بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Voice of Bayyinah (VoB2020) Hari Ke-84
Topik : Leadership
Minggu, 13 September 2020
Materi VoB Hari Ke-84 Pagi | Membaca Isi Hati
Oleh: Rendy Noor Chandra
#SundayLeadershipWeek12Part1
Ustaz akan membahas sesuatu yang cukup vital dari pemaparannya terkait kepemimpinan ini.
Pembahasan kali ini adalah tentang keadilan. Sesi ini khusus membahas mengenai motif bergabung dengan suatu komunitas.
Tidak ada seorang pun yang mengikuti kegiatan masjid atau komunitas yang berniat untuk kepentingan dirinya sendiri. Setiap donor atau apapun yang diberikan untuk mendukung program masjid niatnya adalah mencari ridha Allah ﷻ.
✅✅✅
Anda dan saya tidak punya hak untuk mempertanyakan niat/motif itu. Kita benar-benar yakin bahwa mereka melakukannya untuk Allah ﷻ.
Tapi setan tidak suka orang-orang ini meninggalkan rumah mereka, pekerjaan mereka, atau kebiasaan mereka seperti menonton film, atau hiburan lainnya, dan membantu kegiatan masjid.
💪💪💪
Mereka akan berusaha sekuat tenaga agar usaha orang-orang itu tidak dihitung sebagai amal. Mereka mau memencet tombol Ctrl-Z. Undo. Mereka mau merusak amal shalih itu.
Bagaimana caranya?🤨
Cara termudah untuk merusak amal tersebut adalah dengan menimbulkan friksi atau perselisihan. Orang-orang ini semua bermaksud baik, tapi setan membuat orang di sekitarnya mempertanyakan niat baiknya.
وَقُل لِّعِبَادِي يَقُولُواْ ٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُۚ إِنَّ ٱلشَّيۡطَٰنَ يَنزَغُ بَيۡنَهُمۡۚ إِنَّ ٱلشَّيۡطَٰنَ كَانَ لِلۡإِنسَٰنِ عَدُوّٗا مُّبِينٗا
“Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, ‘Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sungguh, setan itu (selalu) menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sungguh, setan adalah musuh yang nyata bagi manusia.'” (QS Al-Isra’, 17:53)
Langkah pertama yang dilakukan setan adalah, membuat kita mempertanyakan niat seseorang.
Saya bergabung di komunitas ini untuk mengharap ridha Allah ﷻ , untuk kebaikan umat, kenapa dia selalu membuat masalah? Kenapa dia selalu menanyakan pertanyaan yang menyebalkan? Kenapa ia tidak menghargai usahaku? 😠🤬
Kita terus mempertanyakan niat orang lain.
Kita tidak menyatakannya, tapi kita memikirkannya.
Itulah kemenangan pertama setan.
Kita tidak bisa melihat isi hati orang lain. Yang bisa melihat isi hati mu’min lainnya hanyalah Allah ﷻ, kita tidak bisa mengetahuinya.
✅✅✅
Mungkin sambil orang mendengar ini, akan ada yang bertanya,
“Brother Nouman, coba saya kasih tahu… Bahkan ketika aksinya nyata (terlihat jahat), kita bisa tahu niat seseorang.”
Ustaz Nouman mengatakan, “(Tidak), bahkan dalam kondisi seperti itu (kita tidak bisa menilai niat orang lain).”
Benarkah?
Usamah bin Zaid, seorang sahabat yang sangat dekat dengan Rasulullah ﷺ pernah melakukan kesalahan ini. Seperti apa kisahnya?
Bersambung insya Allah ba’da Zhuhur.
⚔️⚔️⚔️
———————————-
Sumber: Bayyinah TV – Quran – Courses – Leadership – 03. Leadership Workshop (0:00-02.50)
Materi VoB Hari Ke-84 Siang | Kau Tidak Tulus
Oleh: Rendy Noor Chandra
#SundayLeadershipWeek12Part2
Usamah bin Zaid adalah salah satu sahabat yang sangat disayang Rasulullah ﷺ. Rasulullah ﷺ menganggapnya sebagai cucunya sendiri.
Suatu hari, Usamah sedang berada di medan perang. Ia berduel satu lawan satu dengan seorang laki-laki musyrik. One-on-one. Hanya ada mereka berdua.
Akhirnya, orang musyrik tadi jatuh dan pedang lepas dari tangannya. Usamah segera menarik pedang untuk membunuhnya. Tapi kemudian orang ini berkata,
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
😒😒😒
“Ayolah, Bung… Kau tidak tulus. Aku sudah memberikan dakwah paling epik kepadamu, dan sekarang kepalamu terbentur batu dan kau bilang “Oh, semua masuk akal, sekarang?”
Laki-laki musyrik ini tahu bahwa seorang muslim tidak diperbolehkan membunuh muslim lainnya.
Kalau aku bersyahadat, maka syahadat itu akan menjadi perisai tembus pandang bagiku. Dia (Usamah) tidak akan menyentuh atau mencoba membunuhku.
“Ayolah, Bung. Kau pikir aku sebodoh itu? Jelas banget kau berusaha melindungi dirimu. Wah, akhi.., gak apa-apa… kau saudaraku sekarang, ketika kita berjabat tangan dan kau menarik belatimu dan menusukku dari belakang….. Aku tidak percaya padamu.”
Seketika itu Usamah membunuhnya.
Kabar tersebut sampai kepada Rasulullah.
Oh, iya… Ustaz menjelaskan sirah ini karena kisah ini adalah potongan yang jelas, yang tidak menimbulkan perselisihan , yang kita bisa berargumen bahwa laki-laki tadi bisa jadi punya niat yang buruk. Kita tidak akan menemui kasus yang lebih jelas dibandingkan kasus ini. Satu detik yang lalu laki-laki tadi berusaha untuk membunuh Usamah, detik berikutnya ia mengaku beriman. Tidak ada keraguan bahwa laki-laki bersiasat agar Usamah tidak membunuhnya.
Akan tetapi apa sikap Rasulullah?
Rasulullah sangat marah mendengar ini dan berkata kepada Usamah,
“Apakah kamu membelah dadanya dan bisa melihat (isi hatinya)?”
😖😖😖😖
Dalam riwayat lain,
“Apa yang akan kau lakukan ketika syahadat laki-laki itu bersaksi menentangmu?”
😭😭😭
Apa yang bisa kita pelajari?
Kita tidak bisa menilai orang dari perilakunya. Kita hanya bisa menilai aksi/amal/perbuatan seseorang.
Dalam Islam, kita tidak bisa menilai seseorang. Mereka bisa saja berbohong, mereka mencuri, mereka curang. Tapi, kita tidak bisa menilai isi hatinya.
👀👀👀🚫🚫🚫
Kita harusnya mengutuk perbuatannya, bukan orangnya.
Seburuk apapun perbuatan yang saudara kita lakukan, orang itu tetaplah mu’min. Kita tidak boleh memanggil mereka munafik.
Ketika kita melihat orang yang hilang tangannya, ketika zaman dulu… apa yang kita pikirkan?
Dia sudah mencuri. Dia seorang kriminal. Apakah kita boleh menilai imannya? Tidak.
Ada lagi kasus serupa yang pernah terjadi di zaman Rasulullah. Siapa dia? Apa yang dia lakukan?
Bersambung insya Allah ba’da Ashar.
———————————-
Sumber: Bayyinah TV – Quran – Courses – Leadership – 03. Leadership Workshop (02:50-05.30)
Materi VoB Hari Ke-84 Sore | Jangan Menghujat yang Berani Mengaku Salah
Oleh: Rendy Noor Chandra
#SundayLeadershipWeek12Part3
Seorang wanita yang sedang hamil datang kepada Rasulullah di Madinah dan mengaku sudah berzina dan anak yang dikandungnya adalah hasil perzinaan. Kemudian Rasulullah ﷺ menyuruhnya kembali hingga si bayi lahir.
👶👶👶
Kemudian wanita itu datang kembali dan Rasulullah menyuruhnya kembali ketika bayinya sudah disapih. Setelah itu, wanita itu dirajam.
“Saya mau dihukum Ya Rasulullah.”
Akhirnya dia pun menerima rajam.
Rasulullah ﷺ bersabda. “Taubat wanita itu cukup untuk membuat seluruh Madinah diampuni. “
Tunggu dulu.. Kita tahu apa yang dilakukannya. Kita tahu bagaimana ia meninggal.. tapi, bagaimana bisa?
Ia sangat dekat dengan Allah ﷻ, sampai-sampai taubatnya bisa membuat seluruh Madinah terampuni.
🔪🔪🔪
Ada yang pernah tahu kisah istri Al Aziz dan Nabi Yusuf alayhissalam?
Tentu kita sudah tahu. Tapi pernahkah kita terbayang di posisi istri Al-Aziz ketika Al-Malik memanggil wanita-wanita yang memotong tangannya?
Disebutkan dalam QS Yusuf, 12:51
قَالَ مَا خَطۡبُكُنَّ إِذۡ رَٰوَدتُّنَّ يُوسُفَ عَن نَّفۡسِهِۦۚ قُلۡنَ حَٰشَ لِلَّهِ مَا عَلِمۡنَا عَلَيۡهِ مِن سُوٓءٖۚ قَالَتِ ٱمۡرَأَتُ ٱلۡعَزِيزِ ٱلۡـَٰٔنَ حَصۡحَصَ ٱلۡحَقُّ أَنَا۠ رَٰوَدتُّهُۥ عَن نَّفۡسِهِۦ وَإِنَّهُۥ لَمِنَ ٱلصَّٰدِقِينَ
“Dia (raja) berkata (kepada perempuan-perempuan itu), ‘Bagaimana keadaanmu ketika kamu menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya?’ Mereka berkata, ‘Maha Sempurna Allah, kami tidak mengetahui sesuatu keburukan darinya.’ Istri Al-Aziz berkata, “Sekarang jelaslah kebenaran itu, akulah yang menggoda dan merayunya, dan sesungguhnya dia termasuk orang yang benar.'”
Sekarang coba kita berimajinasi sedikit.
📱📱📱
Seandainya ia hidup di zaman sekarang, mungkin istri Al Aziz bakal heboh dibahas oleh para netizen. Menjadi trending YouTube nomor satu selama beberapa pekan. Dihujat, dihina, dikritik habis-habisan.
Akan tetapi istri Al-Aziz di ayat berikutnya mengaku kalau dia tidak murni bebas dari salah. Dan uniknya, dia bahkan menyebut dua Asmaul Husna, yaitu Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Itu artinya, istri Al-Aziz bertaubat dan bahkan menjadi seorang mu’min.
۞وَمَآ أُبَرِّئُ نَفۡسِيٓۚ إِنَّ ٱلنَّفۡسَ لَأَمَّارَةُۢ بِٱلسُّوٓءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّيٓۚ إِنَّ رَبِّي غَفُورٞ رَّحِيمٞ
“Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
(QS Yusuf, 12:53)
Apa hikmahnya?
Seseorang mungkin melalukan suatu dosa, dan akhirnya Allah memberi hidayah kepada hatinya, dan ia mengakui kesalahannya. Walaupun ia dihujat habis-habisan, akan tetapi Allah ﷻ terima taubatnya. Taubatnya itulah yang menjadikan ia seorang muslim, dan Allah beri petunjuk kepada hatinya.
Kita tidak bisa menghujat seorang yang berbuat dosa. *Kita juga tidak bisa menilai isi hati seseorang.* Bisa jadi itu adalah jalannya mendekatkan diri pada Allah ﷺ.
Wallahu ta’ala a’lam.
Bersambung insya Allah pekan depan.
———————————-
Sumber: Bayyinah TV – Quran – Courses – Leadership – 03. Leadership Workshop (05:30-06.45)
Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahayaNya.
Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiaraNya.
Jazakumullahu khairan
Salam,
The Miracle Team
Voice of Bayyinah
masyaAllah 😊☺ cukup menambah wawasan ilmu
LikeLike