[VoB2021] Pertanyaan tentang ‘Pemuda yang Menghilang’


Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-187

Topik: Pearls from Al-Kahfi

Jum’at, 25 Desember 2020

Materi VoB Hari ke-187 Pagi | Pertanyaan tentang ‘Pemuda yang Menghilang’

Ditulis oleh: Rizka Nurbaiti

#SundayLeadershipWeek27Part1

Part 1

بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ

Pekan lalu kita telah membahas bagaimana cerdiknya Yahudi Al-Ahbar dalam menjawab pertanyaan perwakilan Quraisy tentang kebenaran kenabian Muhammad ﷺ.

Para rabi Yahudi itu mengarahkan para Quraisy, untuk menanyakan perihal tersebut ke kaum mereka.

Jadi, dia (rabi Yahudi Al-Ahbar) tidak menyatakan ini atau itu, tapi membiarkan orang Quraisy memutuskannya sendiri.

Karena orang kafir Quraisy yang memutuskan sendiri perkara tersebut, maka kesalahan dan segala konsekuensi atas keputusan itu akan menjadi tanggung jawab mereka sendiri. Bukan rabi Yahudi.

Nah, begitulah cerdiknya para rabi Yahudi.

Next, para rabi Yahudi tersebut mengatakan pertanyaan yang harus diajukan perwakilan orang Quraisy itu kepada Nabi Muhammad ﷺ.

Pertanyaan pertama, tanyakan kepadanya tentang beberapa pemuda yang pada zaman dahulu menghilang. Apa yang terjadi pada mereka?

Mungkin beberapa dari kita sudah familiar dengan kisah pemuda Kahfi yang terdapat di Al-Qur’an. Nah, kita bisa membandingkan dengan pertanyaan yang diajukan para rabi Yahudi Al-Ahbar ini.

Dari pertanyaan yang diajukan mereka, kita bisa tahu bahwa satu-satunya informasi yang mereka berikan di pertanyaan tersebut hanyalah:

1️⃣Orang yang hendak ditanyakan yaitu ‘beberapa pemuda’

2️⃣ Pemuda tersebut ‘menghilang beberapa tahun yang lalu’

Sudah hanya itu saja yang dia katakan.

Dia tidak mengatakan mereka tidur di sana.

Mereka berada di dalam gua (kahf).

Dia tidak mengatakan hal lainnya kecuali kedua hal di atas.

Selanjutnya para rabi tersebut mengatakan,

فإنهم قد اكن لهم شأن عجيب

Mereka (beberapa pemuda yang menghilang itu) punya cerita yang sangat unik dan menarik.

Kata عجيب (’ajiib) dari pernyataan mereka di atas adalah kata yang penting. Mengapa?

Karena Allah ﷻ menggunakan kata tersebut juga ketika merespon pertanyaan mereka.

Allah ﷻ mengatakan di dalam QS Al-Kahfi, 18:9

أَمْ حَسِبْتَ أَنَّ أَصْحَـٰبَ ٱلْكَهْفِ وَٱلرَّقِيمِ كَانُوا۟ مِنْ ءَايَـٰتِنَا عَجَبًا

Artinya: “Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang menakjubkan ?”

Jadi kata عجيب (’ajib) yang digunakan oleh para rabi Yahudi tersebut terdapat juga di dalam QS Al Kahfi ayat 9. Jadi kata ini terhubung satu sama lain.

Lalu para rabi Yahudi tersebut melanjutkan perkataannya,

وسلوه عن رجل طواف بلغ مشارق األرض ومغاربها، ما اكن نبؤه

Tanyakan kepadanya tentang ‘seorang pria yang terus berkeliling (طواف).

Maksud dari kata طواف (tawaf) adalah terus berkeliling.

Pria tersebut terus-menerus bepergian. Dia mencapai ujung timur bumi dan ujung barat bumi. “Bagaimana kabar dia?”

Jadi siapa yang mereka tanyakan?

Mereka menanyakan kabar ‘seorang pria yang melakukan tawaf’.

Mereka mengatakan ‘seorang pria’. Mereka tidak menyebutkan namanya.

Jadi, mereka hanya mengetahui bahwa ‘ada seorang pria yang terus bepergian (tawaf)’. That’s it. Hanya itu.

Kemudian mereka menyampaikan pertanyaan ketiga yang mereka sarankan untuk ditanyakan kepada Rasulullah ﷺ.

Apakah pertanyaannya?

Sumber: Bayyinah TV – Quran – Deeper Look – 18. Al-Kahf – 06. Context of Revelation (00:07:50-00:09:24)


Materi VoB Hari ke-187 Siang | Tiga Pertanyaan untuk Rasulullah ﷺ

Ditulis oleh:  Rizka Nurbaiti

#SundayLeadershipWeek27Part2

Part 2

بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ

Pertanyaan selanjutnya yang mereka sarankan untuk ditanyakan kepada Rasulullah ﷺadalah sebagai berikut:

وسألوه عن الروح ما هو

“Tanyakan kepadanya mengenai ‘ruh’. Apa itu ruh?”

فإن أخبركم بذلك، فهو نبي, فاتبعوه

“Jika dia (Muhammad ﷺ) bisa memberitahumu semua itu maka dia adalah benar seorang Rasul utusan Allah, maka ikutilah dia”

وإن لم يخبركم , فإنه رجل متقول

“Dan jika dia tidak memberitahu Anda, maka dia hanyalah seseorang yang mengarang kata-kata saja”.

Mereka mengatakan kalimat ini dengan maksud mengarahkan kaum Quraisy untuk melakukannya.

Kalimat ini sangat menjurus dengan apa yang mereka harapkan akan terjadi. Yakni mereka mengharapkan kaum Quraisy tidak mengikuti Rasulullah ﷺ.

Kemudian para rabi Yahudi tersebut melanjutkan perkataannya dengan memberikan saran apa yang harus para Quraisy lakukan jika hal tersebut terjadi. Mereka berkata,

فاصنعوا في أمره ما بدا لكم

“Maka Anda harus melakukan apa pun yang Anda inginkan.”

Para rabi Yahudi itu meminta kaum Quraisy untuk memutuskan sendiri. Karena dia tidak ingin menanggung konsekuensinya. Sehingga dia menyerahkan pengambilan keputusan tersebut kepada kaum Quraisy.

Mereka hanya memberikan saran melalui pesan subliminal bukan memberikan sebuah perintah atau keputusan.

Kemudian perwakilan Quraisy (Al-Nadr dan ‘Uqba) tersebut kembali ke kaumnya.

فأقبل النضر وعقبة حتى قدما على قريش. فقالا: يا معشر قريش

Setelah Al-Nadr dan ‘Uqba kembali ke kaumnya (Quraisy). Mereka berkata, “Wahai para Quraisy berkumpul lah”

قد جئناكم بفصل ما بينكم وبني محمد

“Kami datang kepada Anda dengan argumen yang tegas. Dengan suatu hal yang dapat membedakan kebenaran dengan kepalsuan. Sesuatu yang dapat memisahkan antara Anda dan Muhammad ﷺ. Atau sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menentukan sikap Anda terhadap Muhammad ﷺ “.

قد أمرنا أحبار يهود أن نسأله عن أمور

Para ahli Taurat yaitu rabi Yahudi telah memberi kita instruksi untuk memberikan pertanyaan kepada Muhammad ﷺ tentang hal-hal tertentu.

فأخبروهم بها

Kemudian mereka memberitahu ke kaumnya 3 pertanyaan itu.

1. Apa yang terjadi pada beberapa pemuda yang pada zaman dahulu menghilang (yang mereka maksudkan adalah pemuda Kahfi).

2. Bagaimana kabar dari ‘seorang pria yang melakukan tawaf’. Pria tersebut mencapai ujung timur bumi dan ujung barat bumi.

3. Apa itu ‘ruh’?

Setelah itu mereka datang menemui Rasulullah ﷺ.

Mereka meminta Rasulullah ﷺ untuk menjelaskan ketiga pertanyaan yang diinstruksikan oleh rabi Yahudi Al-Ahbar itu.

Mendengar ketiga pertanyaan tersebut, Rasulullah ﷺ kemudian berkata,

أخبركم غدا عما سألتم عنه

Apakah yang Rasulullah ﷺ katakan tersebut?

Sumber: Bayyinah TV – Quran – Deeper Look – 18. Al-Kahf – 06. Context of Revelation (00:09:24-00:11:23)

Diskusi dan Tanggapan VoB Hari Ke-187 Siang | Tiga Pertanyaan untuk Rasulullah ﷺ
Siti Badriyah:

Can’t wait for the next story …


Materi VoB Hari ke-187 Sore | Lima Belas Hari Tanpa Jawaban

Ditulis oleh: Rizka Nurbaiti

#SundayLeadershipWeek27Part3

Part 3

بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ

Mendengar ketiga pertanyaan perwakilan Quraisy tersebut, Rasulullah ﷺ berkata,

أخبركم غدا عما سألتم عنه

”Saya akan menjelaskan tentang hal-hal yang kamu tanyakan itu besok”.

Jadi di sini Rasulullah ﷺ berharap wahyu datang kepadanya sehingga dia bisa menjawab pertanyaan dari mereka tersebut esok harinya.

Pada saat itu Rasulullah ﷺ tidak membuat pengecualian (لم يستثن).

Apa maksud dari ‘tidak membuat pengecualian’ ?

Maksudnya adalah tidak mengatakan ‘jika Allah menghendaki’. ” إِلَّا أَن يَشَاءَ ٱللَّهُ (illa an yasyaa Allah)”.

Seperti yang terdapat di dalam QS Al-Kahfi ayat 23-24, Allah ﷻ berfirman:

وَلَا تَقُولَنَّ لِشَا۟ىْءٍ إِنِّى فَاعِلٌ ذَٰلِكَ غَدًا

Artinya: Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu, “sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi”. (QS Al-Kahfi, 18:23)

إِلَّآ أَن يَشَآءَ ٱللَّهُ ۚ وَٱذْكُر رَّبَّكَ إِذَا نَسِيتَ وَقُلْ عَسَىٰٓ أَن يَهْدِيَنِ رَبِّى لِأَقْرَبَ مِنْ هَـٰذَا رَشَدًا

Kecuali (dengan menyebut), ‘insyaa Allah’. Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: “Mudah-mudahan Tuhan-ku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini”. (QS Al-Kahfi, 18:24)

Kata إِلَّآ (illa) merupakan huruf اِسْتِثْنَاء (huruf istitsna). Yaitu kata yang digunakan untuk membuat pengecualian.

Cara yang lebih singkat atau mudah untuk mengatakan pengecualian tersebut adalah ucapan yang sering kita gunakan. Yakni ‘in syaa Allah’.

Jadi, sebenarnya di bahasa arab klasik cara mengungkapkan “insyaa Allah’’ adalah “illa an yasyaa Allah”

Oleh karena itu, untuk mengatakan ‘saya akan menemuimu besok’ bisa dengan 2 cara.

Pertama, kita bisa mengatakan “sampai jumpa besok illa an yasyaa Allah”.

Atau bisa juga mengatakan, “sampai jumpa besok, in syaa Allah.”

Keduanya memiliki arti yang sama.

Dengan mengatakan ’illa an yasyaa Allah’ atau ’in syaa Allah’ berarti kita membuat pengecualian yakni ‘jika Allah menghendaki’.

Back to the topic, jadi saat itu Rasulullah ﷺ tidak mengucapkan pengecualian tersebut.

Kemudian setelah mendengar jawaban Rasulullah ﷺ para perwakilan Quraisy itu meninggalkan Beliau ﷺ.

Dan setelah kejadian tersebut, Rasulullah ﷺ menunggu-nunggu jawaban dari Allah ﷻ hingga 15 hari lamanya.

Lima belas malam telah berlalu dan Allah ﷻ belum berbicara kepadanya dengan satu wahyu pun.

Selama 15 hari itu tidak ada wahyu dari Allah ﷻ yang disampaikan Jibril alaihi salam.

Jibril alaihi salam tidak kunjung datang kepadanya.

Hingga orang-orang di Mekah mulai goyah dan membuat keributan. Mereka mengatakan,

وقالوا: وعدنا محمد غدا . واليوم خمس عشرة ليلة، وقد أصبحنا فيها

Mereka berkata, “Muhammad berjanji pada kita akan menjelaskannya besok. Dan hari ini adalah hari ke-15 kita bangun sejak janjinya tersebut. Dan tidak ada yang terjadi”

و لا يخبرنا بَشىء عما سألناه

“Dia (Rasulullah ﷺ) tidak memberi tahu kami apapun tentang pertanyaan yang kami tanyakan kepadanya”.

Karena wahyu dari Allah ﷻ belum kunjung turun selama itu, membuat Rasulullah ﷺ menjadi sedih. Ditambah lagi keributan dan ucapan-ucapan yang dikatakan orang-orang Mekah.

Mereka memperolok-olok Rasulullah ﷺ dengan mengatakan,

“Apa yang terjadi pada wahyu Anda?”

“Apakah ada koneksi yang buruk?”

Hal tersebut membuat Rasulullah ﷺ menjadi tertekan dan sedih. Beliau ﷺ sulit untuk menghadapinya dan dia ﷺ terbebani dengan ucapan buruk orang-orang Quraisy tersebut.

Hingga akhirnya Jibril alaihi salam datang kepadanya atas izin Allah ﷻ dengan membawa surat Al-Kahfi.

ثم جاءه جبريل عليه الصالة والسالم من الله عز وجل بسورة أصحاب الكهف

Dan ini menunjukkan bahwa seluruh surat Al-Kahfi datang sekaligus.

Karena ia tidak mengatakan ‘beberapa dari surat Al-Kahfi’,

ببعض سورة أصحاب الكهف

Melainkan ia mengatakan ‘seluruh surat Al-Kahfi’,

بسورة أصحاب الكهف

Jadi, seluruh surat Al-Kahfi ini diturunkan saat itu.

Dan selain surat Al-Kahfi, beberapa ayat dari surat Al-Isra juga diturunkan di waktu itu.

Dalam wahyu yang diturunkan tersebut terdapat juga ayat yang menjelaskan bahwa Allah ﷻ menegur Rasulullah ﷺ karena terlalu khawatir tentang apa yang mereka katakan.

Rasulullah ﷺ saat itu terlalu khawatir (overwhelmed) dan terlalu tertekan (stressed out) dengan klaim dan ucapan-ucapan yang dikatakan orang-orang Quraisy.

Jadi, Allah mengatakan kepada beliau ﷺ,

فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَّفْسَكَ عَلَىٰٓ اثَارِهِمْ إِن لَّمْ يُؤْمِنُوا۟ بِهَـٰذَا ٱلْحَدِيثِ أَسَفًا

“Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Qur’an)”. (QS Al-Kahfi, 18: 6)

Jadi begitulah sedikit penjelasan mengenai surat Al-Kahfi yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas r.a.

Selanjutnya, apakah pertanyaan kedua dan ketiga juga terdapat di dalam wahyu yang diturunkan saat itu?

Sumber: Bayyinah TV – Quran – Deeper Look – 18. Al-Kahf – 06. Context of Revelation (00:11:23 – 00:15:11)

Diskusi dan Tanggapan VoB Hari Ke-182 Sore |  Lima Belas Hari Tanpa Jawaban
Wening:

maaasyaa Allah… manusia yang paling mulia di langit dan bumi,

dialah yang ditarbiyah langsung oleh Allah dengan Al Quran…

Sumber: Bayyinah TV – Quran – Courses – Leadership – 06. Leadership Workshop (00:06:40-00:09:15)

***

Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahayaNya.🤲

Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiaraNya.🙏

Jazakumullahu khairan😊

Salam,

The Miracle Team

Voice of Bayyinah

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s