[AoQ2020] Finding The Culprit


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

 

Arabic of the Quran (AoQ) Hari ke-5
Kamis, 10 September 2020

Materi AoQ Hari ke-5 | Finding the Culprit (Part 1a)

Oleh: Tim Chefs VoB
#BasicNahwVideo04Part1a

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Sebelum kita melangkah ke materi yang baru, yuk review dulu materi sebelumnya.

Definisi ism, semoga masih ingat ya.

Apa dong, ism itu?

Person, place, thing, idea, adjective, adverb, and more.

PP – TI – AA – aM.

Lanjut.

Ism punya empat sifat. 

Apa saja keempat sifat ism itu?

Keempat sifat itu adalah SGNT alias Status, Gender, Number, dan Type.

Yang paling sulit dari keempatnya adalah Status. Inilah yang akan kita bahas di sesi kali ini.

Ada empat pelajaran di sini. Dan kali ini kita akan mempelajari hal-hal yang mendasar. Alias basics. Dari salah satunya.

Dan sebelum kita mulai masuk ke pelajaran ini, yuk kita sama-sama melihat mental map dulu. Ibarat bumi yang kita diami, bisa dibagi menjadi beberapa benua. Masing-masing benua, bisa dibagi lagi menjadi beberapa negara. Selanjutnya, negara dibagi menjadi beberapa provinsi. Lalu kabupaten atau kotamadia. Makin kecil lagi adalah kecamatan, kelurahan, sampai RW dan RT.

Bagaimana dengan samudera kata-kata?

Pernah dengar pidato Bung Karno yang penuh semangat dan menggebu-gebu?

Atau pidato Bung Tomo?

Pidato itu menggunakan bahasa Indonesia, kan?

Bahasa yang digunakan dalam pidato itu bisa dibagi menjadi beberapa kalimat.

Lalu kalimat bisa dibagi menjadi beberapa kata.

Dan kita sudah mempelajari bahwa ada tiga jenis kata: ism, fi’l, dan harf.

Selanjutnya, ism punya empat sifat atau properties yaitu Status, Gender, Number, dan Type.

Dan di dalam Status, sda empat pelajaran. 

Kita sekarang berada di pelajaran pertama.

Bayangkan Anda memiliki sebuah folder di laptop Anda. Atau di Google Drive.

Folder itu bernama: Kata.

Di dalamnya ada tiga sub folder: (1) sub folder ISM, (2) sub folder FI’L, dan (3) sub folder HARF.

Lalu di dalam sub folder ISM, ada sub-sub folder lagi: (1) STATUS, (2) GENDER, (3) NUMBER, dan (4) TYPE.

Makin masuk ke dalam, di sub-sub folder STATUS, ada sub-sub-sub folder lagi: (1) pelajaran pertama, (2) pelajaran kedua, (3) pelajaran ketiga, dan (4) pelajaran keempat.

Kita sekarang berada di sub-sub-sub folder (1) pelajaran pertama.

Pelajaran pertama adalah tentang apa itu Status

Untuk memahaminya, ada contoh tiga kalimat berikut. 

Saya makan coklat terlalu banyak.

Gigi saya mulai sakit.

Dokter gigi memberi saya sebuah tambalan gigi.

Seperti biasa, alhamdulillah, kita tidak sekadar belajar bahasa Arab Al-Qur’an. Ada bonus pelajaran bahasa Inggris juga. Alhamdulillah.

Tiga kalimat tadi, bahasa Inggrisnya adalah:

I ate too much chocolate.

My tooth started hurting.

The dentist gave me a filling.

Contoh di atas adalah sebuah contoh yang tragis. 😃😃😃

Tapi itu cerita sungguhan. True story.

Ustaz Nouman yang mengalaminya.

Tapi beliau ngaku sudah baikan.

Dan sudah enggak sering ngemil coklat lagi sekarang.

😃😃😃

Di contoh ini, kita fokus ke I, My, dan me.

Sedikit penyegaran ya, terutama buat teman-teman yang bahasa Inggrisnya perlu disegarkan.

😃😃😃

I itu ‘saya’. Atau, ‘aku’.

I love you itu ‘aku cinta kamu’.

Tapi kalau ‘kamu cinta aku’ bukan you love I, tapi you love me.

‘Buku saya’, bahasa Inggrisnya bukan book I, tapi my book.

Begitu juga ‘topi saya’. Bukan hat I, tapi my hat.

Maka ‘gigi saya’ bukan tooth I, tapi my tooth.

Kita fokus ke ‘saya’, yaitu I, my, dan me, dalam tiga kalimat berikut:

I ate too much chocolate.

My tooth started hurting.

The dentist gave me a filling.

Kalo ini adalah sebuah picture story, di sebelah kata I ada foto ustaz, di sebelah kata My ada foto ustaz, di sebelah kata me ada foto ustaz juga.

Karena ketiga kata itu adalah tentang ustaz, bukan orang lain.

Karena ketiga kata itu adalah sama-sama tentang ustaz, boleh ditukar? Seperti ini:

Me ate too much chocolate

I tooth started hurting.

The dentist gave my a filling.

😃😃

Tiga kalimat ini adalah bahasa Inggris asal-asalan.

Secara tata bahasa, posisi me, I, dan my, salah tempat. 

Mungkin ada tetangga ustaz di New York dulu yang bahasa Inggris-nya seperti itu.

😃😃

Yang jelas, orang yang ‘normal’ susah paham kalau bahasanya begitu.

I punya tempatnya. My punya tempatnya. Me punya tempatnya. 

Ga bisa asal ditukar. 

‘Status’ itu kurang lebih seperti itu. Itu contoh dalam bahasa Inggris. Kalo bahasa Arab, gimana contohnya? Tenang. Sabar. Bentar lagi kita bahas.

Ada satu dari tiga peran yang dimainkan ism terkait statusnya.

Pertama, statusnya bisa sebagai pelaku. Atau, bahasa Inggrisnya adalah doer. Jangan dibaca ‘dower’ yach. Ini bukan tentang bibir. 😀😀 Bacanya: ‘duwer’.

Oke. Status pertama adalah pelaku atau doer

Status kedua adalah: detail dari sesuatu.

Status ketiga adalah: sebagai ‘after of’.

Halah! Apalagi ini!? 

He-he-he. Calm down guys.

Akan jauh lebih jelas setelah kita bahas satu per satu.

Status yang pertama adalah doer.

Artinya, seseorang atau sesuatu, melakukan sesuatu.

Kita kembali ke contoh kisah nyata.

I ate too much chocolate.

My tooth started hurting.

The dentist gave me a filling.

Kalimat pertama: 

I ate too much chocolate.

Siapa yang melakukan sesuatu?

Saya, atau kata I adalah the culprit alias pelakunya. 

Jadi kata I atau saya bertindak sebagai pelaku atau doer.

Kalimat kedua:

My tooth started hurting.

Siapa nih pelakunya sekarang?

My bukan doer.

Started juga bukan doer. Started adalah bentuk lampau. Kata yang stuck in the past, present, atau future, masuknya fi’l. Bukan ism

Tooth adalah thing. Berarti ism. Apakah tooth ‘melakukan sesuatu’?

Ya. Memang iya. Tooth memang melakukan sesuatu. Tooth is aching. Gigi sedang menderita sakit. Jadi tooth adalah ‘pelaku’-nya. Tooth is the doer. 

Boleh Anda coba sendiri untuk kalimat ketiganya?

Silakan ya, dicoba dulu.

Sebelum kita bahas kalimat ketiga di Part 1b, insya Allah.


Modul Basic Nahw

Jumlah video: 86

Judul video ini: 02. Introduction to Status

Video ke 4 dari 86 video.

Durasi: 17 menit 55 detik

Sumber: 

Bayyinah TV > Arabic > Understand Arabic > Dream > Basic Nahw > 02. Introduction to Status (00:00-05:20)


Diskusi dan Tanggapan AoQ Hari Ke-5 | Finding the Culprit (Part 1a)

Janti:

Ustadz, contoh yang diberikan dalam pelajaran kata demi kata menggunakan bahasa Inggris. Bisakah juga diberikan contoh yang bahasa Indonesia karena kaidahnya beda. Misalnya tentang adjective, adverb dan perubahan bentuk kata kerja atau kata benda yang mengikuti waktu dan jumlah serta masih banyak lagi. Supaya lebih jelas n ketika di awal praktek kan pastinya nyontek2 dulu ke terjemahan resmi.🤭


Materi AoQ Hari ke-5 | Finding The Culprit and The Details (Part 1b)

Oleh: Tim Chefs VoB

#BasicNahwVideo04Part1b

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Kalimat ketiga:

The dentist gave me a filling.

Ada dentist, ada me. Yang mana yang doing something? Yang mana pelakunya?

Me atau saya, tidak dalam posisi melakukan sesuatu, kecuali mungkin crying. Menangis meraung-raung karena giginya sedang ditambal. 😃😃

Me berada dalam posisi menerima sesuatu. Received something.

Yang melakukan sesuatu adalah dentist. Dokter gigi, yang sedang menambal gigi. Jadi pelaku atau doer di sini adalah dentist. Mas atau mbak dokter giginya.

Bonus, bonus, bonus!

Alhamdulillah ada bonus satu contoh lagi.

Allah created the earth. Allah menciptakan bumi ini.

Sudah jelas bahwa pelaku atau doer di sini adalah kata ‘Allah’.

Kita tidak bilang ‘Allah’, tapi kata ‘Allah’.

Karena yang sedang kita bicarakan di sini adalah sebuah kata.

Yang kita bicarakan bukan zat Allah Yang Maha Segalanya, tapi sebuah kata.

Yaitu kata ‘Allah’. Kata, yang di sini berfungsi sebagai pelaku. Yang melakukan sesuatu. Kata, yang doing something. Kata yang menjadi doer.

Satu lagi yach. Lebih baik belajar bahasa Al-Qur’an di rumah saja. Karena Covid-19 masih mengancam. Apalagi teman-teman di DKI, yang akan kehabisan hospitals untuk menampung penderita yang terkena virus pandemi. Semoga Allah bebaskan kita dari virus ini. Aamiin.

Ini dia contoh tambahan bonusnya.

The messenger of Allah taught his companions.

Kata yang mana, kata apa, di sini, yang menjadi do-er atau pelakunya?

Siapa yang melakukan the act of teaching atau kegiatan mengajar?

Jawabannya adalah the messenger of Allah atau Rasulullah SAW. 

Atau, kalau merujuk pada satu kata aja: messenger. Atau, kata ‘utusan’.

Nah. Begitu kita ketemu do-er atau pelaku, maka kita bilang do-er tersebut menyandang raf’ رَفْع status. 

Jadi, dalam contoh-contoh yang sudah kita bahas tadi:

I adalah raf’.

Tooth adalah raf’.

Dentist adalah raf’.

Kata ‘Allah’ adalah raf’.

Kata ‘messenger’ atau ‘utusan’ adalah raf’.

Mengapa begitu?

Karena messenger adalah yang melakukan aktivitas teaching.

Karena Allah adalah yang melakukan aktivitas menciptakan bumi.

Karena dentist alias dokter gigi adalah yang melakukan aktivitas menambal gigi.

Karena tooth adalah yang ‘melakukan aktivitas’ merasakan sakit.

Dan itu semua terjadi, “Karena saya adalah orang yang sangat piawai melakukan aktivitas makan coklat,” ustaz menambahkan.

😃😃

Jadi, mulai sekarang, mulai detik ini, janji nih, kita tidak akan lagi menggunakan istilah do-er. Sebisa mungkin. Selanjutnya kita akan menggunakan istilah raf’.

Oke: doer atau pelaku adalah raf’.

Hmmm. Harus dihafal nih istilahnya. Raf’. Raf’. Raf’.

Untuk membantu mengingat istilah raf’ biar lebih nancep lagi di ingatan, ada satu contoh lagi nih:

Raffi Ahmad menikahi Nagita Slavina.

Siapa pelakunya?

Raffi Ahmad.

Jadi Raffi adalah raf’.

Kalau lupa istilah bahasa Arab untuk ‘pelaku’, ingat aja contoh barusan. Semoga membantu. 😃😃

Alhamdulillah.

Kita baru saja mempelajari status yang pertama.

Status yang pertama adalah doer atau pelaku atau raf’.

Status berikutnya adalah the details of an act. Rincian kegiatannya. 

My tooth started hurting. Gigiku mulai sakit.

Terus ada yang tanya, “Tell me more about the act. I know who did the act, I know the raf’, but tell me something more about the act.”

“Ceritakan kepadaku tentang aktivitasnya. Tentang kegiatannya. Tentang tindakannya. Aku sudah tahu siapa yang melakukannya. Aku sudah tahu raf’ atau pelakunya, tapi ceritakan kepadaku sesuatu tentang tindakan atau perbuatan itu sendiri.”

Terus ditambah keterangannya: My tooth started hurting badly. Gigiku mulai sakit parah.

Atau, yang tanya detail tadi benar-benar menginginkan rincian yang benar-benar rinci:

When did it happen? Kapan kejadiannya?

Whom did it happen to? Terjadi kepada siapa? Atau: Siapa atau apa, yang terkena kejadian itu?

Why did it happen? Mengapa itu terjadi?

How did it happen? Bagaimana itu terjadi? 

Where did it happen? Di mana kejadiannya?

Rekan-rekan mungkin sudah sangat akrab dengan yang ini: 5W1H.

Who, What, When, Where, Why, and How.”

“Siapa, Apa, Kapan, Di mana, Mengapa, dan Bagaimana.”

Details of the act atau rincian kejadiannya adalah tentang 5W1H kecuali Who.

Mengapa pakai kecuali segala?

Tidak perlu dijelaskan. Karena grup ini adalah grup yang luar biasa.

Sudah tahu jawabnya.

😊😊🙏🏻🙏🏻

Tapi tetap ditulis juga di sini ya, jawabnya. Supaya Anda juga yakin bahwa jawaban Anda memang benar. 🙏🙏

Who dikecualikan karena Who adalah untuk raf’, bukan tentang details of the act.

Saat kita membahas raf’ sebelumnya, itu adalah tentang Who. Tentang siapa doer atau pelakunya.

Mari kita berlatih, sekarang. 

I ate an apple outside yesterday quickly. Saya makan satu buah apel di luar rumah kemarin secara cepat.

Yuk kita analisis.

Siapa doer atau pelakunya? I. Saya.

Pertanyaan berikutnya:

What did you eat? Apa yang Anda makan?

Itu adalah pertanyaan yang menanyakan detail.

Give me some details.” “Berikan kepadaku, atau beritahu aku, rinciannya.”

Pertanyaan berikutnya:

Where did you eat it? Di mana Anda memakannya?

Pertanyaan ini menanyakan detail yang lain, about the act, tentang tindakannya.

Give me some more details” atau “Beritahu aku rinciannya” berarti asking more questions about eating, mengajukan pertanyaan-pertanyaan lebih banyak tentang kegiatan ‘makan’.

What did you eat? Apple.

Apa yang Anda makan? Apel.

Where did you eat? Outside.

Di mana Anda makan? Di luar rumah.

When did you eat? Yesterday.

Kapan Anda makan? Kemarin.

How did you eat? Quickly.

Bagaimana Anda makan? Secara cepat. Atau, buru-buru.

Why did you eat?

Mengapa Anda makan?

Hehehe, pertanyaan yang ini belum ada jawabnya di contoh tadi.

Belum ada detailnya di situ.

Ditambah dulu berarti.

I ate an apple outside yesterday quickly out of hunger.

Saya makan satu buah apel di luar kemarin secara cepat karena kelaparan.

Nah, sekarang kelihatan detail tambahannya. 

Dengan satu tambahan detail ini, sekarang bisa dijawab pertanyaan, “Mengapa Anda makan?”

Why did you eat? Out of hunger.

Mengapa Anda makan? Karena kelaparan.

Bisa out of hunger. Bisa out of starvation. 

Sama saja.

Artinya sama-sama ‘karena kelaparan’.

Contoh-contoh di atas adalah additional questions about the act itself. Pertanyaan-pertanyaan tambahan tentang kegiatan atau perbuatan atau tindakan makan itu sendiri.

Oh ya, untuk mengidentifikasi 5W1H minus Who ini, kita harus mengidentifikasi the act. Kita harus mengidentifikasi kegiatannya. Dalam contoh tadi, kegiatannya adalah ate alias makan. Itulah aktivitas dari raf’.

Baiklah.

Sejauh ini kita sudah mengajukan dua pertanyaan mendasar.

Pertama, who did the act? Siapa yang melakukan kegiatannya?

Siapa pun yang melakukan the act, siapa pun yang melakukan tindakan itu, dia adalah raf’.

Kedua, apa pun pertanyaan selain itu tentang the act, 

what did he eat, (apa yang dia makan)

when did he eat, (kapan dia makan)

where did he eat, (di mana dia makan)

why did he eat, (mengapa dia makan)

how did he eat, (bagaimana dia makan)

alias pertanyaan-pertanyaan 5W1H minus Who,

semua pertanyaan itu, jawabannya adalah details.

Dan setiap satu detail itu, kita menyebutnya, tentu saja bukan raf’, tapi nashb. Tulisan bahasa Arabnya: نَصْب atau nasb (transliterasi dalam bahasa Inggris).

Diingat-ingat ya: nasb, nasb, nasb.

Ada bantuan lagi ga nih, biar lebih mudah mengingatnya? Seperti raf’ alias pelaku yang pakai contoh Raffi tadi?

Anda semua di grup ini cukup cerdas untuk memikirkannya sendiri. 😃😃

Tapi sebenarnya enggak susah-susah amat. Seperti halnya raf’ yang ‘dekat’ dengan kata ‘Raffi’, maka kata ‘nasb’ sepintas mirip dengan ‘nasib’. Ustaz makan coklat. Maka sudah ‘nasib’ coklat, jadi santapan ustaz. Makannya di rumah atau di luar, ‘nasib’ itu ustaz yang tentukan. Makannya dengan cepat atau diemut pelan-pelan, ‘nasib’ itu ustaz yang tentukan. Dan seterusnya. Jadi pelakulah yang menentukan details atau ‘nasib’ dari tindakannya.

Semoga membantu. 🙏🙏

*****

Modul Basic Nahw

Jumlah video: 86

Judul video ini: 02. Introduction to Status

Video ke 4 dari 86 video.

Durasi: 17 menit 55 detik

*****

Sumber: 

Bayyinah TV > Arabic > Understand Arabic > Dream > Basic Nahw > 02. Introduction to Status (05:20-10:00)

*****

***

Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahayaNya.🤲

Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiaraNya.🙏

Jazakumullahu khairan😊

Salam,

The Miracle Team

Arabic of the Quran

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s