[VoB2020] Tak Seluas Dunia Namun Menyeluruh


بسم الله الرحمن الرحيم

Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-120
Topik: First Ayahs of Fatihah
Senin, 19 Oktober 2020

Materi VoB Hari ke-120 Pagi | Tak Seluas Dunia Namun Menyeluruh

Oleh: Ayu S Larasaty

#MondayADeeperLookWeek18Part1

Part 1

Oke, mari kita bahas mengenai kata Al – ‘Alamin.

Pada ayat kedua Al Fatihah, Allah tidak mendefinisikan bahwa Dia adalah Rabb langit dan bumi. Namun, kata Al – ‘Alamin ini kerap diartikan dengan ’world’ (dalam kamus Oxford berarti bumi, penduduknya, negaranya dan keseluruhan alam.)

Dalam Bahasa Indonesia pun Al – ‘Alamin diartikan sebagai semesta alam.

Tapi, rasanya kata ini kurang pas!

Mengapa begitu?

Karena dalam Bahasa Arab, ‘alam berarti dunia (world) dan pluralnya adalah awalim (the worlds).

Kalau kalimatnya adalah Alhamdulillaahi rabbil awalim maka bukan masalah kalau diartikan sebagai dunia/semesta alam.

Namun, kata yang digunakan adalah Al – ‘Alamin, dimana akhiran ‘in’ dalam kata tersebut biasa digunakan untuk mendefinisikan orang.

Sholihiin artinya orang-orang sholeh.
Muslimiin artinya orang-orang muslim.
Mukminiin artinya orang-orang mukmin.

Muhsiniin artinya orang-orang muhsin.
Munafiqiin artinya orang-orang munafik.
Kafiriiin artinya orang-orang kafir.

Begitu seterusnya, akhiran ‘in’ merujuk pada orang, termasuk di dalamnya malaikat, jin, dan syaitan. Pokoknya semua makhluk intelektual, deh!

Wah, Anda pasti sudah bertanya-tanya, “Ah masa sih?
Tapi, dalam ayat yang lain Al – ‘Alamin memang merujuk kepada orang, loh.

Contoh pada kalimat ”lil ‘alamiina nadzira” (Rasulullaah) turun sebagai pemberi peringatan bagi ……

Nah, kalau Al – ‘Alamin diartikan sebagai semesta alam berarti artinya menjadi (Rasulullaah) turun sebagai pemberi peringatan bagi semesta alam.

Semesta alam berarti termasuk mamalia, gunung-gunung, pohon, daun-daun, awan, udara.

Tapi apakah mereka membutuhkan peringatan??

Siapa yang butuh peringatan?
Yap, yang butuh peringatan adalah manusia dan jin.

Iya, sifat Rahmaan Allah memang untuk semesta alam. Namun, kita hanya memberikan peringatan kepada orang-orang yang kita pedulikan untuk menolong mereka, bukan?

Sehingga Al – ‘Alamin itu merujuk kepada orang-orang dan dapat merujuk pada bangsa-bangsa yakni negara.

Hal ini masuk akal karena saat kita berada di negara lain dengan budaya atau zona waktu yang berbeda kita kerap merasa ada di dunia yang berbeda, bukan?

Hanya dengan budaya yang berbeda di tiap-tiap negara, kita sudah merasa mengalami banyak perbedaan, seperti berada di dunia yang berbeda.

Perbedaan generasi juga merupakan perbedaan yang dimaksud.

Sehingga dalam kalimat Alhamdulillaahi Rabbil ‘Alamiin, Allah mengatakan bahwa Dia adalah The Master, Yang Maha Merawat, Yang Maha Otoritatif, Pemilik segalanya, Dzat yang mengembangkan laki-laki dan perempuan, menggenggam tiap budaya, tiap bangsa, dan tiap generasi di seluruh alam.

(bersambung insyaaAllah di ba’da Dzuhur)

Sumber: Bayyinah TV > Quran > Surah > A Deeper Look > Al Fatihah > 02. Deeper Look – Al Fatihah (Part 1) (24:52-29.26).


Materi VoB Hari ke-120 Siang | The Real Unity in Diversity

Oleh: Ayu S Larasaty

#MondayAlFatihahWeek18Part2

Part 2

بسم الله الرحمن الرحيم

Setelah kita mengetahui makna Al – ‘Alamin bahwa Allah adalah Master, Yang Maha Merawat, Yang Maha Otoritatif, Pemilik segalanya, Dzat yang mengembangkan laki-laki dan perempuan, menggenggam tiap budaya, tiap bangsa, dan tiap generasi di seluruh alam.

Akan lebih mudah bagi kita untuk memahami makna keseluruhan ayat tersebut.

Alhamdulillaahi Rabbil ‘Alamiin

Karena salah satu makna Rabb adalah Murobbi yang berarti Dzat yang menolong makhluknya untuk tumbuh dan berkembang.

Sehingga Allah menginginkan agar setiap bangsa, yang di dalamnya terdapat manusia dan jin, berkembang.

Allah menginginkan agar setiap bangsa selamat.

Dan seluruh bangsa berarti bukan Arab saja, bukan India saja, bukan Amerika saja, bukan Melayu saja. Dia ingin agar semua bangsa tumbuh, berkembang dan selamat.

Bukankah di saat yang sama tujuan Allah menurunkan manusia ke muka bumi adalah untuk menjadi khalifah fil ‘ardh?

MasyaaAllah, Allah menurunkan manusia ke muka bumi bukanlah sebagai hukuman, melainkan untuk memakmurkan dunia, menjadi perwakilan Allah atas dunia, mengembangkannya hingga banyak dari manusia di berbagai negara dan bangsa, dalam budaya dan generasi yang berbeda makmur dan sejahtera, hingga tiba saatnya Allah mengembalikan kita semua kepadaNya dalam keadaan selamat.

Sumber: Bayyinah TV > Quran > Surah > A Deeper Look > Al Fatihah > 02. Deeper Look – Al Fatihah (Part 1) (29.27 – 30.10).


Materi VoB Hari ke-120 Sore | Hanya Tentang Aku dan Kamu, Kita

Oleh: Ayu S Larasaty

#MondayAlFatihahWeek18Part3

Part 3

بسم الله الرحمن الرحيم

Anda pasti masih tetap bertanya-tanya, bukan?

“Kenapa bukan menyebut Master Bumi dan Langit saja, sih?

lillaahi rabbissamaawaati wal ‘ardh wa maa bainakumaarrahmaan kenapa bukan kalimat ini saja?

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, makna Al – ‘Alamiin memang dikhususkan pada tiap orang dalam bangsa hingga generasi yang berbeda.

Jadi, Al Fatihah itu tidak membicarakan hal lain, Al Fatihah itu hanya membahas Anda, iya hanya tentang kita.

Jadi saat membacanya, jangan pikirkan hal lain.

Tak perlu memikirkan Allah yang memiliki langit, bumi, samudra, bumi sebelah timur atau barat.

Tak perlu.

Al Fatihah itu hanya tentang kita.

Maka pikirkanlah bagaimana Allah memiliki diri kita secara keseluruhan, pikirkan hal itu saat kita membaca Al Fatihah.

Begitu juga ketika kita sholat, sholat adalah cara kita untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Sehingga saat sholat, kita seharusnya tidak memikirkan hal lain. Anda lah sosok yang paling penting untuk dibahas saat itu.

Dan sebagaimana Al Fatihah adalah surat pembuka, maka demikian lah pesan di awal suratnya. Tentang kita.

Anda pasti sudah mengetahui bagaimana filsuf-filsuf terkenal di dunia selalu membahas mengenai Tuhan? Mereka membicarakan Tuhan, mereka membicarakan bagaimana Tuhan berkuasa atas penciptaan langit, bumi, serta seluruh isinya.

Mereka percaya bahwa ada Dzat yang Menciptakan seluruh alam ini, mereka mendefinisikan Tuhan dengan pikiran yang Tuhan berikan kepada mereka.

Namun dalam Islam, khususnya Al Qur’an, ada perbincangan yang dikhususkan hanya antara Tuhan dan hambaNya. Tak seperti dugaan-dugaan abstrak para filsuf.

Allah mengawali pembukaan Al Qur’an ini dengan membahas kita, setelah itu baru urusan lainnya.

MasyaaAllah.

Sumber: Bayyinah TV > Quran > Surah > A Deeper Look > Al Fatihah > 02. Deeper Look – Al Fatihah (Part 1) (30.11 – end).

***

Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahayaNya.🤲

Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiaraNya.🙏

Jazakumullahu khairan😊

Salam,

The Miracle Team
Voice of Bayyinah

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s