[VoB2020] Kafir: Lawan Muslim dan Mukmin


Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-191

Topik: Pearls from Al Baqarah

Selasa, 29 Desember 2020 

Materi VoB Hari ke-191 Pagi | Kafir: Lawan Muslim dan Mukmin

Ditulis oleh: Indri Djangko

#TuesdayAlBaqarahWeek28Part1

Part 1 

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Masih tentang ayat ke-8 QS Al-Baqarah. Di bagian akhirnya.

Wa maa hum bimu’miniin

Allah menggunakan kata mu’miniin, bukan muslimiin. Ayat kedelapan ini bukan komentar tentang keislaman, tetapi tentang keimanan.

Yaitu tentang apa yang terjadi di dalam hati mereka.

Mungkin dewasa ini, penggunaan kata mu’miniin dan muslimiin hampir tidak dibedakan penggunaannya untuk menyebutkan orang beragama Islam. 

Namun, di dalam agama kita, konsep ini sangat kuat pengaruhnya, dan kita harus mengetahui perbedaannya, sehingga mampu meresapi ayat-ayat Al-Qur’an tentang muslim dan mukmin.

Di ayat ini terdapat keluhan tentang orang-orang yang di dalam hatinya tidak ada sedikit pun keimanan.  Meskipun lisannya berkata mereka beriman. 

Sekarang mari kita bicara soal lawan kata dari muslim dan mukmin.

Lawan dari muslim adalah kafir. Sedangkan, lawan dari mu’min adalah …

Kafir juga.

Loh, kok sama?

Kadang Allah membicarakan orang kafir yang menunjukkan kekafirannya secara nyata, dan menjadi lawan kata dari Islam.

Tapi pada waktu lain, Allah juga berbicara tentang orang kafir yang di dalam hatinya tidak terdapat sedikitpun iman. Tidak peduli bagaimana tampilan lahiriahnya.

Jadi, ketika kita belajar tentang kata kafir dalam Al-Qur’an, kita juga harus memerhatikan,

Apakah yang dimaksud ayat tersebut kafir sebagai lawan dari Islam atau dari iman?

(Bersambung insyaa Allaah ba’da Zhuhur)

***

Sumber: Bayyinah TV > Surahs > Deeper Look > 04. Al-Baqarah (Ayah 8) – A Deeper Look (49:45 – 51:28) *


Materi VoB Hari ke-191 Siang | Hak Muslim Atas Saudaranya

Ditulis oleh: Indri Djangko

#TuesdayAlBaqarahWeek28Part2

Part 2

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Di antara sesama muslim, bagaimana seharusnya kita menyikapi iman dan Islam saudara kita?

Ketika kita melihat seseorang berjalan menuju masjid, mungkin kita akan berpikir “Well, dia seorang muslim”. 

 Setelah kita belajar bedanya iman dan islam, seharusnya kita akan berasumsi bahwa orang tersebut beriman. Dia adalah seorang mukmin.

Dan Al-Quran menginginkan kita berasumsi tentang mukmin, bukan sekadar tentang muslim. 

Artinya, ketika kita melihat orang menuju ke masjid, kita harus berpikir ada keimanan yang kuat dalam hatinya. Mereka adalah good people.

Ini adalah bentuk penghargaan bagi saudara muslim kita. Bukankah mukmin lebih tinggi dari muslim?

Karena di tingkat terbawah ada islam, kemudian di atasnya ada iman, lalu ihsan sebagai tingkat tertinggi.

Allah berkata “wa laa taquulu liman alqo ilaykumussalam lasta muminan

Jangan menganggap sepele orang yang mengucap salam. Jangan berasumsi apapun tentang mereka atau berpikir iman mereka lemah.  

Justru mereka itulah yang memiliki iman di hatinya. Yang menjalankan sunnah nabi bahkan dalam hal-hal yang mungkin dianggap remeh. 

Selama seseorang mengucapkan salam ketika berpapasan dengan kita, kita tidak berhak untuk berasumsi tidak baik atau meragukan keimanan mereka. 

Adalah hak saudara kita untuk mendapatkan anggapan yang baik atau kesan yang baik dari kita sebagai sesama muslim. 

Sekecil apapun ekspresi keimanan yang tergambar dari aktivitas saudara kita, mereka berhak mendapat asumsi sebagai orang beriman. 

Dan jangan sekali kali berasumsi tentang kemunafikan. Atau mereka hanya sekadar berislam, bukan beriman. 

Di akhir penjelasan ayat kedelapan QS Al-Baqarah, Ust. Nouman berbagi kepada audiens, bahwa dari ayat ini kita belajar tentang kualitas iman. 

Ust. Nouman juga mengajak kita untuk terus meningkatkan iman. Karena jika iman kita berada di titik rendah, maka kita akan semakin dekat kepada kemunafikan.

Dan kemunafikan ada di dalam hati.  Apabila tidak ada iman di dalam hati kita, maka ruang kosong itu akan dipenuhi oleh kemunafikan. 

Jadi, kita perlu menjaga kadar keimanan di level tinggi. Semoga Allah menjauhkan kita dari sifat khianat dan kemunafikan, dan mengizinkan kita untuk menguatkan iman sekuat-kuatnya. Terus menerus, seumur hidup kita.  

Part dua sudah sampai di akhir video, sehingga untuk hari ini tidak ada kudapan sore ( Part 3) ya 😊

***

Sumber: Bayyinah TV > Surahs > Deeper Look > 04. Al-Baqarah (Ayah 8) – A Deeper Look (51:28 – 53:48)


Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahayaNya.🤲

Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiaraNya.🙏

Jazakumullahu khairan😊

Salam,

The Miracle Team 

Voice of Bayyinah

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s