بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Lessons from Bayyinah’s Production (LBP) Hari ke-41
Topik: Parenting
Sabtu, 01 Agustus 2020
Materi LBP Hari ke-41 Pagi | Berbuat Baik Kepada Orang Tua
Ditulis oleh: Muchamad Musyafa
Sumber: Bayyinah TV > Course > Parenting > 03. Children are a Blessing Part 2 – Parenting
Kita harus membesarkan anak kita dan memberi mereka pelajaran yang baik.
Allah ﷻ berfirman :
وَبِٱلۡوَٰلِدَيۡنِ إِحۡسَٰنًاۚ .
Dan kepada kedua orang tuamu, berbuat baiklah. (QS Al-Isra, 17:23)
Alasan kita ingin anak-anak kita berbuat baik kepada kita bukanlah untuk menyenangkan diri kita sendiri. Karena jika anak-anak kita berbuat baik kepada kita, maka mereka telah membangun surga mereka.
Esensi seperti inilah yang perlu disampaikan kepada anak-anak kita.
Jangan serta-merta kita menuntut anak-anak kita untuk membuat baik kepada kita. Akan lebih baik jika kita bisa menyampaikan alasan mengapa anak-anak kita harus berbuat baik dengan kita.
Jika kita bisa menanamkan esensinya, membangun akar pemahamannya, insyaallah buah yang manis akan tumbuh darinya. Dan anak-anak kita akan berbuat baik kepada kita dengan sendirinya.
Bahkan jika semisalnya kita adalah orang musyrik atau kafir, maka anak-anak kita harus tetap berbuat baik kepada kita.
Mengapa? Agar mereka bisa membangun surga mereka sendiri.
Oleh karena itu bukan karena dari sosok orang tua itu sendiri yang menjadikan anak harus berbakti. Tapi karena Allah ﷻ telah mewajibkannya. Allah ﷻ telah mewajibkan setiap anak untuk berbuat baik kepada kedua orang tuanya tidak peduli orang tuanya beragama apa. Jika mereka berhasil melakukannya maka ada hadiah surga bagi mereka.
Kita harus bisa memastikan bahwa kita memiliki hubungan yang harmonis dengan anak-anak kita. Jadikan diri kita jalan bagi mereka untuk menuju surga. Jangan jadikan hubungan buruk kita dengan anak-anak kita menjerumuskan anak-anak kita ke neraka.
Kita tentunya sudah paham bahwa berbuat durhaka pada orang tua adalah sebuah dosa besar. Maka jangan sampai anak-anak kita menjadi anak durhaka.
Lakukan apa pun yang bisa kita lakukan untuk memastikan anak-anak kita dekat kepada kita, menghormati dan menyayangi kita.
Pastikan mereka tidak melangkah ke jalan yang membawa mereka makin dekat dengan pintu neraka.
InsyaAllah bersambung ba’da zuhur
Diskusi dan Tanggapan LBP Hari ke-41 Pagi | Berbuat Baik Kepada Orang Tua
Didiet:
Tujuan parenting adalah memudahkan jalan anak kita ke surga.. Nice.. 👍
Nana:
Betul pak..kita perlu seimbang menyampaikan antara peringatan “Jangan melakukan ini ke ortu…ini dosa”… dan motivasi “Ayo nak lakukan ini..untuk bangun syurganya kakak/adik lho nanti..”
Gustya:
Jadi ingat salah satu teori parenting yang pernah saya baca: salah tujuan parenting adalah membuat anak melakukan suatu hal yang baik karena anak tau hal tsb. bermanfaat untuk dirinya sendiri.
Nana:
Love this…ini bisa dibentuk dari usia berapa ya mba?
Gustya:
Insya Allah sejak masih di kandungan bisa mulai kita bisikkan, Mbak Nana 😊
Nanti disesuaikan dengan proses tahapan pertambahan yang dialami. Misal: saat sudah tumbuh gigi (biasanya mulai usia 6 bulan) bisa diajak ngobrol tentang pentingnya sikat gigi supaya giginya sehat dan tanda syukur kepada Allah SWT.
Menantang sih saat anaknya sudah mulai besar dan merasa menggosok gigi adalah beban hahaha. Tapi at least dia tau bahwa menyikat gigi itu bermanfaat untuk dirinya sendiri.
Di saat malas gosok gigi, ada potensi konsekuensi yang harus si anak tanggung dan membuat tidak nyaman, misal: bau mulut, sakit gigi, dll.
Jadinya dia sendiri juga yang rugi
Materi LBP Hari ke-41 Siang | Anak yang Halim dan Anak yang Alim
Ditulis oleh: Muchamad Musyafa
Sumber: Bayyinah TV > Course > Parenting > 03. Children are a Blessing Part 2 – Parenting
Sudah menjadi kebiasaan bagi kita, ketika saudara kita, teman kita mendapatkan kelahiran seorang anak, maka kita akan menyampaikan ucapan selamat atasnya.
Begitu juga di dalam Al-Qur’an, Allah ﷻ sering memberikan selamat kepada para nabi ketika mereka memiliki keturunan.
Dalam memberikan ucapan selamat-Nya, Allah ﷻ mengutus malaikat kepada nabi Ibrahim ’alayhissalam yang akan segera dikaruniai anak.
Firman-Nya :
وَبَشَّرۡنَٰهُ بِإِسۡحَٰقَ نَبِيّٗا مِّنَ ٱلصَّٰلِحِينَ
Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq seorang nabi yang termasuk orang-orang yang saleh. (QS Ash-Shaaffaat, 37:112)
وَٱمۡرَأَتُهُۥ قَآئِمَةٞ فَضَحِكَتۡ فَبَشَّرۡنَٰهَا بِإِسۡحَٰقَ وَمِن وَرَآءِ إِسۡحَٰقَ يَعۡقُوبَ
Dan istrinya berdiri lalu dia tersenyum. Maka Kami sampaikan kepadanya kabar gembira tentang (kelahiran) Ishaq dan setelah Ishaq (akan lahir) Yaqub. (QS Hud, 11:71)
Pada bagian surat Hud di atas, Allah ﷻ tidak hanya memberi selamat kepada nabi Ibrahim ’alayhissalam atas kelahiran Ishaq ’alayhissalam saja, tetapi juga karena setelah Ishaq ’alayhissalam, akan lahir Yaqub ’alayhissalam dan selanjutnya, dan selanjutnya. Nabi Ibrahim ’alayhissalam akan menjadi seorang kakek dari anaknya yang nanti akan lahir.
Ketika berita kelahiran nabi Ismail ’alayhissalam disampaikan, nabi Ibrahim ’alayhissalam sudah tua. Lalu ternyata beberapa tahun setelahnya masih diikuti dengan kelahiran nabi Ishaq ’alayhissala. Bahkan setelah itu akan datang cucu-cucunya.
Berita mengejutkan ini telah membuat istri nabi Ibrahim ’alayhissalam terheran-heran.
ءَأَلِدُ وَأَنَا۠ عَجُوزٞ
Mungkinkah aku akan melahirkan anak padahal aku sudah tua (QS Hud, 11:72)
Ekspresi keterkejutan ini terekam pada ucapannya يَٰوَيۡلَتَىٰٓ Wah? Serius?
Terlebih lagi istri nabi Ibrahim ’alayhissalam juga menyadari bahwa suaminya sendiri sudah sangat tua juga.
وَهَٰذَا بَعۡلِي شَيۡخًا
Dan suamiku ini sudah sangat tua (QS Hud, 11:72)
Hingga ucapannya ditutup dengan pengakuan bahwa berita ini sungguh luar biasa.
Sungguh AJIIIBBB 👍🏼
إِنَّ هَٰذَا لَشَيۡءٌ عَجِيبٞ
Ini benar-benar sesuatu yang ajaib.
Lalu malaikat menjawabnya :
قَالُوٓاْ أَتَعۡجَبِينَ مِنۡ أَمۡرِ ٱللَّهِۖ رَحۡمَتُ ٱللَّهِ وَبَرَكَٰتُهُۥ عَلَيۡكُمۡ أَهۡلَ ٱلۡبَيۡتِۚ إِنَّهُۥ حَمِيدٞ مَّجِيدٞ
Mereka (para malaikat) berkata, “Mengapa engkau merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat dan berkah Allah, dicurahkan kepada kamu, wahai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji, Maha Pengasih.” (QS Hud, 11:73)
Kehadiran seorang anak adalah rahmat dan berkah dari Allah ﷻ. Mercy and blessing of Allah
قَالُواْ لَا تَوۡجَلۡ إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَٰمٍ عَلِيمٖ
(Mereka) berkata, “Janganlah engkau merasa takut, sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran seorang) anak laki-laki (yang akan menjadi) orang yang pandai (Ishaq).” (QS Al-Hijr 15:53)
Dari surat Al-Hijr di atas, diberitakan pula bahwa Ishaq ’alayhissalam akan menjadi anak yang berilmu (alim). Tidak perlu menunggu sampai Ishaq ’alayhissalam menjadi dewasa, ketika kecil (ghulam) Ishaq ’alayhissalam sangat berilmu.
Lalu berbicara tentang Ismail ’alayhissalam
فَبَشَّرۡنَٰهُ بِغُلَٰمٍ حَلِيمٖ
Maka Kami beri kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang sangat sabar (Ismail). (QS Ash-Shaaffaat, 37:101)
Ayat ini mengidentifikasikan Ismail sebagai ghulamun halim (anak yang lembut), yang sekaligus merupakan bantahan terhadap Ahlul-Kitab yang mengatakan bahwa Ismail adalah seorang anak yang kasar (Kitab Kejadian 16: 11-12). Sementara kelahiran Ishaq a.s., dalam Al-Qur’an, diidentifikasi dengan kata ghulamun alim (anak yang berpengetahuan).
Begitu luar biasa sifat halim yang ada pada Ismail ’alayhissalam, tidak memberontak bahkan merelakan dirinya dikorbankan demi menjalankan perintah Ilahi. Dari keturunan Ismail ’alayhissalam ini lahirlah junjungan besar kita Muhammad ﷺ yang tidak dapat disangkal lagi mewarisi sifat halim.
InsyaAllah bersambung ba’da Ashar
Materi LBP Hari ke-41 Sore | Parenting dan Idul Adha
Ditulis oleh: Muchamad Musyafa
Sumber: Bayyinah TV > Course > Parenting > 04. Children are a Blessing Part 3 – Parenting
Pada sesi penutup ini kita akan bahas kaitan parenting dengan apa yang kita rayakan hari ini.
Hari raya haji atau orang sering menyebutnya hari raya Idul Adha.
Beberapa hari yang lalu, kaum muslim menunaikan ibadah haji di Mekah. Hingga ditutup dengan perayan idul Adha hari Jumat kemarin.
Salah satu tanda betapa pentingnya orang tua tergambar di dalam salah satu bagian ritual haji. Perlu kita ketahui bahwa beberapa rukun haji berkaitan dengan parenting. Ada hubungan orang tua dan anak yang diabadikan di sana.
Jika kita berpikir tentang haji, kegiatan apa yang pertama kali terlintas di benak kita?
Thawaf.
Saat itu, nabi Ibrahim alayhissalam menaikkan fondasi rumah Allah ﷻ bersama dengan anaknya, Ismail alayhissalam. Setelah itu nabi Ibrahim alayhissalam mengangkat tangannya lalu memanjatkan doa. Dan doa itu yang kemudian Allah ﷻ kabulkan, dengan diangkatnya Muhammad ﷺ sebagai rasul terakhir .
رَبَّنَا وَٱبۡعَثۡ فِيهِمۡ رَسُولٗا مِّنۡهُمۡ يَتۡلُواْ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَيُزَكِّيهِمۡۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُ
Ya Tuhan kami, utuslah di tengah mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu dan mengajarkan Kitab dan Hikmah kepada mereka, dan menyucikan mereka. Sungguh, Engkaulah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.” (QS Al-Baqarah, 2:129)
Kini apa yang mereka bangun itu menjadi Ka’bah. Sebuah tempat yang selalu di rindukan kaum muslim sedunia. Banyak orang yang ber-thawaf mengelilinginya.
Itulah Ka’bah, sebuah bangunan yang didirikan oleh seorang ayah bersama anaknya.
Lalu ada juga ritual di Safa dan Marwa,
إِنَّ ٱلصَّفَا وَٱلۡمَرۡوَةَ مِن شَعَآئِرِ ٱللَّهِۖ فَمَنۡ حَجَّ ٱلۡبَيۡتَ أَوِ ٱعۡتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيۡهِ أَن يَطَّوَّفَ بِهِمَاۚ وَمَن تَطَوَّعَ خَيۡرٗا فَإِنَّ ٱللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ
Sesungguhnya Safa dan Marwah merupakan sebagian syiar (agama) Allah. Maka barang siapa beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, tidak ada dosa baginya mengerjakan Sai antara keduanya. Dan barang siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka Allah Maha Mensyukuri, Maha Mengetahui (QS Al-Baqarah, 2:158)
Tidak diragukan lagi Safa dan Marwa merupakan tanda besar dari Allah ﷻ . Di sini ingin disampaikan bahwa Allah ﷻ tidak hanya memuliakan anak, tapi melalui anaknya Allah ﷻ juga memuliakan orang tua tersebut.
Apa itu Safa dan Marwa? Apa yang kita lakukan di sana?
Berlari di antara puncak Safa dan Marwa.
Mengingatkan kita tentang apa?
Perjuangan seorang ibu. Mencari air untuk bayinya.
Ada hubungan antara orang tua dan anak di sini.
Apa yang dilakukan di Safa dan Marwa sesungguhnya memperingati bentuk kepedulian seorang Ibu kepada anaknya.
Lalu haji tidak akan lengkap tanpa adanya Kurban. Mengorbankan hewan ternak untuk mendapatkan rida Allah.
Dan sekali lagi ini tentang ayah dan anaknya. Meskipun besar cinta sang ayah terhadap anaknya, Nabi Ibrahim alayhissalam harus mengorbankan anaknya Ismail alayhissalam yang sabar dan penurut itu.
Dan ini juga terkait dengan parenting. Banyak rasa yang terlibat disana. Cinta, rindu, penghambaan dan kepatuhan.
Romantisme antara ayah, anak dan tuhannya. Sebuah pengorbanan yang dilakukan bersama ayah dan anaknya untuk rida (kerelaan) Allah ﷻ
Atas cintanya yang amat besar kepada Ismail alayhissalam, nabi Ibrahim alayhisalam diuji oleh Allah ﷻ.
Allah ﷻ ingin melihat apakah nabi Ibrahim alayhissalam lebih mencintai anaknya, atau mencintai tuhannya.
Dan itu menjadi pesan penting dalam parenting, bahwa sebesar apapun cinta kita pada anak-anak kita, Allah ﷻ lah yang paling berhak dicintai. Seharusnya cinta pada-Nya berada di urutan paling atas. Di atas segala sesuatu.
Dari situ kita akan paham mengapa nabi Ibrahim alayhissalam mendapatkan sebutan sebagai kekasih Allah ﷻ .
Insyaallah bersambung pekan depan.
***
Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahayaNya.🤲
Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiaraNya.🙏
Jazakumullahu khairan😊
Salam,
The Miracle Team
Lessons from Bayyinah’s Production
Assalamuallaikum! Saya mau bertanya saya mau belajar lagi lebih dalam mengenai Haji, apakah ada rekomendasi kajian yg mana atau link tulisan mana yg perlu saya baca? Terima kasih 😀
LikeLike
Waalaikumussalam, mohon maaf kak, di blog kami belum ada tulisan khusus haji
LikeLike