“Crisis Response” adalah judul khotbah Ustaz Nouman Ali Khan yang menurut saya layak banget ditonton di tengah masa pandemi ini. Isi khutbah tersebut akan selalu relevan terhadap apapun kondisi krisis yang kita hadapi. Saya menonton video tersebut 3 hari setelah kantor menetapkan working from home. Saat itu memang banyak terbayang hal negatif, khawatir akan rencana-rencana yang tertunda, dan stres sendiri saat memikirkan kapan pandemi ini akan selesai. Waktu khutbah ini muncul di timeline YouTube, segera saya luangkan waktu untuk menonton. Saya penasaran, apa yang Al-Qur’an katakan tentang masa krisis seperti ini dan sebagai muslim bagaimana sih kita harus menghadapinya?
Dalam khotbah tersebut, Ustaz Nouman mengupas QS Ibrahim (14) ayat 6 dan 7, tapi pada tulisan ini saya hanya akan menuliskan pembahasan ayat 6 saja. Jujur, tadinya mau sekalian menuliskan pembahasan dua ayat tersebut, tapi ayat ketujuh menurut saya agak susah untuk ditulis ulang, jadi silakan ditonton langsung, Insya Allah menjadi 35 menit yang efektif membenarkan mindset di masa pandemi.
Bicara soal Corona Crisis, kita sama-sama paham bahwa yang terjadi saat ini sudah bukan business as usual lagi. Saya pribadi berpikir bahwa Corona ini seperti topik ujian yang sama yang Allah kasih untuk sebagian besar penduduk bumi. Life is get distracted by this kind of thing (maksudnya ya si Coro ini).
Bahkan untuk sebagian orang, situasi saat ini bisa jadi benar-benar sulit. Ada yang di PHK, ada anak kos yang nggak bisa pulang ketemu keluarga, ada yang pernikahannya tertunda, ada yang menjadi korban sakit, belum lagi tenaga medis yang harus berjuang di tengah keterbatasan, dan banyak lagi contoh situasi sulit yang mungkin dulu kita nggak pernah bayangkan. Pada masa-masa seperti ini, manusia akan mudah merasa bingung dan bertanya-tanya, “Ya Allah, apa yang harus hamba lakukan? Ya Allah, saya sudah nggak tahu lagi harus bagaimana?”
Jadi, apa sih sebenarnya yang Allah katakan terkait skenario ketika manusia merasa dunia ini sempit, semua jalan tertutup dan udah nggak tahu mau gimana lagi. Ustaz Nouman mengajak kita melihat QS Ibrahim ayat 6 dan 7. Dua ayat ini bercerita soal Nabi Musa dan Bani Israil pasca kabur dari kejaran pasukan Firaun yang sudah tenggelam di laut. Lalu apa yang terjadi pada Nabi Musa dan Bani Israil? Apakah mereka langsung hidup happily ever after? Haha tidak semudah itu. Pada kenyataannya, mereka terdampar di padang pasir.
Ustaz meminta kita membayangkan padang pasir itu seperti apa. Namanya padang pasir, pastinya enggak ada naungan dari sinar matahari. Di sana juga tentu saja enggak ada apa-apa, nggak ada Indomart/ Alfamat/Familymart, apapun itu. Ini kayak beranjak dari satu sebab kematian (Firaun and the gank) ke satu sebab lainnya (padang pasir).
Bayangkan juga bahwa Bani Israil yang mengikuti Nabi Musa itu ada laki-laki, perempuan, anak-anak, bayi dan lansia (macam-macam orang ada di situ). Mereka dalam kondisi kabur, pastinya tidak bawa cukup perbekalan, tapi mereka juga enggak bisa kembali pulang. Terbayang hopeless situation banget kan?
Dalam situasi ini, Nabi Musa merespon umatnya dengan sebuah khutbah yang timeless. Kenapa timeless? Karena setelah ribuan tahun pun (I mean, nowdays), khutbah tersebut masih sangat relevan. Apa yang Nabi Musa katakan dapat kita simak bersama pada QS Ibrahim(14) ayat 6.
وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِ اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ أَنجَاكُم مِّنْ آلِ فِرْعَوْنَ يَسُومُونَكُمْ سُوءَ الْعَذَابِ وَيُذَبِّحُونَ أَبْنَاءَكُمْ وَيَسْتَحْيُونَ نِسَاءَكُمْ ۚ وَفِي ذَٰلِكُم بَلَاءٌ مِّن رَّبِّكُمْ عَظِيمٌ
Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: “Ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia menyelamatkan kamu dari (Fir’aun dan) pengikut-pengikutnya, mereka menyiksa kamu dengan siksa yang pedih, mereka menyembelih anak-anak laki-lakimu, membiarkan hidup anak-anak perempuanmu; dan pada yang demikian itu ada cobaan yang besar dari Tuhanmu”.
Penjelasan ayat ini sangat juicy, hehe. Perhatikan deh dalam QS Ibrahim ayat 6 dinyatakan bahwa Bani Israil kabur dari Firaun yang mana enggak seorang pun dari mereka membayangkan hal itu bisa terjadi. Firaun punya kekuatan untuk membunuh anak-anak mereka di hadapan mereka sendiri tanpa mereka punya kekuatan untuk melawan balik. Sebegitu powerless-nya. Kemudian Allah-lah yang menolong mereka untuk kabur dari situasi terpuruk tersebut. Tentu itu merupakan sebuah pertolongan yang amat besar.
Jadi intinya kata Ustaz Nouman, Nabi Musa ingin bilang ke pengikutnya bahwa manusia itu biasanya terpaku (stuck) dengan masalahnya, tapi mereka lupa bahwa mereka dulu pun pernah punya masalah lain, yang bisa jadi sama besar atau bahkan lebih besar, dan saat itu Allah pun menolong mereka. Jika Allah dulu bisa membawamu lepas dari suatu situasi yang sangat sulit, lalu apa alasan kamu berpikir Allah akan mengabaikanmu sekarang?
Penjelasan Ustaz Nouman tentang QS Ibrahim (14) ayat 6 mengingatkan saya soal betapa pentingnya menjaga pikiran kita untuk tetap berprasangka baik pada Allah. Apapun krisisnya, respon pertama kita adalah memperbaiki prasangka kepada Allah, menjaganya agar tetap baik. Dengan menata pikiran sendiri, alhamdulillah saya bisa melewati kurang lebih 2 bulan masa-masa di rumah dengan waras.
Saat ini kita masih belum tahu kapan masa pandemi ini akan berlalu, tapi ingatlah bahwa Allah pun dulu pernah melepaskan kita dari situasi sulit dan rangkaian masalah. Pada krisis ini pun, Insya Allah, Allah akan menolong kita.
—
Ditulis oleh: Venessa Allia, untuk Komunitas NAK Indonesia.
Sumber: Bayyinah Institute, https://www.youtube.com/watch?v=ml3OI1_-pHc