Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-132
Topik: Parenting
Sabtu, 31 Oktober 2020
Materi VoB Hari ke-132 Pagi | Siapa yang Disembelih
Oleh: Rendy Noor Chandra
#SaturdayParentingWeek19Part1
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Jadi kontroversi yang terjadi adalah bahwa rabi Yahudi berpendapat bahwa yang disembelih adalah Nabi Ishaq bukan Nabi Ismail Alayhimussalam.
Tidak, sebenarnya yang terjadi adalah merekalah yang menggantinya. Mereka mengubah kebenaran. Merekalah yang mengubahnya sejak lama dan ingin muslim percaya bahwa yang disembelih adalah Nabi Ishaq.
Ada beberapa ulama muslim yang berpendapat bahwa yang disembelih adalah Ishaq, Ustaz Nouman menghargai pendapat itu dan menolaknya dengan tegas. Ada bukti yang luar biasa kuat bahkan dalam Taurat bahwa yang disembelih adalah Nabi Ismail.
Ada sebuah buku yang Ustaz Nouman berdoa semoga Allah berikan kesempatan dan waktu untuk menerjemahkannya. Buku tersebut sangat ingin diterjemahkan karena Ustaz Nouman sangat menikmati membacanya.
Seorang ulama India menulis buku tersebut dan meninggal pada sekitar tahun 1910 bernama Hamiduddin Farahi rahimahullah. Judulnya “Pendapat yang Benar tentang Siapa yang Disembelih.” Beliau belajar Bahasa Arab selama 30 tahun dan belajar bahasa Ibrani selama 10 tahun. Masyaa Allah.
Ia menuliskan ulang semua paragraf dalam Taurat tentang anak yang disembelih, yang dikira adalah Nabi Ishaq dan bagaimana bukti bahwa itu bukan Nabi Ishaq dari dalam Taurat sendiri.
Bukti-bukti tersebut memang ada.
Beliau bahkan menulis tentang ulama Yahudi yang yakin bahwa itu sebenarnya adalah Nabi Ismail. Bahkan di antara para rabi ada yang berpendapat seperti itu.
Mungkin ada orang berkata, “Siapa yang peduli siapa yang disembelih?”
“Kita kan sekarang sedang merayakan bakr id (maksudnya adalah idul Adha). ”
Orang Arab tidak tahu apa itu bakr id.
“Apa sih bakr id ini?”
“The bakr of id? Kalian merayakan surah Al-Baqarah atau apa?” 🤨
“Memangnya penting?”
Penting banget, karena keseluruhan filosofi Yahudi dibangun berdasarkan anak terpilih yang disembelih.
Dan mereka menganggap bahwa mereka adalah orang-orang terpilih berdasarkan pengorbanan itu. Dan keseluruhan filosofi mereka bahwa merekalah orang yang terpilih datang dari salah persepsi Nabi Ishaq Alayhissalam yang dikira yang disembelih. 😓
Dan darinya, umat Nasrani mengambil banyak dari filosofi Yahudi. Mereka juga mengembangkan ide seperti itu juga. Anak keturunan Ishaq itu diberkati sementara anak keturunan Ismail tidak. Mereka juga meyakininya. Muslim dilihat sebagai anak keturunan siapa? Ismail Alayhissalam. Dan itu cocok dengan cara pandang filosofis mereka.
Sangatlah penting untuk memecahkan cara pandang yang seperti itu. Ustaz Nouman sangat bangga ketika tahu bahwa ada seorang ulama yang mendedikasikan dirinya untuk melakukan riset tentang ini (perspektif Ahli Kitab) dalam bahasa Arab, dan menunjukkannya kepada umat muslim. Subhanallah. Itu artinya tidak ada sebelumnya yang melakukannya. Setidaknya untuk diterjemahkan, didiskusikan dan dikenal secara luas.
Ada banyak riset Qur’an yang keren di luar sana.
Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Courses / Parenting / 09. Concerned Parents Part 3 – Parenting (10:30-13:00)
Materi VoB Hari ke-132 Siang | Orang Tua yang Peduli
Oleh: Rendy Noor Chandra
#SaturdayParentingWeek19Part2
Part 2
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
So, anyhow. Dalam QS. Al-Baqarah, 2:133 disebutkan,
قَالُوا۟ نَعْبُدُ إِلَٰهَكَ وَإِلَٰهَ ءَابَآئِكَ إِبْرَٰهِۦمَ وَإِسْمَٰعِيلَ وَإِسْحَٰقَ إِلَٰهًا وَٰحِدًا وَنَحْنُ لَهُۥ مُسْلِمُونَ
“Mereka, anak-anak Nabi Ya’qub berkata, kami akan menyembah Tuhanmu, dan Tuhan nenek moyangmu terdahulu yaitu Ibrahim, Ismail, dan Ishaq. Ilah yang satu. Dan kami berserah diri kepadanya”.
تِلْكَ أُمَّةٌ قَدْ خَلَتْ ۖ
“Itulah umat yang telah berlalu. Mereka sudah tidak ada. Mereka sudah mengerjakan bagian mereka. Mereka lah orang tua yang mewariskan agama Islam mereka kepada anak-anak mereka”.
لَهَا مَا كَسَبَتْ وَلَكُم مَّا كَسَبْتُمْ ۖ
“Bagi mereka apa yang mereka kerjakan. Bagi kalian apa yang kalian kerjakan”.
Anda saat ini berada di mana? Apa yang sudah Anda wariskan? Apa yang akan kalian katakan ketika sekarat?
Memastikan seluruh rumah menandatangani kesepakatan seperti itu? Atau ini yang dapat warisan mobil , dan itu yang dapat warisan motor? Apa yang kalian ucapkan ketika akan meninggal?
وَلَا تُسْـَٔلُونَ عَمَّا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ
“Kita tidak akan ditanya tentang apa yang mereka lakukan”. (QS. Al-Baqarah 2:134)
Kita tidak akan diinterogasi seberapa hebat Nabi Ibrahim atau seberapa keren Nabi Ishaq. Kita diberitahu agar kita sendiri yang berubah. Agar kita lebih bertanggungjawab. Agar menjadi refleksi untuk diri kita.
Membangga-banggakan sejarah bukanlah tujuan Al-Qur’an. Ia bukan sekedar kisah orang-orang terdahulu. Dan ini adalah kenyataan miris di zaman kita. Kita suka membangga-banggakan dan memuji para nabi, khususnya nabi kita sendiri Rasulullah Muhammad ﷺ. Tapi kita tidak mengambil hikmah dari mereka dan mempraktekkannya di kehidupan kita.
Merekalah sesungguhnya orang tua yang peduli, yang artinya jika saya akan menjadi penerus tongkat estafet da’wah Ibrahim Alayhissalam, kita seharusnya menjadi seorang orang tua yang sangat peduli. Kita sebaiknya mewariskan Islam ini kepada anak-anak kita. Semoga Allah Memampukan kita melakukannya.
Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Courses / Parenting / 09. Concerned Parents Part 3 – Parenting (13:00-15:03)
Diskusi dan Tanggapan VoB Hari Ke-132 Siang | Orang Tua yang Peduli
~ilmi:
Masya Allah Tabarakallah
Amiin Ya Rabbal Alamiin
Materi VoB Hari ke-132 Sore | Kekhawatiran Nabi Zakaria
Oleh: Rendy Noor Chandra
#SaturdayParentingWeek19Part3
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Sekarang kita akan membahas ayat lainnya yang berkaitan dengan orang tua yang peduli. Ayat ini adalah sebuah doa, yang dipanjatkan oleh seorang yang sudah udzur, Nabi Zakaria Alayhissalam.
Beliau di usianya yang sudah tua, melihat bahwa orang-orang di sekitar beliau tidak akan menjalankan Islam dengan baik. Beliau menyadari ada banyak kerusakan moral di kalangan Bani Israil.
Bahkan diantara kerabat dan anak-anak muda di sekitar beliau, beliau tidak melihat ada yang bisa membawa obor estafet Islam. Dan itu membuat beliau sangat khawatir, karena beliau bisa meninggal kapan saja, dan beliau tidak bisa menemukan orang yang bisa menjadi da’i untuk Bani Israil sepeninggal beliau.
Ada diantara orang-orang tersebut yang rakus, ada yang mengejar popularitas, ada yang pura-pura religius tapi ternyata tidak seperti itu. Nabi Zakaria melihat semua itu.
Dan di dalam QS. Maryam 19:1-2, Allah SWT sebutkan,
كٓهيعٓصٓ
“Kaaf Ha Ya ‘Ain Shaad.”
ذِكْرُ رَحْمَتِ رَبِّكَ عَبْدَهُۥ زَكَرِيَّآ
“(Inilah) pengingat cinta dan kasih sayang Tuhanmu atas hamba-Nya, Zakaria”.
Ngomong-ngomong, nama Zakaria berasal dari bahasa Ibrani, Zikr. Dan Zikr dalam Bahasa Ibrani memiliki makna yang dekat dengan DZikr dalam Bahasa Arab.
Zikr, dalam bahasa Ibrani artinya remembrance, yang bahasa Indonesia artinya pengingat. Seseorang yang banyak mengingat Allah. Dan DZikr dalam Bahasa Arab artinya juga remembrance.
Jadi, Allah ﷻ menggabungkan keduanya (Zakaria dan Dzikr disebutkan dalam ayat tersebut bersamaan) karena Allah Tahu makna nama beliau dalam bahasa Ibrani.
إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُۥ نِدَآءً خَفِيًّا
QS. Maryam, 19:3
“Ketika di tengah suatu malam, ia berdoa kepada Allah dengan sembunyi-sembunyi. Ia berdoa kepada Allah dengan suara lemah lembut.”
Apa yang Nabi Zakaria mohonkan kepada Allah?
Insya Allah akan kita kaji lebih lanjut pekan depan.
Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Courses / Parenting / 09. Concerned Parents Part 3 – Parenting (15:03-16:34)
Diskusi dan Tanggapan VoB Hari Ke-132 Sore | Kekhawatiran Nabi Zakaria
~Ilmi:
Masya Allah
***
Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahayaNya.🤲
Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiaraNya.🙏
Jazakumullahu khairan😊
Salam,
The Miracle Team
Voice of Bayyinah