[VoB2020] Dua Kelompok Takwa


Voice of Bayyinah (VoB2020) Hari Ke-114

Topik : Pearls from Al Baqarah

Selasa, 13 Oktober 2020

Materi VoB Hari Ke-114 Pagi | Dua Kelompok Takwa

Oleh: Icha Farihah

#TuesdayAlBaqarahWeek17Part1

Part 1

بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ

Al-Qur’an diturunkan untuk orang-orang yang bertakwa.

Pada ayat ketiga dan keempat surat Al-Baqarah, Allah menyebutkan dua macam kelompok manusia yang bertakwa, yaitu:

Kelompok pertama

ٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡغَيۡبِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقۡنَٰهُمۡ يُنفِقُونَ

“(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan shalat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka,”

(QS Al-Baqarah, 2:3)

Kelompok kedua

وَٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبۡلِكَ وَبِٱلۡأٓخِرَةِ هُمۡ يُوقِنُونَ

“Dan mereka yang beriman kepada (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat.”

(QS Al-Baqarah, 2:4)

Kelompok orang yang bertakwa pertama adalah mereka yang memiliki iman dan melakukan kebaikan-kebaikan dasar seperti shalat dan membantu orang lain. 

Kita sering mendengar perintah-perintah tersebut di dalam Al-Qur’an,

 أَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَ 

“Tegakkan shalat dan tunaikan zakat.”

Intinya kelompok pertama menekankan bahwa jika kamu beriman kepada Allah maka jadilah seorang yang baik.

Adapun kelompok yang kedua, mereka dideskripsikan sebagai orang yang berilmu.

Mereka memahami tentang Al-Qur’an, kitab-kitab sebelumnya, dan ilmu agama lainnya.

Sebagai contoh, kelompok pertama adalah para supir. Mereka bisa bekerja 19 jam dalam sehari. Tenaga dan waktunya terkuras untuk mencari rupiah demi rupiah agar bisa makan dan mencukupi kebutuhan harian.

Mereka mungkin tidak memiliki waktu luang untuk belajar agama Islam. 

Mereka tidak mempunyai kesempatan untuk belajar bahasa Arab, tajwid, hadis, fikih, dan lain-lain. 

Mereka juga tidak dapat mengikuti dauroh atau program-progran keagamaan tertentu.

Mereka hanya shalat ke masjid dan kembali bekerja. Itulah yang mereka lakukan sehari-hari.

Sekalipun ada waktu libur, mereka lebih memilih untuk beristirahat setelah bekerja keras selama satu pekan.

Sedangkan, kelompok yang kedua memiliki kondisi yang berbeda. 

Mereka mempunyai kesempatan untuk belajar lebih karena luangnya waktu, tersedianya uang, banyaknya kenalan, maupun hal-hal lain. 

Sebagian dari mereka juga berkesempatan pergi ke berbagai daerah untuk belajar langsung kepada para asatidz.

Mereka mendapat sertifikat, gelar, dan berbagai pencapaian lainnya sehingga menjadi seorang yang alim.

Kedua kelompok ini sama-sama kelompok orang yang beriman.

Kita tahu bahwa para alim dinilai sebagai orang yang lebih baik daripada para supir.

Dalam surat Al-Baqarah ayat ketiga ini, orang bertakwa melingkupi semua orang yang percaya kepada yang gaib, melaksanakan shalat, dan bersedekah. 

Kriteria-kriteria tersebut terbuka untuk siapa saja, tidak eksklusif hanya pada mereka yang berilmu.

Barulah pada ayat berikutnya, dijelaskan tentang mereka yang percaya pada Al-Qur’an dan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya. Ini menjelaskan tentang para alim.

Allah memberikan kepada mereka semua, baik kelompok pertama maupun kedua, suatu hal yang sama.  

أُوْلَٰٓئِكَ عَلَىٰ هُدٗى مِّن رَّبِّهِمۡۖ…

“Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya…”

(QS Al-Baqarah, 2:5)

Mereka memiliki kesempatan yang sama untuk mendapat hidayah dari Allah ta’ala.

Bersambung insyaa Allah ba’da zhuhur.

———————–

Sumber: Bayyinah TV > Quran > Surah >  03. Al-Baqarah (Ayah 4-7) – A Deeper Look (19:40 – 22:40)


Materi VoB Hari Ke-114 Siang | Tanggung Jawab bagi Para Penuntut Ilmu

Oleh: Icha Farihah

#TuesdayAlBaqarahWeek17Part2

Part 2

بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ

Jangan menanggap bahwa mereka yang tidak memiliki kesempatan belajar ilmu agama ada pada posisi yang kurang berharga di sisi Allah ta’ala.

Hanya karena Allah tidak membuka gerbang ilmu pengetahuan dan tidak menjadikan mereka seorang yang alim, tidak berarti mereka lebih rendah.

Gerbang ilmu pengetahuan tidak hanya tentang membuka dan membaca buku saja. Allah telah memberikan kepada hamba-hamba-Nya tempat tinggal, makanan, keluarga, dan berbagai pengeluaran serta kebutuhan. 

Yang harus dilakukan pertama adalah kita harus menjaga apa-apa yang telah Allah berikan tersebut. Setelah semua itu terkendali, barulah kita bisa mencapai gerbang ilmu pengetahuan.

Kita tidak bisa hanya mempelajari ilmu agama dan mengatakan bahwa nanti Allah yang akan memberikan makan kepada keluarga kita. Itu bukan prinsip yang benar.

Beberapa orang mungkin menghabiskan masa hidupnya untuk mencari uang supaya bisa memberikan keluarga mereka makan. 

Tetapi, selama mereka bertahan pada keimanan, melaksanakan shalat, dan memberikan sedekah, itu sudah cukup dan berharga di hadapan Allah ta’ala.

Adapun bagi orang-orang yang Allah bukakan gerbang ilmu pengetahuan, mereka juga memiliki tanggung jawab lain yang harus dipenuhi.

Hidup di era digital seperti sekarang merupakan sebuah kemewahan yang patut disyukuri.

Di Amerika, Indonesia, dan belahan bumi lainnya, kita dapat mengikuti kelas-kelas di akhir pekan. 

Mereka yang mempunyai rumah dengan koneksi internet, dapat login pada situs belajar tertentu dan menonton berbagai macam video dengan topik yang beragam sesuai minat masing-masing.

Kita tidak harus datang ke masjid dan bertanya apakah kajian tentang topik tertentu diselenggarakan. Kita bisa dengan mudah mencarinya di internet.

Kita juga bisa memilih ulama yang ingin kita pelajari ilmunya. 

Kita bisa melakukan jeda, memperlambat, dan mengubah topik sesuai dengan apa yang kita inginkan.

Akan tetapi, kita harus mengingat dan memahami satu tanggung jawab besar yang ada pada pundak kita.

Yaitu, kita harus bisa memfasilitasi ilmu yang kita peroleh kepada mereka yang tidak memiliki kesempatan yang sama. Kepada mereka yang Allah tidak membuka gerbang ilmu pengetahuan tersebut. Kepada mereka yang sangat sibuk dan tidak memiliki waktu luang.

Kita harus menjadi seseorang yang membuat mereka nyaman untuk mempelajari ilmu agama. 

Bukan malah memandang mereka rendah karena sibuk bekerja.

Beberapa mungkin mengatakan,

“Dia sibuk cari uang terus ya, tapi tidak pernah menyempatkan datang ke majelis ilmu.”

“Dia tidak hadir halaqoh, pasti masih sibuk bekerja.”

“Dia kok tidak ikut kelas bahasa Arab ya, sepertinya masih sibuk mencari uang.”

Daripada menunggu mereka hadir di dalam majelis ilmu, kita dapat membawa majelis ilmu itu kepada mereka. 

Itu tanggung jawab bagi semua hamba Allah yang telah diberikan kesempatan mempelajari agama. 

Tanggung jawab dalam ruang lingkup keluarga, komunitas, maupun masyarakat luas.

Dengan kapasitas ilmu masing-masing, para penuntut ilmu mengemban amanah untuk menyebarkan keindahan Islam kepada orang-orang sekitar.

Bersambung insyaa Allah ba’da ashar.

———————

Sumber: Bayyinah TV > Quran > Surah >  03. Al-Baqarah (Ayah 4-7) – A Deeper Look (22:40 – 24:25)


Materi VoB Hari Ke-114 Sore | Al-Qur’an: Petunjuk bagi Manusia atau Hanya Orang yang Bertakwa?

Oleh: Icha Farihah

#TuesdayAlBaqarahWeek17Part3

Part 3

بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ

…وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ

“Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

(QS Al-Baqarah, 2:5)

Pada ayat sebelumnya, Allah menekankan bahwa orang-orang yang beriman pada kitab terdahulu dan kepada Al-Qur’an, mereka harus memiliki keyakinan tentang hari akhir. 

 وَبِٱلۡأٓخِرَةِ هُمۡ يُوقِنُونَ

“Dan mereka yakin akan adanya akhirat.”

(QS Al-Baqarah, 2:4)

Al muflihuun (ٱلۡمُفۡلِحُونَ) pada ayat kelima merupakan isyarah terhadap konsep tentang hari akhir di ayat keempat.

Jika kita memperhatikan, ayat selanjutnya (ayat keenam, ketujuh, dst) dari surat Al-Baqarah ini mengalami perubahan pokok bahasan. 

Ayat 1-5 berfokus pada orang-orang yang beriman. 

Sedangkan, ayat selanjutnya berfokus pada hal yang berkebalikan. Yaitu, orang-orang yang tidak beriman.

Lima ayat pertama dalam surat Al-Baqarah ini dipersembahkan untuk orang-orang beriman. 

Kita tahu bahwa ayat pertama merupakan huruf muqattha’ah (الٓمٓ).

Akan tetapi, intinya, dari ayat kedua, ketiga, keempat, dan kelima, semuanya membahas tentang orang-orang beriman. 

ذَٰلِكَ ٱلۡكِتَٰبُ لَا رَيۡبَۛ فِيهِۛ هُدٗى لِّلۡمُتَّقِينَ

“Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,”

(QS Al-Baqarah, 2: 2)

ٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡغَيۡبِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقۡنَٰهُمۡ يُنفِقُونَ

“(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan shalat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka,”

(QS Al-Baqarah, 2: 3)

وَٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبۡلِكَ وَبِٱلۡأٓخِرَةِ هُمۡ يُوقِنُونَ

“dan mereka yang beriman kepada (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat.”

(QS Al-Baqarah, 2: 4)

أُوْلَٰٓئِكَ عَلَىٰ هُدٗى مِّن رَّبِّهِمۡۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ

“Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

(QS Al-Baqarah, 2: 5)

Awal rangkaian ayat 1-5, dimulai dengan hidayah (ayat kedua).

*هُدٗى* لِّلۡمُتَّقِين

Dan diakhiri pula dengan hidayah (ayat kelima). 

أُوْلَٰٓئِكَ عَلَىٰ *هُدٗى* مِّن رَّبِّهِمۡۖ

Kemudian, ayat yang ada di tengah (ayat ketiga dan keempat) menjelaskan tentang iman.

* ٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ*

Coba perhatikan bentuk kesempurnaan dan kesimetrisan Al-Qur’an ini. 

Dua “hudaa” di ujung dan dua “iman” di tengah rangkaian ayat.

Hal menakjubkan lain yang perlu disoroti adalah tentang hidayah pada ayat kedua dan kelima.

Pada rangkaian ayat 1-5 ini, Al-Qur’an, huda, ditujukan kepada orang-orang bertakwa.

Tapi, ada pertanyaan yang mungkin terbersit di dalam benak kita.

Bukankah Al-Qur’an itu petunjuk bagi seluruh manusia? 

Penjelasannya pun ada pada ayat ke-185 di surat yang sama. 

شَهۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِيٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدٗى لِّلنَّاسِ…

“Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia…”

(QS Al-Baqarah, 2:185)

Hal ini nampak kontradiktif. 

Di satu sisi, Al-Qur’an untuk seluruh manusia. Di sisi lain, Al-Qur’an hanya untuk orang-orang yang bertakwa.

Lalu, bagaimana kita memaknainya?

Ustaz Nouman mengatakan bahwa inilah pentingnya bagi kita untuk mempelajari bahasa Arab. 

Hal ini merupakan sebuah cara agar Al-Qur’an tidak hanya dibaca secara superfisial. 

Al-Qur’an meminta para pembacanya untuk melakukan refleksi dan merenungi makna demi makna.

Allah memunculkan pertanyaan-pertanyaan seperti ini di dalam benak kita, supaya kita dapat berpikir dan bertemu pada jawaban kebenaran. 

Al-Qur’an memang petunjuk bagi seluruh umat manusia. 

Tapi, siapakah yang akan mengambil waktu untuk mempelajari dan mengambil manfaat paling banyak dari Al-Qur’an? 

Jawabannya adalah orang-orang yang bertakwa.

Sama halnya dengan proses belajar di dalam kelas. 

Seorang profesor memberikan kepada para mahasiswa, buku teks panduan untuk mata kuliah yang ia ampu. 

Profesor itu mengatakan bahwa buku tersebut adalah panduan untuk mengikuti kuliahnya. 

Buku itu akan sangat bermanfaat untuk para mahasiswa. Tapi, ia juga menambahkan bahwa hanya mereka yang serius mempelajarinya yang akan mendapatkan manfaat dari buku tersebut.

Secara default, kita adalah manusia sehingga kita memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi orang yang bertakwa.

Jika kita benar-benar ingin mendapatkan petunjuk dari Al-Qur’an, maka kita harus berusaha sebaik-baiknya agar menjadi bagian dari orang-orang yang bertakwa.

Bersambung insyaa Allah pekan depan.

———————-

Sumber: Bayyinah TV > Quran > Surah >  03. Al-Baqarah (Ayah 4-7) – A Deeper Look (24:25 – 29:00)


Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahayaNya.🤲

Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiaraNya.🙏

Jazakumullahu khairan😊

Salam,

The Miracle Team

Voice of Bayyinah

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s