Bismillah. Bulan Ramadhan selalu istimewa di hati orang-orang yang beriman. Di bulan ini Al-Qur’an diturunkan, di bulan ini hati orang-orang yang beriman dilatih untuk mencapai ketakwaan. Di bulan ini, melaksanakan amal shalih menjadi lebih mudah, begitu pula untuk meninggalkan dosa dan maksiat. Kita berharap Ramadan terus menetap di hidup kita, tapi seperti halnya latihan lain, akan ada saatnya kita diuji di “medan perang” yang sesungguhnya. Bulan ini kita berlatih, agar bisa bertarung dengan setan dan hawa nafsu di bulan-bulan lainnya.

Saat Ramadan melambaikan tangannya hendak berpisah, aku biasanya mulai merasa takut, takut tidak bisa istiqomah, takut tidak bisa mengamalkan pelajaran yang didapatkan di bulan Ramadan. Ketakutan yang sama setiap membaca ayat-Nya. Aku tahu apa yang harus dilakukan dan apa yang harus ditinggalkan. Aku tahu apa yang dicintai Allah, dan apa yang dibenci Allah. Tapi aku juga tahu kelemahanku, seringkali ilmu dan hidayah itu hanya menetap di otak, tidak berbuah dalam amal. Terjatuh di kesalahan yang sama, berulang kali.
Saat rasa takut, gelisah dan khawatir tersebut mengepung, aku biasanya mencoba menenangkan diri sembari melafalkan sebuah ayat. Salah satu ayat favorit, sebuah doa yang dipanjatkan oleh Nabi Ibrahim, dan Allah abadikan dalam al-Qur’an.
رَبِّ هَبْ لِى حُكْمًۭا وَأَلْحِقْنِى بِٱلصَّـٰلِحِينَ
(Ibrahim berdoa): “Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku ilmu dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh, [QS Asy-Syu’ara, 26:83]
Rabbi habli hukman. Ini merupakan doa agar kita diberikan kekuatan membuat keputusan, melaksanakan petunjuk (hudan) yang kita dapatkan dari Al-Qur’an. Karena mendapatkan hidayah saja tidak menjamin kita dapat mengamalkannya, kita butuh kekuatan agar bisa mengamalkannya.
“When he (Ibrahim) says, رَبِّ هَبْ لِي حُكْمًا he’s asking Allah the strength to make the right decision. When Allah عَزَّ وَجَلَّ reveals to him, “Slaughter your own son!” You have to have a lot of strength to put a knife there. When he’s being thrown into a fire, you have to have a lot of strength, to come down and just jump into a fire. When he’s being told, “Leave your family in the middle of the desert.” You have to have a lot of strength.” – Nouman Ali Khan
Begitu pula kita, setiap langkah kita mengerjakan ketaatan, dan setiap langkah kita menjauh dari kemaksiatan, semua itu bukan karena kekuatan kita. Kita butuh pertolongan Allah, kita butuh kekuatan dari Allah. Maka kita melangitkan doa ini. Rabbi hablii hukman wa al hiqnii bishshoolihiin.
Ustaz Nouman juga menjelaskan bahwa kata “hukman” dalam ayat ini sama penggunaannya dengan kata “hukman” di surat Ar Ra’d ayat 37, “Wa kadzalika anzalnahu hukman ‘arobiyyan” (QS Ar-Ra’d, 13:37). Allah menurunkan Al-Qur’an sebagai hukman, pembuat keputusan yang ampuh.
Jadi doa Rabbi hablii hukman, adalah doa, agar Allah memberi kita kekuatan untuk membuat keputusan. Dan kekuatan bisa hadir jika kita terus terhubung dengan Al-Qur’an. Dalam hidup ini kita akan menemui banyak momen yang membutuhkan keputusan, semakin dekat kita dengan Al-Qur’an, Allah akan memudahkan kita membuat keputusan yang benar.
Selain kekuatan untuk memutuskan, kita juga meminta satu hal lain. Wa alhiqnii bishshoolihiin. Kita meminta dimasukan ke dalam golongan orang-orang yang shalih. Karena untuk bisa istiqomah di jalan-Nya, kita tidak bisa berjalan sendiri. Seperti syarat agar tidak merugi di surat Al Ashr yang mengharuskan saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran. Kita butuh teman-teman yang mengingatkan kita setiap kali kita lupa. Kita butuh teman-teman yang menyemangati setiap kita futur. Dan kita butuh teman-teman yang dengan melihat wajah mereka saja kita jadi ingat sama Allah.
Seperti nasihat Dzu Nun Al Misri, “Hendaklah engkau berteman dengan orang yang dengan melihatnya saja akan mengingatkanmu kepada Allah ‘Azza wa Jalla, kewibawaannya ada di dalam hatimu, ucapannya menambah amalanmu, serta amalannya menjadikanmu zuhud terhadap dunia dan engkau tidak bermaksiat selama ada di dekatnya, dia menasihatimu dengan bahasa amalnya bukan hanya dengan bahasa hatinya.” [1]
Semoga kita dapat istiqomah meski Ramadan akan segera berakhir. Semoga Allah menerima amal-amal kita dan menghapus dosa-dosa kita. Semoga hati kita selalu terhubung dengan Al-Qur’an. Rabbi hablii hukman wa alhiqnii bishshoolihiin. Aamiin.
Allaahu a’lam.

__
Keterangan : [1] Tarbiyah Ruhiyah ala Tabi’in, Asyraf Hasan Thabal, hal 147
Video referensi: https://youtu.be/LK_EG_RHe0E
Ditulis oleh: Isabella Kirei