[LBP2020] The Qur’an from a Literary Perspective


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Lessons from Bayyinah’s Production (LBP) Hari ke-25
Topik: Divine Speech
Kamis, 16 Juli 2020

Materi LBP Hari ke-25 Pagi | The Qur’an from a Literary Perspective

Diterjemahkan oleh: N. Anbarsanti dengan penyesuaian bahasa

Al-Qur’an dari Sudut Pandang Sastrawi

Dalam bahasan sebelumnya, telah dijelaskan bahwa Bangsa Arab telah ribuan tahun ditinggalkan sendirian (tidak dijajah oleh Romawi atau Persia, red) sehingga Bahasa Arab tidak terpengaruh oleh bangsa-bangsa dari luar Arab. Bahasa Arab terus-menerus berkembang sehingga menjadi bahasa yang unggul. 

Ketika kita hanya berbicara dengan sesama kita dalam waktu yang lama, apa yang akan terjadi? Kita akan membuat dan mengembangkan bahasa kita sendiri. Seperti dua orang yang berteman dalam waktu yang lama, lalu mereka punya kode mereka sendiri. Tidak ada orang lain yang mengerti kode yang mereka buat, hanya mereka sendiri yang mengerti. Terbayang kan ya? Kalau dalam bahasa Indonesia, kita punya kode-kode baru seperti SKSD, baper, pansos, dan lain-lain.

Dalam kehidupan sosial juga begitu. Bangsa Arab hanya bersosialisasi dengan sesama mereka sendiri, dan mereka mengembangkan kode-kode di antara mereka sendiri. Hanya mereka yang mengerti dan orang lain tidak ada yang mengerti. Jadi, ketika ada orang yang datang dari luar Arab, orang Arab akan mengatakan, “Wah ini orang Ajam, dia terbelakang, dia ketinggalan karena dia enggak mengerti obrolan kita. Kita lebih maju dong karena kita punya kode canggih di antara kita sendiri”. Kode-kode terus dikembangkan oleh orang Arab pada masa itu, dan Bahasa Arab menjadi bahasa yang tinggi dan mengagumkan. 

Penting juga untuk mengetahui apa saja sih yang dihasilkan oleh orang Arab. Biasanya, sebuah bangsa membangun gedung-gedung tinggi, artefak terbesar di dunia, seni, literatur, dan lain sebagainya. Sedangkan orang Arab sebenarnya tidak menghasilkan apa-apa. Biasanya setiap bangsa merasa harus punya sesuatu yang membuat mereka bangga. Sehingga mereka bisa berpikir “Kami punya sesuatu yang terbesar di dunia lho”. Nah orang-orang Arab berpikir, apa sih yang mereka punya, dan itu terbesar di dunia? Ya, mereka punya…… bahasa. 

Coba perhatikan deh, jika kita punya sesuatu yang kita banggakan, biasanya kita perhatian sekali dengan sesuatu itu. Jika ada sebuah bangsa yang sangat bangga pada sesuatu, maka bangsa tersebut akan benar-benar menjaga dan memperhatikan sesuatu itu. Begitu pun orang Arab. Mereka bangga sekali dengan Bahasa Arab dan benar-benar menjaga dan memperhatikan bahasa mereka. 

Nah sekarang, coba kita ambil satu langkah lebih maju. Kita sudah paham mengapa Bahasa Arab sangat murni dan sangat berkembang (di antara mereka sendiri, red). Bangsa Arab menggunakan bahasa mereka dengan cara yang menarik. Ada sebuah contoh yang membuktikan betapa murni dan canggihnya Bahasa Arab yang disajikan berikut ini.

Ada sebuah kisah tentang seorang pria yang sangat miskin. Dia tidak punya uang sama sekali dan dia sudah menikah. Oleh karena itu, istrinya sering komplain kepadanya karena kekurangan uang. Lalu, pria tersebut membuat puisi yang isinya begini, “Hujan deras sedang memerangi sebuah rumah yang ada di puncak bukit”.  Puisi ini jika diterjemahkan akan jadi aneh dan terkesan gila. “Hujan yang deras sedang dalam perang, memerangi rumah yang lokasinya ada di puncak bukit”. Kita tahu pria itu miskin, edan, tapi sebenarnya pria itu jenius. Pria itu mampu membuat kode. 

Jika kode itu di-decode, maka artinya sebagai berikut:

Bersambung إنْ شا الله  ba’da Zhuhur. 😊


Materi LBP Hari ke-25 Siang | The Qur’an from a Literary Perspective (Part 2)

Diterjemahkan oleh: N. Anbarsanti dengan penyesuaian bahasa.

Al-Qur’an dari Sudut Pandang Sastrawi

Bayangkan ada hujan yang deras, dan bayangkan ada sebuah bukit, atau sebuah gunung. Nah di atas gunung itu ada sebuah rumah. Ketika hujan, ke mana air hujan mengalir? Apakah air hujan akan tetap berada di puncak gunung atau turun ke bawah gunung? Air hujan tersebut turun ke bawah gunung kan ya? Jadi, air hujan akan menggenang di bagian bawah gunung. 

Air hujan ‘menyerang’ rumah, tapi air hujan itu tidak pernah bertahan di sana. Air itu tidak bertahan di puncak gunung karena genangan air hanya mungkin terjadi di bagian bawah gunung. 

Jadi, pria puitis tadi sebenarnya mengatakan, kekayaan datang dari Allah, kekayaan datang dari langit. Pria tersebut menyebut dirinya sebagai orang yang posisinya ‘tinggi’. Kapanpun kekayaan datang kepadanya, kekayaan itu pasti langsung meninggalkannya. Dan orang-orang yang ada dalam kekayaan sebenarnya dalam kondisi ‘terbenam dalam air hujan dan lumpur’ di bawah gunung.

Begitulah contoh kode yang orang-orang Arab bicarakan. Kadang lucu sekali, kadang menarik sekali. Menarik untuk mengetahui bahwa orang Arab itu kreatif sekali dalam membuat kode-kode dalam Bahasa Arab.

Tapi apa yang terjadi saat ini? Jauh setelah zaman di mana Bahasa Arab masih murni, Islam sudah sempat menang dan berjaya, dan Allah telah memberikan diin Islam ini kemenangan. Lalu orang-orang mulai memasuki Islam. Orang-orang terdiri dari banyak sekali bangsa dan etnis. Pada awalnya, orang-orang itu belum bergabung dengan Islam, lalu mereka mulai bergabung. Benua Asia dikuasai oleh Islam, wilayah Roma dikuasai oleh Islam, mereka seluruhnya menjadi bagian dari Islam. Populasi Muslim menjadi sangat besar. Populasi Muslim bertambah menjadi sangat besar secara tiba-tiba hanya dalam waktu beberapa tahun saja.

Tapi… apakah semua wilayah dan orang-orang itu orang Arab? Apakah semua orang itu mulai belajar Bahasa Arab? Apakah kebanyakan orang Muslim itu punya kemampuan berbahasa Arab dengan baik, atau buruk? Sepertinya banyak yang kemampuan berbahasa Arabnya kurang baik ya. Hehehehe memalukan tidak sih. 

Sekarang, ada jutaan orang yang punya kemampuan bahasa Arab yang kurang baik. Dan karena mereka semua adalah muslim, mereka mau melaksanakan Umrah, mereka ingin mengunjungi Madinah, mereka ingin tinggal di tanah Arab.

Karena Islam begitu berkembang, banyak orang asing datang ke tanah Arab. Orang-orang Persia, orang-orang Roma, orang-orang India… semuanya datang ke tanah Arab. Menurutmu, jika banyak orang asing datang ke tanah Arab, bahasa lokal mereka akan menjadi lebih baik atau menjadi lebih buruk? Ini benar-benar terjadi di dunia ini kan sekarang. Ketika banyak orang asing datang, kualitas berbahasa Arab dengan baik mulai pergi menghilang. Sekarang, Bahasa Arab sedang menurun. Karena terlalu banyak human errors. Itulah yang terjadi, dan mungkin kita punya andil dalam hal itu.

Bersambung إنْ شا الله ba’da Ashar. 😊


Materi LBP Hari ke-25 Sore | The Qur’an from a Literary Perspective (Part 3)

Diterjemahkan oleh: N. Anbarsanti dengan penyesuaian bahasa.

Al-Qur’an dari Sudut Pandang Sastrawi

Salah satu contohnya adalah pengalaman Ust. Nouman sendiri saat beliau menghabiskan masa mudanya di New York. New York adalah pusat imigrasi. Orang dari seluruh dunia datang dan pindah ke New York. Dan setelah beliau mengelilingi berbagai tempat di Amerika Serikat, Ust. Nouman menyadari bahwa Bahasa Inggris terburuk ada di New York. Ini terjadi karena New York adalah pusat imigrasi dunia, di mana semua orang datang ke sana.

Kota-kota besar memiliki bahasa lokal yang tidak bagus. Ust. Nouman berani bertaruh bahwa desa-desa di Malaysia memiliki banyak bahasa lokal atau bahasa tradisional yang lebih baik dari kota-kota besar di Malaysia. Apalagi Kuala Lumpur, kemungkinan besar memiliki bahasa lokal paling buruk. Mengapa itu terjadi? Karena banyak orang asing yang datang dari luar dan mempengaruhi bahasa lokal.

Dan sekarang, Bahasa Arab mengalami penurunan. Mungkin kita berpikir ini membutuhkan waktu ratusan tahun sampai penurunan ini terjadi. Tapi, sebenarnya apakah membutuhkan waktu lama atau waktu yang sebentar bagi sebuah bahasa untuk mengalami degradasi? Sebenarnya kita sudah tahu jawabannya. Cukup dengan waktu yang sangat sebentar bagi sebuah bahasa untuk berubah.

Ust. Nouman memiliki pengalaman pribadi terkait ini. Ust. Nouman mempelajari Bahasa Urdu di sebuah sekolah di Pakistan sampai kira-kira berumur 14-15 tahun. Lalu, beliau pindah dari sana dan tidak pernah kembali ke Pakistan lagi sejak saat itu. Sehingga beliau sudah tidak mempelajari dan menggunakan lagi Bahasa Urdu sejak 20 tahun yang lalu. Lalu setelah puluhan tahun, Ust. Nouman diminta untuk mengisi lecture dalam Bahasa Urdu. Tapi Bahasa Urdu yang Ust. Nouman ingat hanya bahasa Urdu yang dulu dipelajarinya di sekolah. Sehingga, Ust. Nouman terkadang mengeluh mengapa bahasa Urdu rumit sekali. Sering kali Ust. Nouman meminta untuk menggunakan lebih banyak Bahasa Inggris daripada Bahasa Urdu dalam lecture nya.

Bahkan di Pakistan, Bahasa Urdu yang digunakan 20 tahun yang lalu adalah Bahasa Urdu yang berbeda dengan saat ini. Jadi, orang-orang pada masa lalu tidak menggunakan bahasa yang sama dengan bahasa yang digunakan pada saat ini. 

Bahkan seorang sahabat Rasulullah ﷺ menyadari bahwa Bahasa Arab mengalami penurunan. Ada sebuah narasi yang menarik dari sahabat Ali ra, saat beliau sedang berjalan-jalan, beliau melihat sekelompok anak-anak sedang bermain sambil mengobrol satu sama lain. Lalu Ali ra. berkata, “Ini bukan Bahasa Arab”. Bayangkan seorang anak Arab yang sedang mengobrol satu sama lain didengar oleh Ali ra, lalu Ali ra. mengatakan, ”Ini bukan bahasa Arab”. 

Jadi, yang terjadi adalah, setiap bahasa mengalami degradasi.

Bersambung إنْ شا الله pekan depan 😊


Diskusi dan Tanggapan LBP Hari ke-25 Sore | The Qur’an from a Literary Perspective (Part 3)

Sosiawan:

Kalau tidak salah bukankah salah satu alasan Rasulullah disusui oleh ibu susu dari pedalaman adalah agar bisa berbahasa Arab yang murni.

Ario:

Iya benar

Para perempuan yang menyusui anak berasal dari suku yang memiliki ketinggian Bahasa Arab.

Dalam hal ini DR Yasir Qadhi mengatakan “..known for fluency in Arabic”. Sebagaimana kehidupan kota, Bahasa di kota Makkah sudah banyak berubah. Sebagai contoh, untuk saat ini koran-koran Bahasa Arab 30% mengandung konten Bahasa Inggris. Hal-hal seperti ini tidak akan terjadi di padang pasir. Masyarakat Arab saat itu memikirkan dampak jangka panjangnya. Mereka mengirimkan anak-anak mereka pada sebuah suku yang masih berbahasa Arab asli. Yang paling terkenal adalah suku dari Banu Sa’d ibn Bukr. Suku ini lah yang merawat Nabi Muhammad SAW.

https://anasejati.wordpress.com/2016/03/09/mengapa-rasulullah-saw-disusui-oleh-halimah-seri-sirah-nabawiyah-01/

***

Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahayaNya.🤲

Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiaraNya.🙏

Jazakumullahu khairan😊

Salam,

The Miracle Team

Lessons from Bayyinah’s Production

2 thoughts on “[LBP2020] The Qur’an from a Literary Perspective

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s