بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Voice of Bayyinah (VoB2020) Hari Ke-122
Topik : Pearls from Ali Imran
Rabu, 21 Oktober 2020
Materi VoB Hari Ke-122 Pagi | Satu Kesatuan Ayat Muhkamat
Oleh: Rizka Nurbaiti
#WednesdayAliImranWeek18Part1
Part 1
بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ
Pada pembahasan minggu lalu kita telah mempelajari bahwa ayat muhkamat adalah ayat yang memiliki makna yang sangat jelas.
Sehingga meskipun terdapat banyak hal atau pelajaran yang kita dapatkan dalam ayat muhkamat tersebut, tetapi pada dasarnya ayat-ayat ini tetap berasal dari satu interpretasi.
Pada QS Hud ayat 1, Allah ﷻ berfirman:
الٓر ۚ *كِتَـٰبٌ أُحْكِمَتْ ءَايَـٰتُهُۥ ثُمَّ فُصِّلَتْ* مِن لَّدُنْ حَكِيمٍ خَبِيرٍ
“Alif laam raa, (inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi (ihkam) serta dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi (Allah) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu.”
Ustaz Nouman menyampaikan bahwa ayat ini memberikan pemahaman bahwa seluruh Al-Qur’an adalah ‘muhkam’. Apa maksudnya?
Salah satu pendapat menyatakan bahwa maksud dari ayat ini adalah seluruh ayat-ayat Al-Qur’an itu disusun secara sistematis, satu demi satu dalam susunan yang sangat teliti sehingga tidak ada pertentangan antara ayat yang satu dengan ayat yang lain
Kita tidak dapat memindahkannya. Seperti batu bata yang di susun pada dinding. Yang tidak dapat dipindahkan begitu saja.
Suatu ayat akan tetap berada pada tempatnya.
Ia akan berada di tempat yang seharusnya ia berada dan tidak dapat ditukar-tukar posisinya.
Hubungan keterkaitan antar ayat di dalam Al-Qur’an adalah hal yang penting yang perlu kita pahami.
Pada ayat ini Allah ﷻ juga menerangkan bahwa tafsir dari ayat-ayat Al-Qur’an berkaitan dengan bagaimana hubungan ia dengan ayat-ayat lain yang merupakan kelompoknya.
Di mana letak ayat tersebut dan seperti apa ia disusun, akan menjelaskan ‘maknanya’.
Pendapat lain mengenai ayat ini dikemukakan oleh Imam Al-Mawardi, Beliau mengatakan bahwa Al-Qur’an dalam induk Al-Kitab di sisi Allah ﷻ ialah أُحْكِمَتْ (uhkimat).
Sehingga, ayat muhkamat yang di maksud pada QS Hud, 11:1 ini adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang berada di sisi Allah atau di Lauhul Mahfuz.
Semua ayat-ayat Al-Qur’an di sana merupakan satu kesatuan.
Tsumma fusshilat ثُمَّ فُصِّلَتْ Kemudian ia diturunkan sedikit demi sedikit, dengan jarak waktu tertentu.
Fushfashola (فُصْفَصَل) artinya membuat jarak. Jadi, فُصِّلَتْ (fusshilat) pada ayat ini berarti bahwa ayat-ayat Al-Qur’an diturunkan dengan jarak waktu tertentu.
Tahun demi tahun. Bulan demi bulan. Minggu demi minggu.
Beberapa ayat turun. Kemudian beberapa ayat yang lainnya diturunkan lagi setelahnya. Ia turun secara berangsur-angsur.
Dan sesungguhnya semua ayat-ayat tersebut di Lauh Mahfuzh sudah tersusun menjadi satu kesatuan secara sempurna أُحْكِمَتْ.
Begitulah penjelasan arti dari أُحْكِمَتْ ءَايَـٰتُهُۥ ثُمَّ فُصِّلَتْ .
————————
Sumber: Bayyinah TV > Quran > Surah > 03. ‘Ali ‘Imran – Ayah 7-9 Ramadan 2018 (21:52 -23:40)
————————
Materi VoB Hari Ke-122 Siang | Ayat Mutasyabihat Di Dalam Al-Qur’an
Oleh: Rizka Nurbaiti
#WednesdayAliImranWeek18Part2
Part 2
بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ
Sebelumnya kita telah membahas tentang ayat-ayat muhkamat yaitu ayat-ayat yang sudah sangat jelas maknanya.
Dan saling terikat satu sama lain sehingga tidak ada pertentangan antara satu ayat dengan ayat lainnya.
Di sisi lain Al-Qur’an juga memiliki ayat-ayat yang belum diketahui maknanya dengan jelas seperti ayat pertama pada Surat Yasin dan Al-Baqarah.
Ayat-ayat tersebut memiliki susunan yang sangat ringkas. Tetapi belum diketahui maknanya dengan jelas.
Jadi ada ayat yang Allah ﷻ sebutkan secara singkat di dalam Al-Qur’an dan Ia ﷻ belum menjelaskannya secara terperinci.
Di lain pihak ada ayat-ayat muhkamat yang sudah memiliki interpretasi yang sangat jelas dan tersusun dengan sangat sistematik antara ayat yang satu dengan yang lainnya seperti yang dijelaskan di QS Hud, 11:1, sebagai berikut:
كِتَـٰبٌ أُحْكِمَتْ ءَايَـٰتُهُ
Kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi
Kemudian Allah mengatakan ثُمَّ فُصِّلَتْ , sehingga berarti ayat-ayat yang telah tersusun dengan rapi tersebut kemudian akan dijelaskan secara lebih terperinci (ثُمَّ فُصِّلَتْ).
Contohnya jika di salah satu surat dalam Al-Qur’an dijelaskan mengenai suatu topik secara umum, maka di surat lainnya Allah ﷻ menyebutkan topik tersebut lagi dan menjelaskannya lebih rinci.
Satu ayat dengan ayat yang lain saling melengkapi penjelasan dari topik tersebut.
Hal ini sering terjadi pada kisah-kisah yang diceritakan di dalam Al-Qur’an. Allah ﷻ menceritakan beberapa scene (bagian) dari kisah tersebut di satu surat dan beberapa bagian lagi di surat lainnya.
Pada satu surat Allah ﷻ menceritakan kisah tersebut dengan singkat, sedangkan di beberapa surat yang lain Ia ﷻ menceritakan kisah tersebut dengan sangat kompleks dan detail.
Kembali membahas tentang ihkam. Ayat-ayat muhkamat pada Al-Qur’an pada hakikatnya adalah isi pokok dari kitab Al-Qur’an. Seperti yang terdapat dalam QS Ali ’Imran, 3:7 :
مِنۡهُ *ءَايَٰتٞ مُّحۡكَمَٰتٌ هُنَّ أُمُّ ٱلۡكِتَٰبِ وَأُخَرُ مُتَشَٰبِهَٰتٞ*
Allah ﷻ mengatakan inti kitab itu adalah ayat-ayat muhkamat. Di mana ayat-ayat ini terhubung satu sama lain sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh.
Dan kita tidak dapat mempelajari secara terpisah antara satu ayat dengan ayat lain jika ayat-ayat tersebut memiliki hubungan yang sangat dekat.
Selain itu ayat-ayat muhkamat juga memiliki makna yang sudah sangat jelas. Dan ia adalah inti dari Al-Qur’an yang seharusnya kita pelajari.
Seperti yang sudah ustaz sampaikan sebelumnya yaitu saat ini terdapat pendapat yang menyatakan bahwa seluruh ayat dalam Al-Qur’an adalah muhkam.
Tapi jika seluruh ayat adalah ayat muhkam, maka beberapa ayat seperti ‘alif laam miim’ atau ‘yasiiin’ termasuk ke ayat apa?
Allah ﷻ berfirman dalam QS Ali Imran, 3:7, yaitu sebagai berikut:
هُوَ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ عَلَيْكَ ٱلْكِتَـٰبَ *مِنْهُ ءَايَـٰتٌۭ مُّحْكَمَـٰتٌ هُنَّ أُمُّ ٱلْكِتَـٰبِ وَأُخَرُ مُتَشَـٰبِهَـٰتٌ*
Dialah yang menurunkan Al-Kitab (Al-Qur’an) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok isi Al-Qur’an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat.”
Sehingga dari ayat ini kita mengetahui bahwa ada ayat lainnya selain ayat muhkamat yaitu ayat mutasyabihaat.
Menariknya di dalam satu atau beberapa ayat dalam Al-Qur’an, Allah ﷻ mengatakan bahwa seluruh Al-Qur’an adalah muhkam.
Dan di ayat yang lain, Allah ﷻ mengatakan bahwa keseluruhan ayat-ayat Al-Qur’an adalah mutasyaabih.
*ٱللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ ٱلْحَدِيثِ كِتَـٰبًۭا مُّتَشَـٰبِهًۭا* مَّثَانِىَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ ٱلَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ
“Allah ﷻ telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Qur’an yang mutsyaabih (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya.”
(QS Az-Zumar, 39:23)
Ayat ini seakan menjelaskan bahwa seluruh isi Al-Qur’an adalah muthsyaabih, kitaaban mutasyaabihan_
Jadi, saat ini kita sudah mendapatkan tiga pernyataan mengenai ayat muhkamat dan mutasyabihat di dalam Al-Qura’an.
Pernyataan pertama sesuai dengan QS Ali ‘Imran ayat 7 yaitu beberapa ayat adalah muhkam yang memiliki makna yang sangat jelas dan beberapa ayat lainnya adalah ayat mutasyaabih yang makananya masih belum jelas atau ambigu.
Pernyataan yang kedua sesuai dengan QS Hud ayat 1, yaitu seluruh Al-Qur’an adalah muhkam. كِتَـٰبٌ أُحْكِمَتْ .
Dan pernyataan yang ketiga sesuai dengan QS Az-Zumar, 39:23 yaitu seluruh Al-Qur’an adalah (mutasyaabih). كِتَـٰبًا مُّتَشَـٰبِهًا
Jadi apa hikmah yang dapat kita ambil dari ketiga ayat di atas?
———————–
Sumber: Bayyinah TV > Quran > Surah > 03. ‘Ali ‘Imran – Ayah 7-9 Ramadan 2018 (23:40 -25:37)
———————–
Materi VoB Hari Ke-122 Sore | Tafsir yang Sesungguhnya
Oleh: Rizka Nurbaiti
#WednesdayAliImranWeek18Part3
Part 3
﷽
Terdapat 3 pernyataan di dalam Al-Qur’an mengenai isi ayat-ayat yang terdapat di dalamnya:
1 . Di dalam Al-Qur’an terdapat beberapa ayat adalah muhkam dan beberapa ayat yang lain adalah ayat mutasyaabih.
2. Seluruh ayat dalam Al-Qur’an adalah muhkam.
3. Seluruh ayat dalam Al-Qur’an adalah mutasyaabih.
Jadi apa maksud dari ketiga pernyataan di atas?
‘Kata muhkam’ merupakan kata yang memiliki jumlah ‘tertentu’. Dan ‘kata mutasyaabih’ juga merupakan kata yang memiliki jumlah ‘tertentu’.
Pada pernyataan kedua mengandung pengertian bahwa semua ayat-ayat di dalam Al-Qur’an tersebut tersusun menjadi satu kesatuan (أُحْكِمَتْ).
Jadi apakah pernyataan ini benar? Apakah semua ayat dalam Al-Qur’an tersusun menjadi satu kesatuan? Iya.
Lalu apakah semua ayat dalam Al-Qur’an ini memiliki arti yang jelas? Tidak.
Meskipun semua ayat di dalam Al-Qur’an saling terhubung antara satu dengan yang lain, namun beberapa ayat tersebut tetap ada yang belum memiliki arti yang jelas.
Jadi yang dimaksudkan ‘makna’ ayat disini adalah setidaknya ayat tersebut memiliki makna berdasarkan hubungannya dengan ayat yang lain. Itulah yang dimaksud dari ihkam. Sehingga dapat dikatakan bahwa ‘ihkam’ dari semua ayat adalah benar.
Namun jika dikatakan setiap ayat memiliki tafsir yang jelas dan memiliki satu interpretasi, itu tidak benar.
Seperti ayat ’alif laam miim’, kita tidak mengetahui arti ayat tersebut dengan jelas, kan?
Begitu juga ’qaaf’, kita juga tidak mengetahui arti dari kata tersebut.
Kita juga tidak tahu persis apa yang akan terjadi pada Hari Kiamat nanti? Maksudnya walaupun kita telah mendapatkan gambaran mengenai kejadian pada Hari Kiamat tersebut. Namun kita tidak benar-benar mengetahuinya karena kita belum mengalaminya.
Kita hanya memiliki gambaran hari kiamat tersebut dari kata-kata yang terdapat di dalam Al-Qur’an.
Seperti ketika Allah menyebutkan kata ‘pohon’ di dalam Al-Qur’an. ‘Pohon’ bagi kita adalah suatu yang nyata. Yang bisa kita sentuh dan lihat aslinya. Itulah ‘realita’.
Berbeda dengan ‘pohon’, ketika Allah berfirman mengenai Hari Kiamat (Judgement Day). Atau matahari dan bulan yang runtuh. Atau kejadian saat kita semua yang akan berkumpul di hari penghakiman nanti.
Semua kata-kata itu bukanlah hal yang nyata untuk kita di saat ini. Kita tidak bisa merasakan dan melihatnya secara nyata sekarang.
Namun, itu adalah hal yang akan nyata saat Hari Kiamat (Judgement Day) tersebut terjadi.
Kita belum benar benar mengetahui hal tersebut sebelum kita telah mengalaminya.
Sehingga tidak ada cara yang dapat kita lakukan untuk dapat mengetahui apa arti dari kata-kata tersebut yang sebenarnya.
Karena makna yang sebenarnya berasal dari ‘pengalaman’ itu sendiri.
Itulah sebabnya interpretasi dari kata-kata ini disebut sebagai ‘takwil’. Takwil berarti penjelasan makna terakhir dari suatu ayat yang Al-Qur’an yang tafsirnya belum diketahui. Realita akan hal yang gaib.
Kata ‘takwil’ digunakan dalam Al-Qur’an untuk menjelaskan makna dari hal-hal yang terjadi pada Hari Kiamat (Judgement Day).
Apa interpretasi dari ayat-ayat tentang Hari Kiamat itu? Interpretasi dari ayat-ayat tersebut adalah ketika kita melihat interpretasinya secara langsung dihadapan kita.
Ketika kita melihat Allah menjelaskan kata-kata tersebut secara ‘nyata’ dalam bentuk yang dapat kita lihat dan rasakan. Jadi takwil tersebut bukan suatu hal yang hanya kita baca saja atau hanya khayalan kita saja, melainkan sesuatu hal yang ‘nyata’.
Sehingga, kita akan melihat tafsir terbaik mengenai Hari Kiamat ketika hari itu telah tiba. Dan ketika semua kejadian yang tadinya hanya berupa ilmu yang kita ketahui menjadi hal nyata.
Saat itulah kita baru mendapatkan takwil terbaik tentang Hari Kiamat.
Kemudian Ustaz Nouman memberikan contoh ayat untuk kita pahami makna dari tafsir yang sesungguhnya tersebut, yaitu sebagai berikut:
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”
(QS Al-Qalam, 68:4)
Bagaimana penjelasannya?
————————-
Sumber: Bayyinah TV > Quran > Surah > 03. ‘Ali ‘Imran – Ayah 7-9 Ramadan 2018 (25:37 -27:23)
Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahayaNya.
Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiaraNya.
Jazakumullahu khairan 🙂
Salam,
The Miracle Team
Voice of Bayyinah
[…] المصدر: [VoB 2020] Satu Kesatuan Ayat Muhkamat – Nouman Ali Khan Indonesia […]
LikeLike