بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-154
Topik: Leadership
Ahad, 22 November 2020
Materi VoB Hari ke-154 Pagi | A Single Focus
Ditulis oleh: Rizka Nurbaiti
#SundayLeadershipWeek22Part1
Part 1
Hikmah dari QS Al-Muzzamil ayat 8 yang telah kita bahas pada pekan lalu adalah:
Jika kita sebagai individu menampilkan sebuah sikap fokus yang terus menerus meningkat dari waktu ke waktu dalam melakukan suatu pekerjaan. Dan pekerjaan tersebut memiliki sebuah nilai yang berharga.
Maka yang terjadi adalah akan ada orang-orang yang secara alami mengulurkan tangannya untuk menawarkan bantuan.
Hikmah selanjutnya dari Surat Al-Muzzamil ayat 8 yang dibahas oleh Ustaz Nouman berkaitan dengan bagaimana menjalankan suatu organisasi dan apa saja yang seharusnya diperhatikan dalam berbisnis.
🎯
وَٱذۡكُرِ ٱسۡمَ رَبِّكَ وَ تَبَتَّلۡ إِلَيۡهِ تَبۡتِيلٗا
Artinya : “Dan sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadahlah kepada-Nya dengan sepenuh hati.” (QS Al-Muzzammil, 73: 8)
Kata تَبَتَّلۡ merupakan kata yang terkait dengan kata ‘farada (فَرَدَ)’. Yang berarti ‘menjadi unik’.
Kata ‘fard’ (فَرْد), atau ‘farid’ (فَرِدْ) memiliki arti ‘individu yang unik’.
Atau dengan kata lain dapat diartikan ‘memiliki fokus yang tunggal (to have a single focus)’.
Nah, sekarang coba lihat pada rata-rata website masjid atau organisasi dakwah saat ini.
Apa yang kita temukan?
Kita akan menemukan seluruh layanan Internet dalam satu website tersebut.
Pada satu halaman, ada delapan puluh lima links di navigasi kiri. Dan ada empat puluh lima links di navigasi atas.🥶
Ada beberapa links yang rusak. Lalu ada juga links ke situs islami lain.
Di sana ada juga file PDF. Jadwal event. Jadi ada begitu banyak links dalam satu halaman di website tersebut. 🤯
Sekarang, coba lihat bagaimana website dari organisasi yang bernilai miliaran dolar. Contohnya website ‘Apple’.
Website mereka hampir tidak memiliki apa pun selain produk yang ia tawarkan. Kita tidak dibombardir dengan berbagai links. Mengapa?
Karena mereka sangat yakin tentang apa yang ingin dilihat oleh orang-orang yang mengunjungi website-nya.
Mereka fokus terhadap hal itu saja.📌
Mereka tidak berpikir dari sudut pandang eksekutif.
Karena cara pandang para eksekutif dan marketer (pemasar) berbeda.
Para eksekutif berpikir dengan cara tertentu. Dan marketer berpikir dengan cara yang tertentu juga.
Para pemasar akan berpikir bahwa orang-orang yang mengunjungi website mereka tidak tertarik pada semua hal yang diminati oleh para eksekutif. 📚
Orang-orang tersebut hanya tertarik pada satu hal saja. 📄📌
Jadi bagian marketing tersebut akan memikirkan bagaimana caranya agar organisasinya dapat memberikan satu hal yang diminati oleh customer-nya tersebut.📈
Hal itulah yang perlu kita perhatikan dalam mengembangkan bisnis. Kita harus mulai berpikir dari sudut pandang konsumen. 🧲
Memikirkan kebutuhan mereka. Bukan berpikir seperti penyedia layanan. Yang membombardir mereka dengan berbagai links.
Bersambung in syaa Allah ba’da zhuhur.
Sumber: Bayyinah TV > Quran > Courses > Leadership > 04. Leadership Workshop (10:52 – 12:42)
Materi VoB Hari ke-154 Siang | Memberikan Satu Hal yang Diminati
Ditulis oleh: Rizka Nurbaiti
#SundayLeadershipWeek22Part2
Part 2
Dalam mengembangkan bisnis kita seharusnya memikirkan kebutuhan konsumen kita.
Bukan berpikir layaknya penyedia layanan. Yang membombardir mereka dengan berbagai links.📎☄
Banyak organisasi, bahkan di dunia korporat sekali pun, menghadapi dilema ini.
Mereka berpikir dari sudut pandang eksekutif. Dan tidak berpikir seperti konsumen. Inilah yang membuat bisnisnya sulit bertahan.
Sebaliknya, organisasi di dunia yang berpikir seperti konsumen, yang menerapkan customer focus.🔍 Mereka mampu beradaptasi lebih cepat.
Mereka dapat lebih sukses karena mereka fokus terhadap apa yang mereka kembangkan. 👨💻
Fokus terhadap apa yang diminati oleh customer-nya. Dan apa yang ingin dilihat customer-nya. 🧐
Intinya dalam berbisnis kita harus belajar mengembangkan satu hal saja atau fokus pada satu hal (singular focus). 🔎
Dan fokus itu hanya akan menarik perhatian orang lain jika ia bukan proyek pribadi Anda (your pet project).
Atau proyek pribadi orang tertentu. Melainkan suatu proyek yang bernilai universal. ♻️
Sehingga kita bukanlah satu-satunya yang peduli tentang proyek itu. Karena siapa pun yang terlibat pada proyek tersebut akan merasakan hal yang sama, mereka memedulikannya.
Dan poin yang sangat penting adalah kita tidak perlu meyakinkan seseorang untuk peduli tentang proyek yang sedang kita jalani.
Kita tidak harus meyakinkan mereka untuk dapat mengetahui seberapa pentingnya proyek itu.
Karena jika kita harus meyakinkan mereka, hal itu menandakan bahwa kita sudah gagal dalam mendesain proyek tersebut. Mengapa?🤷♂️
Karena apa yang menjadi value (bernilai) untuk seseorang itu sudah ada di dalam dirinya. Kita tidak dapat menciptakan value tersebut.
Kita hanya dapat memanfaatkan nilai yang sudah ada saja. Kita tidak bisa membentuknya.
Dengan kata lain kita tidak bisa memaksa orang-orang untuk peduli terhadap proyek yang kita jalani.
Karena kepedulian itu adalah nilai yang sebenarnya sudah ada di diri mereka masing-masing.
Itulah salah satu hikmah dari وَتَبَتَّلْ إِلَيْهِ تَبْتِيلً. Yakni kita seharusnya dapat fokus dalam mengembangkan satu hal saja.
***
Berdasarkan pengamatan Ustaz Nouman banyak institusi yang berkembang secara alamiah. Masya Allah.
Beberapa institusi berusia 40 tahun atau 30 tahun-an.
Dan saat mereka berkembang, banyak orang datang kepada mereka karena mereka cukup ahli dalam satu bidang tertentu.🧲
Tapi mereka merasa bahwa mereka harus pandai dalam segala hal. 👨💻
Jadi, mereka memutuskan untuk memiliki proyek lain. Dan apakah mereka berhenti pada satu proyek tambahan tersebut?
Tidak. Mereka kemudian membuat proyek yang lain lagi. Lalu proyek yang lain dan kemudian proyek lain lagi. Begitu terus-menerus.
Mengapa mereka melakukan demikian?
Dan apa yang akhirnya terjadi dengan organisasi-organisasi itu? 🧐
Bersambung in syaa Allah ba’da ashar.
Sumber: Bayyinah TV > Quran > Courses > Leadership > 04. Leadership Workshop (12:42 – 14:34)
🧐🧐🧐🧐
Materi VoB Hari ke-154 Sore | Mudah Mengidentifikasi Masalah tapi Tidak Mampu Mencari Solusi
Oleh: Rizka Nurbaiti
#SundayLeadershipWeek22Part3
Part 3
Beberapa institusi yang sebelumnya telah berkembang karena satu bidang yang mereka fokuskan, kini merasa bahwa mereka harus pandai dalam segala hal.
Mereka memutuskan untuk mengembangkan banyak proyek yang lain.
Mengapa mereka melakukan demikian?
Mereka melakukan hal tersebut karena mereka berpikir bahwa mereka harus memiliki semua proyek. Mereka ingin memberikan semua hal untuk umat.
Dan coba tebak apa yang akhirnya terjadi dengan organisasi-organisasi itu?
Proyek apa yang mereka kuasai dengan baik?
Tidak ada proyek yang ia kuasai dengan baik. Dan akhirnya tidak satupun dari proyek mereka yang berjalan dengan sukses.
By the way, ustaz menyampaikan hal ini bukan untuk menyudutkan atau mengkritik organisasi tertentu.
Tetapi hanya untuk berbagi kepada kita beberapa realitas yang terjadi saat ini.
Dan realitasnya adalah organisasi tersebut memiliki kesepakatan bersama yang sangat baik. 👍
Mereka memiliki cakupan yang luas, logistik yang besar untuk menyusun kesepakatan bersama. Dan ada banyak banyak pekerjaan dan usaha tim yang besar di dalam organisasinya tersebut.
Dan hebatnya mereka telah melakukannya selama bertahun-tahun.
Namun, selanjutnya organisasi tersebut berpikir bahwa mereka harus mengadakan seminar. Harus mengadakan pelatihan imam.📚
Mereka merasa harus menjangkau semua lapisan masyarakat. Harus memiliki program pendidikan untuk pemuda. 👨💻
Sehingga mereka membuat daftar rencana kerjanya yang isinya mencapai 30 rencana. Dan mereka telah memutuskan 30 hal tersebut untuk dilaksanakan.📝
Sekarang coba tebak berapa banyak orang yang bersedia hadir mengikuti 30 kegiatan tersebut?🤷♂️
Tidak seorang pun.
Satu-satunya hal yang masih sukses setelah 30 tahun adalah rapat yang mereka laksanakan.
Yang orang-orang tahu tentang organisasinya hanyalah rapat-rapat saja.
Sehingga ketika salah seorang perwakilan dari organisasinya, naik ke panggung dan memberikan sambutan kepada orang-orang yang hadir. Tidak ada yang mendengarkannya.
Dia berkata, “terima kasih telah hadir, berikut delapan puluh lima proyek kami….”.
Orang-orang yang hadir tersebut berhenti mendengarkan. Padahal perwakilan organisasi tersebut masih menyebutkan proyek-proyek yang akan dijalankan organisasinya.
Dia menyampaikan semua proyek organisasinya yang ia anggap mengagumkan itu.Tapi sayangnya sia-sia, tidak ada yang mendengarkannya.
Mereka yang duduk di kursi penonton itu tidak mendengarkan apa yang dia bicarakan. Karena yang dia bicarakan hanya segudang proyek-proyek organisasinya.
Dan para peserta yang hadir dalam acara tersebut tidak meminatinya, mereka tidak tertarik terhadap apa yang dibicarakan.
“Kapan sih acara ini selesai?”
“Mereka seharusnya menyampaikan ceramah bukannya membahas hal-hal seperti ini”, keluh para peserta yang hadir.
Jadi pada akhirnya tujuan dari kegiatan yang dilakukan oleh organisasi tersebut tidak tercapai. Karena konsumennya tidak mendapat apa yang mereka inginkan.
Padahal penyelenggara kegiatan tersebut benar-benar berharap orang akan mendengarkan apa yang dia sampaikan.
Dan semua orang mendapatkan manfaat dan dapat berubah menjadi lebih baik karena proyek-proyek yang dia laksanakan.
Tapi apakah hal itu terjadi?
Tidak, kan?
****
Hal yang sama ini juga terjadi pada suatu lembaga. Sekali lagi, ustaz di sini tidak berniat menyudutkan lembaga ini.
Ustaz tidak berniat untuk mengkritik sekolah Islam. Karena ustaz sendiri menyuruh anak-anaknya bersekolah di sekolah islam. Dan dahulu beliau juga mengajar di salah satu sekolah islam bahkan sejak beliau di New York.
Ustaz di sini hanya ingin membagikan pengalamannya agar kita dapat mengambil hikmah dari sana.
Beberapa tahun lalu ustaz mendapat kesempatan untuk mengikuti forum pendidikan ISNA (Islamic Society of North America). Itu adalah forum yang bagus.
Lima ratus guru sekolah Islam dari seluruh Amerika hadir di forum tersebut.
Dalam forum tersebut ada hal yang membuat ustaz terkejut.
Ustaz terkejut karena 80% dari presentasinya membahas mengenai ‘bagaimana kurikulum bahasa Arab untuk sekolah-sekolah Islam’.
Kita sudah mengetahui bahwa Ustaz Nouman sangat tertarik dengan bahasa Arab. Jadi saat itu beliau sangat bersemangat dengan konvensi tersebut.
Tapi selanjutnya apa yang terjadi?
Yang terjadi adalah di setiap sesinya dipenuhi dengan perdebatan.
Ustaz shock melihat kejadian tersebut. Jadi beliau bertanya kepada penyelenggara forum tersebut.
“Apakah forum ini bener-benar 80% fokus pada kurikulum bahasa Arab?”
“Karena jelas kita belum mencapai konsensus (kesepakatan bersama) tentang masalah ini, dan kita belum menyelesaikan masalahnya juga.”
“Sudah berapa lamakah hal ini terjadi?‘’
‘’Karena forum ini kan telah dilaksanakan sejak 50 tahun yang lalu?’’
Kemudian penyelenggara tersebut menjawab, “kami telah menjalankan forum ini sejak 50 tahun lalu”.
“Dan kami telah memutuskan 80 % yang diskusikan di forum ini adalah tentang kurikulum bahasa Arab sejak 50 tahun yang lalu juga”.
Ustaz terkejut mendengar jawaban penyelenggara tersebut. 😱
Dan dengan jawabannya tersebut beliau berpikir bahwa setiap orang dapat mengidentifikasi masalah dengan baik tapi tidak bisa menemukan solusinya. 🤔
Kita sering tidak fokus terhadap solusi. Kita tidak duduk di suatu forum untuk menganalisa hal apa yang berhasil dan yang tidak berhasil.
Dan kita juga tidak fokus dalam melaksanakan solusi yang dapat menyelesaikan masalah yang telah diidentifikasi tersebut. Serta mengerahkan seluruh fokus pada satu solusi itu.
Mengapa hal tersebut terjadi?
Hal itu karena terlalu banyak hal yang kita taruh di satu piring kita.🍛
Dan inilah hal utama yang perlu kita perhatikan dari ayat QS Al-Muzzamil ayat 8.
Kita harus mengapresiasi proyek yang sedang kita jalani. Dan fokus terhadap satu proyek tersebut.🔍
Selanjutnya bagaimana cara kita menghadapi proyek besar yang ada dihadapan kita?🤔
Bersambung in syaa Allah pekan depan.
Sumber: Bayyinah TV > Quran > Courses > Leadership > 04. Leadership Workshop (14:34- 18:36)
Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahayaNya.🤲
Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiaraNya.🙏
Jazakumullahu khairan😊
Salam,
The Miracle Team
Voice of Bayyinah