بسم الله الرحمن الرحيم
Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-118
Topik: Parenting
Sabtu, 17 Oktober 2020
Materi VoB Hari ke-118 Pagi | Kesempurnaan Doa Ibrahim
Ditulis oleh: Icha Farihah
#SaturdayParentingWeek17Part1
***
رَبَّنَا وَٱبۡعَثۡ فِيهِمۡ رَسُولٗا مِّنۡهُمۡ يَتۡلُواْ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَيُزَكِّيهِمۡۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُ
“Ya Tuhan kami, utuslah di tengah mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu dan mengajarkan Kitab dan Hikmah kepada mereka, dan menyucikan mereka. Sungguh, Engkaulah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.” (QS Al-Baqarah, 2: 129)
Ayat ini menunjukkan doa dengan urutan yang sempurna. Ada empat hal yang disebutkan di dalam doa ini.
📜1️⃣
Pertama,
رَبَّنَا وَٱبۡعَثۡ فِيهِمۡ رَسُولٗا مِّنۡهُمۡ
“Ya Tuhan kami, utuslah di tengah mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri…”
Doa ini menunjukkan perhatian dan kekhawatiran Ibrahim ‘alayhissalam terhadap generasi berikutnya.
Ibrahim ‘alayhissalam berkata kepada Allah,
“Ya Allah… Aku tahu bahwa Engkau menjamin semua anak-anakku, kecuali mereka yang zalim.” (QS Al-Baqarah, 2:124).
Dan aku tahu tentang seperti apa sejarah bergulir. Bahwa pesan-pesan kenabian akan terlupakan seiring berjalannya waktu. Anak-cucuku di masa depan akan berjarak sangat jauh dari diriku. Mungkin aku adalah kakek dari kakek dari kakek dari kakek mereka. Pesan kenabian ini bisa berkarat.
Maka ya Allah tolong pulihkan dan sucikan kembali ingatan dan keimanan mereka, utuslah seorang nabi di antara mereka.
Nabi yang diutus untuk menyelamatkan generasi Ibrahim ‘alayhissalam kelak ada di antara anak-anak melalui garis keturunan Ismail ‘alayhissalam karena nama Ismail ‘alayhissalam terlibat pada rentetan ayat berisi doa ini.
📜2️⃣
Kedua,
يَتۡلُواْ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتِكَ
“…Yang akan membacakan ayat-ayat-Mu…”
Akhirnya, utusan yang ada di tengah-tengah mereka dalam doa Ibrahin ‘alayhissalam ini ialah Muhammad shalallaahu ‘alayhi wa salam.
Sang Rasul akan membacakan ayat-ayat Allah kepada mereka.
Ayat-ayat yang mana? Ayat-ayat yang ada di dalam Al-Qur’an.
Dengan demikian, ketika kita mendengar lantunan Al-Qur’an, kita harus mengingat bahwa ini adalah jawaban dari doa Ibrahim ‘alayhissalam.
Sebuah doa yang mustajab dari seorang concerned father.
📜3️⃣
Ketiga,
وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ
“…Dan mengajarkan Kitab dan Hikmah kepada mereka…”
Seorang utusan yang akan mengajarkan kepada mereka tentang hukum, Al-Qur’an, dan hikmah.
📜4️⃣
Keempat,
وَيُزَكِّيهِمۡۖ
“…Dan menyucikan mereka…”
Nabi yang akan menyucikan mereka.
Ibrahim ‘alayhissalam menaruh kata tazkiya di akhir.
Sebuah urutan doa yang sempurna.
Allah akan mengutus seorang rasul kepada mereka, sebuah kitab akan datang, dan sang rasul tersebut akan mengajarkan mereka tentang ayat-ayat-Nya, tentang kitab, dan tentang hikmah.
Semua pengajaran ini akan membersihkan keimanan anak-cucu Ibrahim ‘alayhissalam yang sudah berjarak sangat jauh dari dirinya.
Seperti yang dikhawatirkan Ibrahim ‘alayhissalam, seiring berjalannya waktu, iman mereka dapat menjadi kotor. Sehingga kehadiran dan pengajaran dari sang rasul akan membersihkannya kembali.
Allah tidak hanya menjawab doa Ibrahim ‘alayhissalam, Dia juga menyempurnakan doanya tiga kali di dalam Al-Qur’an.
Allah mengubah urutan dan menyempurnakannya. Yaitu tentang (وَيُزَكِّيهِمۡۖ) sebelum (وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ).
In syaa Allah penjelasan lebih lengkap akan dijelaskan pada sesi-sesi selanjutnya.
📜📜📜
Dalam doa ini terlihat jelas tentang apa yang menjadi perhatian nabi Ibrahim ‘alayhissalam terhadap generasi selanjutnya.
Mereka butuh disucikan dan dibersihkan dari segala kotoran yang menempel pada iman mereka.
Allah azza wa jalla mengajarkan Ibrahim ‘alayhissalam metode dan formula tentang proses pembersihan iman tersebut.
Metode dan formula yang Rasulullaah shalallaahu ‘alayhi wa salam lakukan untuk memastikan bahwa umatnya juga melakukan penyucian diri.
Dan melalui metode dan formula yang sama, kita juga dapat belajar dan menerapkannya kepada diri kita dan anak-anak kita, biidznillah.
In syaa Allah penjelasan lebih lengkap tentang metode dan formula tersebut akan dijelaskan pada sesi-sesi selanjutnya.
📜📜📜
إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُ
“…Sungguh, Engkaulah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.”
(bersambung insyaa Allaahu ta’aalaa ba’da zhuhur)
***
Sumber: Bayyinah TV > Quran > Courses > Parenting > 07. Concerned Parents (Part 2) (00:00-02:48).
Materi VoB Hari ke-118 Siang | Turun-Temurun Wasiat Ibrahim
Ditulis oleh: Icha Farihah
#SaturdayParentingWeek17Part2
***
وَمَن يَرۡغَبُ عَن مِّلَّةِ إِبۡرَٰهِـۧمَ إِلَّا مَن سَفِهَ نَفۡسَهُۥۚ وَلَقَدِ ٱصۡطَفَيۡنَٰهُ فِي ٱلدُّنۡيَاۖ وَإِنَّهُۥ فِي ٱلۡأٓخِرَةِ لَمِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ
“Dan orang yang membenci agama Ibrahim, hanyalah orang yang memperbodoh dirinya sendiri. Dan sungguh, Kami telah memilihnya (Ibrahim) di dunia ini. Dan sesungguhnya di akhirat dia termasuk orang-orang saleh.” (QS Al-Baqarah, 2: 130)
Warisan Ibrahim ‘alayhissalam bukanlah harta dan kemegahan dunia.
Warisan Ibrahim adalah tentang concern. Perhatian dan kekhawatiran tentang generasi selanjutnya.
Lalu, adakah yang akan berpaling dari warisan Ibrahim ‘alayhissalam tersebut? Adakah yang tidak ingin mewarisinya?
Jawabannya tidak ada, kecuali orang-orang yang membodohi dirinya sendiri. Hanya orang bodoh yang pergi meninggalkan pusaka yang sangat berharga milik Ibrahim ‘alayhissalam.
Ibrahim ‘alayhissalam adalah orang terpilih di dunia.
Dan di akhirat, ia ‘alayhissalam termasuk ke dalam golongan orang-orang yang saleh.
📜📜📜
إِذۡ قَالَ لَهُۥ رَبُّهُۥٓ أَسۡلِمۡۖ قَالَ أَسۡلَمۡتُ لِرَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ
“(Ingatlah) ketika Tuhan berfirman kepadanya (Ibrahim), “Berserahdirilah!” Dia menjawab, “Aku berserah diri kepada Tuhan seluruh alam.”” (QS Al-Baqarah, 2: 131)
Kapanpun Allah meminta Ibrahim ‘alayhissalam untuk berserah diri, maka ia akan berserah diri kepada Tuhan yang memiliki alam semesta.
📜📜📜
وَوَصَّىٰ بِهَآ إِبۡرَٰهِـۧمُ بَنِيهِ وَيَعۡقُوبُ…
“Dan Ibrahim mewasiatkan (ucapan) itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub…” (QS Al-Baqarah, 2: 132)
Ibrahim ‘alayhissalam menyampaikan wasiatnya kepada anak-anaknya dan kepada Yakub ‘alayhissalam.
Siapakah Yakub? Apakah ada hubungan antara Ibrahim dan Yakub?
Ibrahim memiliki anak bernama Ishak. Dan Ishak memiliki anak bernama Yakub.
Jadi, Ibrahim adalah kakek dari Yakub.
Pada pembahasan sebelumnya, doa Ibrahim ‘alayhissalam ditujukan untuk garis keturunan Ismail ‘alayhissalam (QS Al-Baqarah, 2: 129).
Dengan munculnya nama Yakub ‘alayhissalam pada ayat ini, Allah menyebutkan garis keturunan Ibrahim melalui Ishak ‘alayhissalam.
Artinya, Allah juga memberi keberkahan kepada garis keturunan Ishak ‘alayhissalam.
Dan cara Allah menggambarkan keberkahan kepada Ishak dan keturunannya sangat indah dalam ayat ini. Allah tidak menggunakan nama Ishak, tapi langsung ke anaknya secara spesifik, Yakub ‘alayhissalam.
📜📜📜
Ketika Ibrahim ‘alayhissalam berada pada kondisi sekarat menghadapi kematian, ia ‘alayhissalam memiliki wasiat kepada anak-anaknya.
Wasiat ini isinya sama persis dengan wasiat yang cucunya, Yakub ‘alayhissalam, sampaikan ketika ia juga menghadapi kematian.
Jadi wasiat itu benar-benar turun-temurun dari ayah, ke anak, ke cucu.
Apakah isi wasiatnya?
يَٰبَنِيَّ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰ لَكُمُ ٱلدِّينَ
“Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untukmu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.” (QS Al-Baqarah, 2: 132)
Wasiat ini sangat penting bagi Ibrahim dan keturunannya, termasuk bagi umat Islam secara keseluruhan.
(bersambung insyaa Allaahu ta’aalaa ba’da ashar)
***
Sumber: Bayyinah TV > Quran > Courses > Parenting > 07. Concerned Parents (Part 2) (02:48-05:03).
Materi VoB Hari ke-118 Sore | Bukan Muslim Keturunan
Ditulis oleh: Icha Farihah
#SaturdayParentingWeek17Part3
***
يَٰبَنِيَّ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰ لَكُمُ ٱلدِّينَ…
“Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untukmu…” (QS Al-Baqarah, 2: 132)
Isi wasiat ini merupakan hal yang sangat penting bagi Ibrahim dan keturunannya, termasuk bagi keluarga muslim secara keseluruhan.
Karena dari Ibrahim ‘alayhissalam, kita belajar bahwa keislaman seseorang bukan sesuatu yang diturunkan.
Ibrahim ‘alayhissalam tidak bisa memberikan Islam kepada anak-anaknya.
Jika anak-anaknya adalah seorang muslim, bukan berarti hal itu terjadi karena mereka terlahir dari keluarga muslim.
Islam bukanlah milik Ibrahim ‘alayhissalam. Melainkan, milik Allah ta’ala.
Allah yang memilih Islam untuk Ibrahim ‘alayhissalam dan anak-anaknya.
Keislaman anak dan cucu Ibrahim ‘alayhissalam merupakan sebuah hadiah dari Allah sendiri.
Bukan karena keturunan yang diberikan secara cuma-cuma.
📜📜📜
Ketika Ibrahim ‘alayhissalam berjumpa dengan kematian, maka untuk sementara waktu mereka terpisah di alam yang berbeda, mereka akan menunggu sampai hari kebangkitan kelak.
Hubungan darah di dunia antara ayah dan anak terputus karena kematian. Semua selesai sampai ajal.
Tapi tidak dengan Allah. Allah selalu kekal, abadi, dan selamanya.
Wasiat agama dari Ibrahim ‘alayhissalam pada anak-anaknya menekankan bahwa jangan ikut mati bersama dengannya.
Ibrahim ‘alayhissalam boleh saja pergi ke alam barzakh. Tapi, Islam yang ia anut akan tetap hidup selamanya.
📜📜📜
Jika anak-anak mengetahui agama mereka hanya karena mengikuti orang tua mereka, agama hanya akan bertahan selama orang tua hidup.
Ketika orang tua meninggal, agama juga akan ikut menghilang.
Wasiat yang kita berikan harus seperti wasiat Ibrahim ‘alayhissalam.
Allah sendiri yang memilih agama Islam untuk anak-anak kita.
Islam adalah agama Allah, bukan agama keluarga.
📜📜📜
فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ
“Maka janganlah kamu meninggal kecuali dalam keadaan muslim.” (QS Al-Baqarah, 2: 132)
Di kondisinya yang sekarat, Ibrahim ‘alayhissalam mengingatkan kepada anak-cucunya tentang kematian yang juga akan mereka hadapi.
Sekarang, Ibrahim yang merasakan kondisi itu.
Suatu saat, anak-cucunya juga.
Semua akan mencapai ajalnya masing-masing, maka saat waktu itu tiba, Ibrahim ‘alayhissalam mengingatkan bahwa ketika kematian datang sebaiknya mereka tetap berpegang teguh pada agama ini.
Jika wasiat itu dipahami dengan baik oleh keturunannya. Maka anak-cucu Ibrahim ‘alayhissalam akan melakukan perintah dari wasiat tersebut.
Wasiat itu kemudian akan diturunkan kepada anak-anaknya.
Dan anak-cucunya juga kelak akan berkata di hari terakhir hidupnya,
“Aku akan mati, tapi Islam akan hidup selamanya. Allah telah memilih kamu untuk memeluk agama ini, maka Islam akan selalu hidup bersamamu.”
📜📜📜
Isi wasiat ini mengingatkan kita juga tentang kesedihan yang terjadi pasca wafatnya Rasulullaah shalallaahu ‘alayhi wa salam.
Kondisi yang membuat para sahabat terpukul dan berada pada kesedihan yang mendalam.
Sampai akhirnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq mengatakan,
“Siapa yang menyembah Muhammad, ketahuilah bahwa Muhammad telah wafat. Dan, siapa yang menyembah Allah, ketahuilah bahwa Allah Maha Hidup dan tidak akan pernah mati.”
Islam akan selalu ada. Ia tidak akan pergi meski para nabi, ulama, maupun orang tua kita wafat.
📜📜📜
Ketika kita belajar sosiologi, kita diberi tahu bahwa agama diturunkan dari orang tua.
Tapi itu tidak berlaku di dalam Islam. Islam harus hadir dari diri kita sendiri.
Kita bukanlah muslim hanya karena orang tua kita muslim.
Lahir sebagai seorang muslim merupakan hadiah tambahan dari Allah, tetapi kita harus datang dengan keyakinan kita sendiri terhadap Islam.
Kita harus berada pada ketundukan kita sendiri.
Bukan ketundukan karena orang tua kita.
Bukan juga ketundukan karena lingkungan kita menjalankan syariat Islam.
(bersambung insyaa Allaahu ta’aalaa minggu depan)
📜📜📜
***
Sumber: Bayyinah TV > Quran > Courses > Parenting > 07. Concerned Parents (Part 2) (05:03-07:51).
Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahayaNya.🤲
Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiaraNya.🙏
Jazakumullahu khairan😊
Salam,
The Miracle Team
Voice of Bayyinah