﷽
Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-171
Topik: Ali Imran
Rabu, 9 Desember 2020
Materi VoB Hari ke-171 Pagi | Kesaksian Yahudi Madinah tentang Kebenaran Rasulullah
Oleh: Icha Farihah
#WednesdayAliImranWeek25Part1
Part 1
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Terdapat konteks historis yang terjadi dari surat ‘Ali ‘Imran ayat 10, tepatnya pada kalimat alladzina kafaruu.
Ibnu Abbas radhiyallaahu anhu kurang lebih menarasikannya sebagai berikut (dengan penambahan penjelasan dari Ustaz Nouman):
Orang-orang Yahudi di Madinah mengatakan bahwa ketika pria ini, (Muhammad shalallaahu ‘alayhi wa salam) mengklaim dirinya sebagai seorang rasul dan memenangkan perang Badar, mereka sebenarnya tahu tentang hal tersebut karena di dalam kitab mereka telah dikatakan bahwa rasul terakhir akan diberikan kemenangan oleh Tuhan.
Dan begitulah yang terjadi, mereka menyaksikan kemenangan sang rasul melawan para penyembah berhala.
Saya bersumpah kepada Tuhan, rasul ini adalah seorang yang buta huruf (unlettered one) yang diceritakan Musa ‘alayhis salam kepada kita tentang kedatangannya dan kita juga menemukan di dalam kitab kita tentang deskripsinya yang terperinci dan tentang kualitasnya yang saksama. Dan dia (Rasulullaah shalallaahu ‘alayhi wa salam) tidak akan meletakkan benderanya ke bawah. Artinya, sang rasul akan mencapai kemenangan.
Kemudian, mereka, orang-orang Yahudi Madinah, siap untuk mengikutinya, siap untuk menjadi bagian dari umat Muhammad shalallaahu ‘alayhi wa salam hingga sampai suatu ketika beberapa dari mereka, para ahli kitab, mencegah dan melawan keinginan orang-orang Yahudi tersebut.
Para ahli kitab mengatakan bahwa mereka harus menunggu sampai sesuatu yang buruk (kekalahan, red) menimpa Muhammad shalallaahu ‘alayhi wa salam.
Para ahli kitab ini kemudian bekerja sama dengan orang-orang Quraisy Mekkah secara sembunyi-sembunyi.
Tujuannya adalah untuk mempertahankan keyakinan orang-orang Yahudi Madinah supaya tidak meninggalkan agamanya.
Mereka mengatakan bahwa jika ada sesuatu yang bisa menjatuhkan Rasulullaah shalallaahu ‘alayhi wa salam, mereka akan terlibat dan bersama orang-orang Quraisy, sekalipun itu artinya melanggar perjanjian damai yang telah disepakati dengan umat muslim di Madinah.
Bersambung in syaa Allah ba’da zhuhur.
Sumber: Bayyinah TV > Quran > Deeper Look > 04. ‘Ali ‘Imran – Ayah 10-13 Ramadan 2018 (0:06:16 – 0:08:33)
Materi VoB Hari ke-171 Siang | Persekutuan Yahudi Madinah dan Quraisy Makkah
Oleh: Icha Farihah
#WednesdayAliImranWeek25Part2
Part 2
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Kekalahan Rasulullah shalallaahu ‘alayhi salam yang dinanti oleh para pemimpin Yahudi di Madinah akhirnya terjadi di Uhud.
Meskipun demikian, umat muslim saat itu sebenarnya tetap mendapat kemenangan. Allah mengabadikan momen kemenangan tersebut di dalam surat Ali Imran ayat 172-174.
🌄🌄🌄
Setelah Rasulullah shalallaahu ‘alayhi wa salam dan para sahabat terluka di medan perang, mereka memukul mundur pasukan dan bersembunyi di atas bukit.
Saat itu tersiar berita bahwa Abu Sufyan dan Khalid bin Walid akan melakukan penyerangan kembali.
Rasulullah shalallaahu ‘alayhi wa salam awalnya tidak sadarkan diri dan mulutnya pun dipenuhi darah.
Para sahabat termasuk Umar bin Khattab sangat merasa terpukul dan putus asa atas apa yang baru saja terjadi.
Setelah akhirnya tersadar, Rasulullah shalallaahu ‘alayhi wa salam mengatakan kepada para sahabat bahwa mereka sebaiknya tidak menunggu untuk diserang, tetapi mereka harus menyerang.
Meski masih dipenuhi luka, Rasulullaah shallaahu ‘alayhi wa salam dan para sahabat kembali melakukan serangan.
Dan para musuh yang awalnya ingin melakukan serangan balik, malah pergi dan melarikan diri.
ٱلَّذِينَ ٱسۡتَجَابُواْ لِلَّهِ وَٱلرَّسُولِ مِنۢ بَعۡدِ مَآ أَصَابَهُمُ ٱلۡقَرۡحُۚ لِلَّذِينَ أَحۡسَنُواْ مِنۡهُمۡ وَٱتَّقَوۡاْ أَجۡرٌ عَظِيمٌ
(yaitu) orang-orang yang menaati (perintah) Allah dan Rasul setelah mereka mendapat luka (dalam Perang Uhud). Orang-orang yang berbuat kebajikan dan bertakwa di antara mereka mendapat pahala yang besar. (QS ‘Ali ‘Imran, 3:172)
🌄🌄🌄
Dari tambahan penjelasan di atas, ustaz Nouman mengatakan bahwa kalimat alladzina kafaruu merujuk juga kepada mereka yang menyerang dan ingin membunuh Rasulullah shalallaahu ‘alayhi wa salam dan sekaligus secara implisit mencakup para pemimpin kaum Yahudi dan Nasrani, terutama pemimpin kaum Yahudi yang sekarang bekerja sama dengan Quraisy.
🌄🌄🌄
Sekarang, kita lanjutkan pembahasan narasi dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhu tentang konteks historis surat ‘Ali ‘Imran ayat 10.
Setelah perang Uhud yang berkecamuk tersebut, para pemimpin Yahudi pun berkata, “saya bersumpah atas nama Tuhan bahwa dia (Muhammad shalallaahu ‘alayhi wa salam) bukanlah seorang rasul.
Kemudian, beredar banyak pendapat yang buruk tentang Rasulullah shalallaahu ‘alayhi wa salam di tengah-tengah kaum Yahudi Madinah.
Hal ini membuat pandangan orang-orang Yahudi terhadap sang rasul menjadi berubah dan akhirnya mereka tidak jadi menerima Islam.
Selain itu, perjanjian damai yang telah disepakati antara orang-orang Yahudi dan umat muslim Madinah dilanggar secara sepihak oleh mereka.
Ka’ab bin Asyraf, salah satu pemimpin Yahudi yang memusuhi Islam, bersama dengan 60 orang lainnya datang menemui Quraisy di Makkah dan mengatakan bahwa mereka ada di sisi yang sama ketika berhadapan dengan umat muslim, mereka bersekutu untuk melawan Islam. Dan setelah itu, Ka’ab bersama 60 orang lainnya kembali ke Madinah.
Maka Allah merespon dengan menurunkan ayat ini,
إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ لَن تُغۡنِيَ عَنۡهُمۡ أَمۡوَٰلُهُمۡ وَلَآ أَوۡلَٰدُهُم مِّنَ ٱللَّهِ شَيۡـٔٗاۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمۡ وَقُودُ ٱلنَّارِ
Sesungguhnya orang-orang yang kafir, bagi mereka tidak akan berguna sedikit pun harta benda dan anak-anak mereka terhadap (azab) Allah. Dan mereka itu (menjadi) bahan bakar api neraka. (QS Ali Imran, 3:10)
Bersambung in syaa Allah ba’da ashar.
Sumber: Bayyinah TV > Quran > Deeper Look > 04. ‘Ali ‘Imran – Ayah 10-13 Ramadan 2018 (0:08:33 – 0:12:15)
Materi VoB Hari ke-171 Sore | Kebenaran yang Ditolak
Oleh: Icha Farihah
#WednesdayAliImranWeek25Part3
Part 3
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Setelah pulang dari Badar, Rasulullah shalallaahu ‘alayhi wa salam mengunjungi komunitas Yahudi di pasar Qainuqa.
Rasulullaah shalallaahu ‘alayhi wa salam dan orang-orang Yahudi sama-sama mengetahui bahwa kemenangan Badar termaktub di dalam Taurat dan menjadi bukti risalah kenabian sang rasul.
Rasulullaah shalallaahu ‘alayhi wa salam mengumpulkan orang-orang Yahudi dan menyampaikan,
“Wahai sudara-saudara Yahudi, sebaiknya kalian masuk Islam sebelum apa yang menimpa orang-orang Quraisy itu juga menimpa kalian.”
Allah menghukum Quraisy karena mereka telah mengetahui kebenaran Islam, tapi mereka menolaknya.
Maka dengan peristiwa kemenangan Badar, orang-orang Yahudi pun telah mengetahui tentang kebenaran ajaran Islam.
Jika mereka menolak kebenaran itu, maka Allah juga akan memberikan hukuman sebagaimana orang-orang Quraisy di perang Badar.
Itulah sunah dari Allah.
🌄🌄🌄
Rasulullah shalallaahu ‘alayhi wa salam sangat memperhatikan kondisi umatnya.
Umat yang perlu mendapatkan cahaya kebenaran Islam tidak hanya orang-orang Quraisy. Melainkan juga, orang-orang Yahudi, Nasrani, dan semuanya. Rasulullah shalallaahu ‘alayhi wa salam adalah rahmatan lil alamin, ia menjadi rahmah bagi semua.
Rahmah yang Rasulullah shalallaahu ‘alayhi wa salam ajarkan ini nampaknya masih jauh dari diri kita. Misalnya saja, ketika kita mendengar kata “Yahudi”, ada rasa di hati kita yang seperti tersulut api, alergi, dan perasaan-perasaan tidak suka lainnya.
Padahal Rasulullah shalallaahu ‘alayhi wa salam tidak melakukan yang demikian, ia tidak memperlakukan orang-orang Yahudi seperti seorang musuh, ia berbicara dengan kasih sayang dan perhatian.
Rasulullah shalallaahu ‘alayhi wa salam terus menerus bersikap seperti itu, sampai pada peristiwa Hudaibiyah ketika orang-orang Quraisy menginginkan darahnya, beliau shalallaahu ‘alayhi wa salam sangat heran dan menanyakan tentang apa yang salah di dalam pikiran orang-orang Quraisy dan kenapa mereka tidak bisa berpikir jernih.
Rasulullah shalallaahu ‘alayhi wa salam datang kepada mereka untuk memberikan keberkahan jika mereka mau mengikuti jejak rasul.
Sebaliknya, jika mereka menolak dan tidak mau mengikuti, Allah akan menimpakan kesengsaraan kepada mereka dari segala sisi.
🌄🌄🌄
Orang-orang Yahudi pun menjawab ajakan tersebut dengan mengatakan,
“Wahai Muhammad, jangan terlalu membanggakan diri dengan keberhasilan kalian membunuh orang-orang Quraisy. Kalian hanya membunuh sebagian dari mereka. Lagi pula, mereka juga tidak tahu bagaimana cara berperang yang sesungguhnya. Dan jika kalian berani memerangi kami, Engkau akan mengetahui betapa hebatnya kami. Kalian bukan apa-apa. Jangan membandingkan diri kalian dengan kehebatan kami.”
Rasulullah shalallaahu ‘alayhi wa salam tidak mengajak mereka untuk bertarung. Rasul hanya ingin mengajak mereka supaya tidak mendapat murka dari Allah atas kebenaran yang mereka tolak.
Allah merespons mereka dengan menurunkan surat ‘Ali ‘Imran ayat 12,
قُل لِّلَّذِينَ كَفَرُواْ سَتُغۡلَبُونَ وَتُحۡشَرُونَ إِلَىٰ جَهَنَّمَۖ وَبِئۡسَ ٱلۡمِهَادُ
Katakanlah (Muhammad) kepada orang-orang yang kafir, “Kamu (pasti) akan dikalahkan dan digiring ke dalam neraka Jahanam. Dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal.” (QS ‘Ali ‘Imran, 3:12)
Kejadian ini juga dinarasikan oleh Ibnu Abbas radhiyallaahu anhu.
Bersambung in syaa Allah minggu depan.
Sumber:
– Bayyinah TV > Quran > Deeper Look > 04. ‘Ali ‘Imran – Ayah 10-13 Ramadan 2018 (0:12:15 – 0:15:32)
***
Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahayaNya.🤲
Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiaraNya.🙏
Jazakumullahu khairan😊
Salam,
The Miracle Team
Voice of Bayyinah