Lessons from Bayyinah’s Production (LBP) Hari ke-17
Topik: Pearls From Ali Imran
Rabu, 08 Juli 2020
Materi LBP Hari ke-17 Pagi | Similarities Between Ali ‘Imran and Al-Baqarah
Diintisarikan oleh: Muchammad Musyafa
Sumber :
1. Bayyinah TV > Quran > Surahs > Deeper Look > Ali ‘Imran
2. http://hadits.in/muslim/1337
“Bacalah Al-Qur`an, karena ia akan datang memberi syafa’at kepada para pembacanya pada hari kiamat nanti. Bacalah Zahrawain, yakni surat Al-Baqarah dan Ali ‘Imran, karena keduanya akan datang pada hari kiamat nanti, seperti dua tumpuk awan menaungi pembacanya, atau seperti dua kelompok burung yang sedang terbang dalam formasi hendak membela pembacanya. Bacalah Al-Baqarah, karena dengan membacanya akan memperoleh berkah, dan dengan tidak membacanya akan menyebabkan penyesalan, dan pembacanya tidak dapat dikuasai (dikalahkan) oleh tukang-tukang sihir.” (HR. Muslim: 1337)
Pembaca yang budiman, sebelumnya sudah kita coba sandingkan beberapa kemiripan struktur antara surat Al-Baqarah dan surat Ali ‘Imran.
Di antaranya adalah :
1️⃣ Keduanya merupakan Surah Madaniah
2️⃣ Keduanya diawali dengan الٓمٓ
3️⃣ Pada bagian awal surat Ali ‘Imran dan surat Al-Baqarah terdapat ayat yang ditujukan untuk Rasulullah ﷺ secara langsung
4️⃣ Setelah الٓمٓ, kedua surat ini menjelaskan tentang Al-Qur’an dan kemudian dilanjutkan dengan membenarkan kitab sebelumnya
5️⃣ Surat Al-Baqarah dan Ali ‘Imran memiliki doa pada bagian akhir surat
6️⃣ Surah Al Baqarah dan Ali ‘Imran mengkonfirmasi Kitab Taurat
Lalu jika kita lanjutkan, kita coba lihat perbedaan antara Al-Baqarah dan Ali ‘Imran yang membuat 2 surat ini menjadi khas.
1️⃣ Al-Baqarah banyak mengisahkan cerita tentang bani Israil, sedangkan Ali ‘Imran banyak mengisahkan para ahli kitab/Nasrani.
Ini seperti pedang bermata dua. Satu sisinya Al-Baqarah digunakan untuk mendakwahi orang bani Israil pada zamannya. Dan sisi lainnya Ali ‘Imran digunakan untuk mendakwahi para ahli kitab/kaum Nasrani pada zamannya.
Menariknya lagi apa yang diingkari kaum Yahudi kepada Al-Qur’an dan nabi Muhammad ﷺ tidaklah pertama kalinya dilakukan. Hal sejenis pernah dilakukan kaum Yahudi (saat itu bani Israil) ketika mengingkari kenabian nabi Isa a.s.
2️⃣ Al-Baqarah memiliki kaitan dengan peristiwa perang Badar sedangkan Ali ‘Imran memiliki kaitan dengan peristiwa perang Uhud
Setengah akhir dari surat Al-Baqarah diwarnai pembahasan urusan persoalan hukum dan peperangan.
Bahkan untuk urusan peperangan ini, Allah ﷻ menambahkan di dalam surat Al-Baqarah ini kisah peperangan Thalut dan Daud melawan raja Jalut.
Hal ini rupanya dilatar belakangi bahwa bagian surat ini diturunkan sesaat sebelum terjadinya perang Badar. Jadi saat itu kondisi kaum muslim tidak ada pilihan kecuali untuk berperang di jalan Allah ﷻ melawan kaum musyrik. Melalui bagian dari surat Al-Baqarah ini para sahabat dipersiapkan mentalnya untuk bisa terjun ke medan peperangan.
Perang terbesar pertama yang terjadi di Sirah Nabawiyah adalah perang Badar. Kita juga harus ingat bahwa perang besar kedua bagi kaum Muslim saat itu adalah perang Uhud.
Jika kita pikirkan lagi, maka kita akan paham bahwa Al-Baqarah memaparkan persiapan mental sebelum perang di jalan Allah ﷻ (pre-battle commentary). Di sisi lainnya surat Ali ‘Imran memaparkan komentar Allah ﷻ terhadap apa-apa yang terjadi setelah terjadinya perang Uhud.
Materi LBP Hari ke-17 Siang | Similarities Between Ali ‘Imran and Al-Baqarah (Part 2)
Diintisarikan oleh: Muchamad Musyafa
Sumber :
1. Bayyinah TV > Quran > Surahs > Deeper Look > Ali ‘Imran
2. http://hadits.in/muslim/1337
3️⃣ Pertengahan surat Al-Baqarah dan surat Ali ‘Imran.
Sebelumnya kita telah membandingkan isi sebagian awal dan sebagian akhir dari kedua surat Al-Baqarah dan Ali ‘Imran. Kali ini kita coba berdiri di tengah-tengah kedua surat ini lalu kita bandingkan
Simak ayat berikut :
وَكَذَٰلِكَ جَعَلۡنَٰكُمۡ أُمَّةٗ وَسَطٗا لِّتَكُونُواْ شُهَدَآءَ عَلَى ٱلنَّاسِ وَيَكُونَ ٱلرَّسُولُ عَلَيۡكُمۡ شَهِيدٗاۗ وَمَا جَعَلۡنَا ٱلۡقِبۡلَةَ ٱلَّتِي كُنتَ عَلَيۡهَآ إِلَّا لِنَعۡلَمَ مَن يَتَّبِعُ ٱلرَّسُولَ مِمَّن يَنقَلِبُ عَلَىٰ عَقِبَيۡهِۚ وَإِن كَانَتۡ لَكَبِيرَةً إِلَّا عَلَى ٱلَّذِينَ هَدَى ٱللَّهُۗ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيُضِيعَ إِيمَٰنَكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ بِٱلنَّاسِ لَرَءُوفٞ رَّحِيمٞ ١٤٣
[Al-Baqarah 2:143] Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) “umat pertengahan” agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Kami tidak menjadikan kiblat yang (dahulu) kamu (berkiblat) kepadanya melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang. Sungguh, (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia.
Lalu,
كُنتُمۡ خَيۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِۗ وَلَوۡ ءَامَنَ أَهۡلُ ٱلۡكِتَٰبِ لَكَانَ خَيۡرٗا لَّهُمۚ مِّنۡهُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَأَكۡثَرُهُمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ ١١٠
[Ali ‘Imran 3:110] Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.
📖📖📖📖📖
Di tengah surat Al-Baqarah, Allah ﷻ menjelaskan bagaimana kita diciptakan sebagai umat pertengahan (balanced ummah).
Sebutan ini dilengkapi oleh Allah ﷻ melalui ayat di pertengahan Ali ‘Imran juga. Bahwa di Ali ‘Imran, Allah menjelaskan bahwa kita umat Rasulullah ﷺ adalah umat terbaik.
Kedua label yang diberikan Allah ﷻ ini sangat erat kaitannya dengan bagaimana umat pertengahan ini kemudian menjadi unggul dan lebih baik dibandingkan umat lainnya.
Setelah menyebutkan bahwa kita adalah umat terbaik, Allah ﷻ langsung menjelaskan kepada kita apa yang perlu diusahakan agar kita diakui sebagai bagian dari umat terbaik itu, yaitu dengan menyeru kepada kebaikan (ma’ruf) dan mencegah dari keburukan (munkar).
Dengan seruan dakwah ini maka otomatis kita telah menjadi saksi atas perbuatan umat manusia. Ini sama dengan apa yang disampaikan di Al-Baqarah ayat 143 di atas dengan menjadi umat pertengahan kita menjadi saksi atas perbuatan umat manusia yang ada di sekeliling kita.
Kini kita sudah bisa melihat bagaimana kedua surat Al-Baqarah dan Ali-Imran ini mengerucut dan melengkapi satu sama lain.
Materi LBP Hari ke-17 Sore | Similarities Between Ali ‘Imran and Al-Baqarah (Part 3)
Diintisarikan oleh: Muchamad Musyafa
Sumber :
1. Bayyinah TV > Quran > Surahs > Deeper Look > Ali ‘Imran
2. http://hadits.in/muslim/1337
Tauhid
Di awal surat Ali ‘Imran, setelah dibuka dengan Alif-Laam-Miim, ia dilanjutkan dengan :
ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلۡحَيُّ ٱلۡقَيُّومُ
Apakah ini sesuatu yang pertama kali muncul di urutan mushaf Al-Quran?
Tidak
Potongan ayat di atas sebenarnya juga muncul di ayat kursi yang terletak di surat Al-Baqarah.
1⃣ Pertama kali muncul di Al-Baqarah ayat 255
2⃣ Muncul lagi di Ali ‘Imran ayat 2. Tidak jauh jaraknya.
Lafaz jalalah ٱللَّهُ berdiri sendiri sebagai mubtada sedangkan lanjutannya لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ sebagai khabarnya.
Mubtada secara bahasa artinya adalah yang berasa di awal.
Khabar sesuai dengan namanya adalah kabar atau penjelasan dari kondisi, keadaan, atau penjelasan lainnya dari objek (mubtada) yang sedang dijelaskan.
➡️Jadi لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ adalah informasi tambahan dari lafaz jalalah untuk memberi penekanan.
Penekanan itu dimaksudkan bahwa sebelum kita mengakui bahwa Allah menurunkan Al-Quran نَزَّلَ عَلَيۡكَ ٱلۡكِتَٰبَ بِٱلۡحَقِّ, kita harus mantap bahwa tidak ada tuhan selain Allah ﷻ. Tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah ﷻ.
Karena Allah ﷻ akan mengajarkan wahyu ke kita, maka ajaran paling dasar yang perlu dipahami oleh manusia tentu saja ajaran لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ.
Allah ﷻ telah menurunkan kitab Taurat dan Injil sebelumnya, tetapi Bani Israil melupakan لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ini. Mereka membuat patung sapi dan menyembahnya, mereka juga menjadikan Isa sebagai anak Allah ﷻ
Jadi memang sebelum membahas jauh terkait kitab suci / wahyu yang diturunkan, yakinkan bahwa Allah ﷻ hanyalah satu-satunya yang boleh disembah.
Maha Hidup Allah ﷻ. Tidak mungkin seseorang yang meninggal disalib pantas disebut Tuhan.
Allah ﷻ juga Maha Mengatur (segala-galanya), bagaimana seseorang bisa mengatur alam semesta sedangkan dirinya terkaku bersandarkan tiang salib.
Inilah pemahaman yang perlu diluruskan dari kaum kristiani.
InsyaAllah bersambung minggu depan.
Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahayaNya.🤲
Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiaraNya.🙏
Jazakumullahu khairan😊
Salam,
The Miracle Team – Lessons from Bayyinah’s Production
[…] 8 July 2020 https://nakindonesia.com/2020/07/16/lbp2020-similarities-between-ali-imran-and-al-baqarah/ […]
LikeLike