﷽
Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-172
Topik: Divine Speech
Kamis, 10 Desember 2020
Materi VoB Hari ke-172 Pagi | Rindu Mesir
Oleh: Muchamad Musyafa’
#ThursdayDivineSpeechWeek25Part1
Part 1
🧄🦆🧄🦆🧄
Minggu lalu ceritanya sudah sampai adegan di mana kaum bani Israil bosan dengan manna dan salwa. Lalu mereka meminta kepada Musa agar diturunkan makanan lain dari langit, seperti kacang, timun, bawang dan lainnya.
Lalu apa jawaban dari nabi Musa AS ?
🧄🦆
Mungkin sebelum kita baca apa jawaban dari nabi Musa AS, sebelumnya coba kita sadari bahwa kaum bani Israil ini sangat merindukan makanan-makanan yang pernah mereka dapatkan di Mesir. Dan perlu kita ingat seperti apa posisi kaum bani Israil ketika mereka di Mesir? Mereka diperbudak di Mesir. Mereka tidak hidup enak di sana. Mesir bagaikan penjara bagi mereka.
Oke, kita sudah dapatkan satu garis merah yang menarik perhatian kita.
Bani Israil merindukan jenis makanan yang mereka dapat ketika mereka disiksa. Mereka rindu dengan makanan “penjara”.
🧄🦆
Tanpa dijelaskan jawaban Nabi Musa AS atas permintaan kaumnya, seharusnya kita sudah bisa merasakan perasaan Nabi Musa AS saat itu.
Telah berusaha keras untuk membebaskan suatu kaum, tapi kaum itu kemudian merindukan saat-saat ketika mereka dijajah dan ditindas.
Tentu saja batin Nabi Musa AS memanas. Mungkin saja batinnya berkata, “Apa maksudmu? Kini kamu meminta masa lalumu dikembalikan, Kamu ingin merasakan dijajah lagi”
Alih-alih mengucapkan kekesalan itu, Musa mengucapkan kata-kata yang bernada sarkastik, tapi mengandung selera humor yang luar biasa, “Mengapa tidak dirimu pergi ke Misran (desa) saja?
Padahal Musa bisa-bisa saja menggunakan pilihan kata lainnya seperti Balad, Ardhl, atau Qaryah, tapi Musa memilih menggunakan kata ”misran”. Sebuah kata yang hampir mirip dengan kata ”misra” yang berarti kerajaan Mesir. Dari situ Musa sebenarnya ingin menyindir mereka “Mengapa tidak dirimu pergi ke Mesir saja?”
🧄🦆🧄🦆🧄
Sumber: Bayyinah TV > Quran > Deeper Look > 05. Consistency in the Quran (15:38 – 17:09)
Materi VoB Hari ke-172 Siang | Rindu Mesir 2
Oleh: Muchamad Musyafa’
#ThursdayDivineSpeechWeek25Part2
Part 2
🥒🍯🥒🍯🥒
Sebelumnya, diceritakan bahwa Nabi Musa AS menggunakan kata misran untuk menyindir kaumnya yang menginginkan masa-masa ketika mereka masih di Mesir. Sudah diberi makanan manna dan salwa yang enak, tapi mereka rindu dengan makanan yang mereka makan ketika mereka ditindas. Seakan-akan mereka bosan dengan kondisi mereka dan ingin kembali ke kondisi mereka ketika masih di Mesir.
Mari kita analisis mengapa negara Mesir begitu buruk. Ada tiga alasannya:
- Ketika bani Israil diperbudak oleh Mesir, mereka direndahkan, ditindas, dihinakan.
- Ketika bani Israil diperbudak oleh Mesir, hidup mereka tidak berkembang. Jika hidup mereka miskin, maka anak-cucu mereka akan mengalaminya juga. Jika pendidikan mereka rendah, maka anak-cucu mereka akan mendaptkan pendidikan yang rendah juga. Tidak ada kesempatan bagi keturunan mereka untuk memperbaiki taraf hidup.
- Ketika bani Israil diperbudak oleh Mesir, tiap beberapa tahun pasukan Firaun membunuh anak laki-laki dari bani Israil. Firaun sangat murka dengan keturunan bani Israil.
Mari kita ulangi lagi, apa tiga masalah yang dihadapi bani Israil di Mesir?
- Penghinaan
- Kondisi yang tidak berkembang bagi keturunan mereka
- Kemurkaan dari penguasa
🍯🥒
Seharusnya orang bani Israil sangat paham tiga alasan diatas. Tapi mereka masih meminta sesuatu yang pernah mereka peroleh di masa lampau. Nabi Musa AS menjawab mereka,
ٱهۡبِطُواْ مِصۡرٗا فَإِنَّ لَكُم مَّا سَأَلۡتُمۡ
Pergilah kamu ke suatu misran, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta.”
Seakan-akan Nabi Musa AS menjawab, “Pergilah kamu ke Mesir, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta.
🍯🥒
Lalu apa kata Allah ﷻ ?
وَضُرِبَتۡ عَلَيۡهِمُ ٱلذِّلَّةُ وَٱلۡمَسۡكَنَةُ وَبَآءُو بِغَضَبٖ مِّنَ ٱللَّهِۗ
Lalu ditimpahkanlah kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah.
Karena permintaan mereka, kini mereka mendapatkan 3 hal dari Allah ﷻ:
- kehinaan atau ذِّلَّةُ
- kondisi yang tidak berkembang atau مَسۡكَنَةُ
- kemurkaan atau غَضَبٖ
🥒🍯
Kesimpulannya ketika bani Israil meminta “Mesir” yang lain, maka Allah ﷻ benar-benar memberi mereka apa yang dulu mereka peroleh dari Mesir. Bahkan Allah ﷻ memberi mereka “Mesir” yang lebih buruk dari yang mereka miliki dulu.
Semua sindiran Nabi Musa ASkepada bani Israil ini tersampaikan kepada kita melalui pemilihan kata plesetan “misran” untuk negara Mesir. Ini adalah salah satu keindahan penggunaan kata di dalam Al-Qur’an.
ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمۡ كَانُواْ يَكۡفُرُونَ بَِٔايَٰتِ ٱللَّهِ وَيَقۡتُلُونَ ٱلنَّبِيِّۧنَ بِغَيۡرِ ٱلۡحَقِّۗ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَواْ وَّكَانُواْ يَعۡتَدُونَ
Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas.
🥒🍯🥒🍯🥒
Sumber: Bayyinah TV > Quran > Deeper Look > 05. Consistency in the Quran (17:09 – 20:22)
Materi VoB Hari ke-172 Sore | Bani Israil
Oleh: Muchamad Musyafa’
#ThursdayDivineSpeechWeek25Part3
Part 3
🌌🌌🌌🌌🌌
Pada surat Shaf, Allah bercerita tentang Nabi Musa AS dan Nabi Isa AS di ayat kelima dan keenam.
وَإِذۡ قَالَ مُوسَىٰ لِقَوۡمِهِۦ يَٰقَوۡمِ
5. Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya: “Hai kaumku”
وَإِذۡ قَالَ عِيسَى ٱبۡنُ مَرۡيَمَ يَٰبَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ
6. Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: “Hai Bani Israil”
🌌🌌
Di atas, Allah memilih menggunakan pilihan kata-kata :
1. Qala Muusa li-qaumihi, Ya Qaumi (Telah berkata Musa kepada kaumya, “Wahai kaumku”)
2. Qala Isa ibn Maryam, Ya Bani Israil (Telah berkata Isa ibn Maryam, “Wahai bani Israil”)
Kita tahu Nabi Musa AS dan Nabi Isa AS sama-sama diutus kepada kaum bani Israil.
Namun kenapa di kedua ayat yang sangat berdekatan ini, Allah ﷻ menceritakan dengan cara yang berbeda antara Nabi Musa AS dan Nabi Isa AS.
Coba kita lihat apa bedanya?
Bedanya adalah, Nabi Isa AS tidak menyebut bani Israil sebagai kaumnya.
Mengapa begitu?
Karena untuk menjadi bagian suatu kaum, ayah kita harus berasal dari kaum itu.
🌌🌌
Jadi, Nabi Musa AStahu bahwa ayahnya adalah seorang bani Israil.
Sedangkan Nabi Isa AS tidak akan pernah memanggil bani Israil sebagai kaumnya, karena ia terlahir tanpa ayah. Bagaimana mungkin Nabi Isa AS menjadi bagian bani Israil ketika ia tidak memiliki ayah dari seorang bani Israil.
Nabi Isa AS sungguh spesial, dia dilahirkan tanpa ayah. Satu-satunya nabi yang menyandang nama belakang dari nama ibunya.
Itulah kesempurnaan lain dari bahasa Al-Qur’an dalam menjaga kebenaran, dalam menjaga fakta bahwa Nabi Isa AS terlahir tanpa seorang ayah dari bani Israil.
🌌🌌🌌🌌🌌
Ustaz Nouman menambahkan topik pembicaraan, ia mengatakan bahwa ia pernah berbincang-bincang dengan seorang Rabi Yahudi, tentang etnis. Bagi orang Yahudi ortodoks, dan para pemuka agama Yahudi zaman ini bahwa untuk menjadi seorang Yahudi, seseorang harus memiliki ibu dari kaum Yahudi. Apa pun bangsa dari ayah, selama ibunya adalah seorang Yahudi, maka anaknya menjadi kebangsaan Yahudi. Dengan kata lain, bagi mereka etnis diturunkan oleh seorang ibu, bukan oleh ayah.
Menariknya adalah, nabi mereka, Nabi Musa AS menikah dengan seorang wanita dari Madyan. Sejarah mengatakan Madyan bukanlah golongan etnis Yahudi, tetapi merupakan etnis Arab. Jadi apa artinya?
Artinya adalah seharusnya anak-anak Musa tidak bisa menjadi bagian dari bangsa Yahudi. Mereka adalah anak-anak dari bangsa Arab. Paling tidak itu kesimpulannya jika para Rabi tetap berpegang teguh bahwa etnis diturunkan dari seorang ibu.
🌌🌌
Lalu kita bandingkan dengan kisah Nabi Isa AS, Nabi Isa AS terlahir dari seorang ibu Maryam yang merupakan seorang wanita dari bani Israil. Seharusnya jika menggunakan standar yang sama, Rabi Yahudi harus mengakui bahwa Nabi Isa AS adalah seseorang dari kaum bani Israil.
Tapi kita tahu kisahnya, orang Yahudi meyakini Nabi Musa AS dan tentunya mereka menghormati anak keturunan Nabi Musa AS. Namun apa yang mereka lakukan pada Isa, mereka tidak mempercayai kenabian Isa.
Jika para Rabi Yahudi konsisten bahwa etnis diturunkan dari seorang ibu, maka seharusnya orang-orang Yahudi lebih menghormati Nabi Isa AS dibandingkan anak keturunan Musa. Tapi nyatanya justru bani Israil adalah penentang keras ajaran Nabi Isa AS.
🌌🌌🌌🌌🌌
Sumber: Bayyinah TV > Quran > Deeper Look > 05. Consistency in the Quran (17:09 – 24:40)
🌌🌌🌌🌌🌌
Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahayaNya.🤲
Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiaraNya.🙏
Jazakumullahu khairan😊
Salam,
The Miracle Team
Voice of Bayyinah