بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ
Voice of Bayyinah (VoB) Hari Ke-111
Topik : Parenting
Sabtu, 10 Oktober 2020
(additional from last week part) Materi VoB Hari Ke-104 | The Short Story of Nabi Ibrahim
Oleh: Ayu S Larasaty
#SaturdayParentingWeek15Part3
Cara Allah Menjawab Doa Hamba-Nya
Sering kali saat kita berdoa, kita menghindari untuk berdoa dengan spesifik karena menganggap tidak baik dan tidak beradab meminta dengan spesifik kepada Allah.
Padahal, pendahulu kita juga banyak yang berdoa dengan spesifik, contohnya dalam kisah Nabi Ibrahim.
Saat beliau berdoa kepada Allah,
“Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”
QS. Al Baqarah : 128
Anda mungkin sudah tahu, ini adalah doa Nabi Ibrahim, beliau berdoa “Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau” yang dimaksud Nabi Ibrahim adalah dirinya dan Nabi Ismail.
Beliau juga berdoa, “dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau” lagi-lagi yang dimaksud Nabi Ibrahim juga adalah dirinya dan Nabi Ismail.
Nah, apakah Anda bisa menemukan hal keren dari doa ini?
Teman-teman pasti sudah tau bahwa anak Nabi Ibrahim bukan hanya Nabi Ismail, melainkan juga Nabi Ishaq. Setiap keturunan Nabi Ishaq juga lahir nabi-nabi keturunan Bani Israil, sebagian ada yang menjadi umat Nabi Yahya, sebagian lagi ada yang menjadi umat Nabi Zakariya, lalu ada umat Nabi ‘Isa, juga umat Nabi Musa.
Meski mereka semua adalah keturunan Nabi Musa, namun tiap-tiap umat dipimpin oleh nabi-nabi yang berbeda, kan?
Nah, di doa ini, Nabi Ibrahim menyebutkan secara spesifik agar setidaknya dari kami (Nabi Ibrahim dengan Nabi Ismail) lahir keturunan yang merupakan ummatan, muslimatan, satu umat.
Dan teman-teman tahu berapa umat yang lahir setelah doa tersebut, setelah Nabi Ismail?
Yap, satu umat, umat Rasulullaah shalallaahu ‘alaihi wassalam, kita semua.
MasyaaAllaah. Jadi, gak ada alasan bagi kita untuk putus asa berdoa dengan doa yang spesifik sekali pun. Yuk diingat lagi, apa kiranya doa-doa yang sempat kita pendam karena kita merasa doa tersebut terlalu spesifik atau kita enggan berdoa seperti itu karena kita merasa sepertinya kalau terlalu spesifik tidak akan dikabulkan.
Allah Maha Mengabulkan segala doa. Jadi jangan lupa berdoa meski doa itu spesifik, jangan lupa juga doakan keturunanmu seperti yang dicontohkan Nabi Ibrahim.
Anda pasti sudah tahu, kalau Anda berdoa agar memiliki keturunan lahir orang-orang yang bermanfaat seperti ustadz Nouman dan asatidz lainnya, yakinlah Allah pasti mengabulkannya.
Amalan Strategis Nabi Ibrahim
Saat menulis dan mendengarkan pemaparan Ustadz Nouman tentang Nabi Ibrahim ini, you should know the one thing that cross my mind is The Prophet Ibrahim is INDEED A GENIUS!
Satu hal yang terlintas di benak saya saat mendengarkan pemaparan tentang Nabi Ibrahim adalah Nabi Ibrahim sangat jenius!
Karena selain beliau berdoa agar ada keturunannya yang bersatu menjadi satu umat, yang kemudian di sana lahir sosok mulia, panutan kita semua, cahaya bagi redupnya dunia di masa jahiliyyah Rasulullaah shalallaahu ‘alaihi wassalam.
Ternyata beliau juga investasi pahala, loh!
How genius!
Betapa jenius!
Teman-teman pasti sudah mengetahui, pahala amal jariyyah yang dijanjikan bila seseorang membangun masjid? Setiap orang yang sholat di masjid tersebut, baca Al Qur’an, menuntut ilmu, bersedekah, silaturahim, dlsb. Maka orang-orang yang mendermakan hartanya untuk membangun masjid tersebut sudah pasti mendapatkan pahala yang sama saat orang-orang melakukan amalan di masjid tersebut, kan?
Wah, pasti sangat banyak pahala orang-orang yang membangun masjid, apalagi kalau masjidnya makmur.
Tapi, Gaes.
Can you imagine, how much the commission of good deeds that The Prophet Ibrahim still receive until know since he is the one who build The Ka’bah?
Bisakah kita membayangkan berapa komisi yang di dapatkan oleh Nabi Ibrahim dari saat ia membangun Ka’bah hingga sekarang?
Bisakah kita membayangkan, selama bumi ini berputar selama itu pula akan ada hamba-hamba Allah yang menempelkan dahinya ke tanah untuk sujud kepada Allah menghadap Ka’bah? Selain itu umat yang melakukan ibadah menghadap ke Ka’bah itu bukan hanya umat Rasulullaah shalallaahu ‘alaihi wassalam kan?
Melainkan ada beberapa umat sebelum kita yang juga beribadah menghadap kesana.
Ini tidak termasuk mereka yang menangis bermunajat di sepertiga malam, untuk berdoa memohon ampunan, membaca Al Qur’an, Umroh, Haji, atau sekadar membaca doa setelah wudhu saja kita dianjurkan untuk menghadap kiblat.
Waw, sekali lagi, Nabi Ibrahim sangat jenius.
Hal ini perlu banget sih untuk kita contoh, selain memiliki amalan-amalan rahasia, sepertinya kita juga harus mulai memproyeksikan amalan-amalan kita menjadi lebih strategis.
Well, amalan strategis itu kan tidak hanya membangun masjid, iya kan?
Bisa kah kita membayangkan, jika kita membantu biaya hidup anak-anak di pesantren?
Tempat tinggal mereka, biaya hidup mereka, gaji guru-guru mereka.
Hingga satu saat ada dari mereka yang bisa menerangkan, menjadi cahaya bagi umat, mengajak banyak orang dalam kebaikan?
Setiap pahala orang yang menjadi baik, hijrah, bertaubat karena dia, kita juga mendapatkan bagian dengan jumlah yang sama.
A M A Z I N G
Kita harus berusaha, mulai sekarang untuk memiliki amalan strategis.
Ustadz NAK: This is The Crazy Part of The Prophet Ibrahim
Setelah kita dibuat berbinar-binar dengan cara Nabi Ibrahim optimis dengan doa-doanya yang spesifik, amalan strategis beliau yang pasti hingga saat ini masih menambah gunungan pahala beliau di akhirat.
You should know the crazy part.
Teman teman, kalian harus tahu hal yang paling mencengangkan itu.
Well, ini beneran loh Ustadz NAK aja bilang, “This is the crazy part”, “Ini hal yang paling mencengangkan”
I’m not joking, hehe.
Saya tidak sedang bercanda.
Teman-teman, sudah tahu kan, bahwa Nabi Ibrahim itu keren banget amalannya, tapi beliau juga masih merasa he is not good enough, beliau merasa amalannya masih kurang.
Coba kita bayangkan di skala yang lebih kecil ya.
Hehe
Misal saat kita sekolah dulu, pasti kita pernah punya teman, yang kalau anak muda zaman sekarang sebut sebagai ‘insecure’ saat nilainya A- atau bahkan nilainya cuma A, bukan A+ atau gelisah saat nilainya belum keluar padahal kita sih yakin banget dia nilainya pasti bagus karena dia memang sepintar itu.
Well, kita aja remedial belum tentu insecure atau gelisah. Tapi teman kita yang satu ini insecure terus, merasa kalau dia ‘not good enough’, tidak cukup baik yang akhirnya perasaan itu akan menjadikannya berusaha lebih baik lagi dalam belajar, membaca banyak buku, latihan soal dan mengatur waktu agar tidak sia-sia digunakan untuk bermalas-malasan.
Well, insecure, gelisah adalah hal yang baik selama hal itu karena ketakutan dan kekhawatiran kita kepada penilaian Allah dan penuh dengan rasa syukur. Insecure karena Allah akan menjadikan kita berhati-hati dalam beramal, kita jadi memilih amalan strategis, melakukan hal yang terbaik, memberikan sebaik-baiknya benda, menghiasinya dengan adab, dan rasa syukur juga menjadikan kita puas dan memahami bahwa amalan yang kita lakukan itu adalah semata-mata Allah yang menjadikannya mudah.
Sepertinya, anak muda sekarang perlu memahami bagaimana Nabi Ibrahim insecure ,ya?
Hal ini juga perlu kita terapkan dalam mendidik anak-anak kita, bahwa meskipun anak-anak kita perlu dididik, di saat yang sama kita juga tidak boleh merasa ‘sudah cukup baik’ atau ‘sudah cukup sholeh’ sehingga kita tidak berjuang untuk mendidik diri kita agar ilmu bertambah atau menjadi orang yang lebih baik.
No, whether if you are a mother, a father, a teacher or even an ustadz,
Meski kamu seorang ibu, ayah, guru ataupun seorang ustaz kamu gak boleh berhenti untuk menuntut ilmu.
Ustaz bilang, kalau kita sudah merasa lebih baik dengan amalan kita, berarti kita belum mencontoh Nabi Ibrahim, karena jelas Nabi Ibrahim tidak melakukan hal itu. Beliau masih memohon agar amalannya diterima Allah, loh.
Maka, setelah kita beramal, berdoalah karena belum tentu amalan kita diterima Allah.
Hal itu yang akan menjadikan kita berhati-hati dalam beramal sekaligus menjaga kita untuk tetap rendah hati, karena kita tidak tahu apakah amalan kita layak untuk diterima sebagai amalan yang setidaknya ada di kualitas paling rendah?
Sumber: Bayyinah TV > Quran > Courses > Parenting > 07. Concerned Parents (Part 1) (13:36-16.55).
Diskusi dan Tanggapan VoB Hari Ke-104 | The Short Story of Nabi Ibrahim
Hafni:
MashaaAllah.. What a deep spiritual knowledge and model from our Father Ibrahim alayhissalam
Thank you very much Sister Ayu Larasaty. You nailed it 👍🏾👍🏾👍🏾😊🌺🌹
Siti:
SubhanAllaah.. The Legacy of Prophet Ibrahim.. Alayhissalaam… built Baitullah.. The house of Allah… and become the foundation of 5 pillars of Islam will last till end of the world.
Sholat 5 waktu menghadap ke arah kiblat …ke rumah Allah … Baitullah .. 🕋
Rukun Islam ke 5 Haji di Baitullah.. Rumah Allah yang dibangun oleh Rasul Ibrahim..ribuan tahun lalu..yang hingga akhir zaman menjadi pilar keimanan manusia… his Legacy will last till the end of time and has credit to our daily life and imaan. Prophet Ibrahim is The father of all believers (mu’minuun). subhanAllaah ….🤍🌼🕋
Materi VoB Hari Ke-111 | Orang Tua yang Luar Biasa dan Anak yang Mengikuti TakdirNya
Oleh: Wina Wellyanna
#SaturdayParentingWeek16
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Kita merasa sudah melakukan yang terbaik sebagai orang tua, pun sudah berdoa setelah berusaha, tapi pada akhirnya, takdir Allah yang menentukan, anak-anak kita akan menjadi seperti yang sudah digariskan.
Nabi Nuh, a.s salah satu contoh orang tua yang luar biasa, tetapi anaknya tidak menjadi seperti yang beliau harapkan.
Nabi Ya’qub, a.s juga kurang apa sebagai orang tua? Tapi 10 dari 12 anaknya tidak menjadi seperti yang beliau inginkan.
Prinsip dasar yang harus kita ingat, kita mungkin saja sudah berusaha menjadi orang tua yang hebat, tapi seseorang yang sesat tetap saja sesat, melakukan hal-hal yang tidak benar.
Apakah Nabi Ibrahim tidak sedih saat Allah membalas doanya dengan:
“Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim”
Nabi Ibrahim terdiam saat mendengar itu.
Kemudian Allah mengganti topiknya.
“Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat.”
Allah menegaskan, agar kita tidak termasuk orang-orang yang zalim, menjadi bagian dari keturunan Nabi Ibrahim sebagaimana yang Nabi Ibrahim doakan, ketika berada di tempat berdiri ‘Ayah’ kita saat beliau berdoa untuk kita.
Shalatlah disana; maqam Ibrahim di Baitulah.
Kemudian berdoalah sebagaimana ‘Ayah’ kita dulu.
Apakah Ayah yang disebut disini hanya dalam hal hubungan darah? Bukan itu saja, tapi dalam hal mengikuti jejak agama dan kesolehan Nabi Ibrahim.
Doa lain yang menyebut tentang Nabi Ibrahim sebagai ‘Ayah’, terdapat pada dzikir pagi-petang.
”Di waktu pagi kami memegang agama Islam, kalimat ikhlas (kalimat syahadat), agama Nabi kami Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan agama bapak kami Ibrahim, yang berdiri di atas jalan yang lurus, muslim dan tidak tergolong orang-orang musyrik.”
🛤️🛤️🛤️
Shalat di maqam Ibrahim tapi bukan berarti rusuh sikut kanan-kiri seperti yang terjadi pada jamaah umrah atau haji sekarang ini.
Padahal Nabi Ibrahim mengajarkan kita untuk menyayangi orang lain, bukan ajaran yang demi menyentuh hajar aswad lalu menyikut jamaah lain yang lebih tua.
‘Kan ironi ya, menyentuh hajar aswad untuk meminta ampun, disaat yang sama sambil menyikut jamaah lain.
Semoga Allah menjadikan kita memahami agama ini secara keseluruhan. Aamiin.
Di sambungan ayat Al-Baqarah ayat 125 Allah menambahkan satu anak Nabi Ibrahim: Ismail
“Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i’tikaf, yang ruku’ dan yang sujud“
Ada rahasia yang mengagumkan pada ayat ini, apada ayat sebelum dan pada ayat sesudahnya, mengenai urutan ayat-ayat tersebut.
Apa rahasianya?
——————————————
Sumber: Bayyinah TV > Quran > Courses > Parenting > 07. Concerned Parents (Part 1) (16:56-19.54).
(bersambung insyaa Allaahu ta’aalaa minggu depan)
Diskusi dan Tanggapan VoB Hari Ke-111 | Orang Tua yang Luar Biasa dan Anak yang Mengikuti TakdirNya
Amaliah:
Masya Allah.. penasaran 🧐🥺
Khaerunnisa:
Alhamdulillah terima kasih kak. Ditunggu pearls selanjutnyaa. Semoga semangat selalu menyertai tim VoB ini.
Semoga Allah terangkan, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahayaNya.🤲
Mohon do’akan kami agar bisa istiqomah untuk berbagi mutiara-mutiaraNya. 🙏
Jazakumullahu khairan 😊
Salam,
The Miracle Team
Voice of Bayyinah