بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ
Materi VoB Hari Ke-108 Pagi | Terjemah Kata Rabb
Voice of Bayyinah (VoB) Hari Ke-108
Topik : First Ayahs of Fatihah
Senin, 5 Oktober 2020
Oleh: Icha Farihah
#MondayAlFatihahWeek16Part1
Part 1
Kita telah mempelajari bahwa kata Rabb memiliki arti sebagai pemilik, penguasa, pendidik, pengurus, dan pemberi karunia.
Secara kualitas, kata Rabb memang mengandung kelima makna tersebut. Tapi, di dalam bahasa Arab, kata Rabb lebih sering digunakan terjemahnya sebagai pemilik (owner).
Sebagai contoh, kita memiliki rumah maka kita bisa dipanggil sebagai rabbul-bayt. Artinya pemilik rumah.
Atau contoh lainnya, rabbul-‘abd. Artinya pemilik budak.
Beberapa menerjemahkan kata Rabb sebagai lord (raja).
Misalnya pada terjemah yang dikutip dari Sahih International: Rabbil ‘alamiin diterjemahkan menjadi Lord of the worlds.
Ustaz Nouman merasa terjemahan ini kurang tepat karena beberapa alasan.
Alasan pertama. Kata lord lebih sering digunakan oleh umat Kristiani. Terutama, di Amerika. Dan bisa jadi, di seluruh dunia.
Alasan kedua. Kata lord lebih sering digunakan pada bahasa Inggris lama. Bukan bahasa Inggris kontemporer. Kita bisa menyaksikan film-film dengan setting masa lalu atau kerajaan. Mereka menggunakan kata lord untuk seorang raja, tuan, pembesar, dan lain-lain. Salah satu contoh yang populer adalah film Lord of the Rings.
Kita telah mengetahui makna kata Rabb pada penjelasan sebelumnya.
Kata ini memiliki makna yang sangat indah. Sehingga menerjemahkannya menjadi kata lord tidak mercerminkan makna yang seharusnya.
Kata lord kurang memiliki koneksi dengan kata Rabb.
🔎📖
Adapun padanan yang lebih cocok bagi kata Rabb adalah master (tuan).
Seorang budak dimiliki oleh master.
Maka dalam hubungan antara Allah dengan kita, kita ini adalah milik Allah dengan status sebagai seorang budak atau hamba sahaya. Sedangkan Allah adalah Master.
Tapi, ternyata ada juga masalah yang cukup serius tentang kata master.
Masalah apa itu?
Bersambung in syaa Allah ba’da zhuhur.
Sumber: Bayyinah TV > Quran > Surah > 02. Al-Fatihah – A Deeper Look (10:08-12:40)
🏳🏳🏳
Sudah Siap Menjadi Budak?
Oleh: Icha Farihah
#MondayAlFatihahWeek16Part2
Part 2
بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ
🏳🏳🏳
Perbudakan memiliki konotasi negatif di dalam sejarah umat manusia.
Beberapa bangsa di masa lalu pernah mengalaminya. Mereka diperbudak dan dijajah. Sebut saja Bani Israil, bangsa Afrika-Amerika, Indonesia, dan lain-lain.
Sistem perbudakan juga masih ada di zaman modern seperti sekarang ini. Perbudakan di bidang ekonomi, politik, sosial, dan bentuk perbudakan lainnya.
Apa yang kita pikirkan ketika mendengar kata budak?
Kita memikirkan sesuatu yang buruk. Seseorang yang berada di posisi sebagai budak ada di dalam kondisi yang tidak baik.
Kenapa bisa begitu?
Karena semua keburukan yang terjadi pada seorang budak adalah ulah dari sang master.
Jika kita bisa menyingkirkan master, seorang budak akan berada dalam kondisi yang baik.
Para budak akan bahagia jika berhasil menjauh dari master mereka. Semakin membuat jarak dengan master, semakin baik.
Bahkan, kalau bisa bukan hanya menjauh. Mereka ingin bebas sebebas-bebasnya.
🏳🏳🏳
Kita juga budak. Kita memanggil Allah sebagai Rabb, master.
Kita sudah meneken kontrak sebagai budak. Dan menyetujui Allah sebagai Master.
Dengan segala pengalaman dan pengetahuan buruk kita tentang sistem perbudakan.
Kita juga merasa bahwa kita tidak ingin mendekat dengan-Nya. Kita ingin menjaga jarak sejauh-jauhnya dari Rabb kita, dari Master kita.
Masalah yang lebih besar lagi dari pengalaman dan pengetahuan kita tentang sistem perbudakan adalah kita selalu berpikir, master itu selalu memukul, memaksa untuk bekerja, menindas, menghina, dan lain-lain.
Itu yang terpikir di dalam benak kita.
Kita tidak pernah mendapatkan informasi bahwa ada seorang budak yang memuji dan berterima kasih kepada master.
Tapi, apa yang kita lakukan kepada Master kita?
Kita memuji dan berterima kasih kepada-Nya, alhamdulillaah.
Kita ucapkan hamd karena Allah dengan segala kesempurnaan-Nya.
Dan kualitas sempurna dari Allah yang paling utama sehingga kita harus memuji dan berterima kasih kepada-Nya adalah karena Dia adalah Rabb, Master.
Terkadang kita menyangkal pada hubungan master-slave (tuan-budak) ini.
Kita tidak ingin memiliki Master. Kita ingin kebebasan yang sangat bebas. Kita tidak ingin mendapat perintah dari Master.
🏳🏳🏳
Manusia memang pada dasarnya seorang yang pembangkang.
Keinginan membangkang merupakan bawaan alami kita.
Kita tidak suka disuruh dan diperintah.
Kita tidak suka jika ada orang lain yang memberi tahu kita untuk melakukan sesuatu.
Siapapun itu orangnya. Bisa ibu kita, kakak kita, guru kita, polisi, pemerintah. Semua menjadi menyebalkan saat mereka memberi daftar perintah kepada kita.
Sebagai contoh,
Perintah dari ibu kita,
“Makanan sudah siap nih, ayo turun. Makan bersama.”
“Ayo bangun, sudah subuh.”
“Cepat bergegas, mandi, berangkat ke sekolah.”
Perintah dari guru kita,
“Kerjakan latihan soal ini.”
“PR tentang topik itu, dikerjakan dan dikumpulkan besok.”
Perintah dari pemerintah,
“Lakukan pencegahan COVID-19, cuci tangan, pakai masker, jaga jarak.”
“Lakukan pembayaran pajak.”
Kita pasti terkadang kesal dengan perintah-perintah itu.
Kadang kita tutup telinga kita saat ibu kita berteriak untuk bangun, kadang kita menggerutu saat guru memberi tugas, dan kadang kita mencibir saat pemerintah memberi kebijakan.
Manusia memang tidak suka diperintah.
Terkadang kita juga tidak suka dengan bos kita di kantor. Bukan karena dia adalah seorang yang buruk. Tapi, karena dia mendikte kita tentang apa saja yang harus kita lakukan.
Periode terindah dari bekerja adalah mendapat jatah liburan.
Kita bisa bersantai-santai tanpa bayang-bayang arahan dari sang bos walaupun hanya satu-dua minggu.
Tapi, liburan kita bisa jadi bencana kalau sang bos juga ternyata liburan di tempat yang sama. 😅😅
🏳🏳🏳
Itulah manusia. Kita memiliki keinginan bebas tanpa arahan dan perintah dari siapapun. Tak terkecuali dari Master kita.
Jadi, apakah sudah siap menjadi budak-Nya? Mendapat perintah dan arahan dari Rabb, dari Master?
Bersambung in syaa Allah ba’da ashar.
🏳🏳🏳
Sumber: Bayyinah TV > Quran > Surah > 02. Al-Fatihah – A Deeper Look (12:40-16:10)
🕋🇸🇦🇺🇸🗽
Antara Arab dan Amerika
Oleh: Icha Farihah
#MondayAlFatihahWeek16Part3
Part 3
بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ
🕋🇸🇦
Ustaz menceritakan pengalamannya tinggal di Arab Saudi ketika masih kanak-kanak.
Layaknya di Indonesia dan kawasan Asia lainnya. Ketika para murid berangkat ke sekolah, mereka menggunakan seragam yang sama.
Mereka sangat disiplin.
Saat ingin bertanya kepada guru, seorang murid harus mengangkat tangan, guru mempersilakan, kemudian murid harus berdiri, mengutarakan pertanyaan, dan setelah itu duduk kembali.
Para guru juga akan menegur jika ada murid yang duduknya tidak benar, berbicara di kelas saat guru menerangkan, dan teguran lainnya yang menunjukkan bahwa mereka sangat displin.
🗽🇺🇲
Kemudian, ustaz pindah ke Amerika Serikat dan masuk ke sekolah negeri di sana.
Awalnya, ustaz kaget. Mereka tidak menggunakan seragam ke sekolah. Semua murid bebas memakai apa saja.
Bahkan, ada murid yang memakai celana jeans. Beberapa mengenakan celana pendek. Dan murid-murid perempuan… sudahlah, tidak perlu dijelaskan.
Ketika di dalam kelas, ada murid yang duduk dengan menyandarkan diri ke kursi dan terlihat sangat malas. Terkadang ada juga yang mengunyah permen karet padahal kelas sedang berlangsung.
Saat guru bertanya kepada seorang murid yang ada tepat di depan ustaz, murid itu mengabaikan sang guru dan menyuruhnya bertanya kepada murid lain.
Kesan pertama ustaz selama di Amerika saat itu sangat takjub.
Apalagi jika dibandingkan dengan Arab, ustaz merasa hampir diperbudak dengan kebijakan-kebijakan ketat di sana.
Di Amerika, murid-murid boleh berbicara dan berjalan di dalam kelas, mendengarkan musik sambil memakai headphone, dan memakai bahasa apapun yang mereka mau. Pokoknya, mereka sangat bebas.
Ya, Amerika memang tentang kebebasan.
Sesaat semua itu mengagumkan. Sampai akhirnya, beberapa bulan kemudian, ustaz menemukan kejanggalan dan mengamati adanya bentuk perbudakan yang ada di antara para murid di Amerika.
Perbudakan seperti apa yang dimaksud?
Bersambung in syaa Allah pekan depan.
🇺🇲🗽🕋🇸🇦
Sumber: Bayyinah TV > Quran > Surah > 02. Al-Fatihah – A Deeper Look (16:10-18:07)
***
Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahayaNya.
Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiaraNya.
Jazakumullahu khairan
Salam,
The Miracle Team
Voice of Bayyinah