[LBP2020] Ketika Muslim Bekerja Sama


Lessons from Bayyinah’s Production (LBP) Hari ke-7

Topik: Leadership

Ahad, 28 Juni 2020

Materi LBP Hari ke-7 Pagi | Ketika Muslim Bekerja Sama 

Oleh : Muchamad Musyafa’

Pedoman Al-Quran dalam berorganisasi

🍒🍒🍒🍒🍒

Saudara-saudaraku, pada surat pembukaan di atas Allah ﷻ menerangkan bahwa nabi kita Rasulullah ﷺ diutus untuk membawa pedoman dan agama yang haq (benar), yaitu Islam.

Kita yakini bahwa dalam Islam, Al-Quran memiliki berbagai pedoman lengkap untuk berbagai level kehidupan, mulai dari individu, keluarga, organisasi, komunitas bahkan pedoman untuk mengelola sebuah kehidupan bernegara.

🧃🧃🧃🧃🧃

Diskusi kali ini kita ingin mengekstrak beberapa manfaat dari Al-Quran yang berhubungan dengan pedoman berorganisasi.

Yuk kita mulai,

🥤🍩🍔🧃

Ketika beberapa muslim bekerja sama, seperti relawan-relawan / aktivis-aktivis masjid yang bekerja bersama di bawah sebuah organisasi. Di dalam organisasi tersebut, pasti akan ditemui berbagai tantangan.

Biasanya tiap-tiap organisasi, di tiap perusahan, mereka memiliki agenda training organisasi untuk para anggotanya atau karyawannya, tapi diskusi kita kali ini bukan mengenai training seperti itu melainkan mengenai apa yang Allah ajarkan ke kita, apa visi yang harus kita miliki dari perspektif Al-Quran.

🍩🍩🍩🍩🍩

Dalam perjalanannya, nanti akan kita bahas apa itu visi sebuah masjid, apa fungsi yang seharusnya dimiliki oleh sebuah masjid. Lalu bagaimana kita bekerja dengan orang lain secara fungsional sambil menerapkan beberapa nasihat dari Allah ﷻ di dalamnya.

🍓🍓🍓🍓🍓

Pertama-tama, Allah ﷻ telah membuat agama Islam ini mudah.

Secara eksplisit Allah ﷻ menyampaikannya di Al-Baqarah: 185 bahwa Ia menghendaki kemudahan dan tidak menghendaki kesukaran bagi kita.

Berkaitan dengan hal itu, di dalam hidup ini, Allah menciptakan berbagai jenis manusia. Jenis-jenis manusia tersebut akan kita coba bandingkan dengan sebuah kondisi di ruang kelas :

🍎🍎🍎🍎🍎

Alkisah, seorang ustadz sedang mengamati kelasnya, ia mendapati di kelasnya beberapa murid tipe-1 yang berkata:

“Ustadz, berapa nilai yang harus saya peroleh agar saya lulus?”

“Saya tidak peduli mendapatkan nilai D selama saya bisa naik dari tingkat 4 ke tingkat 5.”

“Nilai D sudah cukup membuat saya senang, sehingga tidak perlu bagi saya untuk menyelesaikan semua tugas sebanyak ini.”

Dalam berislam, akan bisa kita temukan beberapa muslim seperti murid tipe-1 ini. Mereka berislam di batas paling bawah, tidak ada target untuk menjadi lebih baik.

Ya mereka Muslim, mereka muslim yang hanya menjalankan 5 rukun islam, menjauhi dosa-dosa besar dan berusaha tidak menyakiti orang lain.

🍊🍊🍊🍊🍊

Lalu sang Ustadz mencoba mengamati murid lainnya, ia dapatin juga beberapa murid tipe-2 yang berkata :

“Saya ingin mendapakan nilai lebih baik dari tipe-1, Saya ingin nilai B.”

“Saya ingin sih mendapat nilai A, tapi saya akan mencobanya semampu saja.”

Ini adalah contoh murid yang melakukan tugasnya sedikit lebih baik dibanding murid tipe-1 sebelumnya

🍉🍉🍉🍉🍉

Lalu, Ustadz beralih mengamati beberapa muridnya dengan tipe-3 yang berkata :

“Ustadz, saya kesini tidak hanya untuk belajar, Saya kesini untuk menjadi murid terbaik.”

“Beri aku tugas tambahan, agar aku dapat tambahan nilai Ustadz.”

Sang Ustadz menyadari sangat sedikit muridnya yang memiliki tipe-3 seperti ini. Tapi murid tipe-3 ini sangat spesial di mata sang Ustadz.

🍇🍇🍇🍇🍇

Jadi di kelas tersebut tersebar murid-murid Pak Ustadz yang bisa dibagi ke dalam 3 bagian, tipe-1, tipe-2 dan tipe-3 sebagai minoritas.

Dalam masyarakat muslim-pun, jika dikelompokkan akan didapatkan 3 tingkatan yaitu Islam, Iman dan Ihsan. Dan hanya sedikit orang yang mencapai taraf Ihsan ini.

🥝🥝🥝🥝🥝


Gems LBP Hari ke-7 Pagi | Islam, Iman, Ihsan

🌺🌺🌺🌺🌺

Dari Umar radhiyallahu ‘anhu pula dia berkata :

Pada suatu hari ketika kami sedang duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba datang seorang laki-laki berpakaian sangat putih, dan rambutnya sangat hitam, tidak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan, dan tidak seorang pun dari kami yang mengenalnya, kemudian ia duduk di hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mendekatkan lututnya lalu meletakkan kedua tangannya di atas pahanya, 

seraya berkata: ‘Wahai Muhammad jelaskan kepadaku tentang Islam?’ 

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Islam itu adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya, engkau menegakkan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan haji ke Baitullah Al Haram jika engkau mampu mengadakan perjalanan ke sana.” 

Laki-laki tersebut berkata: ‘Engkau benar.’ 

Maka kami pun terheran-heran padanya, dia yang bertanya dan dia sendiri yang membenarkan jawabannya. 

Dia berkata lagi: “Jelaskan kepadaku tentang iman?” 

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “(Iman itu adalah) Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir serta engkau beriman kepada takdir baik dan buruk.” 

Ia berkata: ‘Engkau benar.’ 

Kemudian laki-laki tersebut bertanya lagi: ‘Jelaskan kepadaku tentang ihsan?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “(Ihsan adalah) Engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Kalaupun engkau tidak bisa melihat-Nya, sungguh Diamelihatmu.” 

Dia berkata: “Beritahu kepadaku kapan terjadinya kiamat?” 

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Tidaklah orang yang ditanya lebih mengetahui dari yang bertanya.” 

Ia berkata: “Jelaskan kepadaku tanda-tandanya!” 

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Jika seorang budak wanita melahirkan tuannya dan jika engkau mendapati penggembala kambing yang tidak beralas kaki dan tidak pakaian saling berlomba dalam meninggikan bangunan.”

Umar radhiyallahu ‘anhu berkata: ‘Kemudian laki-laki itu pergi, aku pun terdiam sejenak.’ 

Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepadaku: “Wahai ‘Umar, tahukah engkau siapa orang tadi?” 

Aku pun menjawab: “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Dia adalah Jibril yang datang untuk mengajarkan agama ini kepada kalian.”

(HR Muslim no. 8 versi Syarh Shahih Muslim / HR Muslim no.9 versi Al Alamiyah)

🌺🌺🌺🌺🌺


Diskusi dan Tanggapan LBP Hari ke-7 Pagi | Ketika Muslim Bekerja Sama 

Niki :

Bismillahirrahmanirrahim

ketika ada orang yang berniat menginginkan keburukan terjadi pada diri kita, misal orang itu sedang merasa terzholimi, lalu dia bilang seperti ini, “kelak kamu akan merasakan apa yang saya rasakan”.

lalu seiring berjalannya waktu, apa yang dialami oleh orang tsb terjadi pada kitaa..

Bagaimana kita menyikapi nya?

Dessy :

Bismillah…

Mau coba bantu jawab pertanyaan mbak Niki…

Imho cara kita menyikapinya sebagaimana sikap seorang muslim dalam menghadapi masalah…

Bersabar dalam menghadapi musibah, bersyukur ketika mendapatkan nikmat dan beristigfarlah ketika tergelincir dosa

• Sabar termasuk bagian dari kesempurnaan tauhid. Sabar termasuk kewajiban yang harus ditunaikan oleh hamba, sehingga ia pun bersabar menanggung ketentuan takdir Allah. Ungkapan rasa marah dan tak mau sabar itulah yang banyak muncul dalam diri orang-orang tatkala mereka mendapatkan ujian berupa ditimpakannya musibah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

واعلم أن النصر مع الصبر ، وأن الفرج مع الكرب ، وأن مع العسر يسرا

“Dan ketahuilah, sesungguhnya kemenangan itu beriringan dengan kesabaran. Jalan keluar beriringan dengan kesukaran. Dan sesudah kesulitan itu akan datang kemudahan.” (Hadits riwayat Abdu bin Humaid di dalam Musnad-nya dengan nomor 636, Ad Durrah As Salafiyyah hal. 148)

• Bersyukur tatkala mendapatkan nikmat

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ

“Ingatlah kepada-Ku, Aku juga akan ingat kepada kalian. Dan bersyukurlah kepada-Ku, janganlah kalian kufur.” (QS. Al Baqarah: 152)

Pada ayat tersebut Allah memerintahkannya secara khusus, kemudian sesudahnya Allah memerintahkan untuk bersyukur secara umum. Allah berfirman yang artinya, “Maka bersyukurlah kepada-Ku.”Yaitu bersyukurlah kalian atas nikmat-nikmat ini yang telah Aku karuniakan kepada kalian dan atas berbagai macam bencana yang telah Aku singkirkan sehingga tidak menimpa kalian.Hendaknya setiap orang senantiasa bersyukur kepada Allah atas nikmat yang telah ia dapatkan. Hal itu supaya Allah menambahkan karunia-Nya kepada mereka. Dan juga, supaya lenyap perasaan ujub (kagum diri) dari diri mereka. Dengan demikian, mereka akan terus disibukkan dengan bersyukur.

• Beristighfar tatkala tergelincir dosa

Manusia bukanlah malaikat yang bersih tanpa dosa, adakalanya tergelincir dalam perbuatan maksiat. Sebaik-baik yang dilakukan seorang manusia tatkala tergelincir dalam kemaksiatan adalah segera bertaubat dengan cara menyesali perbuatan yang sudah dilakukan, memperbanyak istighfar dan berjanji kepada Allah untuk tidak mengulanginya kembali. Allah berfirman:

وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

” … Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung (QS. An Nur: 31). “

Mungkin teman2 yang lain bisa menambahkan 

Wallahu a’lam

Siti :

Bismillah, kalau boleh memberikan saran, perbanyak istigfar dan bertaubat saja. Wallahualam bishawab🙏


Gems LBP Hari ke-7 Siang | Islam, Iman, Ihsan

🌺🌺🌺🌺🌺

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan yang maknanya, 

Bila dibandingkan dengan iman maka Ihsan itu lebih luas cakupannya bila ditinjau dari substansinya dan lebih khusus daripada iman bila ditinjau dari orang yang sampai pada derajat ihsan.

Sedangkan iman itu lebih luas daripada islam bila ditinjau dari substansinya dan lebih khusus daripada islam bila ditinjau dari orang yang mencapai derajat iman.

Maka di dalam sikap ihsan sudah terkumpul di dalamnya iman dan islam. Sehingga orang yang bersikap ihsan itu lebih istimewa dibandingkan orang-orang mu’min yang lain, dan orang yang mu’min itu juga lebih istimewa dibandingkan orang-orang muslim yang lain… 

(At Tauhid li shoffil awwal al ‘aali, Syaikh Sholih Fauzan, hlm. 63)

🌺🌺🌺🌺🌺


Materi LBP Hari ke-7 Siang | Ketika Muslim Bekerja Sama 

Oleh : Muchamad Musyafa’

Nah, kita kembali lagi ke topik awal ya, 

Di level individu akan kita temukan seorang Muslim yang melakukan perbuatan untuk kebaikan dirinya sendiri. Melakukan kewajibannya di dalam Islam dan menjauhi larangan-larangan dalam beragama Islam.

✈️✈️✈️✈️✈️

Lalu di atasnya ada juga seorang muslim yang memberikan perhatian lebih untuk orang-orang di sekitarnya. Ia tidak hanya mengkhawatirkan dirinya sendiri, tapi juga mengkhawatirkan orang-orang disekitarnya.

Inilah spirit dari surat Al-‘Ashr itu sendiri. Saling menasihati dalam kebenaran dan juga saling menasihati dalam kesabaran.

Inilah seharusnya standar paling rendah dari seorang muslim.

🚀🚀🚀🚀🚀

Lalu di atasnya ada seorang muslim yang berfikir:

“Saya tidak hanya ingin hidup hanya untuk diri saya sendiri dan untuk keluarga saya sendiri”

“Saya ingin ikut memperdulikan keluarga dari saudara muslim lainnya”

“Saya ingin masyarakat disekitar saya tumbuh, saya ingin berkontribusi lebih”

“Saya memiliki kewajiban pada lingkungan saya, kota saya dan negara tempat saya tinggal”

Kita sebut orang-orang seperti ini sebagai Aktivis Muslim atau Relawan Muslim.

🛰️🛰️🛰️🛰️🛰️

Tentu saja tiap individu di antara kita memiliki kewajiban yang melekat di masing-masing, kewajiban kepada orang tua, kepada pasangan, kepada anak dan lain-lain.

Tapi di atas itu seorang relawan muslim dia akan menyisihkan waktunya untuk membantu kegiatan-kegiatan masjid. Sehingga akibatnya waktunya untuk berkumpul keluarga, waktunya untuk mencari uang akan berkurang.

🌕🌕🌕🌕🌕

Relawan muslim seperti ini tentu akan menjadi minoritas di antara muslim-muslim lainnya.

Tapi Allah sendiri tidak mengharuskan semua muslim menjadi relawan/aktivis. Karena seperti yang kita singgung di awal bahwa pada dasarnya agama Islam itu mudah, tidak menuntut kesukaran.

Tapi ada memang orang yang berusaha mencapai tingkatan lebih karena ia tidak yakin bahwa ia sudah memberikan yang cukup untuk mendapatkan ampunan dari Allah, atau ia berusaha untuk mendapatkan surga yang lebih tinggi

🏔️🏔️🏔️🏔️🏔️

Dan hal penting yang ingin disampaikan di bagian ini adalah tentang Balance (keseimbangan). Akan kita bahas lanjut mengenai keseimbangan ini di sesi selanjutnya

⚖️⚖️⚖️⚖️⚖️


Diskusi dan Tanggapan LBP Hari ke-7 Siang | Ketika Muslim Bekerja Sama

Nia :

🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Bismillahirrahmaanirrahiim…

Mudzakaroh Iman Yaqin

Perkara yang paling penting dalam kehidupan manusia di dunia dan akhirat adalah Iman

Bila iman manusia lurus maka amalan akan baik. Sehingga ibadah, muamalah, muasyaroh dan akhlaq manusia akan baik. 

Amal yang baik akan mendatangkan Ridho Allah SWT,  sehingga keadaan alam akan berkhidmat pada manusia, akan barokah buat manusia dan bermanfaat kepada manusia. 

Sebaliknya, bila iman manusia rusak maka amalan manusia akan rusak,  sehingga ibadah, muamalah, muasyaroh dan akhlaq manusia rusak. 

Amal yang rusak akan mendatangkan murka Allah swt, sehingga keadaan alam semesta tidak akan berkhidmat dan melayani manusia, tidak barokah buat manusia, bahkan akan menjadi musibah bagi manusia. 

Jadi baik buruknya keadaaan alam semesta ini akan dipengaruhi oleh iman yakinnya manusia. 

Tidak akan lurus iman manusia sebelum hatinya lurus dan tidak akan lurus hatinya manusia sebelum lisannya lurus, dan tidak akan lurus lisan manusia sehingga pembicaraannya lurus, pembicaraan yang lurus adalah bicara kebesaran Allah SWT. 

Wallahu ta’ala wa a’laam

Semoga bermanfaat 

🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Sri :

Mohon penjelasan lebih lanjut tentang “lokasi yang paling Allah benci adalah pasar” mengingat pekerjaan tambahan saya sekarang adalah berdagang di rumah, sehingga sering berkaitan dengan lokasi pasar?🙏🙏

Syadili :

https://m.akurat.co/id-969334-read-apa-maksud-hadis-yang-menyebut-tempat-paling-allah-benci-adalah-pasar-begini-penjelasannya

Quote:

“Oleh sebab itu, bencinya Allah terhadap Pasar bukan karena tempatnya tetapi karena kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya banyak yang merugikan seperti tipu-tipu, janji palsu, riba, dan lain sebagainya. Maka, bisa dibayangkan jika seseorang bekerja di Pasar lalu praktiknya sesuai syariat, jauh dari keburukan, pasti pahalanya akan berlipat ganda.”

Sri :

Subhanallah…. Jazaakallahu Khoir… 

Alhamdulillah banyak hal yang bisa dipelajari dan diambil hikmahnya jika kita belanja di pasar, beraneka ragam usia para pedagang, kelemah-lembutan mereka, kekeluargaan mereka dan semangat mereka dalam mengais rejeki patut menjadi contoh bagi kita dalam kehidupan…mudah-mudahan jerih payah dan usaha mereka dibarengi dengan ketakwaan dan keimananan, sehingga mereka mendapatkan pahala yang berlipat ganda…dan terhindar dari kegiatan yang sia-sia….Aamiin.


Story LBP Hari ke-7 Sore

💭💭💭💭💭

Ketika kuliah keinginan besar ustadz adalah bergabung di Moslem Student Association (MSA). Tentunya saat itu ia juga menjalankan tugasnya sebagai full-time student. Sehingga saat itu ia memiliki kewajiban 4-5 mata kuliah, memiliki kewajiban di MSA, kewajiban kepada orang tuanya, dan juga kewajiban di pekerjaannya.

📚📚📚📚📚

Untuk melakukan itu semua ustadz harus melakukannya secara seimbang, namun ustadz mengakui bahwa ia memiliki hasrat lebih di MSA. Ustadz merasa ia melakukannya demi Allah ﷻ. 

Di dalam MSA ada usaha yang dilakukan bersama-sama seperti berdakwah ke non-muslim, mengundang penceramah yang luar biasa, memesan makanan dari beberapa tempat dan lain-lain. Ustadz sangat bersemangat melakukan semua itu.

🧁🧁🧁🧁🧁

Dan bisa kita tebak jika kita terlalu mencintai sesuatu, maka ia akan memberikan waktu lebih dan lebih sehingga mengurangi waktu untuk hal-hal lainnya. Mengurangi waktu untuk belajar, mengurangi waktu untuk orang tua misalnya. Inilah yang dinamakan kurangnya keseimbangan. bahkan lebih jauh ketika ketidak seimbangan ini terus berlangsung maka akan menjadikan seseorang merasa sangat letih (burn-out)

🔥🔥🔥🔥🔥

Butuh orang lain untuk menasehati kita terhadap keadaan ini.


Materi LBP Hari ke-7 Sore | Ketika Muslim Bekerja Sama 

Oleh : Muchamad Musyafa’

Mungkin banyak diantara kita yang menjadi relawan pengurus masjid. Dalam kepengurusan masjid, pasti akan ada suatu saat salah satu saudara ikhwan yang datang kepada kita, misal :

“Akhi bisa bantu ini buatin poster dan spanduk acara?”

Lalu kita jawab, “Ok, bro” 👌🏼

📝📝📝📝📝

Kemudian datang juga saudara akhwat yang datang kepada kita, 

“Akhi minta tolong hubungi ustadz ini dong, oh iya sama carikan catering buat acara besok ahad ya”

Lalu kita jawab, “Siap, ukhti” 🙏🏼

📱📱📱📱📱

Kemudian datang yang lainnya. Dan kita iyakan permintaannya, begitu seterusnya

📚📚📚📚📚

Sehingga semua orang meminta tolong ke kita, karena kita mudah dimintai pertolongan. Akibatnya kita punya banyak kerjaan menumpuk hanya karena kepengurusan masjid dan banyak waktu yang harus kita habiskan untuk menyelesaikan itu semua. 

Hingga akhirnya orangtua kita, atau pasangan kita marah kepada kita “Ngapain aja sih di Masjid, sibuk banget, kerjaan rumahmu terbengkalai”. “Itu anakmu diurus, anakmu juga butuh perhatianmu”.

💥💥💥💥💥

Jika sudah terjadi seperti ini, maka seharusnya kita sadar bahwa kita sudah melewati batas kewajaran.

Jika ada beberapa orang yang bergantian meminta tolong ke kita, dan kita lakukan itu sekali, dua kali, tiga kali, empat kali, kita menjadi keletihan karenanya.

Eh lalu ada orang yang marah-marah kepada kita karena pekerjaan kita itu tidak selesai. Pasti kita akan merasa kesal dan kecewa, kenapa semua orang membebankan banyak sekali pekerjaan ke kita dan ujung-ujungnya marah juga ke kita karena pekerjaan tersebut tidak selesai.

💦💦💦💦💦

Dalam pekerjaan yang digaji saja, pasti kita kesusahan jika memiliki 2 orang bos yang memberikan kita pekerjaan masing-masing ke kita.

Apalagi jika di organisasi relawan masing-masing orang meminta tolong ke kita, kita akan bisa jadi gila dan mulai tumbuh rasa negatif ke teman-teman kita. Ya walaupun awalnya memang diri kita yang menawarkan untuk menjadi relawan. Inilah loss of balance.

Poin dari bagian ini adalah, kita harus tahu dengan jelas batas-batasan kita dan tegas terhadapnya.

“Saya sudah punya beberapa pekerjaan relawan di meja saya, dan itu cukup bagi saya. Saya tidak bisa menambahnya lagi.”

🚫🚫🚫🚫🚫

Salah satu trik besar syaitan adalah memperlihatkan kepada kita banyak manfaat bagus yang kita terima jika kita melakukan banyak amalan-amalan baik. Dengan diperlihatkan manfaat-manfaat itu maka akan membuat kita rela melibatkan diri ke dalam semua amalan itu.

Namun karena kesulitan mengatur waktu untuk amalan-amalan tersebut, pada akhirnya kita malah mengacaukan semua amalan-amalan itu.

Lalu kita merasa letih dan kecewa melihat kekacauan yang kita buat. Dan akhirnya kita memutuskan untuk menyerah melakukan amalan-amalan baik itu lagi.

Dan syaitan-pun senang melihatnya.

❌❌❌❌❌

Kuncinya adalah ambil tidak banyak tapi lakukan dengan baik.

Memang ini hal yang sulit dilakukan di organisasi relawan islam. 

Pasti sulit untuk mengatakan “TIDAK”, karena kita tahu hal itu akan melukai perasaan orang lain.

Atau karena kita takut dikatakan menolak ajakan berjuang di jalan fisabilillah.

Kita khawatir juga menjadi orang yang menolak panggilan Allah ﷻ

Bukan itu persoalannya kawan, sebenarnya kita hanya mengatakan TIDAK ke orang lain, bukan mengatakan TIDAK ke Allah ﷻ.

Perlu kita ketahui jika kita pulang ke rumah dan menyisihkan waktu cukup untuk anak kita, itu juga fisabilillah.

Ketika kita bekerja mencari nafkah halal, itu juga fisabilillah.

Jangan sampai kita berpikir bahwa ketika kita bekerja untuk masjid itu untuk Allah ﷻ, dan ketika kita berkegiatan di luar masjid itu untuk urusan dunia. 

🌎🌎🌎🌎🌎

Ada pepatah Arab berkata :

الكاسب حبيب الله

“Mereka yang memperoleh penghasilan melalui pekerjaan kasar dicintai Allah”

📜📜📜📜📜


Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahayaNya.🤲

Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiaraNya.🙏

Jazakumullahu khairan😊

Salam,

The Miracle Team – Lessons from Bayyinah’s Production

One thought on “[LBP2020] Ketika Muslim Bekerja Sama

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s