[MFA2020] Memaknai Alhamdulillah – Tasha Sastranegara


اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ عَلٰى عَبْدِهِ الْكِتٰبَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَّهٗ عِوَجًا

“Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Kitab (Al Qur’an) kepada hamba-Nya dan Dia tidak menjadikannya bengkok.”

QS. Al Kahf (18) ayat 1

Satu hal yang menarik bagi saya dari Surat Al Kahfi adalah dari awal surat, di ayat pertama, kita diingatkan untuk memuji dan mensyukuri nikmat Allah swt. melalui kata “Alhamdulillah’ yang banyak kita temui dalam Al Qur’an. Pada ayat pertama ini hal utama yang harus kita puji dan syukuri adalah “the gift of Al Qur’an” yang merupakan pedoman bagi umat muslim dalam menjalani kehidupan. 

Inilah yang mendasari setiap nafas dalam perbuatan dan perkataan kita (lisan maupun tulisan) sehari-hari. Tanpa pedoman, kita bisa hilang arah. Itulah makna Alhamdulillah yang menjadi pembuka ayat ini, pengingat bagi kita untuk selalu memuji dan mensyukuri semua yang Allah berkahi bagi kita dalam kehidupan sehari-hari.

Secara harfiah, “Alhamdulillah” adalah perpaduan dua hal pokok yaitu praise (memuji) dan gratitude (bersyukur). Memuji di sini artinya kita mengapresiasi Allah atas segala rahmat yang diberikan-Nya bagi kita hamba-Nya melalui kata-kata pujian. Yang kedua adalah bersyukur yaitu berupa reaksi kita secara emosional atas rahmat-Nya bagi kita hamba-Nya. 

Ekspresi Alhamdulillah ini merupakan ‘timeless statement’ yang berlaku bagi segala aspek dalam kehidupan kita tanpa batas waktu. Melalui ayat pertama Surat Al-Kahfi ini kita memuji Allah dan mensyukuri nikmat yang diberikannya pada kita dengan menghadirkan Al-Qur’an sebagai pedoman kita yang sempurna tidak ada cacat/bengkok yang membawa kita kepada cahaya-Nya dan menjauhkan kita dari kegelapan. Subhanallah. 

Dalam keseharian kita, ungkapan Alhamdulillah sudah menjadi ekspresi otomatis yang ter-install dalam diri dan kita ucapkan kala kita mendapatkan keberkahan dan kebaikan. Alhamdulillah menjadi ungkapan puji dan syukur kita atas berbagai nikmat kemudahan, nikmat rezeki, nikmat kesehatan dan berbagai nikmat-nikmat lainnya yang menyertai kita sehari-hari. 

Saya pribadi baru benar-benar memaknai arti Alhamdulillah secara lebih personal dan mendalam ketika diberkahi kesempatan umrah bersama suami akhir Februari tahun ini. Betapa banyak nikmat kemudahan, kelancaran dan keselamatan yang Allah berikan bagi rombongan kami selama menjalankan ibadah di tanah suci hingga kepulangan kami kembali ke tanah air. 

Tak lama setelah kami kembali ke tanah air, kami mendengar kabar bahwa Masjidil Haram dan Masjid Nabawi mulai ditutup karena pandemi Corona yang melanda. Masya Allah, bayangkan jika kami masih ada di sana, dan tidak bisa melangkahkan kaki untuk ibadah di Baitullah. 

Di sinilah saya tersentak, dan tak henti-henti mengucapkan Alhamdulillah. Semua karena kuasa Allah SWT, tiada daya dan upaya tanpa rahmat dan pertolongan Allah, Yaa Rahmaan Yaa Rahiim. Arti dari ungkapan ekspresi Alhamdulillah ini menjadi lebih riil bagi saya dan akan selalu menjadi bagian dari kehidupan saya dan keluarga dalam segala aspek kehidupan kami. Insya Allah.

Penulis: Tasha Sastranegara

Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=Y5-CmmoZVNA

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s