بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ
Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-178
Topik: Pearls from Ali Imran
Rabu, 16 Desember 2020
Materi VoB Hari ke-178 Pagi | Doa Orang Beriman vs Kegagalan Orang-orang Kafir
Doa Orang Beriman vs Kegagalan Orang-orang Kafir
Oleh: Rizka Nurbaiti
#WednesdayAliImranWeek26Part1
Part 1
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
🍀🍀🍀🍀🍀
Dinarasikan oleh Ibnu Abbas radhiyallaahu anhu bahwa Rasulullah ﷺ setelah memperoleh kemenangan dalam perang Badar, beliau ﷺ menemui komunitas Yahudi di pasar Qainuqa.
Rasululllah ﷺ bersabda :
“Wahai orang-orang Yahudi, masuk islam lah kalian sebelum Allah ﷻ menimpakan atas kalian apa yang telah menimpa orang-orang Quraisy”
Mereka menjawab, “Wahai Muhammad, jangan terlalu membanggakan diri dengan keberhasilan kalian membunuh orang-orang Quraisy. Kalian hanya membunuh sebagian dari mereka. Lagi pula, mereka juga tidak tahu bagaimana cara berperang yang sesungguhnya. Dan jika kalian berani memerangi kami, Engkau akan mengetahui betapa hebatnya kami. Kalian bukan apa-apa. Jangan membandingkan diri kalian dengan kehebatan kami.”
Maka sehubungan dengan ucapan mereka itu, Allah ﷻ menurunkan firman-Nya:
قُل لِّلَّذِينَ كَفَرُواْ سَتُغۡلَبُونَ وَتُحۡشَرُونَ إِلَىٰ جَهَنَّمَۖ وَبِئۡسَ ٱلۡمِهَادُ
Artinya: katakanlah (Muhammad ﷺ) kepada orang-orang yang kafir, “Kamu (pasti) akan dikalahkan dan digiring ke dalam neraka Jahanam. Dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal. (QS Ali ‘Imran, 3:10)
Begitulah salah satu riwayat mengenai turunnya ayat yang menyebutkan kata ‘kafir’.
🍃🍃🍃🍃🍃
Ibnu ‘Asyur rahimahullah memberikan komentar mengenai perubahan subjek yang terjadi pada ayat 10 Surat Ali ‘Imran dengan subjek pada ayat sebelumnya.
Subjek terakhir sebelum ayat ke-10 ini membahas tentang wahyu. Tentang doa yang dipanjatkan dengan kerendahan hati. Tentang Allah ﷻ yang menurunkan kitab yang merupakan bukti kasih dari-Nya.
Kemudian subjek berpindah di ayat 10, di mana ayat ini membahas tentang kegagalan yang akan dialami oleh orang-orang kafir.
إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لَن تُغْنِىَ عَنْهُمْ أَمْوَٰلُهُمْ وَلَآ أَوْلَـٰدُهُم مِّنَ ٱللَّهِ شَيْـًۭٔا ۖ وَأُو۟لَـٰٓئِكَ هُمْ وَقُودُ ٱلنَّارِ
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang kafir, harta benda dan anak-anak mereka, sedikitpun tidak dapat menolak (siksa) Allah dari mereka. Dan mereka itu adalah bahan bakar api neraka.
Ibnu ‘Asyur rahimahullah menjelaskan bahwa menurutnya susunan yang umum pada Al-Qur’an adalah ayat tentang ‘kabar gembira (good news)’ dilanjutkan dengan ayat tentang ‘peringatan (warning)’.
Atau pun sebaliknya melanjutkan ayat tentang ‘peringatan’ dengan ayat tentang ‘kabar gembira’.
Keduanya hal tersebut umumnya dibahas secara berdampingan.
Tapi menariknya di Surat Ali ‘Imran ayat 10 ini yang merupakan ayat tentang ‘peringatan’, ayat-ayat sebelumnya tidak membahas tentang ‘kabar gembira (بَشَّرَ)’.
Melainkan membahas tentang ‘doa-doa yang dipanjatkan oleh orang-orang yang beriman’. Seperti pada QS Ali ‘Imran ayat 8 berikut ini:
رَبَّنَا لَا تُزِغۡ قُلُوۡبَنَا بَعۡدَ اِذۡ هَدَيۡتَنَا وَهَبۡ لَنَا مِنۡ لَّدُنۡكَ رَحۡمَةً ۚ اِنَّكَ اَنۡتَ الۡوَهَّابُ
Artinya: (Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.” (QS Ali ‘Imran, 3:8)
Padahal pada umumnya Allah ﷻ menyebutkan secara berpasangan kedua kata atau frasa yang berlawanan seperti kata ‘siang’ dan ‘malam’. ‘Neraka’ dan ‘surga’.
‘Penghargaan untuk orang-orang yang beriman’ dan ‘hukuman untuk orang-orang tidak beriman’.
‘Kemenangan kaum muslim’ dan ‘kekalahan kaum kafir’.
Semua pasangan kata dan frasa di atas adalah suatu bentuk kata berlawanan yang umumnya disebutkan secara berpasangan.
Namun pada kedua subjek di surat Ali ‘Imran ini Allah ﷻ memasangkan kata yang tidak tidak berlawanan secara eksplisit.
Yaitu Ia ﷻ memasangkan antara ‘doa yang dipanjatkan oleh orang-orang yang beriman’ dengan ‘kegagalan yang diterima oleh orang-orang kafir’.
Jadi, dengan kata lain di sini Allah ﷻ membandingkan antara dua hal yang tidak secara eksplisit memiliki makna yang berlawanan.
Ia ﷻ tidak membandingkan antara ‘kekalahan kaum kafir’ dengan ‘kemenangan orang mukmin‘.
Melainkan ia membandingkan antara ‘kekalahan kaum kafir’ dengan ‘doa yang dipanjatkan oleh orang-orang yang beriman’
Mengapa demikian?
Apa hikmah dari perbandingan kedua hal tersebut?
Bersambung in syaa Allah ba’da zhuhur.
Sumber:
– Bayyinah TV > Quran > Deeper Look > 04. ‘Ali ‘Imran – Ayah 10-13 Ramadan 2018 (0:15:32 – 0:17:00)
Materi VoB Hari ke-178 Siang | Kemenangan bagi Orang-orang yang Beriman
Kemenangan bagi Orang-orang yang Beriman
Oleh: Rizka Nurbaiti
#WednesdayAliImranWeek26Part2
Part 2
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
🏆🏆🏆🏆
Allah ﷻ tidak membandingkan antara ‘kekalahan kaum kafir’ dengan ‘kemenangan orang mukmin‘.
Melainkan Ia ﷻ membandingkan antara ‘kekalahan kaum kafir’ dengan ‘doa yang dipanjatkan oleh orang-orang yang beriman’.
Mengapa demikian?
Apa hikmah dari perbandingan kedua hal tersebut?
Ini adalah petunjuk bahwa doa yang dipanjatkan oleh orang orang yang beriman tersebut telah dijawab oleh Allah.
Doa mereka dijawab sebagaimana Allah menjanjikan kekalahan bagi orang-orang kafir di masa yang akan datang nanti.
‘Doa orang-orang yang beriman’ tersebut dijawab oleh Allah yaitu mereka dilembutkan hatinya dan hati mereka dibimbing agar tidak menyimpang.
Meski kata ‘kemenangan’ tidak disebutkan secara langsung di dalam ayat ini. Namun, itu adalah kemenangan yang sebenarnya bagi mereka.
‘Kemenangan’ bagi orang-orang yang beriman bukanlah dengan ‘pedang’.⚔
Bukan dengan cara berperang. 🤺
Bukan juga dengan ‘operasi militer’.
Serta bukan dengan ‘uang’.💸
Melainkan dengan ‘hati yang dibimbing ke jalan kebenaran’.
Setelah kemenangan tersebut terwujud barulah kemudian semua elemen kemenangan yang lainnya akan datang.
Selain di ayat ini, kita dapat mempelajari ‘arti kemenangan’ tersebut juga dari ayat selanjutnya yaitu ayat 139,
وَلَا تَهِنُوا۟ وَلَا تَحْزَنُوا۟ وَأَنتُمُ ٱلْأَعْلَوْنَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
Artinya: Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamu lah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. (QS Ali Imran, 3:139)
Terus di manakah letak iman itu? Di hati.
Jadi perbandingan kontras pada kedua subjek ini adalah ‘hati orang-orang beriman yang diluruskan oleh Allah’ dengan ‘orang-orang kafir dimusnahkan oleh Allah’.
Itulah maksud dari perbandingan kedua subjek tersebut.
Dan dengan memahami hal ini maka kita akan melihat realitas spiritual yang mengerikan yang dialami orang-orang kafir saat mereka mendapatkan kemenangan atas tipu daya yang mereka lakukan. Mengapa?
Karena saat mereka sedang berada di atas. Saat mereka mendapatkan kemenangan demi kemenangan atas perbuatan keji yang mereka lakukan.
Sebenarnya, itu adalah indikasi bahwa hati mereka tidak lurus.
Karena jika hati mereka lurus maka seharusnya Allah ﷻ membimbing hati mereka agar tidak melakukan hal yang menyimpang tersebut.
Jika hati mereka lurus maka seharusnya perbuatan kufur yang mereka lakukan itu tidak akan berlanjut.
Itulah sebabnya nanti pada bagian hampir akhir dari surat ini yaitu ayat 196, Allah ﷻ berfirman:
لَا يَغُرَّنَّكَ تَقَلُّبُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ فِى ٱلْبِلَـٰدِ
Artinya: Janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak di dalam negeri. (QS Ali ‘Imran, 3:196)
Di ayat tersebut, Allah ﷻ mengingatkan kita untuk tidak terpedaya dengan pergerakan dan tipu daya yang orang-orang kafir itu lakukan.
Apa yang mereka rencanakan?
Ke arah mana mereka menuju?
Teori konspirasi apa yang mereka buat untuk mengaburkan fakta-fakta yang terjadi?
Jangan biarkan pertanyaan-pertanyaan seperti di atas mengganggu kita.
Jangan khawatir tentang hal-hal itu.
Lalu apa yang perlu kita khawatirkan?
Hal apa yang perlu kita lakukan untuk menghadapi mereka?
Jawabannya terdapat di dalam QS Ali ‘Imran ayat 200, yaitu sebagai berikut:
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱصْبِرُوا۟ وَصَابِرُوا۟ وَرَابِطُوا۟ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkan lah kesabaranmu dan tetap lah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.
Itulah yang perlu kita khawatirkan dan yang dapat kita lakukan.
Kita hanya perlu memperhatikan sikap dari diri kita sendiri. Dan yang perlu kita lakukan adalah bersabar dan menguatkan kesabaran yang kita miliki.
Bersiap siaga dan bertaqwa kepada Allah.
Dengan memahami ini, seharusnya kita dapat fokus terhadap hal-hal yang semestinya kita lakukan dan kita perhatikan saja.
Serta menyerahkan hal-hal yang bukan urusan kita dan di luar kuasa kita kepada Allah Azza wa Jalla.
*****
Selanjutnya ustaz menyampaikan tentang keindahan struktur (tata letak) dari ayat 10 hingga ayat 13 surat Ali ‘Imran.
Bagaimanakah penjelasannya?
Bersambung in syaa Allah ba’da ashar.
Sumber:
Bayyinah TV > Quran > Deeper Look > 04. ‘Ali ‘Imran – Ayah 10-13 Ramadan 2018 (0:17:00 – 0:18:50)
Materi VoB Hari ke-178 Sore | Keindahan dari Tata Letak Ayat 10-13 Surat Ali Imran
Keindahan dari Tata Letak Ayat 10-13 Surat Ali Imran
Oleh: Rizka Nurbaiti
#WednesdayAliImranWeek26Part3
Part 3
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Sebelum membahas makna dari ayat 10-13 surat Ali ‘Imran.
Ustaz Nouman terlebih dahulu menjelaskan keindahan struktur (tata letak) ayat-ayat ini di dalam surat Ali ‘Imran.
Pada ayat pertama dari keempat rangkaian ayat ini (QS Ali ‘Imran, 3:10) dijelaskan bahwa orang-orang kafir tersebut akan mengalami kegagalan di masa yang akan datang.
Orang-orang kafir yang merupakan musuh Rasulullah ﷺ tersebut akan mengalami kekalahan.🏳
Kemudian tepat setelah ayat tersebut, ayat selanjutnya Allah ﷻ memberikan contoh sejarah kegagalan orang-orang kafir di masa lalu. Yakni sejarah tentang Fir’aun dan para pengikutnya. 🌊
Jadi pertama Allah ﷻ menyebutkan janji yang Ia ﷻ akan berikan kepada orang-orang kafir.
Lalu, sebagai bukti bahwa janji-Nya tersebut akan benar-benar terpenuhi, di ayat selanjutnya Ia ﷻ mengatakan bahwa Ia telah memenuhi janji yang serupa itu pada kaum yang sebelumnya.🌒
Ia ﷻ memberi contoh pemenuhan janji-Nya terhadap Fir’aun beserta para pengikutnya,
Setelah kedua ayat itu, Allah ﷻ memberikan ayat yang lain lagi mengenai ‘kegagalan orang-orang kafir di masa akan datang’.
Ia ﷻ memberikan ayat tentang kegagalan orang-orang kafir’, satu lagi pada ayat 12.
Kemudian, setelah menyebutkan ‘kegagalan tersebut, Dia ﷻ kembali memberikan contoh sejarah kegagalan dari orang-orang kafir. Yakni sejarah dari perang Badar. 🤺
Pada ayat 13 tersebut, Allah ﷻ menjelaskan apa yang dialami oleh orang-orang kafir dan orang-orang mukmin pada perang Badar.
Jadi dalam empat rangkaian ayat ini (ayat 10-13), Allah ﷻ menyebutkan ‘kegagalan yang akan dialami oleh orang-orang kafir’ sebanyak dua kali.
Yakni pada ayat pertama yang dibahas (ayat 10) dan ayat ketiga yang dibahas (ayat 12).
Kemudian di tengah-tengah ayat tersebut, Ia memberikan contoh sejarah.
Contoh sejarah pertama yang dibahas adalah kisah Fir’Aun beserta para pengikutnya.
Dan contoh sejarah kedua yang Ia ﷻ berikan adalah tentang perang Badar.
Pada contoh pertama yang Allah ﷻ sebutkan tersebut, sudah tidak ada jejak bukti yang tersisa. Karena kejadiannya sudah sangat lampau dari waktu turunnya ayat mengenai orang-orang kafir ini.🕰
Sedangkan contoh yang kedua Ia ﷻ sebutkan adalah sejarah terkini di masa itu.
Orang-orang kafir pada masa itu menyaksikannya kejadiannya secara live, mereka terlibat di dalam sejarah tersebut.
Karena contoh kedua ini adalah kisah terkini bagi mereka di masa itu. Sehingga dengan indahnya di akhir ayat ini, setelah penjelasan tentang apa yang terjadi pada perang Badar, Ia ﷻ menyimpulkan kisah tersebut dengan kalimat berikut:
إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَعِبْرَةًۭ لِّأُو۟لِى ٱلْأَبْصَـٰرِ
Artinya: ….”Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati”. (QS Ali-Imran, 3:13)
‘Ini adalah pelajaran bagi mereka yang benar-benar memiliki penglihatan’ yang berarti apa yang terjadi dengan Firaun, sekilas hal itu juga terjadi pada perang Badar.
Fir’aun pada masa itu adalah mereka (orang-orang kafir Quraisy). Mereka merasakan apa yang dirasakan oleh Fir’aun dan kaumnya pada masanya.
******
إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لَن تُغْنِىَ عَنْهُمْ أَمْوَٰلُهُمْ وَلَآ أَوْلَـٰدُهُم
Sesungguhnya orang-orang yang kafir, bagi mereka tidak akan berguna sedikit pun harta benda dan anak-anak mereka….(QS Surat Ali ‘Imran, 3:10).
Pada ayat tersebut tersebut terdapat kalimat,
لَن تُغْنِىَ عَنْهُمْ أَمْوَٰلُهُمْ وَلَآ أَوْلَـٰدُهُم
Terdapat dua cara untuk dapat memahami makna dari kalimat di atas?
Bagaimanakah penjelasan dari kedua cara tersebut?
Bersambung in syaa Allah minggu depan.
Sumber:
– Bayyinah TV > Quran > Deeper Look > 04. ‘Ali ‘Imran – Ayah 10-13 Ramadan 2018 (0:18:50 – 0:20:43)
Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahayaNya.🤲
Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiaraNya.🙏
Jazakumullahu khairan😊
Salam,
The Miracle Team
Voice of Bayyinah