[VoB2020] Tiket Menuju Surga


Voice of Bayyinah (VoB) Hari Ke-90
Topik : Parenting
Sabtu, 19 September 2020

Materi VoB Hari Ke-90 Pagi | Tiket Menuju Surga

Oleh: Icha Farihah
#SaturdayParentingWeek13Part1

Part 1

بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ

Keutamaan mempunyai anak laki-laki yang saleh sering kita temukan bahasannya di dalam Al-Qur’an. Misalnya, tentang kisah Nabi Ismail dan Yusuf alayhis salam.

Lalu, bagaimana dengan anak perempuan?

Saat ustaz Nouman melihat hadis-hadis tentang topik keutamaan memiliki anak perempuan, ustaz menemukan ada sekitar 15 hadis yang membahas topik ini.

Ustaz mengambil hadis berikut sebagai contoh bagaimana menguntungkannya memiliki anak perempuan.

Dari Uqbah bin Amir radhiyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah shalallaahu ‘alayhi wa salam bersabda,

مَنْ كَانَ لَهُ ثَلَاثُ بَنَاتٍ فَصَبَرَ عَلَيْهِنَّ، وَأَطْعَمَهُنَّ، وَسَقَاهُنَّ، وَكَسَاهُنَّ مِنْ جِدَتِهِ كُنَّ لَهُ حِجَابًا مِنَ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Siapa yang memiliki 3 anak perempuan, lalu dia bersabar, memberinya makan, minum, dan pakaian dari hasil usahanya, maka semuanya akan menjadi tameng dari neraka pada hari kiamat.”

(HR. Ahmad 17403, Ibnu Majah 3669, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Anak perempuan, terkadang (atau mungkin sering), menjadi sosok yang sangat menyebalkan.

Anak perempuan biasanya selalu banyak tanya, berbicara tanpa henti, baperan, dan hal lainnya yang benar-benar menguji kesabaran orang tua.

Tapi, coba perhatikan hadis di atas.

Ketika para orang tua melewati ujian kesabaran tersebut, merawat mereka dengan memberi makan, minum, dan pakaian dengan penuh kesungguhan maka anak-anak perempuan itu akan menjadi tameng terhadap panasnya api neraka.

Ustaz berpikir bahwa hadis ini seperti suasana ketika ustaz membelikan es krim untuk anak-anak perempuannya.

Suhu es krim adalah dingin. Sedangkan, api panas.

Saat ustaz membelikan es krim untuk anak-anaknya, ustaz seolah-olah menyelipkan pesan,

كُنَّ لَهُ حِجَابًا مِنَ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Maka semuanya akan menjadi tameng dari neraka pada hari kiamat.

Es krim itu menjadi analogi bagi ustaz kepada anak-anak perempuannya supaya mereka nantinya dapat ‘mendinginkan’ panasnya api neraka.

Atau ketika ustaz berteriak kepada mereka karena sangat marah, ustaz juga bisa menyelipkan,

صبر عليهن، كُنَّ لَهُ حِجَابًا مِنَ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Bersabarlah kalian, maka semuanya akan menjadi tameng dari neraka pada hari kiamat.

Hadis ini berlaku untuk mereka yang memiliki tiga anak perempuan.

Bagaimana dengan dua anak perempuan?

Seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah shalallaahu ‘alayhi wa salam, “Juga untuk dua anak perempuan, wahai Rasulullah?”

Rasulullaah shalallaahu ‘alayhi wa salam menjawab, “Juga untuk dua anak perempuan.”

Pada hadis lain juga dikatakan:

Dari Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu, Rasulullah shalallaahu ‘alayhi wa salam bersabda,

مَنْ عَالَ جَارِيَتَيْنِ حَتَّى تَبْلُغَا، جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنَا وَهُوَ» وَضَمَّ أَصَابِعَهُ

“Siapa yang menanggung nafkah dua anak perempuan sampai baligh, maka pada hari kiamat, antara saya dan dia seperti ini. Beliau menggabungkan jari-jarinya.”

(Muslim 2631, dan Ibnu Abi Syaibah 25439).

Lalu, bagaimana kalau hanya memiliki satu anak perempuan?

Rasulullaah shalallaahu ‘alayhi wa salam menjawab, “juga untuk seorang.”

Selain itu, riwayat ini diperluas kepada seseorang yang memelihara saudara perempuan.

Rasulullah shalallaahu ‘alayhi wa salam bersabda,

“Tidak ada bagi sesiapa tiga orang anak perempuan ataupun tiga orang saudara perempuan,lalu dia berbuat baik kepada mereka, melainkan Allah Taala akan memasukkan mereka ke syurga.”

(HR. Al-Bukhari)

Anak-anak perempuan adalah tiket kita untuk masuk ke dalam surga.

Tentunya tiket itu berlaku apabila kita merawat dan membesarkan mereka dengan benar.

Hadis-hadis tentang anak perempuan ini perlu kita ambil pesannya secara utuh.

Jadi, kalau kita simpulkan, kita harus berbuat baik, sabar, memberi makan, dan membesarkan mereka dengan benar.

Termasuk dalam urusan menikahkan anak-anak perempuan kita.

***

Jangan menanggap menikah sebagai momen menyelesaikan tanggungan.

Kita harus memastikan bahwa anak-anak perempuan kita menikah dengan orang yang tepat. Kita harus benar-benar melihat calon suaminya. Selidiki dan telusuri profil seorang pria yang akan mempersunting anak-anak perempuan kita. Karena kita memegang tanggung jawab yang besar terhadap kehidupan anak-anak perempuan kita dengan menyerahkan mereka kepada seorang pria.

Seorang pria itu harus baik. Tidak cukup kita kenal hanya dengan mengetahui siapa keluarga dan apa pekerjaannya saja.

Apakah kita sebagai orang tua benar-benar tahu, seperti apa pergaulan calon menantu kita? Siapa teman-temannya? Seperti apa watak sesungguhnya?

Menikahkan mereka pada orang asing sama saja seperti membuang mereka ke tempat sampah.

Bukan itu yang dimaksud menikahkan anak-anak perempuan.

Jangan pernah melepaskan mereka begitu saja kepada orang yang belum sepenuhnya kita kenal. Kita harus selidiki calon suami mereka dengan saksama.

(Bahasan tentang menikahkan anak-anak perempuan akan ada bagiannya sendiri)

Bersambung in syaa Allah ba’da zhuhur

—————————-

Sumber: Bayyinah TV > Quran > Courses > Parenting > 06. Boy or Girl – Parenting (20:45-25:21)


Materi VoB Hari Ke-90 Siang | Concerned Parents

Oleh: Icha Farihah
#SaturdayParentingWeek13Part2

Part 2

بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ

Sekarang kita memasuki topik baru dalam seri Parenting Course. Yaitu, tentang concerned parents. Hal-hal apa saja yang perlu menjadi perhatian bagi orang tua dalam mendidik anak-anaknya.

Dalam mengawali topik ini, ustaz membacakan beberapa ayat dari surat Al-Baqarah.

Agar lebih memahaminya, mari kita ikut membaca dan menadaburi ayat-ayat tersebut.

وَإِذِ ٱبۡتَلَىٰٓ إِبۡرَٰهِـۧمَ رَبُّهُۥ بِكَلِمَٰتٖ فَأَتَمَّهُنَّۖ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامٗاۖ قَالَ وَمِن ذُرِّيَّتِيۖ قَالَ لَا يَنَالُ عَهۡدِي ٱلظَّٰلِمِينَ

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu dia melaksanakannya dengan sempurna. Dia (Allah) berfirman, “Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia.” Dia (Ibrahim) berkata, “Dan (juga) dari anak cucuku?” Allah berfirman, “(Benar, tetapi) janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zhalim.”

(QS Al-Baqarah, 2: 124)

وَإِذۡ جَعَلۡنَا ٱلۡبَيۡتَ مَثَابَةٗ لِّلنَّاسِ وَأَمۡنٗا وَٱتَّخِذُواْ مِن مَّقَامِ إِبۡرَٰهِـۧمَ مُصَلّٗىۖ وَعَهِدۡنَآ إِلَىٰٓ إِبۡرَٰهِـۧمَ وَإِسۡمَٰعِيلَ أَن طَهِّرَا بَيۡتِيَ لِلطَّآئِفِينَ وَٱلۡعَٰكِفِينَ وَٱلرُّكَّعِ ٱلسُّجُودِ

“Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah (Ka’bah) tempat berkumpul dan tempat yang aman bagi manusia. Dan jadikanlah maqam Ibrahim itu tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, orang yang iktikaf, orang yang rukuk dan orang yang sujud!”

(QS Al-Baqarah, 2: 125)

وَإِذۡ قَالَ إِبۡرَٰهِـۧمُ رَبِّ ٱجۡعَلۡ هَٰذَا بَلَدًا ءَامِنٗا وَٱرۡزُقۡ أَهۡلَهُۥ مِنَ ٱلثَّمَرَٰتِ مَنۡ ءَامَنَ مِنۡهُم بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِۚ قَالَ وَمَن كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُۥ قَلِيلٗا ثُمَّ أَضۡطَرُّهُۥٓ إِلَىٰ عَذَابِ ٱلنَّارِۖ وَبِئۡسَ ٱلۡمَصِيرُ

“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berdoa, “Ya Tuhanku, jadikanlah (negeri Mekah) ini negeri yang aman dan berilah rezeki berupa buah-buahan kepada penduduknya, yaitu di antara mereka yang beriman kepada Allah dan hari kemudian,” Dia (Allah) berfirman, “Dan kepada orang yang kafir akan Aku beri kesenangan sementara, kemudian akan Aku paksa dia ke dalam azab neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.”

(QS Al-Baqarah, 2: 126)

وَإِذۡ يَرۡفَعُ إِبۡرَٰهِـۧمُ ٱلۡقَوَاعِدَ مِنَ ٱلۡبَيۡتِ وَإِسۡمَٰعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلۡ مِنَّآۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ

“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan pondasi Baitullah bersama Ismail, (seraya berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”

(QS Al-Baqarah, 2: 127)

رَبَّنَا وَٱجۡعَلۡنَا مُسۡلِمَيۡنِ لَكَ وَمِن ذُرِّيَّتِنَآ أُمَّةٗ مُّسۡلِمَةٗ لَّكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبۡ عَلَيۡنَآۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ

“Ya Tuhan kami, jadikanlah kami orang yang berserah diri kepada-Mu, dan anak cucu kami (juga) umat yang berserah diri kepada-Mu dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara melakukan ibadah (haji) kami, dan terimalah tobat kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.”

(QS Al-Baqarah, 2: 128)

رَبَّنَا وَٱبۡعَثۡ فِيهِمۡ رَسُولٗا مِّنۡهُمۡ يَتۡلُواْ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَيُزَكِّيهِمۡۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُ

“Ya Tuhan kami, utuslah di tengah mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu dan mengajarkan Kitab dan Hikmah kepada mereka, dan menyucikan mereka. Sungguh, Engkaulah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.”

(QS Al-Baqarah, 2: 129)

وَمَن يَرۡغَبُ عَن مِّلَّةِ إِبۡرَٰهِـۧمَ إِلَّا مَن سَفِهَ نَفۡسَهُۥۚ وَلَقَدِ ٱصۡطَفَيۡنَٰهُ فِي ٱلدُّنۡيَاۖ وَإِنَّهُۥ فِي ٱلۡأٓخِرَةِ لَمِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ

“Dan orang yang membenci agama Ibrahim, hanyalah orang yang memperbodoh dirinya sendiri. Dan sungguh, Kami telah memilihnya (Ibrahim) di dunia ini. Dan sesungguhnya di akhirat dia termasuk orang-orang shalih.”

(QS Al-Baqarah, 2: 130)

إِذۡ قَالَ لَهُۥ رَبُّهُۥٓ أَسۡلِمۡۖ قَالَ أَسۡلَمۡتُ لِرَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ

“(Ingatlah) ketika Tuhan berfirman kepadanya (Ibrahim), “Berserahdirilah!” Dia menjawab, “Aku berserah diri kepada Tuhan seluruh alam.”

(QS Al-Baqarah, 2: 131)

إِذۡ قَالَ لَهُۥ رَبُّهُۥٓ أَسۡلِمۡۖ قَالَ أَسۡلَمۡتُ لِرَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ

“(Ingatlah) ketika Tuhan berfirman kepadanya (Ibrahim), “Berserahdirilah!” Dia menjawab, “Aku berserah diri kepada Tuhan seluruh alam.”

(QS Al-Baqarah, 2:131)

وَوَصَّىٰ بِهَآ إِبۡرَٰهِـۧمُ بَنِيهِ وَيَعۡقُوبُ يَٰبَنِيَّ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰ لَكُمُ ٱلدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ

“Dan Ibrahim mewasiatkan (ucapan) itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub. “Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untukmu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.”

(QS Al-Baqarah, 2:132)

أَمۡ كُنتُمۡ شُهَدَآءَ إِذۡ حَضَرَ يَعۡقُوبَ ٱلۡمَوۡتُ إِذۡ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعۡبُدُونَ مِنۢ بَعۡدِيۖ قَالُواْ نَعۡبُدُ إِلَٰهَكَ وَإِلَٰهَ ءَابَآئِكَ إِبۡرَٰهِـۧمَ وَإِسۡمَٰعِيلَ وَإِسۡحَٰقَ إِلَٰهٗا وَٰحِدٗا وَنَحۡنُ لَهُۥ مُسۡلِمُونَ

“Apakah kamu menjadi saksi saat maut akan menjemput Yakub, ketika dia berkata kepada anak-anaknya, “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab, “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu yaitu Ibrahim, Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami (hanya) berserah diri kepada-Nya.”

(QS Al-Baqarah, 2:133)

تِلۡكَ أُمَّةٞ قَدۡ خَلَتۡۖ لَهَا مَا كَسَبَتۡ وَلَكُم مَّا كَسَبۡتُمۡۖ وَلَا تُسۡـَٔلُونَ عَمَّا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ

“Itulah umat yang telah lalu. Baginya apa yang telah mereka usahakan dan bagimu apa yang telah kamu usahakan. Dan kamu tidak akan diminta (pertanggungjawaban) tentang apa yang dahulu mereka kerjakan.”

(QS Al-Baqarah, 2:134)

Menurut ustaz, dua contoh Nabi yang paling baik di dalam Al-Qur’an untuk topik concerned parents ada pada Nabi Ibrahim alayhis salam dan Ya’kub alayhis salam.

Dan ayat yang paling indah dalam menggambarkan tentang warisan dan perhatian Ibrahim alayhis salam kepada anak-anaknya terdapat pada surat Al-Baqarah ayat 124-134.

Ayat-ayat ini merupakan ayat yang sangat dekat di hati ustaz Nouman. Karena ini merupakan salah satu ayat yang paling pertama kali beliau pelajari secara mendalam.

Ustaz merasa mendapatkan banyak wawasan yang mendalam (insight) tentang makna dan tanggung jawab selama menjadi orang tua.

Dan ustaz akan membagikan insight tersebut kepada kita.

Bersambung in syaa Allah ba’da ashar

—————————–

Sumber: Bayyinah TV > Quran > Courses > Parenting > 07. Concerned Parents (Part 1) (00:00-04:04)


Materi VoB Hari Ke-90 Sore | Meneladani Nabi Ibrahim

Oleh: Icha Farihah
#SaturdayParentingWeek13Part3

Part 3

بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ

Nabi Ibrahim alayhis salam adalah salah satu manusia paling cerdas yang pernah hidup di muka bumi ini.

Seorang hamba Allah yang patut mendapat beribu-ribu pujian atas apa yang pernah dilaluinya selama ada di dunia.

Ibrahim alayhis salam telah berkorban tentang banyak hal, menjalani ujian demi ujian, berjuang mencari Tuhan, dan hal lainnya.

Ada satu hal yang juga paling menarik untuk dibahas dari Nabi Ibrahim alayhis salam, yaitu, tentang bagaimana cerdas dan bijaksananya beliau alayhis salam sebagai concerned parent.

Melalui percakapan yang indah antara Nabi Ibrahim alayhis salam dengan Allah ta’ala dalam surat Al-Baqarah ayat 124-134, kita dapat mengamati dan meneladani bagaimana Ibrahim alayhis salam menaruh perhatian dan kekhawatiran terhadap anak-anaknya.

***

وَإِذِ ٱبۡتَلَىٰٓ إِبۡرَٰهِـۧمَ رَبُّهُۥ بِكَلِمَٰتٖ فَأَتَمَّهُنَّۖ

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu dia melaksanakannya dengan sempurna…”

(QS Al-Baqarah, 2:124)

Nabi Ibrahim diberikan ujian oleh Allah ta’ala dengan beberapa kalimat perintah. Kalimaatin (كَلِمَٰتٖ).

Kata kalimaatin (كَلِمَٰتٖ) yang digunakan seharusnya menggunakan awaamir (اوامر) atau kalimat perintah dalam bentuk jamak.

Manfaat dari tidak digunakannya awaamir (اوامر) dalam ayat ini adalah Nabi Ibrahim alayhis salam tidak perlu diperintah tentang apa yang harus ia lakukan dengan detail.

Allah ta’ala hanya perlu menggunakan beberapa kata saja agar Ibrahim alayhis salam mau menjalani perintah-perintah tersebut.

Selain itu, kata jamak dari kalimah (كلمة) adalah kalam (كلم).

Allah ta’ala juga tidak menggunakan kalam (كلم) dalam ayat ini.

Karena Allah ta’ala tahu bahwa tidak perlu menyampaikan banyak kalimat agar Ibrahim mendengarkan.

Jadi, kalimaatin (كَلِمَٰتٖ) menunjukkan kerelaan Nabi Ibrahim alayhis salam untuk mendengarkan perintah hanya dengan beberapa kalimat. Tidak perlu ceramah panjang untuk bergerak menjalankan perintah-perintah yang Allah ta’ala berikan.

***

Dengan kerelaan Nabi Ibrahim alayhis salam yang seperti itu, apakah perintah-perintah tersebut mudah?

Kita tahu jawabannya adalah tidak mudah.

Ibrahim alayhis salam diperintah untuk meninggalkan keluarganya di tengah gurun pasir yang terik dan sepi.

Ibrahim alayhis salam diperintah menyembelih anaknya sendiri.

Ibrahim alayhis salam diperintah melompat ke dalam api.

Ibrahim alayhis salam diperintah menghancurkan berhala-berhala di usia yang masih muda. Ia alayhis salam menantang seisi desa bahwa Tuhan yang sesungguhnya adalah Allah azza wa jalla.

Ibrahim alayhis salam juga mendapati kemarahan dari ayah kandungnya sendiri. Sampai akhirnya, ia alayhis salam diusir dari rumah dan tidak memiliki tempat untuk dihuni.

Ibrahim alayhis salam mendapat banyak ujian.

Ujian yang jika kita diperintah untuk melakukannya, mungkin kita akan menjalaninya dengan berat hati.

Tapi, lihatlah Nabi Ibrahim alayhis salam.

Ia alayhis salam tetap menerima perintah-perintah tersebut dengan kerelaan tanpa perlu diterangkan dengan kata-kata yang panjang dan lebar.

Bersambung in syaa Allah pekan depan

—————————

Sumber: Bayyinah TV > Quran > Courses > Parenting > 07. Concerned Parents (Part 1) (04:04-06:09)

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s