[VoB2020] Iman kepada Akhirat | The Value of Akhirah | Allah Breaks Its Chronological Order


Voice of Bayyinah (VoB) Hari Ke-93

Topik : Pearls from Al-Baqarah

Selasa, 22 September 2020

Materi VoB Hari Ke-93 Pagi | Iman Kepada Akhirat 

Oleh: Indri Djangko

#TuesdayAlBaqarahWeek14Part1

Part 1

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Yesus pernah berdebat dengan kelompok Saduki tentang eksistensi akhirat.

Hal fundamental dalam iman kita adalah beriman kepada Allah, beriman kepada wahyu Allah, dan mengimani adanya akhirat. 

Dari 3 hal ini, kira-kira mana yang dilupakan, ditolak, dan dirusak konsepnya oleh kelompok Saduki? 

Jawabannya, iman kepada akhirat.

📖📖📖

وَ الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَآ اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ

Sekarang mari kita resapi makna ayat tersebut.

Al-Muttaqin (pada akhir ayat ke dua) beriman pada apa yang diturunkan kepada mereka dan kepada umat sebelumnya, termasuk beriman kepada Allah, kisah para nabi, hukum-hukum (ahkam). 

Tapi ada satu yang Allah garis bawahi dari ayat ini dan menyebutkannya secara khusus, yaitu hari akhir atau akhirat.

وَبِالْاٰخِرَةِ ھُمْ يُوْقِنُوْنَ

“Dan terutama tentang hari akhir, mereka memiliki keyakinan yang mutlak terhadapnya”.

They are absolutely convinced.

💬💬💬

Kembali lagi ke soal dialog Nabi Isa a.s. dengan kelompok Saduki. 

FYI , faktanya Nabi Isa a.s. menggunakan kata surga di dalam bible

Konsep yang sekilas mirip dengan iman kepada hari Akhir kembali eksis di antara orang Yahudi. Mereka bahkan punya dua istilah yang mirip dengan istilah dalam Al-Qur’an. 

Dalam Bahasa Ibrani, terdapat kata Gahanna dan Gan.

Gahanna dalam Bahasa Ibrani berarti neraka, sedangkan Gan berarti taman/garden/Jannah.

Mereka menggunakan istilah yang mirip, tapi konsepnya berbeda sama sekali dengan deskripsi tentang surga dan neraka yang kita temukan di dalam Al-Qur’an.

Oleh karena itu, ketika mereka tahu isi dari Al-Qur’an, hal yang ‘menampar’ mereka adalah konsep tentang akhirat. 

Karena konsep ini sepenuhnya hilang dari mereka.

Atau kalaupun mereka pernah mengetahui, konsep yang mereka tahu itu sudah sangat palsu. 

Karena konsep mereka tentang akhirat adalah seputar manusia akan menjadi hantu, bergentayangan, dsb.

Atau bahkan mengembangkan ide filosofi Plato bahwa tubuh akan membusuk dan mati. Jiwa tetap bertahan tapi tubuh kita lenyap.

Sedangkan yang kita yakini adalah bahwa tubuh kita juga akan dibangkitkan. 

🛤️🛤️🛤️

Ustaz Nouman di akhir penjelasan ayat 4 ini hendak menyimpulkan bahwa iman kepada akhirat termasuk percaya bahwa setiap manusia akan mengalami kematian.

Setelah kematian dari dunia ini, akan ada kehidupan lain yang dimulai dari alam kubur, kehidupan akan berbentuk lain ketika sangkakala ditiup dan manusia akan dibangkitkan kembali.

Dan manusia akan diadili, satu per satu, untuk setiap hal yang mereka lakukan.

Kemudian manusia akan menempuh sebuah jalan yang menuntun mereka menuju surga atau neraka.

🛤️🛤️🛤️

Tentunya kita sebagai muslim percaya pada siklus kehidupan seperti di atas, tapi tidak bagi orang-orang sebelum kita. Penjelasan tentang siklus kehidupan ini terhapus dari mereka.

Dan Allah azza wa jalla menurunkan Al-Qur’an untuk memulihkan iman itu, untuk menghidupkan kembali iman kepada akhirat.

———————————-

Sumber: Bayyinah TV – Quran – Surahs – Deeper Look – 02. Al-Baqarah (Ayah 3-4) – A Deeper Look

(52.30-55.15)

Bersambung insya Allah ba’da Zhuhur

🛤️🛤️🛤️


Materi VoB Hari Ke-93 Siang | The Value of Akhirah

Oleh: Indri Djangko

#TuesdayAlBaqarahWeek14Part2

Part 2

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Di bagian ini, Ustaz Nouman menjelaskan seberapa berharganya akhirat untuk kita.

Allah azza wa jalla menyebutkan di ayat sebelumnya: 

يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ

(Yaitu orang-orang) yang beriman pada yang ghoib.

Bagian ghoib yang mana yang dilupakan oleh orang-orang Yahudi Saduki? 

Mereka melupakan akhirat.

Jika mereka sudah melupakan tentang eksistensi akhirat, lalu apa arti dan motivasi dari perbuatan baik mereka, ya? 

💭💭💭

Mari kita renungkan beberapa pertanyaan dibawah ini.

1️⃣ Kenapa kita selalu berusaha berbuat baik? Dan kenapa kita selalu berusaha untuk mencegah diri dari perbuatan buruk?

2️⃣ Jika akhirat bukan sesuatu yang nyata menurut kita, bukan motivasi kuat untuk kita beribadah, apakah kita akan bersungguh-sungguh dalam mendirikan shalat?

3️⃣ Jika kita tidak percaya adanya akhirat dan kita tidak punya konsep tentang konsekuensi meninggalkan shalat dan ibadah wajib, apakah kita akan peduli dengan ibadah kita? 

4️⃣ Atau misalnya ketika kita hendak membelanjakan harta, lalu kita tidak punya iman bersedekah  dapat membawa kebaikan di dunia dan akhirat,

kira-kira ke mana kita akan membelanjakan harta dan apa motivasi yang tersisa jika kita tidak percaya akhirat? 

🔸🔸

Hal fundamental dari taqwa adalah beriman kepada yang ghoib, menegakkan salat, dan menunaikan zakat (QS Al-Baqarah:3). 

Motivasi menegakkan shalat dan berzakat akan hilang jika keimanan kepada akhirat hilang.

Beriman kepada yang ghoib adalah dasar dari iman kita. Ia adalah sesuatu yang ditambatkan oleh iman kita. 

Begitupun iman kepada akhirat, وَبِالْاٰخِرَةِ ھُمْ يُوْقِنُوْنَ.

Mari kita perhatikan, يُؤْمِنُوْنَ  digunakan untuk mereka yang memiliki iman, kemudian disusul dengan penggunaan kata  يُوْقِنُوْن .

Yaqiin dalam bahasa Arab berarti (mereka) memiliki keyakinan mutlak pada semua hal yang mereka percaya.

Dalam konteks ini termasuk di dalamnya yaitu percaya dan tidak pernah melupakan akhirat.

Sejak awal QS. Al-Baqarah, sudah ada penanaman gagasan bahwa kita kelak di akhirat akan berdiri di hadapan Allah. 

Dengan kesadaran tentang hal tersebut, seiring kita membaca sampai akhir surah, insyaa Allaahu ta’ala kita akan memiliki perasaan berbeda terkait QS. Al-Baqarah. 

Karena surah ini berbicara kepada kelompok manusia yang lupa bahwa ada kehidupan setelah kehidupan di dunia ini. 

Sehingga kita sebagai muslim perlu menanamkan iman kepada akhirat yang sudah Allah sebutkan sejak awal-awal ayat dalam Al-Qur’an

📖📖📖

Tujuan belajar Al-Qur’an

Salah satu tujuan utama Bayyinah untuk students of Qur’an adalah agar kita mengerti bagaimana semua hal yang Allah ajarkan kepada kita di dalam Al-Qur’an dengan berbagai cara, akan mengembalikan kita kepada makna dari Allah.

Bahwa kehidupan ini adalah tentang mendekat kepada Allah.

Dan kehidupan selanjutnya adalah ketika akhirnya kita dekat dengan Allah.

Kehidupan ini sesungguhnya adalah persiapan untuk kehidupan selanjutnya, ketika kita benar-benar akan bertemu dengan Allah.

Sehingga setiap shalat adalah latihan untuk hari kiamat.

Setiap shalat Jum’at adalah latihan berkumpul seperti di yaumul jama’.

Dan haji adalah latihan untuk berdirinya kita di hadapan Allah pada hari pembalasan.

Setiap tindakan di dalam Islam, dengan berbagai cara, mengingatkan kita bahwa kelak kita akan berdiri di hadapan Allah. 

Sumber: Bayyinah TV – Quran – Surahs – Deeper Look – 02. Al-Baqarah (Ayah 3-4) – A Deeper Look

(55.15-57.36)

Bersambung insya Allah ba’da Ashar

💎💎💎


Materi VoB Hari Ke-93 Sore | Allah Breaks Its Chronological Order

Oleh: Indri Djangko

#TuesdayAlBaqarahWeek14Part3 

Part 3

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Masih di ayat 4 QS. Al-Baqarah. Urutan yang Allah sebutkan dalam ayat ini ada 3: 

وَ الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ

yang beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu, yang mana merujuk kepada Al-Qur’an.

وَمَآ اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ

Dan yang diturunkan kepada orang sebelum kamu, yaitu kitab suci sebelumnya (Taurat, Injil, dan Zabur). 

وَبِالْاٰخِرَةِ ھُمْ يُوْقِنُوْنَ

Dan akhirnya Allah menyebutkan tentang akhirat yang diyakini secara mutlak. 

Dari 3 hal berurutan tersebut, ada dua hal yang penting untuk dibahas kali ini. 

Jika urutan ini disebutkan secara kronologis, seharusnya kitab suci sebelumnya yang disebutkan duluan, lalu kitab suci final, kemudian hari akhirat.

Seharusnya urutannya menjadi:

Walladziina yu’minuuna bi maa unzila min qoblika  ➡️ wa maa unzila ilaika ➡️ wa bil akhirati hum yuuqinuun.

Sekali lagi, itu jika kita menyebutkannya secara kronologis, berdasarkan waktu diturunkan atau terjadinya.

Namun, pada ayat ini Allah sengaja ‘menukar’ urutan kronologinya. 

Menyebutkan kitab suci terakhir di awal, lalu kembali ke masa lalu dengan menyebutkan kitab suci terdahulu, lalu kembali lagi ke masa depan melalui penyebutan hari akhirat. 

Urutan penyebutan ini tentu beralasan. Kita harus betul-betul memperhatikan fungsi tertentu saat mempelajari Al-Qur’an.

Seringkali Allah mengatur penyebutan sesuai dengan urutan seharusnya, kecuali satu hal yang ditarik keluar dari urutan. 

Dan pada case ini, Al-Qur’an yang ditarik keluar dari urutan, dan disebutkan di awal.

Ini pasti mengisyaratkan sesuatu. 

Katakanlah ada orang Madinah yang dulunya adalah seorang Yahudi atau Kristen, kemudian sekarang sudah menjadi muslim. 

Iman pertama mereka sudah jelas bukan kepada Al-Qur’an, tapi kepada Taurat atau Injil.

Dahulu mereka meyakini Kitab Perjanjian Lama, Alkitab Ibrani, atau Injil yang diberikan kepada Yesus. 

Kemudian mereka datang dan beriman kepada Al-Qur’an. 

Sementara, apa yang kita imani pertama kali, atau apa yang sudah kita pelajari sebelumnya, itu seperti kacamata yang kita pakai dan mengatur semua tone yang kita lihat. 

Sebagai contoh, orang-orang yang dibesarkan sebagai seorang muslim akan belajar dari orangtuanya, dan sadar atau tidak sadar menjadi bagian keislamannya. 

Dan apa yang sudah pernah didapatkan itu menjadi landasan, sehingga ketika ia mempelajari hal lain tentang Islam, hal baru ini akan diletakkan di atas hal-hal yang sudah diketahui sebelumnya.

Seperti kebanyakan dari kita. Kita tidak mencari alasan kenapa shalat maghrib itu 3 rakaat

Kita langsung menjalankannya sebagaimana yang diajarkan orangtua. 

Tidak banyak juga dari kita yang mencari dalil dari 3 rakaat shalat maghrib dan mengapa rakaat ketiga tidak kita jahr kan bacaan shalat kita. Itu sudah menjadi bagian dari kesadaran religius kita.

Hal yang sama berlaku juga pada kitab kita. Orang-orang yang dulunya beriman kepada Taurat dan Injil membentuk afiliasi religius dan hubungan mereka dengan Allah tentu berdasarkan Taurat dan Injil juga.

Lalu Al-Qur’an datang dan mereka beriman kepada Al-Qur’an. 

Allah melalui ayat ke-4 ini mematahkan urutan alam bawah sadar dan berkata, “No, mulai sekarang kamu tidak boleh menjadikan pengalamanmu dengan Taurat dan Injil sebagai dasar”.

“Kamu harus belajar untuk memikirkan segala sesuatu dari Al-Qur’an. Melihat Al-Qur’an sebagai pengganti Alkitab, bukan sebaliknya”.

Itulah mengapa beriman kepada kitab final, Al-Qur’an disebutkan lebih dulu, meskipun secara kronologi Al-Qur’an turun paling akhir. 

‐—-‐————————-

Sumber: Bayyinah TV – Quran – Surahs – Deeper Look – 03. Al-Baqarah (Ayah 4-7) – A Deeper Look

(00.00-04.26)

⏩⏩⏩


Diskusi dan Tanggapan VoB Hari ke-93 Sore | Allah Breaks Its Chronological Order

Nama: Gustya Indriani

Friendly reminder bagi yang belum mengisi survei.

Survei versi terbaru ini juga memiliki pertanyaan tambahan. Bagi yang sudah mengisi survei versi sebelumnya, silakan meng-edit responnya dan menjawab pertanyaan-pertanyaan terbaru ya 😊.

———————-

Akan terjadi perubahan VoB ke arah yang lebih baik.

Setelah Anda mengisi survei ini.

Insya Allah.

Assalamu’alaykum wa rahmatullaahi wa barakaatuh.

Bismillaah.

Walhamdulillaah.

Washshalaatu wassalaamu ‘alaa rasuulillaah.

Dear Al-Qur’an Enthusiasts,

Alhamdulillah, telah satu bulan lebih kita belajar bersama di dalam grup WhatsApp VoB. Kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah istiqomah berdakwah bersama kami. 

Untuk memudahkan kami mengetahui dan menyajikan materi-materi yang teman-teman butuhkan serta meningkatkan kualitas diskusi kita, kami berharap teman-teman bersedia untuk mengisi survei berikut ini.

Insya Allah waktu yang dibutuhkan adalah sekitar dua atau beberapa menit saja.

https://forms.gle/araXPT7zqNc44UFT7

Terima kasih banyak 😊

Catatan:

Jawaban responden hanya akan digunakan untuk keperluan data komunitas dan tidak akan dibagikan kepada pihak lain.


Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahayaNya.🤲

Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiaraNya.🙏

Jazakumullahu khairan😊

Salam,

The Miracle Team 

Voice of Bayyinah

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s