بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
PROLOG
Apakah Islam membahas juga aspek lingkungan?
Adakah ayat dan hadis yang membahas hal ini?
Sungguh, ajaran Islam berkaitan erat dengan pemuliaan lingkungan, serta ajakan manusia untuk berpikir, mentadaburi, serta mengambil hikmah dari berbagai penciptaan alam, termasuk makhluk hidup.
Insya Allah dalam beberapa seri tulisan BMW2020 (Berbagi Mukjizat Weekly), kita akan mengangkat juga topik terkait muslim dan lingkungan, yang bersumber dari berbagai lecture ulama.
Tulisan dibawah ini merupakan resensi dan refleksi dari kajian Ustad Nouman Ali Khan yang berjudul “Be Like The Bee”. Sumber:
Ada suatu hadis yang menarik untuk kita cermati. Rasulullah menyampaikan bahwa perumpamaan mukmin bagaikan lebah. Sebagaimana diterangkan dalam hadis berikut:
Dari Abdullah bin Amru radhiallahu’anhu ia berkata, Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ إِنَّ مَثَلَ الْمُؤْمِنِ لَكَمَثَلِ النَّحْلَةِ أَكَلَتْ طَيِّبًا وَوَضَعَتْ طَيِّبًا وَوَقَعَتْ فَلَمْ تَكْسِر ولم تُفْسِد
Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sesungguhnya perumpamaan mukmin itu bagaikan lebah yang selalu memakan yang baik dan mengeluarkan yang baik. Ia hinggap (di ranting) namun tidak membuatnya patah dan rusak. (HR Ahmad)
Betapa seriusnya hadis ini, sehingga diawali dengan sumpah kepada Allah. Lantas, sikap lebah apa yang perlu kita contoh?
Dalam hal ini, ada 5 pelajaran yang bisa kita petik, dengan menilik dari kehidupan lebah:
1. Memakan yang baik
Lebah selalu memilih makanan yang thayib. Menghampiri bunga yang paling bersih, segar dan murni; juga tidak mengambil bunga yang ada lebah lainnya.
2. Bersunguh-sungguh
Sikap lebah dalam mencari bunga adalah bersungguh-sungguh, terus berupaya, bergerak hingga menemukan bunga. Tidak berhenti, gigih, terus memberi manfaat. Bahkan bekerjasama, memberi tahu lokasi sumber makanan kepada lebah lainnya, tanpa saling menjatuhkan.
Selayaknya sikap seorang muslim adalah high achiever. Rasulullah SAW bersabda: Innallâha yuhibbu iza ‘amila ahadukum ‘amalan an yutqinahu. Arti: Sungguh Allah SWT suka jika seseorang melakukan satu perbuatan, agar berbuat optimal dalam pekerjaannya (HR Al Bayhaqi).
3. Mengeluarkan yang baik (Give>Take)
Lebah bukan saja mengambil sedikit makanan (take), namun dia juga memberikan manfaat yang jauh lebih besar bagi bunga, yaitu membantu penyerbukan (give).
“Give>Take” inilah yang menjadi pelajaran bagi kehidupan manusia,, bagaimana membina hubungan dengan keluarga, teman, rekan kerja, dan masyarakat.
Manfaatnya menjadi meluas, bukan hanya bagi bunga, namun juga bagi kehidupan tanaman. Lebah membantu memberikan keberlangsungan hidup bagi generasi selanjutnya tanaman tersebut.
4. Tidak merusak lingkungan
Lebah hinggap pada bunga, mengambil sari bunga secukupnya tanpa merusak bunga tersebut. Adapun perilaku manusia, melakukan produksi dan konsumsi secara berlebih-lebihan, hingga berujung pada kerusakan lingkungan dan penumpukan sampah.
Sikap lebah, menjadi perenungan dan pembelajaran bagi manusia untuk mengkonsumsi secukupnya, tidak mubazir dan tidak berlebih-lebihan. Baik itu konsumsi pangan, air, hingga energi. Mindset yang perlu dibangun oleh muslim adalah tidak merusak lingkungan, responsible consumption and production.
5. Bekerja membangun komunitas
Lebah kembali kepada komunitasnya untuk membangun sarang. Bahkan upaya yang dilakukan lebah menghasilkan kebaikan yang terus mengalir. Madu pada sarang lebah bermanfaat bukan hanya untuk komunitas lebah, bahkan menjadi obat bagi manusia.
Lebah menyadarkan, tujuan dan mindset sesungguhnya dalam mengkonsumsi barang, makanan dan bekerja, yakni untuk memberi manfaat, menyebar kebaikan dan bersama membangun komunitasnya.
Melalui lebah kita belajar bagaimana seharusnya kehadiran seorang mukmin.
Heal the world… make it better place... Dengan belajar dari kesungguhan hidup seekor lebah..
Bersambung part 2.
Notulensi: Faiza Fauziah