Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
وَ ذَا النُّوۡنِ اِذْ ذَّهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ اَنۡ لَّنۡ نَّـقۡدِرَ عَلَيۡهِ فَنَادٰى فِى الظُّلُمٰتِ اَنۡ لَّاۤ اِلٰهَ اِلَّاۤ اَنۡتَ سُبۡحٰنَكَ ۖ اِنِّىۡ كُنۡتُ مِنَ الظّٰلِمِيۡنَ
“Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, ”Tidak ada tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zhalim.” (QS Al-Anbiya, 21:87)
Ustaz Nouman Ali Khan menjelaskan dalam ayat ini yaitu kata “Dza Nun”, bisa diartikan sebagai tuannya paus atau manusia paus, dan merujuk kepada Nabi Yunus, kata “Nun” juga dapat berarti paus atau sebuah kapal atau ikan yang besar. Apabila dilihat dari hieroglif Mesir, ketika ikan ditarik keluar dari air, ikan tersebut akan melengkung atau membengkok dan akan menuangkan air di atasnya (seperti ikan paus), sehingga dapat disimpulkan ikan tersebut adalah huruf ‘Nun’ karena penulisannya yang serupa. Terdapat fakta-fakta menarik seperti itu namun hanya Allah yang dapat menjelaskan dengan akurat tentang hal tersebut.
Di ayat ini dijelaskan bahwa Nabi Yunus ‘alaihi salam pergi dengan amarah ketika meninggalkan umatnya. Namun pada saat itu Nabi Yunus tidak menyadari kesalahannya. Kemudian pada saat Nabi Yunus berada dalam kegelapan yaitu kegelapan di dalam perut ikan paus di lautan, ia berdoa, “Laa ilaa ha illa anta subhaanaka inni kuntu minadzoolimiin”. Ustaz Nouman Ali Khan kemudian menjelaskan juga bahwa ini adalah doa untuk umat-Nya yang sedang ‘terkurung’ dalam kesulitan.
Mustajab. Mungkin kata ini tepat untuk mendeskripsikan doa Nabi Yunus yang terdapat dalam ayat ini. Saya baru menyadari bahwa Allah Maha baik, setelah saya mencoba menghitung bahwa tepat 40 hari setelah saya diperkenalkan dengan doa ini, Allah bekerja dengan cara-Nya dan Allah hilangkan kesulitan umat-Nya.
Saya berperan menjadi anak, istri, ibu, serta diri sendiri. Saat itu saya sedang menjalani pendidikan dokter spesialis yang sangat menyita pikiran, waktu, dan tenaga, sedangkan suami saya pun sedang masa pendidikan sehingga tidak bisa selalu ada disamping saya. Ketika itu pikiran saya sangat kalut,karena Ibu yang sangat saya cintai, yang selama ini tampak sehat dan energik, tempat saya bertumpu dan sangat saya andalkan dalam segala hal, mendadak sakit.
Ibu saya menderita kanker stadium lanjut. Sungguh remuk dan hancur hati saya kala itu. Saya merasa semua beban seperti saya pikul sendiri dalam pundak saya dan saya merasa tidak menemukan jalan keluar. Pada saat itu sahabat saya menyarankan untuk membaca rutin doa Nabi Yunus, sejak itu saya terus mengamalkan doa tersebut setiap hari berulang-ulang, karena saya yakin doa itulah yang dapat menguatkan saya.
Qadarullah, Ibu saya mengalami perburukan dengan sangat cepat, dan akhirnya beliau berpulang ke Rahmatullah. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Ikhlas dan percaya bahwa ini adalah yang terbaik. Namun hati saya masih terasa hampa, sampai suatu hari ada seorang teman yang mengatakan bahwa ia mengamalkan doa Nabi Yunus ketika ayahnya sakit dan menceritakan betapa dahsyatnya doa tersebut, ayahnya menunjukkan perbaikan yang berarti tepat 40 hari setelah rutin mengamalkan doa tersebut.
Setelah mendengar cerita itu, saya penasaran, kemudian mencoba menghitung mundur. Dan ternyata tepat 40 hari sebelum berpulangnya almarhumah ibu saya, adalah hari dimana sahabat saya menyarankan saya untuk rutin mengamalkan doa tersebut. MasyaaAllah. Saya sungguh kehabisan kata-kata, sungguh mustajab doa ini, Allah Maha baik. Allah bekerja dengan cara-Nya dan menghilangkan kesulitan Ibu saya tepat di hari ke 40. Laa hawla wala quwwata illa billah.
__
Video referensi : https://www.youtube.com/watch?v=jsq1DI81qAU
Ditulis oleh : dr. Srikandi Indira Putri, Sp.Ak