﷽
Voice of Bayyinah Hari Ke-130
Topik : Divine Speech
Kamis, 29 Oktober 2020
Materi VoB Hari Ke-130 Pagi | Bersegera VS Berlomba untuk Mendapatkan Surga
Oleh : Rizka Nurbaiti
#ThursdayDivineSpeechWeek19Part1
Part 1
Materi ’Divine Speech’ hari ini akan membahas tentang surga.
Di dalam Al-Qur’an terdapat 2 ayat yang membahas mengenai surga dengan susunan kata-kata yang hampir sama, namun awal kata di dalam ayatnya berbeda.
Kedua ayat tersebut yaitu QS Ali-Imran, 3:133 dan QS Al-Hadid, 57:21. Berikut kedua ayatnya:
*وَسَارِعُوٓا۟* إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ *وَجَنَّةٍ*
“Dan bersegeralah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan (mendapatkan) surga…“
(QS Ali-Imran, 3:133)
*سَابِقُوٓا۟* إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ *وَجَنَّةٍ*
“Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan (mendapatkan) surga….“
(QS Al-Hadid, 57:21)
Kedua potongan ayat di atas memiliki perbedaan pada awal katanya. Yakni QS Ali ’Imran 3:133, dimulai dengan kata saari’u (سَارِ عُ). Sedangkan, QS Al-Hadid, 57:21 dimulai dengan kata saabiqu (سَابِقُ).
Saari’u (سَارِ عُ) berarti ‘bersegera atau bergegas’. Seperti ucapan polisi Arab Saudi ketika Anda sedang umrah atau haji ”sur’a…sur’a” yang artinya “Cepat… cepat”.
Omong-omong haji, Ustaz Nouman bercerita bahwa beliau sangat bersemangat saat ia dapat berangkat haji.
Beliau berpikir bahwa ia bisa mempraktekkan bahasa Arab di sana.
Tapi apa yang terjadi?
Beliau tidak dapat melakukannya. 🤭
Setiap kali ia menggunakan bahasa Arab, orang-orang malah kebingungan. 😂
Karena bahasa Arab sehari-hari yang digunakan orang-orang di sana jauh berbeda dengan bahasa Arab formal yang semestinya.
Sehingga ketika Ustaz Nouman menggunakan bahasa Arab yang formal, tidak ada yang mengerti ucapan beliau.
Jadi harapan ustaz untuk bisa mempraktekkan bahasa Arab saat beliau melaksanakan haji tidak tercapai.
Satu-satunya pengalaman terbaik ustaz dalam bahasa Arab saat haji yaitu ketika beliau bertemu dengan seseorang yang berasal dari Yaman.👳♂️
Ustaz Nouman bertanya menggunakan bahasa Arab ke orang tersebut, “Ayn almasjid? Di mana Masjid?”
Kemudian orang Yaman tersebut menjawab pertanyaan ustaz dengan bahasa Urdu. Walaupun jawaban orang tersebut tidak menggunakan bahasa Arab, tapi setidaknya ia mengerti bahasa Arab yang ustaz katakan. Jadi, ini adalah pengalaman yang cukup baik.
Pertanyaan ustaz yang berbahasa Arab dijawab oleh orang tersebut dengan bahasa Urdu.
Jadi ustaz kaget dong, kok malah dijawab pakai bahasa Urdu. Sehingga ustaz bertanya kepada orang tersebut, “kamu berasal dari mana?”
Orang itu menjawab, “Saya dari Yaman”.👳♂️
“Apa? Anda dari Yaman?”😱
“Lalu, mengapa Anda menggunakan bahasa Urdu padahal Anda berasal dari Yaman terlebih lagi ini di Madinah,” tanya ustaz kepada orang tersebut dengan penuh keheranan.
Jadi harapan ustaz bahwa ia bisa mempraktekkan bahasa Arab beliau ketika haji, itu sama sekali gak terjadi.🤦♂️
Hal menarik lain yang beliau temui ketika sedang haji adalah percakapan unik yang terjadi di salah satu pasar di Mekah.
Di pasar tersebut ia melihat ada seorang wanita Nigeria dan seorang pria penjaga toko yang berasal dari Yaman.
Si penjaga toko tersebut berbicara dengan wanita Nigeria itu menggunakan bahasa Urdu. Sedangkan, wanita Nigeria itu berbicara kepadanya dalam bahasa lokal negaranya.
Lucunya, mereka berdua mengerti satu sama lain. Dan melakukan tawar-menawar. Kemudian akhirnya jual beli di antara keduanya pun berhasil.
Saat itu ustaz ustaz berpikir, ”Wah inilah perdagangan internasional yang sebenarnya”. 👍
“Ini adalah contoh perdagangan internasional yang terbaik, dimana penjual dan pembeli memiliki feeling yang sangat kuat. 👏
Jadi, walaupun keduanya menggunakan bahasa yang berbeda tapi mereka sudah sama-sama paham satu sama lain. Hehehe.🤣
Jadi dari pengalaman haji tersebut satu-satunya yang tidak ditemukan beliau adalah bahasa Arab. 🤦♂️
Kembali membahas saari’u (سَارِ عُ) dan saabiqu (سَابِقُ). Saari’u (سَارِ عُ) berarti “bergegas / terburu-buru (to rush)”.
Sedangkan saabiqu (سَابِقُ) berarti ”berlomba (to race)”.
Coba deh kita bayangkan kira-kira kapan kita berlari lebih cepat. Saat terburu-buru atau saat sedang berlomba?🤔
Saat sedang berlomba, kan?
Jadi, kata ’saabiqu (سَابِقُ)’ merupakan kata yang lebih kuat daripada ‘saari’u (سَارِعُ)’ untuk mengungkapkan kata ‘cepat’.
Karena ’saabiqu (سَابِقُ)’ berarti berlomba. Seperti yang kita ketahui, ketika kita sedang berlomba, maka kita tidak hanya terburu-buru tapi kita bersegera untuk dapat berhasil melalui perlombaan tersebut.
Dalam QS Ali ‘Imran ayat 133, Allah ﷻ mengatakan, “bersegeralah (وَسَارِعُوٓا۟ ) kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan (mendapatkan) surga.
Sedangkan di dalam *QS Al-Hadid ayat 21, Allah ﷻ mengatakan, “berlomba-lombalah (سَابِقُوٓا۟) kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan (mendapatkan) surga.”
Kedua ayat tersebut sama-sama menyebutkan kata “وَجَنَّةٍ”. Dan inilah yang ustaz ingin soroti pada pembahasan saabiqu (سَابِقُ) dan saari’u (سَارِعُ) kali ini yakni hubungan antara kedua kata tersebut dengan jannah.
Bagaimana penjelasannya?
———————–
Sumber: Bayyinah TV > Quran > Courses > Divine Speech > 04. What Does Allah See in You (14:37 – 17:57)
———————-
Materi VoB Hari Ke-130 Siang | Surga yang Luasnya Seluas Langit dan Bumi
Oleh: Rizka Nurbaiti
#ThursdayDivineSpeechWeek19Part2
Part 2
QS Ali-Imran, 3:133
وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا ٱلسَّمَـٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada (mendapatkan) surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.”
QS Al-Hadid, 57:21
سَابِقُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ أُعِدَّتْ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ بِٱللَّهِ وَرُسُلِهِۦ ۚ ذَٰلِكَ فَضْلُ ٱللَّهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَآءُ ۚ وَٱللَّهُ ذُو ٱلْفَضْلِ ٱلْعَظِيمِ
“Berlomba-lombalah kamu kepada kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada (mendapatkan) surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.”
Apa perbedaan dari kedua jannah di atas?
Pertama, perbedaanya adalah dari segi luasnya.
Jannah yang disebutkan pada QS Ali-Imran, 3:133 luasnya seluas langit (ٱلسَّمَـٰوَٰتُ ) dan bumi. عَرْضُهَا ٱلسَّمَـٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ.
Sedangkan, luasnya jannah yang disebutkan pada QS Al-Hadid, 57:21, seluas apapun yang terhampar diatas kita (ٱلسَّمَآءِ) dan bumi. عَرْضُهَا كَعَرْضِ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ.
Dengan kata lain jannah yang disebutkan pada QS Al-Hadid, 57:21 ini memiliki luas yang lebih besar dibandingkan jannah yang disebutkan pada QS Ali-Imran, 3:133.
Mengapa Ustaz Nouman bisa mengartikan demikian?
Padahal kalau kita lihat di Al-Qur’an terjemah, kedua potongan ayat tersebut memiliki arti yang sama yaitu ‘surga yang luasnya seluas langit dan bumi’.
Ustaz menyimpulkan demikian karena ustaz melihat adanya perbedaan kata ‘langit’ yang digunakan pada kedua ayat tersebut.
Pada QS. Ali ‘imran menggunakan kata ٱلسَّمَـٰوَٰتُ. Sedangkan pada QS. Al-Hadid menggunakan kata ٱلسَّمَآءِ.
Lalu apa bedanya kata ٱلسَّمَـٰوَٰتُ dengan ٱلسَّمَآءِ ?
Kata ٱلسَّمَـٰوَٰتُ dapat diartikan menjadi ‘tujuh langit’.
Sedangkan, kata ٱلسَّمَآءِ tidak dapat diartikan menjadi ‘satu langit’ saja. Melainkan, memiliki arti ‘langit yang luasnya sebesar apapun yang terhampar di atas kita’.
Sehingga kata ٱلسَّمَآءِ adalah kata yang digunakan untuk mengungkapkan ‘luas langit yang tidak terhingga / dibatasi’.
Sedangkan ketika kita mengatakan kata ٱلسَّمَـٰوَٰتُ atau ‘tujuh langit’ maka yang dimaksud adalah ‘tujuh tingkat langit’. So, kata ٱلسَّمَـٰوَٰتُ ini merupakan kata langit yang berbentuk jamak namun ukurannya terhingga.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara teknis kata ٱلسَّمَآءِ memiliki luas yang lebih besar dibandingkan kata ٱلسَّمَـٰوَٰتُ .
Kesimpulan tersebut dapat diketahui jika kita memahami linguistik bahasa Arab, jadi jika kita tidak mempelajari linguistik bahasa Arab, maka kita tidak bisa memahaminya.
Dan mungkin kita mengira ٱلسَّمَآءِ hanya sebatas kata benda tunggal (singular), sedangkan ٱلسَّمَـٰوَٰتُ kata benda jamak (plural).
Selanjutnya, karena kata jamak memiliki jumlah yang lebih besar dari kata tunggal, maka kita mengiranya ٱلسَّمَـٰوَٰتُ memiliki luas yang lebih besar dibandingkan kata ٱلسَّمَآءِ.
Padahal hal tersebut tidak tepat. Karena secara linguistik kata ٱلسَّمَآءِ memiliki luas yang lebih besar dibandingkan kata ٱلسَّمَـٰوَٰت.
Hal ini karena kata ٱلسَّمَآءِ berarti ‘everything above’ (apa saja yang berada di atas).
***
Sehingga di QS Al-Hadid ayat 21 ini Allah mengatakan:
1. Berlomba-lombalah dalam mendapatkan jannah yang berarti seruan untuk mendapatkan jannah di sini lebih intens di bandingkan dengan seruan yang ada pada QS Ali ’imran ayat 133.
2. Luas jannah, yang digambarkan pada ayat ini lebih luas karena menggunakan kata ‘ٱلسَّمَآءِ’ dalam menyebutkan kata ‘langit’.
***
Selanjutnya, pada QS Ali-Imran, 3:133, Allah berfirman, Ia telah menyediakan surga untuk orang-orang yang bertakwa (أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ).
Sedangkan pada QS Al-Hadid, 57:21 Allah mengatakan, Ia telah menyediakan surga untuk orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya (أُعِدَّتْ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ بِٱللَّهِ وَرُسُلِهِ).
Bagaimana penjelasan kedua jannah untuk kedua golongan tersebut?
——————-
Sumber: Bayyinah TV > Quran > Courses > Divine Speech > 04. What Does Allah See in You (17:57 – 19:40)
——————-
Materi VoB Hari Ke-130 Sore | Kesempatan Meraih Surga yang Terbuka Lebar untuk Setiap Orang
Oleh: Rizka Nurbaiti
#ThursdayDivineSpeechWeek19Part3
Part 3
Pada QS Ali ‘Imran, 3:133, Allah ﷻ berfirman, Ia ﷻ telah menyediakan surga untuk orang-orang yang bertakwa.
وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا ٱلسَّمَـٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ *أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ*
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan (kepada) surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk *orang-orang yang bertakwa,”
(QS Ali ‘Imran, 3:133)
Apakah setiap muslim memiliki takwa? Atau hanya sebagian muslim saja yang memiliki takwa?
Sayangnya, tidak setiap muslim adalah ‘mutakin’ (orang yang bertakwa). 🤧
Takwa adalah sesuatu yang harus diusahakan oleh setiap orang, tetapi tidak semua orang dapat meraihnya.
Kemudian di ayat selanjutnya yaitu QS Ali ‘Imran, 3:134, Allah ﷻ berfirman:
ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِى ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلْكَـٰظِمِينَ ٱلْغَيْظَ وَٱلْعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ
“Orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang (lain). Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”
Kira-kira orang-orang yang termasuk ke dalam golongan yang disebutkan di QS Ali ‘Imran, 3:133-134 di atas jumlahnya banyak atau sedikit?
Iya, jumlahnya sedikit. Mengapa?
Karena persyaratannya banyak dan sulit.
Pertama, mereka harus bertakwa. Kemudian, mereka harus menafkahkan hartanya baik di waktu lapang maupun di waktu sempit.
Ketiga mereka adalah orang-orang yang dapat menahan amarahnya. Sudah semakin berat lagi persyaratannya, kan?
Tidak hanya itu, selanjutnya Allah ﷻ juga mengatakan bahwa, mereka adalah orang-orang yang memaafkan kesalahan orang lain setiap saat.
Jadi tidak hanya dapat menahan amarah saja, tetapi mereka juga pemaaf.
Jadi apakah akan banyak orang yang mampu masuk ke dalam golongan ini atau hanya sedikit?
Iya benar, akan sedikit orang yang masuk ke dalam golongan ini. Ini merupakan golongan orang yang jumlahnya sedikit (eksklusif).
Kelompok orang yang digambarkan dalam QS Ali ‘Imran, 3:133-134 akan menjadi kelompok yang jumlahnya semakin lama semakin sedikit seiring dengan persyaratan demi persyaratan yang disebutkan.
Hal ini berbeda dengan kelompok orang yang disebutkan pada QS Al-Hadid, 57:21.
Dalam QS Al-Hadid, 57:21, Allah ﷻ berfirman:
*أُعِدَّتْ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ بِٱللَّهِ وَرُسُلِهِۦ* ۚ ذَٰلِكَ فَضْلُ ٱللَّهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَآءُ ۚ وَٱللَّهُ ذُو ٱلْفَضْلِ ٱلْعَظِيمِ
“….(surga ini) telah disiapkan *untuk mereka yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul Nya.”
Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.
Bukankah kita semua masuk ke dalam golongan ini?
Kita percaya kepada Allah dan rasul-rasul Nya, kan?
Iya, tentu. Kita beriman kepada Allah dan kepada rasul-rasul Nya.
Pada ayat ini Allah ﷻ menyebutkan, رُ سُلِهِ (rusulihi) yang merupakan bentuk ’broken plural’ (kata jamak tak berpola) dari kata ‘رَسُلِهِ (rasulihi)’
Kata ‘رَسُلِهِ (rasulihi) berarti ‘rasul-Nya’ (satu rasul), sedangkan ‘رُسُلِهِ (rusulihi)‘ berarti ‘rasul-rasul Nya’.
Sehingga surga yang disebutkan pada ayat ini tidak hanya terbuka bagi kita saja melainkan juga bagi orang-orang yang beriman pada zaman rasul-rasul lainnya.
Seperti orang-orang yang beriman di zaman Nabi Musa AS, di zaman Nabi Isa AS, di zaman di zaman Nabi Nuh AS, dan lain-lain.
Intinya setiap orang-orang yang beriman kepada Allah ﷻ dan rasul-rasul Nya semuanya masuk ke dalam golongan ini.
Undangan Allah ﷻ pada ayat ini ditunjukkan untuk orang-orang yang beriman kepada-Nya dan kepada rasul-rasul-Nya.
Maka dapat dikatakan bahwa undangan untuk memasuki pintu surga pada ayat ini terbuka sangat Lebar.🚪🔑🏞
Karena undangan ini seakan tidak hanya terbuka bagi orang-orang yang bertakwa saja, tetapi terbuka untuk semua orang yang beriman kepada Allah ﷻ dan kepada rasul-rasul Nya.
Jadi bukankah ini undangan untuk setiap orang muslim?😲
Jadi inilah mengapa pada ayat ini diawali dengan kata ‘سَابِقُوٓا۟’ (berlomba-lombalah), karena undangannya terbuka untuk setiap orang.
Di antara undangan eksklusif yang terdapat pada QS Ali ’Imran ayat 133 dengan undangan terbuka yang terdapat pada QS Al-Hadid ayat 21, manakah yang merupakan karunia yang lebih besar yang Allah ﷻ berikan?
Allah ﷻ memberikan karunia yang lebih besar saat Ia ﷻ memberikan undangan secara terbuka. Mengapa?
Karena awalnya kita berpikir bahwa untuk dapat masuk ke jannah adalah sesuatu yang sangat sulit. 😖
Kita berpikir bahwa jannah adalah tempat untuk orang-orang yang ekslusif.😢
Untuk orang-orang yang memiliki takwa, menafkahkan harta yang ia miliki baik di waktu lapang maupun di waktu sulit, dapat menahan amarahnya, dan memaafkan setiap kesalahan orang lain.
Itulah orang-orang yang dapat memasuki surga.
Apalah saya yang masih sulit melakukan itu semua.😢 Emosi saya sering bermasalah. Ketakwaan saya sering naik dan turun. 😰
Dan ketika punya uang lebih saya malah beli coklat🍫 terlebih dahulu, bukannya berinfak 💰 di jalan Allah.
Jadi untuk dapat memasuki jannah di kelas satu seperti pada QS Ali ‘imran, 3:133, saya pikir itu sangat sulit.😭
Tetapi selanjutnya Allah ﷻ memberikan undangan terbuka untuk setiap orang. Dengan syarat ia beriman kepada Allah ﷻ dan Rasul-rasul Nya.😳
Jadi apa yang kita katakan?
Wow! 😱
Sungguh?
Apakah Allah ﷻ benar-benar mengizinkan saya memasuki jannah? 🥺
Beneran nih saya bisa masuk surga?😲
Kemudian Allah ﷻ menjawab pertanyaan tersebut dengan mengatakan:
ذَٰلِكَ فَضْلُ ٱللَّهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَآءُ ۚ وَٱللَّهُ ذُو ٱلْفَضْلِ ٱلْعَظِيمِ
“Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS Al-Hadid, 57:21)
Jadi ketika Ia ﷻ membuka pintu surga lebih besar dan memberi kesempatan untuk untuk setiap orang, Ia ﷻ mengatakan ‘Itulah karunia-Nya’.
Allah ﷻ tidak mengatakan ‘Itulah karunia Nya’ di QS Ali ‘Imran ayat 133 melainkan Ia mengatakannya di QS Al-Hadid ayat 21. Mengapa?
Karena pada QS Al-Hadid ayat 21 Allah ﷻ membuka kesempatan yang besar bagi setiap orang untuk memasuki surga.
Ia ﷻ membuka pintu surga-Nya dengan lebih luas. Itulah karunia yang Ia ﷻ berikan kepada siapa saja yang Ia ﷻ kehendaki.
Jadi tidak hanya orang-orang yang eksklusif saja (orang-orang yang disebutkan di QS Ali ‘Imran ayat 133) yang disediakan jannah.
Melainkan Allah ﷻ juga menyediakan surga bagi setiap orang yang Ia ﷻ kehendaki, yang beriman kepada-Nya dan kepada rasul-rasul Nya. Subhanallah.
Itulah kesempurnaan dan keindahan firman Allah ﷻ. Di mana sebuah kata di tempatkan secara tepat dan begitu sempurnanya kata demi kata tersebut di rangkai menjadi satu ayat.
(Bersambung insyaAllah_ minggu depan dengan pembahasan kata yang lain.)
———————–
Sumber: Bayyinah TV > Quran > Courses > Divine Speech > 04. What Does Allah See in You (19:40 – 24:08)
Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahayaNya.🤲
Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiaraNya.🙏
Jazakumullahu khairan😊
Salam,
The Miracle Team
Voice of Bayyinah
[…] المصدر: [VoB2020] Bersegera vs Berlomba untuk Mendapatkan Surga – Nouman Ali Khan Indonesia […]
LikeLike