[VoB2020] Ar-Rahmaan Ar-Rahiim Tak Bisa Ditukar Susunannya


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-141
Topik: First Ayahs of Fatihah 
Senin, 09 November 2020

Materi VoB Hari ke-141 Pagi | Ar-Rahmaan Ar-Rahiim Tak Bisa Ditukar Susunannya

Ditulis Oleh: Heru Wibowo
#MondayAlFatihahWeek21Part1

Part 1

Ar-Rahmaan Ar-Rahiim. Artinya apa?

Biasanya kita mengartikannya: Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Dan biasanya, kita menjumpai istilah ‘kasih’ dan ‘sayang’ itu melebur jadi satu: kasih sayang. Yang membuat kita masih menyimpan pertanyaan: berarti Ar-Rahmaan dan Ar-Rahiim itu sama atau beda?

Pertanyaan ini sudah terjawab minggu lalu. Yaitu bahwa Ar-Rahmaan mencakup masa kini. Dan bahwa Ar-Rahiim mencakup masa yang akan datang.

Ar-Rahiim itu belum kelihatan saat ini. Tapi pasti akan kelihatan. Pasti akan datang. Pada saatnya nanti. 

Dan ketika Ar-Rahiim itu kita rasakan, maka kasih sayang itu berubah menjadi Ar-Rahmaan lagi. Karena beberapa tahun yang akan datang akan berubah menjadi ‘saat ini’.

Dan karena Ar-Rahmaan juga punya arti: kasih sayang yang ‘ekstrem’ alias melimpah ruah, maka, itu pulalah yang akan kita rasakan di masa yang akan datang, insya Allah.

Betapa indahnya kombinasi Ar-Rahmaan dan Ar-Rahiim ini. Allah melukiskannya dengan sangat indah. Dan kita merasakannya dengan penuh sukacita.

Sangat luar biasa! Tak terbayangkan!

Untuk memberikan apresiasi terhadap gabungan dua kata yang istimewa ini, jika kita menukar urutannya, bukan Ar-Rahmaan Ar-Rahiim tapi Ar-Rahiim Ar-Rahmaan, maka Allah akan mengurusi masa depan kita lebih dulu, baru memenuhi urusan kekinian kita.

Tapi Allah tahu. Allah sangat paham. Kita adalah manusia yang ga sabaran. 

Lihat saja Trump. Dia sudah mengumumkan kemenangannya di pilpres Amerika padahal perhitungan suara belum selesai.

Lho tapi aku kan bukan Trump?

Iya, iya.

Tapi Trump merepresentasikan banyak manusia dengan karakter yang sama: ga sabaran. Ga bisa nunggu Ar-Rahiim. Maunya Ar-Rahmaan.

Kita ingin semua urusan kita selesai, kapan?

Sekarang. 

Saat ini juga.

Kita sudah mempelajari dan mencoba memahami Ar-Rahmaan dan Ar-Rahiim dalam waktu yang cukup lama. Bermenit-menit membacanya. Sejak materi minggu lalu.

Ibnu Abbas r.a. Menjelaskannya cukup dalam tiga detik:

Ar-Rahmaan is for the people of this world, Ar-Rahiim is for the akhirah.
Ar-Rahmaan adalah untuk manusia yang hidup di dunia ini.
Ar-Rahiim adalah untuk mukmin di akhirat nanti.
Ar-Rahmaan adalah untuk siapa saja, di dunia ini.
Ar-Rahiim adalah untuk orang-orang yang beriman di kehidupan nanti.

Yang mana dari keduanya yang bersifat temporer?

Dunia ini.

Dan Ar-Rahmaan punya makna temporer juga.
Yang mana dari keduanya yang bersifat permanen?
Hidup sesudah mati.

Maka Ar-Rahiim adalah untuk akhirat.
Anda bisa melakukan sesuatu di dunia ini. 
Yang membuat tercabutnya rahmat Allah untuk Anda di akhirat nanti.

Allah tetap punya sifat Ar-Rahiim.
Sifat Ar-Rahiim Allah tidak akan pernah berubah.

Tapi mungkin bukan untuk Anda, jika Anda membuat rahmat-Nya tercabut.

Kata-kata Ibnu Abbas r.a. tadi begitu singkat dan padat.

Kita perlu mendapatkan penjelasan untuk bisa memprosesnya. 

Para sahabat menjelaskan sebuah konsep mungkin cukup dengan dua kata.

Atau tiga kata.

Ibnu Katsir rahimahullaah butuh lima halaman untuk menjelaskannya, Ibnu Abbas butuh tiga kata saja.

Kenapa bisa begitu?

Karena para sahabat irit kata-kata, tapi maknanya dalam.

Maknanya dahsyat.

Kita harus merenungkannya, memikirkannya dengan seksama.

Bukan karena mereka miskin perbendaharaan kata-kata.

Bukan karena mereka cuma tahu tiga kata itu saja.

Bukan.

Tapi tiga kata itu kalau diuraikan bisa menjadi beberapa halaman.

Bahkan beberapa bab.

Tidak bisa kita membacanya cuma sekelebatan.

Lalu kita otomatis langsung paham begitu saja.

Tidak seperti itu.

Dalam maknanya.

Zamakhsyari mengomentari Ar-Rahmaan Ar-Rahiim begitu indahnya.

Apa kata beliau?

Kita bahas jawabannya in syaa Allaahu ta’aalaa ba’da zhuhur.

Sumber: Bayyinah TV  / Quran / Deeper Look / 1. Al-Fatihah / 03. Al-Fatihah – A Deeper Look (17:45 – 20:25)


Materi VoB Hari ke-141 Siang | The Ocean with the High Waves vs. The Calm Ocean

Ditulis Oleh: Heru Wibowo
#MondayAlFatihahWeek21Part2

Part 2

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Zamakhsyari bilang bahwa kita bisa membayangkan samudra dengan gelombang yang tinggi.

Gelombang yang dahsyat dan saling berkejar-kejaran.

Dan sekarang kita bayangkan sesuatu yang sama sekali berbeda: samudra yang tenang. Yang hening. Yang tanpa gejolak.

Kita tidak bisa membayangkan kedua jenis gelombang itu pada saat yang sama. Tidak bisa. Tidak bisa terjadi. Dua jenis gelombang yang berbeda pada saat yang sama.

Ar-Rahmaan is like the ocean with the high waves.

Ar-Rahmaan adalah seperti samudra dengan gelombang-gelombang yang tinggi.

Ekstrem.

Ar-Rahiim adalah sesuatu yang konstan.

Like the calm ocean.

Seperti samudra yang tenang.

Keindahannya terletak pada ketidakmampuan kita membayangkan. 

Betapa luasnya rahmat Allah itu.

Berupa gelombang yang tinggi, sekaligus gelombang yang tenang. 

Seakan-akan Allah memberitahu kita bahwa kita tidak akan bisa membayangkan rahmat-Nya itu.

It is beyond human imagination.

Itu di luar imajinasi manusia.

Rahmat Allah sejatinya tidak bisa kita bayangkan.

Adakah Master atau ‘tuan’ yang lain, yang memberi kita unimaginable love and care alias kasih sayang yang tak bisa dibayangkan? 

Dan kasih sayang itu adalah untuk saat ini dan untuk masa yang akan datang?

Alhamdulillaahi Rabbil ‘aalamiin. Ar-Rahmaanirrahiim_.

Ada hamd, ada Rabb, lalu ada Ar-Rahmaan dan Ar-Rahiim.

Jadi Rabb posisinya ada di tengah.

Tidak ada yang lain. Tidak ada lagi tempat mengadu. Tempat untuk mengharapkan curahan kasih sayang.

Bahkan kita tidak bisa mencurahkan kasih sayang kepada diri kita sendiri. Kita tidak punya kemampuan untuk itu.

Ada orang yang begitu mencintai dirinya sendiri. Begitu sayang dengan diri sendiri. Begitu peduli dengan sendiri.

Lalu apa yang dia dapat? Ternyata dia justru membahayakan dan meracuni dirinya sendiri.

Jadi dia bahkan tidak tahu bagaimana seharusnya menyayangi dirinya sendiri.

Allah adalah Ar-Rahmaan dan Ar-Rahiim. Tak bisa dibayangkan kasih sayang-Nya kepada kita. Dan itulah hubungan yang kita jalin dengan Rabb kita.

Ketika kita menyerahkan diri kita kepada-Nya, terpikirkah oleh kita bahwa Allah menuntut terlalu banyak kepada kita?

Kita lanjutkan pembahasannya in syaa Allaahu ta’aalaa ba’da ‘ashar.

Sumber: Bayyinah TV  / Quran / Deeper Look / 1. Al-Fatihah / 03. Al-Fatihah – A Deeper Look (20:25 – 22:22


Materi VoB Hari ke-141 Sore | Your Goodness is for Yourself

Ditulis Oleh: Heru Wibowo
#MondayAlFatihahWeek21Part3

Part 3

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Allah tidak pernah menuntut banyak.

Padahal Allah sudah memberi terlalu banyak. Pemberian penuh kasih sayang yang tak terbayangkan.

Allah meminta kita terlalu sedikit.

Bahkan sedikit yang Allah minta, itu pun untuk kebaikan kita sendiri.

‘Tuan’ yang lain, kalau mereka meminta sesuatu kepada kita, itu karena mereka menginginkannya..

“Ambilkan air.”

“Bikinkan presentasi.”

“Atur meeting untuk minggu depan.”

“Atur marketing event untuk bulan depan.”

“Cari tahu siapa yang mencuri suara kita.” (ini hanya imajinasi penulis yang membayangkan perintah Trump kepada tim hukumnya)

Dalam contoh-contoh barusan, siapa yang kita layani? ‘Tuan’ kita.

Siapa yang mengambil manfaatnya? Si ‘Tuan’ itu juga.

Sang ‘Tuan’ membuat kita bekerja keras seharian.

Dan ketika uang mengalir masuk, siapa yang paling diuntungkan?

Tuan kita.

Kita hanya dapat bagian yang sangat sedikit.

Kita dapat bagian yang tidak seberapa.

Tapi ketika Allah meminta kita untuk melakukan sesuatu.

Atau ketika Allah meminta kita untuk tidak melakukan sesuatu.

Siapa yang akan mendapatkan manfaatnya?

Kita sendiri.

Apakah Allah mendapatkan manfaat?

Kita shalat tepat waktu, Allah dapat manfaat?

Kita bayar zakat, Allah dapat manfaat?

Kita berbuat baik kepada sesama, Allah dapat manfaat?

Tidak.

Allah tidak membutuhkannya.

Allah tidak butuh itu semua.

Allah meminta kita, untuk melakukan sesuatu, untuk tidak melakukan sesuatu, manfaatnya adalah untuk diri kita sendiri.

Mana ada ‘Tuan’ yang meminta kita melakukan sesuatu, dan ketika kita melakukannya, manfaatnya adalah untuk kita, semuanya?

Manfaatnya bukan untuk Allah.

Dan kita berpikir bahwa kita melakukan itu semua untuk-Nya.

Di titik inilah kita memahami status tertinggi dalam Islam.

Insya Allah status kita sudah berada di level iman.

Level yang lebih tinggi lagi adalah ihsan.

Apa arti ihsan?

Kita melakukan segala sesuatu yang diperintahkan, hanya untuk Allah.

Apakah seperti itu?

In ahsantum, ahsantum li anfusikum.

Ini jawaban Allah.

Jika kita sudah mencapai level ihsan, kita melakukan semua yang diperintahkan itu, untuk diri kita sendiri.

Luar biasa ya.

Bahkan ihsan menyembunyikan pemahaman akan manfaat untuk diri kita sendiri!

Makin baik, makin berkualitas amalan kita, manfaatnya akan kembali ke diri kita sendiri.

Itulah rahmat Allah.

Kita berpikir bahwa peribadatan yang kita lakukan akan membuat Allah happy.

Padahal sejatinya itu akan kembali ke kebahagiaan kita sendiri.

Melakukan apa yang Allah perintahkan membawa kedamaian di hati kita.

Membuat masalah menjauh dari diri kita.

Keseluruhan syari’at Allah, keseluruhan hukum Allah, disarikan dalam satu ayat adalah yuriidullaahu an yukhaffifa ‘ankum

Allah wants to light our burden.

Allah ingin meringankan beban kita.

Allah ingin hidup kita jadi lebih mudah.

Makanya Allah memberikan hukum-hukum itu kepada kita.

Kita berpikir, hukum-hukum Allah adalah beban.

Allah mengajarkan kita bahwa hukum-hukum-Nya justru mengangkat beban itu.

Manusialah yang suka membebani diri mereka sendiri.

Allah ingin menghilangkan beban itu.

Itulah uraian tentang Ar-Rahmaan Ar-Rahiim.

Bagaimana dengan Maaliki yawmiddiin?

Insya Allah kita membahasnya minggu depan.

💎💎💎💎💎

Sumber: Bayyinah TV  / Quran / Deeper Look / 1. Al-Fatihah / 03. Al-Fatihah – A Deeper Look (22:22 – 24:31)


Diskusi dan Tanggapan VoB Hari Ke-141 Sore | Your Goodness is for Yourself

~A:

Masya Allah 🥺✨

~ilmi: 

MasyaAllah semoga Allah mudahkan kita untuk ihsan dalam segala hal dan menolong serta menyayangi kita selalu.. 💖

~Faiza:

Masya Allah ini jleb bangeeet 😭

~Solfery:

Boleh di Share kah ?…

Hain:

Boleh, kak :)))

Hain:

Halo teman2… 

Mgkn ada yang ketinggalan info tentang Aplikasi Voice of Bayyinah. Dimana teman2 bisa akses semua bahasan dari materi yg di share sebelumnya.

Kabar bahagianya, saat ini teman2 yg berada di seluruh penjuru bumi sudah bisa install melalui playstore.

Mohon masukan, feedback dan ratingnya juga untuk aplikasi ini menjadi lebih baik ke depannya. 

Barakallahu fiinaa

Aziza Nurul Izza:

MasyaAllah terimakasih infonya kak

Siti Badriyah:

QUOTE :🏷️🧩🌀

In ahsantum, ahsantum li anfusikum.

Ini jawaban Allah.

Jika kita sudah mencapai level ihsan, kita melakukan semua yang diperintahkan itu, untuk diri kita sendiri.

SubhanaAllaah Laa haula walaa quwwata illaa billaah

Faiza:

😢😢😢

******

Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahayaNya.
Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiaraNya.🙏

Jazakumullahu khairan😊

Salam,
The Miracle Team
Voice of Bayyinah

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s