[LBP2020] Memaknai Al-Hayyu dan Al-Qoyyum


Lessons from Bayyinah Production (LBP) Hari Ke-24
Topik: Pearl of Ali Imran
Rabu, 15 Juli 2020

Materi LBP Hari Ke-24 Pagi | Memaknai Al-Hayyu dan Al-Qoyyum

Disarikan oleh: Indri Djangko

Pekan sebelumnya kita sudah bahas bahwa pada bagian awal QS Ali Imran, لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ adalah informasi tambahan dari lafaz jalalah untuk memberi penekanan, yaitu penekanan bahwa sebelum kita mengakui Allah menurunkan Al-Qur’an (نَزَّلَ عَلَيۡكَ ٱلۡكِتَٰبَ بِٱلۡحَقِّ), kita harus mantap dulu bahwa tidak ada tuhan selain Allah.

Nah, hari ini mari kita bahas lebih lanjut terkait ayat kedua QS Ali Imran, khususnya terkait Al-Hayyu dan Al-Qoyyum.

Berkaitan dengan Allah Al-Hayyu dan Al-Qoyyum, ustad Nouman mengajak kita untuk kembali lagi ke QS Al-Baqarah mulai ayat 255 dan seterusnya sampai ayat 261. Allaahu laa ilaaha illa huwalhayyulqoyyum, dst.

Dari ayat perayat tersebut kita akan melihat bahwa kehidupan adalah subyek yang besar. Melalui berbagai perumpamaan, Allah menggambarkan tentang kehidupan dan kematian (yuk sambil dibuka Al-Qur’an dan terjemahnya, ya)

1. … فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ …
(QS 2:256)
Ada persoalan kehidupan dan kematian pada saat kita berpegang kuat pada satu rantai/ jangkar kapal saat menghadapi badai di lautan.

2. … اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوا يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ …
(QS 2:257)
Ketika Allah mengeluarkan orang beriman dari kegelapan menuju cahaya, itu juga berhubungan dengan kematian yang menuju kehidupan.

3. … إِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّيَ الَّذِي يُحْيِي وَيُمِيتُ قَالَ أَنَا أُحْيِي وَأُمِيتُ …
(QS 2:258)
Ketika Ibrahim berkata ‘Tuhanku adalah yang Menghidupkan dan Mematikan’.

4. … قَالَ أَنَّىٰ يُحْيِي هَٰذِهِ اللَّهُ بَعْدَ مَوْتِهَا …
(QS 2:259)
Di ayat ini juga Allah berbicara tentang kehidupan dan kematian. Ketika Allah menghidupkan kembali sebuah negeri setelah hancur dan menghidupkan seorang manusia setelah mematikannya selama 100 tahun.

5. … وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ أَرِنِي كَيْفَ تُحْيِي الْمَوْتَىٰ ۖ قَالَ أَوَلَمْ تُؤْمِنْ …
(QS 2: 260)
Di ayat ini Ibrahim meminta Allah untuk memperlihatkan bagaimana Allah menghidupkan orang-orang mati dalam rangka memantapkan hati Ibrahim. Kemudian Allah berfirman meminta Ibrahim untuk mengambil 4 ekor burung, mencincangnya kemudian meletakkan bagian-bagiannya di setiap bukit, dst.

كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ. … 6…
(QS 2:261)
Di sini Allah kembali membuat perumpamaan tanaman yang tumbuh dari biji (yang notabenenya tampak seperti mati). Allah melipatgandakan bulir-bulir yang berasal dari biji. Disini Allah berbicara tentang hidup, hidup, dan kehidupan.

Maka begitulah, Allah Yang Maha Menghidupkan dan Yang Maha Mematikan menggambarkan kehidupan dan kematian dengan banyak cara dan perumpamaan yang seharusnya membuat kita semakin yakin bahwa tidak ada tuhan selain Allah.

Pernyataan ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلۡحَيُّ ٱلۡقَيُّومُ di awal surat menjadi penting untuk mengatur ritme dan menyampaikan isi QS Ali Imran, karena dakwah kepada orang Nasrani adalah seputar apa yang terjadi kepada Isa AS:

Apakah Isa AS masih hidup ataukah sudah meninggal?

Apakah makna dari kehidupan?

Siapa yang berkuasa atas kehidupan dan kematian?

Yesus akan membangkitkan kita dan berbagai kesalahpahaman tentang Allah Al-Hayyu dan Al-Qoyyum, yang juga akan mencederai Allah sebagai satu-satunya ilah.

Na’uudzu billaahi min dzaalik


Materi LBP Hari Ke-24 Siang | Memaknai Al-Hayyu dan Al-Qoyyum

Disarikan oleh: Indri Djangko

Kita lanjut ke ayat 3 QS Ali Imran ya.

Nazzala ‘alaykal kitaaba.

Untuk membantu kita memahami ayat ini, ustad Nouman membacanya dengan cara menyambungkan permulaan ayat ketiga dengan ayat kedua, sehingga menjadi Allahu laa Ilaaha illahu, Allah Al-Hayyu, Allah Al-Qoyyum, lalu Allahu nazzala ‘alaykal kitaaba. Dengan kata lain, Allah tidak ada Tuhan selain Dia, Allah Al-Hayyu, Allah Al-Qoyyum dan Allah juga yang menurunkan kitab ini untukmu.

FYI, di dalam Al-Qur’an, kitab dapat bermakna keseluruhan wahyu atau bisa ditujukan khusus untuk satu surat. Dengan kata lain, satu surat juga bisa dikatakan kitab. Sehingga pada beberapa konteks di dalam QS Ali Imran sendiri, Al-Hayyu dan Al-Qoyyum (Yang Menurunkan Kitab) ini akan mengubah cara kita memaknai alur subjek yang dibicarakan dalam surat ini.

Pemaknaan tentang Al-Hayyu dan All-Qoyyum (Yang Menurunkan Kitab) ini harus menjadi renungan mendalam, tidak hanya untuk orang Nasrani, tapi juga untuk orang yang beriman. Mari kita bahas dulu implikasinya bagi orang yang beriman.

Semua yang kita baca di dalam surat ini harus memperkuat satu hal utama: Laa Ilaaha illaa huwa, dan juga harus memperkuat hal lainnya: Allah al-Hayyu. Jika kita lihat, setengah bagian terakhir QS Ali Imran akan berbicara tentang pasca Perang Uhud, dimana pasukan muslim kehilangan banyak nyawa. Hal ini juga menimbulkan kekhawatiran tentang bagaimana risalah akan dipertahankan? Bagaimana cara mendapatkan kembali kejayaan pasca kalah Perang Uhud?

Well, actually, semuanya akan baik-baik saja, jika di dalam diri seorang muslim ada keyakinan bahwa Allah adalah Al-Hayyu dan Al-Qoyyum


Materi LBP Hari Ke-24 Sore | Memaknai Al-Hayyu dan Al-Qoyyum

Disarikan oleh: Indri Djangko

Nazzala ‘alaykal kitaaba.

Ada perbedaan antara Allahu nazzala dan nazzalallaahu. Kali ini kita akan khusus membicarakan soal makna Allahu nazzala, yaitu:

1. Allah-lah yang menurunkan kitab ini (Al-Qur’an), bukan yang lain. Ini adalah respon atas pernyataan bahwa Al-Qur’an berasal dari setan dan bahwa kitab sebelumnya dari Tuhan, sedangkan yang ini (Al-Qur’an) tidak. Ada ahli kitab yang berpendapat seperti itu. Allahu nazzala mempertegas kembali bahwa Al-Qur’an juga dari Allah.

2. Bermakna imtinan, artinya Allah mengingatkan kita bahwa Allah-lah yang memberikan pertolongan-Nya dengan menurunkan Al-Qur’an. Jadi, Allahu nazzala ‘alaykal kitaaba berarti Allah, apakah kamu menyadarinya, Allah-lah yang menurunkan kitab untukmu.

Makna imtinan ini berkaitan dengan isu tentang mindset.

Mempelajari Al-Qur’an ada seninya. Mempelajari Al-Quran berbeda dengan mempelajari buku lain. Ia membutuhkan reorientasi terus-menerus bahwa Al-Qur’an adalah kebaikan dan pertolongan dari Allah yang diberikan kepada kita, serta reorientasi terus-menerus bahwa Allah is The Best Speaker, Allah-lah yang paling tahu maksud penggunaan dari sebuah kata dalam firman-Nya.

Ketika kita belajar Al-Qur’an, kita bisa saja kehilangan beberapa sisi pada hal-hal tertentu sehingga kita kehilangan seluruh alurnya, kita melewatkan intinya. Perumpamaan pengetahuan manusia adalah seperti files dalam harddrive. Ada files yang sudah disimpan tetapi belum pernah dibuka. Beberapa file harus dibuka ketika kita berinteraksi dengan Al-Qur’an. Pengetahuan itu sudah ada di dalam diri kita, tapi belum aktif.

Kita mungkin tahu suatu hal, tetapi kita tidak menyadari ternyata nilainya relevan pada momen tertentu. Sehingga reorientasi dengan makna imtinan tadi harus terus-menerus kita lakukan setiap kali kita belajar Al-Qur’an.

Semoga Allah memberikan kemudahan bagi kita untuk selalu menundukkan hati setiap berinteraksi dengan Al-Qur’an, sehingga kita mudah mengambil pelajaran dan hikmah.

(insya Allah dilanjutkan pekan depan)

One thought on “[LBP2020] Memaknai Al-Hayyu dan Al-Qoyyum

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s