institute. 

Omong-omong, ketika ustaz pertama kali datang ke sana, kebanyakan anak-anak berusia sekitar empat tahun.

Seiring berjalannya waktu mereka bertambah usia. Jadi, saat ustaz menyampaikan materi ini di kampus Bayyinah umur mereka menjadi sekitar 9 atau 10 tahun. Dan mungkin sekarang mereka sudah beranjak remaja.

Tapi kita anggap mereka tetap di usia 9-10 tahun, yah.

So, kira-kira program apa yang diharapkan para orang tua untuk anak-anaknya yang berusia 9-10 tahun?

Kebanyakan dari mereka berharap anaknya dapat belajar sedikit tentang agama setiap harinya. Dan tanpa banyak usaha (effort) yang dikeluarkan. 

Tidak banyak usaha dari orang tua dan tidak banyak usaha dari anak-anak. 

Apa yang kita dapat lakukan untuk memenuhi harapan mereka?

Salah satu cara yang dapat kita lakukan adalah dengan membuat sebuah kegiatan kecil yang rutin untuk anak-anak tersebut.

Misalnya, setelah melaksanakan shalat berjamaah, kita memberikan sebuah catatan kecil yang berisi satu doa. Doa tersebut adalah doa yang mereka akan bacakan selama 1 minggu. 

Jadi, ada satu doa di setiap minggunya. Setiap hari saat setelah shalat isya kita dan anak-anak tersebut membacakan doa itu bersama-sama. 

Kemudian, pada malam Jumat-nya anak-anak tersebut diberi kesempatan untuk membacakan doa itu kepada masing-masing orang tua mereka. 

Hafalan ini tidak perlu dilafalkan dengan bantuan mikrofon karena kebanyakan anak-anak akan malu jika harus menggunakan mikrofon. 

Setelah mereka berhasil membacakan doa tersebut kepada masing-masing orang tuanya, maka kita perlu memberikan mereka hadiah kecil. Seperti, permen, coklat atau mungkin hadiah kecil lainnya.

Saat itu kita lakukan, coba bayangkan berapa banyak anak-anak yang akan semangat datang ke masjid pada malam Jumat? 

Insyaa Allah, akan banyak anak-anak yang datang ke masjid karena ingin melakukan kegiatan ini.

Dan dalam 20 minggu kegiatan ini berjalan, anak-anak tersebut insyaa Allah bisa menghafal dua puluh doa. 

Sehingga selama 20 minggu akan banyak orang tua yang super happy karena anak-anak mereka bisa menghafal 20 doa. 

Dua puluh doa yang mungkin belum pernah anak-anak mereka pelajari sebelumnya.

Terlebih lagi hafalan doa tersebut mendorong mereka untuk datang ke masjid bersama dengan anak-anak mereka. Masyaa Allah.

Dan yang perlu kita ketahui sebagai bagian dari pengurus masjid kita perlu melakukan ini.

Kita perlu mendapatkan ketertarikan para orang tua dan anak-anak mereka untuk datang ke masjid. Mengapa?

Karena jika orang tua mulai datang ke masjid bersama dengan anak-anaknya. 

Maka, anak-anaknya tersebut secara psikologis akan memiliki loyalitas yang lebih terhadap masjid itu. Dan loyalitas tersebut mungkin bisa bertahan selama seumur hidupnya. Hati mereka akan terikat dengan masjid tersebut. 

Oleh karena itulah, membuat anak-anak datang ke masjid secara rutin adalah sebuah langkah strategis untuk menumbuhkan loyalitas terhadap masjid di dalam diri mereka. 

Kemudian selain hal tersebut, hal yang perlu kita perhatikan juga untuk membuat orang-orang tertarik dengan program kita adalah tentang ‘seberapa banyak yang kita minta dari mereka’.

Ustaz menyampaikan formula strategis beliau untuk dapat menarik banyak audiens.

Formulanya yaitu ‘the less you ask of your target audience, the more successful you will be’.

Apa maksud dari formula tersebut?

Bersambung insyaa Allah ba’da ashar.

Sumber: Bayyinah TV > Quran > Courses > Leadership > 06. Leadership Workshop (17:53-19:48).


Materi VoB Hari ke-196 Sore | Ask Less: A Strategy That Works

Oleh: Rizka Nurbaiti 

#SundayLeadershipWeek28Part3 

Part 3 

Strategi selanjutnya untuk dapat membuat orang-orang tertarik terhadap program kita adalah dengan memberikan hal-hal yang kecil dan sederhana kepada mereka. 

Menurut pengalaman ustaz, semakin sedikit yang kita minta atau tuntut dari audiens kita, maka semakin banyak yang akan kita terima. 

Meminta yang dimaksud ustaz di sini adalah terkait usaha dan waktu mereka. 

Jadi, strategi ustaz dalam menarik perhatian audiensnya adalah beliau membuat suatu program pembelajaran singkat. Sehingga audiensnya hanya membutuhkan sedikit waktu dan effort mereka untuk mengikuti program belajar tersebut. 

Hal tersebut ustaz lakukan karena beliau meyakini bahwa “semakin sedikit kita meminta kepada audiens target kita, maka peluang kesuksesan kita akan semakin lebih besar”. 

“The less you ask of your target audience, the more successful you will be”.

Sebaliknya, jika kita meminta lebih banyak kepada mereka, maka mereka akan memberi kita lebih sedikit. 

Hal ini berhasil ustaz terapkan pada Bayyinah Institute yang beliau dirikan. 

Bayyinah Institute sendiri memiliki banyak program. Dan di antara program tersebut terdapat program yang membutuhkan waktu yang cukup panjang yaitu selama beberapa bulan. 

Berapakah murid yang bersedia mengikuti program tersebut? 

Enam pulang orang. Yap, hanya 60 murid yang bersedia mengikuti kelas tersebut. Tepatnya dari 100 yang mengajukan, ada 60 orang yang diterima mengikuti program tersebut. 

Jadi, program sejenis ini adalah program yang sedikit diminati oleh orang-orang. 

Beda halnya dengan program-program Bayyinah Institute yang membutuhkan waktu singkat. Ia memiliki peminat yang jauh lebih banyak. 

Contohnya, program mengajar ustaz di berbagai kota yang terdapat di Amerika Serikat dengan durasi satu jam. 

Ada 800, 1000, 2000, bahkan 3000 orang. Atau minimal lima ratus orang yang hadir untuk mengikuti program belajar tersebut. Jumlah yang sangat banyak, kan? 

Mengapa hal tersebut dapat terjadi? 

Hal itu dapat terjadi karena beliau meminta waktu yang sedikit kepada para audiensnya, yakni hanya sekitar 1 jam. 

Dan ini adalah bukti bahwa strategi ustaz yang ‘meminta sedikit kepada para audiensnya’ berhasil.  

Bukti lainnya juga bisa kita lihat dari kajian yang ustaz bagikan secara online.

Beliau telah menyelesaikan beberapa tafsir surat yang panjang secara online. Seperti surat Ar-Rahman, surat Al-Waqiah dan beberapa surat lainnya. 

Di samping itu, beliau juga memberikan secara online video singkat yang berdurasi 2 menitan. 

Kira-kita dari kedua video tersebut manakah yang memiliki view lebih banyak? 

Yang memiliki view lebih banyak adalah video yang memiliki durasi 2 menit. 

Banyak orang yang menyimak video singkat tersebut. Karena effort yang mereka butuhkan hanyalah sedikit. 

Jadi menurut ustaz, di awal masa pendirian atau saat kita ingin menarik perhatian ‘pasar’, maka sebaiknya kita melakukan lebih banyak hal-hal yang sederhana dahulu. 

Suatu program yang hanya membutuhkan waktu yang singkat bagi audiens kita. Karena hal tersebut lebih dapat menarik perhatian mereka. 

Hal sederhana dan singkat yang kita berikan kepada mereka bisa menarik perhatian mereka karena waktu yang kita minta kepada mereka hanya sedikit. Dan kita tidak menuntut mereka dengan banyak hal.

Itu adalah salah satu strategi yang dapat kita lakukan untuk mendapatkan perhatian mereka. 

Jadi, jika selama ini kita suka mengeluh karena tidak banyak orang meminati program kita. Bisa jadi hal tersebut karena kita telah memulai program kita dengan langkah yang kurang tepat. 

Kita terlalu banyak menuntut mereka. Kita meminta terlalu banyak kepada mereka. 

So, mulai sekarang kita harus berhenti mengeluh, apalagi berpikir bahwa program kita tidak berhasil karena kemalasan dari orang-orang yang menjadi target kita tersebut. 

Karena sebenarnya tanggung jawab tersebut juga ada di tangan kita. Kita yang mestinya berperan aktif sehingga membuat mereka tertarik dengan program yang kita buat. 

Mengenai kecenderungan orang-orang yang malas untuk berlama-lama menyimak suatu hal. Ustaz melihatnya sebagai suatu kesempatan yang dapat beliau manfaatkan untuk dapat mengetahui kebutuhan para audiensnya.

Bagaimana ustaz dapat berpikir demikian? 

Dan program apa yang harus kita lakukan untuk dapat mengatasinya? 

Menurut Ustaz Nouman, seharusnya kita belajar untuk menghadapi realitas bahwa kebanyakan orang saat ini memiliki kecenderungan malas. 

Bahkan kita dapat mengubah perspektif kita untuk bisa dengan senang hati menerima realitas tersebut. 

Karena jika kita sebagai pengurus dari suatu lembaga, artinya kita adalah seseorang yang memiliki tanggung jawab untuk melayani customer kita. 

Selain itu, layanan yang kita berikan seharusnya juga disesuaikan dengan keadaan customer kita. 

Jika mereka malas mengikuti kegiatan pembelajaran yang butuh waktu panjang, maka kita harus menerima realitas ini. 

Dan tentunya kita memberikan layanan yang sesuai dengan mereka, yaitu program belajar yang singkat. 

Berikan kepada mereka hal yang kecil-kecil terlebih dahulu. Sehingga kemalasan mereka tersebut bisa sedikit demi sedikit kita ‘beri peluang’. 

Dan ketika mereka sudah mulai tertarik dengan apa yang kita buat, maka berikan sedikit lagi. Begitu terus-menerus. Sedikit demi sedikit. 

Hingga pada akhirnya tanpa kita sadari mereka meminta suatu hal yang lebih besar. 

Mereka meminta kajian yang lebih banyak. Program belajar yang lebih intensif. 

Tapi yang perlu kita ingat bahwa hal itu dimulai dari hal-hal yang sangat kecil terlebih dahulu. Dari dua atau lima menit saja. 

Waktu yang singkat tersebut bisa menjadi daya magnet yang menghantarkan mereka untuk berminat mengikuti secara rutin program yang kita buat. 

Hingga akhirnya lembaga yang kita dirikan bisa sukses.

Bersambung insyaa Allah mingu depan. 

Sumber: Bayyinah TV > Quran > Courses > Leadership > 06. Leadership Workshop (19:48-21:25).


***

Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahayaNya.🤲

Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiaraNya.🙏

Jazakumullahu khairan😊

Salam,

The Miracle Team

Voice of Bayyinah

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s