[VoB2020] Abdullah bin Ubay


Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-156

Topik: Al Baqarah

Selasa, 24 November 2020

🌗🌗

Materi VoB Hari ke-156 Pagi | Abdullah bin Ubay

Oleh: Muchamad Musyafa’

#MondayAlBaqarahWeek23Part1

Part 1

🌗🌗🌗🌗🌗

Sebelumnya di kisah Abdullah bin Ubay, ia adalah calon raja Yatsrib karena pengaruhnya yang besar di lingkungan Yatsrib saat itu. Namun kedatangan Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya ke Yatsrib mengubah rencananya. Rasulullah ﷺ akhirnya diangkat menjadi pemimpin Yatsrib. Dan nama Yatsrib berubah menjadi Madinah. Tentu saja Abdullah bin Ubay merasa kecewa dengan nasibnya. 

Pilihannya hanya dua menjadi oposisi atau berkoalisi dengan kepemimpinan Rasulullah ﷺ.  Akhirnya ia memutuskan untuk masuk Islam dan berkoalisi dengan kepemimpinan Rasulullah ﷺ. Dengan begitu ia berharap mendapatkan posisi yang baik di dalam kepemimpinan Rasulullah.

Abdullah bin Ubay berusaha menunjukkan pengaruhnya di depan Rasulullah ﷺ. Ia selalu berusaha datang lebih awal ke masjid tiap kali waktu salat tiba. Sehingga dia bisa memastikan dirinya mendapatkan saf pertama di dalam jamaah salat. Tiap kali Rasulullah ﷺ ingin menyampaikan pengumuman, ia akan segera berdiri untuk memberitahukan kepada kaumnya.

Perhatian! Dengarkan baik-baik, Rasulullah ﷺ akan berbicara kepada kita.

🌗🌗

Ia melakukan itu karena ia tahu ia telah kehilangan panggungnya. Pemilik panggung itu sekarang adalah Rasulullah ﷻ. Oleh karenanya ia berharap paling tidak ia bisa menjadi “pembawa acara” tiap kali Rasulullah ﷺ berada di panggung. Sehingga orang-orang lain juga bisa melihatnya di atas panggung. Paling tidak ia berharap kaumnya tidak melupakan wajahnya.

Tapi di dalam hatinya, sesungguhnya ia membenci Rasulullah ﷺ. Karena Rasulullah ﷺ lah karier politiknya di Yatsrib menjadi berhenti.

Di banyak lain kesempatan, Abdullah bin Ubay selalu berusaha menunjukkan loyalitasnya pada Rasulullah ﷺ. Ia berusaha menunjukkan kontribusinya atas perkembangan Islam. Semuanya agar ia mendapatkan kedudukan di mata Rasulullah ﷺ. 

🌗🌗

Gambaran-gambaran orang seperti ini mungkin bisa kita lihat pada politisi-politisi yang ada di zaman sekarang. Orang-orang yang bermusuhan, berbeda partai, tiba-tiba bisa menjadi satu koalisi. Semuanya demi kepentingan.

Dalam sebuah pertempuran, para Raja biasanya tidak akan mengirimkan anak-anaknya untuk ikut berperang. Prajurit dan rakyat kecillah yang disuruh maju berperang. 

Abdullah bin Ubay adalah seorang politisi. Ketika perang Badar tiba, tentu saja tak ada keinginan di dalam dirinya untuk berperang. Bagi seorang politisi sepertinya, tidak akan mau dirinya melakukan pengorbanan. Baginya pengorbanan adalah tugas masyarakat bawah, sedangkan dirinya berada di puncak kelas masyarakat Yatsrib.

Namun ketika Islam ada, tidak ada lagi Yatsrib. Tidak ada lagi pemisah antara masyarakat bawah, menengah dan atas. Semuanya sama selama mereka muslim. 

InsyaAllah berlanjut ke Part-2

🌗🌗🌗🌗🌗

Sumber: Bayyinah TV > Quran > Deeper Look > 04. Al-Baqarah (Ayah 8) – A Deeper Look (0:13:50 – 0:15:38)

🌗🌗🌗🌗🌗


Materi VoB Hari ke-156 Siang | Keep Your Friends Close but Your Enemies Closer

Oleh: Muchamad Musyafa’

#MondayAlBaqarahWeek23Part2

Part 2

🎭🎭🎭🎭🎭

Biasanya ketika ada acara-acara khusus, orang-orang dengan kedudukan lebih tinggi akan mendapatkan perlakuan khusus. Ketika ia datang, ia akan disambut dan diberikan salam. Seseorang akan membukakan pintu mobilnya. Menggelar karpet merah untuknya. Ia akan mendapatkan meja khusus, kursi khusus, juga hidangan-hidangan khusus yang lebih enak. 

Berbeda nasib dengan seorang yang dari kelas bawah, misalnya. Orang-orang lain tidak akan peduli dengan kedatangannya. Kalaupun ia jauh datang lebih awal sebelum acara dimulai. Ia hanya akan mendapat tempat yang ada belakang.

Dengan pemisahan kelas seperti ini maka tidak akan bisa kita jumpai duduknya seorang menteri berhadapan dengan seorang penyapu jalan. 

🎭🎭

Hal seperti ini terjadi sejak jaman dahulu sampai hari ini. Bahkan di lingkaran masyarakat muslim sekalipun.

Sering kita temukan jika ada acara khusus di masjid, biasanya beberapa saf di depan disediakan khusus untuk orang-orang penting. Area khusus itu bahkan dibuatkan garis pemisahnya dan diberikan tulisan khusus. “Area VIP”. Sehingga orang-orang biasa menjadi tahu bahwa mereka tidak bisa menempati saf depan tersebut. 

Di zaman Rasulullah ﷺ tidak pernah ada area VIP ini. Tidak ada pemisah untuk orang berkulit hitam dan kulit putih. Tidak ada pemisah antara orang kaya dan miskin. Tidak ada pemisah antara pemuda dan orang tua. Mereka semuanya bisa berdiri dalam satu barisan yang sama. Mereka meninggalkan kedudukan mereka, pangkat mereka, status mereka di luar masjid.

Lalu bagaimana caranya kemudian kita bisa membuat area pemisah semacam ini?

🎭🎭

Kembali ke kisah Abdullah bin Ubay. Sulit baginya untuk meninggalkan kedudukannya ketika duduk bersama kaumnya. Ketika Islam datang ke Yatsrib menjadikannya Madinah. Semua status itu disingkirkan. Para muhajirin sebagai imigran menempati posisi-posisi yang potensial karena mereka berkorban banyak meninggalkan hartanya di Mekah. Seorang bekas budak pun seperti Bilal mendapatkan posisi khusus di samping Rasulullah ﷺ. 

Bisa kita kira bagaimana perasaan Abdullah bin Ubay yang dikalahkan oleh seorang bekas budak imigran. Perasaan itu pula yang dirasakan kaum kafir di zaman nabi Nuh dan Shalih ketika melihat orang-orang di sekeliling nabi mereka hanyalah orang-orang yang lemah.

🎭🎭

Dengan melihat apa yang ada di dalam hati Abdullah bin Ubay inilah kita bisa mengetahui satu kategori orang munafik. 

Mereka masuk Islam, tapi mereka tidak benar-benar yakin pada Islam.

Mereka menerima Islam, hanya untuk mengamankan kedudukan politik mereka di masyarakat Madinah.

Ada pepatah, Keep your friends close but your enemies closer

InsyaAllah berlanjut ke Part-3

🎭🎭🎭🎭🎭

Sumber: Bayyinah TV > Quran > Deeper Look > 04. Al-Baqarah (Ayah 8) – A Deeper Look (0:15:39 – 0:18:26)

🎭🎭🎭🎭🎭


Materi VoB Hari ke-156 Sore | Orang Munafik yang Lain

Oleh: Muchamad Musyafa’

#MondayAlBaqarahWeek23Part3

Part 3

🚷🚷🚷🚷🚷

Sebelumnya telah kita bahas salah satu kategori orang munafik. Pada bagian kali ini, kita akan lanjutkan kategori lainnya. Dan ini masih berkaitan dengan ayat kedelapan dari surat Al-Baqarah.

Dialah Allah ﷻ yang memiliki firman yang sangat luas. Ia penuh kasih sayang dalam firmannya. Karena rasa kasih sayangnya pada semua makhluk, berbagai kelompok manusia dalam pembahasan munafik ini ditarget hanya dengan satu kalimat yang umum. Itulah bagian keindahan dari bahasa Al-Qur’an.

Agar lebih mudah paham, mari kita ilustrasikan dengan contoh lagi.

🚷🚷

Di dalam sebuah kelas terdapat banyak murid. Masing-masing murid pernah melakukan kesalahan yang berbeda-beda. Beberapa gagal dalam ujian. Beberapa lainnya sering tidak mengerjakan pekerjaan rumah. Beberapa lainnya terbiasa datang terlambat. Beberapa lainnya suka membuat kegaduhan di dalam kelas. 

Melihat kondisi kelasnya, seorang wali kelas itu berkata pada mereka. 

“Beberapa di antara kalian akan memiliki masalah besar.”

Ketika wali kelas tersebut berkata demikian, kelompok murid mana yang ia maksud?

Ia belum menjelaskan detail siapa tersangkanya.

Tapi semua orang yang ada di kelas itu, yang menyadari kesalahan mereka, mereka merasa cemas. Mereka khawatir apa yang dimaksud wali kelas itu adalah diri mereka.

🚷🚷

Jadi itulah salah satu kebijaksanaan dalam firman Allah ﷻ . Digunakanlah menggunakan ayat-ayat yang sifatnya umum. Tanpa langsung menarget kelompok tertentu.

Jika ayat delapan ini salah satunya menarget kelompok orang-orang seperti Abdullah bin Ubay. Lalu apa kelompok kedua yang ingin ditarget?

Kelompok munafik kedua yang dimaksud adalah mereka yang masuk Islam, namun mereka tidak sadar bahwa mereka mencatatkan diri mereka ke dalam satu hal yang serius.

🚷🚷

Ada perbedaan antara orang-orang yang masuk Islam di zaman sekarang dengan orang-orang yang masuk Islam di zaman Rasulullah ﷺ

Ketika seseorang masuk ke Islam di zaman sekarang. Mungkin sebelumnya ia tinggal di rumah mereka sendirian. Orang tuanya telah meninggal. Lalu ia membuka video di Youtube. Membuka video-video ceramah Islam. Lalu mereka menjadi tertarik masuk ke Islam. Lalu mereka mencari tahu bagaimana menjadi seorang muslim dan seterusnya hingga akhirnya ia mengucapkan dua kalimat syahadat.

Apa perubahan di dalam hidupnya kemudian? Ia mulai tidak mengonsumsi alkohol, menghindari makanan dari babi dan ia mulai terbiasa bangun pagi untuk salat subuh.

Namun, di zaman Rasulullah ﷺ ketika seseorang masuk ke Islam. Tidak hanya pola diet makanan mereka yang berubah. Tidak hanya pola jam tidur mereka berubah. Tetapi juga artinya mereka harus sadar bahwa mereka sedang masuk ke dalam kelompok yang sedang berjuang. Dan sebuah perjuangan tidak akan penuh hal-hal yang menyenangkan. Banyak pengorbanan di sana. 

Terlebih lagi mereka harus siap menjadi musuh kaum terbesar kala itu, kaum Quraisy. Hanya karena ucapan syahadat mereka, itu artinya mereka telah berjanji setia pada Islam. Seakan-akan mereka telah mendeklarasikan perang terhadap orang-orang Quraisy.

🚷🚷

Orang-orang Islam dari Mekah mereka mengalami segala keprihatinan setelah mereka masuk Islam. Keprihatinan ini bukan disebabkan adanya perintah salat, puasa, jihad, atau hukum-hukum syariah Islam lainnya. Bukan. Perintah dan hukum-hukum Islam belum turun lengkap saat itu. Yang membuat hidup mereka sangat prihatin saat itu adalah adanya tekanan dari kaum Quraisy pada diri mereka ketika mereka masuk Islam.

Sederhananya, di zaman Rasulullah ﷺ ketika seseorang masuk Islam, maka ia harus siap terbebani kewajiban militer. Ia tidak hanya berpindah agama, tetapi ia telah bergabung ke sebuah pergerakan.

Namun, beberapa orang Madinah masuk Islam hanya karena mereka menyukai ayat-ayat yang indah yang disampaikan oleh nabi Muhammad ﷺ. Mereka menginginkan hal-hal manis yang akan mereka dapatkan ketika mereka masuk Islam. Tapi ketika turun perintah untuk berjihad untuk menghadapi kaum Quraisy yang menyerang, mereka menolak. 

Mereka hanya suka salat, mereka suka membaca Al-Qur’an. Tapi ketika diminta untuk berjuang Bersama, mereka menolak dengan berbagai alasan. 

InsyaAllah berlanjut pekan depan

🚷🚷🚷🚷🚷

Sumber: Bayyinah TV > Quran > Deeper Look > 04. Al-Baqarah (Ayah 8) – A Deeper Look (0:18:27 – 0:23:00)

🚷🚷🚷🚷🚷

***


Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahayaNya.🤲

Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiaraNya.🙏

Jazakumullahu khairan😊

Salam,

The Miracle Team

Voice of Bayyinah

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s