[AoQ2020] Zaynab yang Kurang Fleksibel


بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Arabic of the Quran (AoQ) Hari ke-11

Rabu, 16 September 2020

Materi AoQ Hari ke-11 (Part 1) | Zaynab yang Kurang Fleksibel

Oleh: Tim Chefs VoB

#BasicNahwVideo10Part1

Alhamdulillah kita sudah membuat banyak kemajuan.

Apa saja yang sudah kita pelajari?

Banyak.

Apa itu status. Done. Sudah kita pelajari. 

1. Statusnya apa (R, N, J): pelaku, detail, dan setelah ‘milik’/’dari’.

2. Cara mengenali status (Tabel MUSLIM 1, 2, DAN 3+ serta Tabel MUSLIMAH 1, 2, DAN 3+): bunyi akhir, bunyi akhir kombinasi.

3. ‘Berat’, ‘ringan’, dan tidak relevan (bunyi ‘n’ di akhir, tanpa bunyi ‘n’ di akhir, awalan ‘al’)

4. Fleksibilitas.

Yang sudah kita pelajari adalah yang nomor 1 sampai dengan 3. 

Yang nomor 4 insya Allah segera kita pelajari. 

Fleksibilitas adalah sebuah topik yang besar, dalam bahasa Arab. 

Tapi di tahap ini, di level ini, dibikin super sederhana. 

Yang dasar-dasar saja dulu.

Ini pun, kita harus membahasnya dua hari, insya Allah.

Hari ini: Part 1 dan Part 2.

Besok insya Allah kita lanjutkan dengan Part 3 dan Part 4.

Jadi hari ini dan besok, yang kita bahas semuanya adalah tentang fleksibilitas.

Perlu menjadi catatan kita, bahwa diskusi keempat tentang fleksibilitas ini, hanya berlaku untuk ism yang tunggal.

Diulangi ya: fleksibilitas hanya berlaku untuk ism yang tunggal.

Tidak ada hubungannya dengan ism yang sepasang..

Tidak ada hubungannya dengan ism yang ‘tiga atau lebih.

Akhiran aani ayni ayni, uuna iina iina, tidak berlaku. Fleksibilitas berlakunya hanya untuk ism yang tunggal. Yang jumlahnya hanya satu. 

Analoginya seperti imigrasi.

Sebuah negara yang penduduknya terbagi tiga:

1. penduduk asli,

2. penduduk resmi, 

3. imigran gelap.

Penduduk asli punya hak-hak yang penuh. Punya hak-hak kewarganegaraan yang penuh. Termasuk hak untuk ikut pemilu, ikut memilih presidennya.

Penduduk resmi bukanlah penduduk asli. Punya visa. Permanent resident. Punya izin tinggal atau menetap di suatu negara. Punya sebagian hak bernegara tapi tidak semuanya. Punya tingkat kenyamanan tertentu tapi tidak senyaman penduduk asli.

Imigran gelap atau imigran liar tidak tercatat di buku kewarganegaraan. Boleh dibilang, mereka tidak punya hak apa-apa tinggal di negara itu. 

Jadi, ada tiga: penduduk asli, penduduk resmi, dan imigran gelap. 

Dalam ‘dunia’ kata-kata bahasa Arab, juga begitu. Ada perlakuan yang berbeda terhadap kata-kata. 

Ada kata-kata yang diperlakukan seperti penduduk resmi. Punya hak penuh. Boleh ini dan itu.

Ada kata-kata yang punya hak sebagian.

Ada kata-kata yang tidak punya hak sama sekali.

Ini kita masih membahas status, ya. Masih di bawah payung ism.

Dalam konteks fleksibilitas, kata-kata ada yang:

1. punya fleksibilitas penuh,

2. punya fleksibilitas sebagian, dan

3. tidak punya fleksibilitas.

Mari kita bahas praktiknya sekarang.

Kita tampilkan lagi kata ‘muslim’.

Karena kita mencintai kata itu. 

Sangat mencintainya.

Sampai kita mengulanginya berkali-kali.

😃😃

مُسْلِمٌ

Muslimun itu raf’ dan ‘berat’.

Bisa ‘ringan’ juga? Bisa. Muslimu.

Bisa nasb? Bisa. Musliman.

Versi ‘ringan’-nya, ada? Ada. Muslima.

Jarr bisa? Bisa. Muslimin. Ada muslimi juga, versi ‘ringan’-nya.

مُسْلِمٌ مُسْلِمُ مُسْلِمًا مُسْلِمَ مُسْلِمٍ مُسْلِمِ

Kok enggak sebanyak hafalan Tabel MUSLIM 1, 2, DAN 3+ ya?

Kembali ke laptop.

Yang sedang kita bicarakan adalah kata yang tunggal saja.

Bukan yang sepasang, bukan yang 3+.

Karena fleksibilitas hanya berlaku untuk kata yang tunggal. 

Jadi kata ‘muslim’ itu, fleksibilitasnya penuh.

Fleksibilitasnya total. 

Bisa raf’, nasb, dan jarr. Bisa ‘ringan’, bisa juga ‘berat’.

Sehingga, ada berapa kemungkinan?

Ada 3 x 2 atau sama dengan 6 kemungkinan. 

مُسْلِمٌ مُسْلِمُ مُسْلِمًا مُسْلِمَ مُسْلِمٍ مُسْلِمِ

Fleksibilitasnya total.

Inilah yang dinamakan kata yang fleksibel seutuhnya. 

Seperti penduduk asli. 

Kategori yang kedua adalah yang punya fleksibilitas sebagian. 

Contohnya: kata ‘zaynab’.

زَيْنَبُ

Kata ‘zaynabu’ adalah raf’.

Kok langsung ‘ringan’?

Bukankah normalnya ism itu ‘berat’?

Kenapa zaynabun tidak disebut lebih dahulu?

Jika ada di grup ini yang namanya Zaynab, sorry ya.

Buat Si Doel juga, maaf, sorry ini.

I swear, ini contoh saja kok.

Dalam bahasa Arab, zaynabu adalah raf’ dan tidak ada yang namanya zaynabun.

Ya. Memang begitu. Kata ’zaynab’ adalah salah satu contoh kata yang fleksibilitasnya tidak penuh.

Kita tidak bisa bilang zaynabun.

Tapi kita boleh bilang zaynabu.

Ini yang versi raf’.

Lalu versi nasb sekarang.

Mirip dengan versi raf’.

Yang ada adalah zaynaba.

Kita tidak bisa bilang zaynaban.

زَيْنَبَ

Kalau versi jarr, bagaimana?

Nah, perlu diperhatikan dengan lebih cermat ini, sekarang.

Tidak ada zaynabi.

Yang ada adalah zaynaba.

Jadi, tidak ada zaynabin, tidak ada zaynabi, yang ada adalah zaynaba.

Seolah-olah pemerintah telah memutuskan pembatasan hak bagi ‘zaynab’ untuk memperoleh fasilitas ‘berat’ (tidak boleh berakhiran ‘n’) dan harus belajar berbagi.

Maksudnya, zaynaba dibagi untuk nasb dan jarr.

Jadi, untuk zaynab:

Raf’: tidak ada zaynabun, yang ada zaynabu.

Nasb: tidak ada zaynaban, yang ada zaynaba.

Jarr: tidak ada zaynabin, tidak ada zaynabi, yang ada zaynaba yang digunakan bersama dengan nasb.

Sekarang, Anda menjadi semakin ‘kaya’.

Anda pernah belajar bunyi akhir, lalu bunyi akhir kombinasi, dan sekarang Anda belajar fleksibilitas sebagian. 

Jadi kalau Anda ditanya tentang zaynabi, apakah kata itu raf’, nasb, atau jarr, maka Anda tidak akan menjawab: jarr. Meski bunyi akhirnya adalah ‘i’. Jawabnya adalah nasb.

Ini hanyalah sebuah contoh.

Setidaknya kita bisa membedakannya, membedakan kata zaynab atau kata-kata yang diwakilinya, dengan kata ‘muslim’.

Apa yang terjadi dengan kata ‘muslim’?

***

Sumber:

Bayyinah TV > Arabic > Understand Arabic > Dream > Basic Nahw > 08. Flexibility (00:00-05:23)


Materi AoQ Hari ke-11 (Part 2) | Joseph, David, and Abraham 

Oleh: Tim Chefs VoB

#BasicNahwVideo10Part2

Kata ‘muslim’ berbeda dengan kata ’zaynab’ yang fleksibel sebagian.

Karena kita sudah hafal Tabel MUSLIM 1, 2, DAN 3+ dan Tabel MUSLIM ‘RINGAN’, maka kita sudah paham bahwa kata ‘muslim’ itu fleksibel seutuhnya.

Bisa muslimun, musliman, muslimin.

Bisa juga muslimu, muslima, muslimi.

Kata ‘muslim’ menikmati hak-haknya sepenuhnya sebagai ‘penduduk asli’.

Hak untuk bisa punya un, an, in di akhir.

Hak untuk bisa ‘berat’ maupun ‘ringan’.

Beda dengan kata ’zaynab’.

Bagaimana dengan kata ‘muhammad’?

Termasuk fleksibel penuh, fleksibel sebagian, atau tidak fleksibel?

Jawabannya: fleksibel penuh.

da kata ‘muhammadun’, ‘muhammadan’, dan ‘muhammadin’.

مُحَمَّدٌ   مُحَمَّدً   مُحَمَّدٍ

Bagaimana dengan kata ‘yusuf’?

Termasuk fleksibel penuh, fleksibel sebagian, atau tidak fleksibel?

Jawabannya: fleksibel sebagian.

Kita hanya bisa mengatakan ‘yuusufu’ untuk raf’.

يُوْسُفُ   يُوْسُفَ

Untuk nasb, ‘yuusufa’.

Untuk jarr, ‘yuusufa’. Harus berbagi untuk nasb dan jarr.

Tidak ada ‘yuusufun’, ‘yuusufan’, ‘yuusufin’.

Kita tidak punya hak untuk bikin kata ‘yuusuf’ jadi ‘berat’.

Karena kata ‘yuusuf’ adalah fleksibel sebagian.

Perlu kita ingat kembali, ada tiga kategori ism tunggal dalam studi fleksibilitas ini:

1. Fleksibel penuh

2. Fleksibel sebagian

3. Tidak fleksibel.

Kita boleh untuk tidak terlalu memikirkan ism tunggal yang fleksibel penuh.

Karena hampir semua ism tunggal dalam bahasa Arab adalah fleksibel penuh.

Tidak ada gunanya mempelajari ism tunggal yang fleksibel penuh.

Mengapa?

Karena ism tunggal yang fleksibel penuh adalah kata-kata yang normal.

Yang benar-benar perlu kita pelajari adalah ism tunggal yang fleksibel sebagian dan yang tidak fleksibel.

Dari keduanya, yang fleksibel sebagian adalah yang jauh lebih penting untuk dipelajari.

Karena untuk yang tidak fleksibel, sebenarnya tidak ada masalah sama sekali.

Mari kita mulai mempelajarinya: ism tunggal yang fleksibel sebagian.

Apa yang perlu kita perhatikan di sini?

Ada tiga hal, yaitu bahwa ism tunggal yang fleksibel sebagian:

1. tidak bisa ‘berat’,

2. harus ‘ringan’, dan

3. tidak ada bunyi ‘i’ di akhir, meski jarr.

Yang nomor 1 dan 2 itu memang seperti itu ya. Memang harus ditegaskan seperti itu. Seperti kalau kita masukkan password. Diisikan dua kali. Tapi penegasan yang ini komplet: versi frasa negatif dan positif sekaligus, tapi maksudnya sama.

Tidak ada bunyi ‘i’ di akhir, meski jarr, mengingatkan kita ke contoh ’zaynaba’.

Bahkan ketika jarr, tidak berubah menjadi ’zaynabi’. Tetap ’zaynaba’.

Jadi ism tunggal yang fleksibel sebagian ini memang beda dengan ism yang normal, yang punya un, an, in di akhir.

Pola ism normal: un, an, in atau u, a, i di akhir.

Pola ism fleksibel sebagian: u, a, a di akhir.

Dengan kata lain:

Untuk ism normal, kita punya 3 versi.

Untuk ism fleksibel sebagian, kita punya 2 versi saja: (1) versi raf’, dan (2) versi yang dibagi antara nasb dan jarr.

Selanjutnya, penting buat kita untuk mengetahui tujuh kategori.

Tapi kita cukup tahu dua saja, untuk tujuan studi Al-Qur’an.

Dua itu saja, sudah mencakup sebagian besar permasalahannya.

Kategori pertama: Nama Non Arab

Nama non Arab artinya nama yang bukan berasal dari bahasa Arab. 

Kenapa kategori pertama ini menjadi masalah saat kita belajar bahasa Arab Al-Qur’an? Karena banyak nama-nama yang ada di Al-Qur’an yang aslinya adalah nama-nama non Arab.

Contohnya: Jibril.

Contoh ini, dan contoh-contoh yang akan disebutkan setelah ini, lebih kurangnya, bisa dengan mudah kita temukan padanan katanya dalam bahasa Inggris.

Jibril atau Gabriel.

جِبْرِيل

Ini mungkin mengejutkan Anda.

Tapi, ya begitulah kenyataannya.

Sulaiman juga masuk nama non Arab.

Ini mungkin juga mengejutkan Anda. 

Sulaiman atau Solomon.

سُلَيمَان

Yusuf, Daud, Ibrahim, mereka bertiga adalah juga nama-nama non Arab.

يوسف   دَاوُود   إِبْرَاهِيم   

Yusuf atau Joseph.

Daud atau David.

Ibrahim atau Abraham.

Nama-nama tadi adalah nama-nama orang, malaikat, yang mendahului bahasa Arab.

Nama-nama tadi disebutkan di naskah kitab suci sebelumnya, atau yang lainnya, dan bahasa yang lainnya.

Faktanya, Sulaiman, Yusuf, dan Daud, adalah anak-anak Israel. Nama-nama ini aslinya adalah nama-nama Ibrani (Hebrew). Nama-nama ini adalah versi bahasa Arab dari nama-nama Ibrani.

Ibrahim ‘alayhis salam adalah ayah dari bangsa Arab maupun bangsa non Arab.

Beliau adalah ayahanda Ishaq dan Ismail.

Jadi, jika Ibrahim ’alayhis salam adalah orang Arab, secara teknis anak-anaknya adalah bangsa Arab semuanya. Tapi tidak seperti itu faktanya.

Maka, tidak mungkin nama Ibrahim adalah nama asli Arab. Lebih tepatnya, nama Ibrahim adalah nama pra Arab.

Bagaimana dengan putra beliau, Ismail?

اِسْمَاعِيْل

Aslinya adalah Ibrani (Hebrew). Berasal dari kata ’isma’ yang artinya: mendengarkan. Lalu kata ’iil’ artinya: Tuhan. Jadi kata ’ismaa’iil’ artinya: Tuhan mendengarkan. Saat Ismail ’alayhis salam lahir, Ibrahim ’alayhis salam begitu gembira sehingga beliau menyatakan, “Tuhan mendengarkan.” Mendengarkan doa nabi Ibrahim yang menginginkan seorang putra. Dan pernyataan Ibrahim ’alayhis salam’ itu menjadi nama putranya. Tuhan mendengarkan. Ismail. 

Bagaimana dengan Ishaq?

***

Sumber: 

Bayyinah TV > Arabic > Understand Arabic > Dream > Basic Nahw > 08. Flexibility (05:23-10:23)


Diskusi dan Tanggapan AoQ Hari Ke-11

Kartika:

Assalamualaikum ka,Afwan tanya.berarti untuk kategori kata kata yang fleksibilitas sebagian ada pakai kata kata tertentu saja seperti زينب.atau semua kata kata bisa di jadikan dalam kategori fleksibilitas tidak penuh?

Dessy Harnita:

Insya Allah terjawab di Part 2 ya kak…

Tapi kalau misalnya setelah baca full Part 2 masih belum jelas, dipersilakan boleh bertanya lagi ya kak 🙏

***

Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahayaNya.🤲

Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiaraNya.🙏

Jazakumullahu khairan😊

Salam,

The Miracle Team

Arabic of the Quran

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s