[MFA2020] Antara Iman dan Emas – Neni Rahayu Nengati


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Fatanna atau fitnah dalam bahasa arab berarti adalah ujian yang sulit atau difficult test. Dalam kehidupan sehari-hari biasanya fitnah memiliki arti negatif, misalnya sebuah tuduhan yang tidak benar. Uniknya lagi kata fatanna punya arti lain yaitu dipergunakan untuk pemurnian emas.

Masyaallah… Yuk simak makna dari QS. Al-Ankabut 29 : 2 – 3

IMG-20200505-WA0000[1]

Allah SWT berfirman:

اَحَسِبَ النَّاسُ اَنْ يُّتْرَكُوْۤا اَنْ يَّقُوْلُوْۤا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَـنُوْنَ

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?

(QS. Al-‘Ankabut 29: Ayat 2)

وَلَقَدْ فَتَـنَّا الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَـعْلَمَنَّ اللّٰهُ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكٰذِبِيْنَ  

Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.

(QS. Al-‘Ankabut 29: Ayat 3)

Seperti kita ketahui, dalam pembuatan emas membutuhkan suhu tinggi yang ekstrim supaya emas itu bisa meleleh dan didapatkan kadarnya yang murni. Karena campuran atau kadar lain yang ada dalam emas itu letaknya ada di dalam, maka dia harus dilelehkan supaya kadar material yg lain itu bisa muncul ke permukaan dan hilang.

Hanya melalui proses pemanasan yang cukup sulit itulah, baru bisa dinyatakan berapa kadar emas murni yang ada. Kegiatan kita seperti mencuci baju termasuk pemurnian, mengayak beras yang hendak di masak sehingga harus diambil terlebih dahulu kerikil dan benda-benda lainnya dalam air cucian beras untuk membersihkannya. Ini juga termasuk kegiatan pemurnian namun prosesnya begitu mudah. Sedangkan untuk pemurnian emas, tidak cukup hanya dengan digosok permukaannya. Kita tidak akan bisa mendapatkan kemurniaan emas tanpa adanya  temperatur yang sangat tinggi, karena letak kadar campuran ada di dalam bongkahan emas bukan di permukaan emas.

Layaknya pemurnian emas dengan pemanasan tinggi, begitu juga dengan pemurnian iman. Iman letaknya ada di dalam hati. Termasuk juga gangguan atau kotoran keimanan masuknya juga ke bagian dalam hati. Jika kalian ingin memurnikan iman maka suhu dari keimanan harus dinaikan, yang berarti ujian yang akan dihadapi akan menjadi lebih besar. Ini adalah konsep ujian buat keimanan kita. Bagaimana kita bisa mengaku beriman tapi tidak melewati ujian terlebih dahulu.

Ustaz Nouman menjelaskan, ayat ini turun ketika muslim kondisinya tengah mengalami penyiksaan, salah satunya adalah sahabat Nabi yang bernama Khabab bin Al Arat. Ia disiksa oleh majikannya akibat memeluk Islam, tubuhnya diseret di atas timbunan bara api hingga lemak dan darah yang keluar dari tubuhnya membuat bara api itu padam.

Sehingga Khabab datang menemui Nabi dan bertanya mengapa ujian ini terjadi, sedangkan kita adalah orang yang benar. Maka turunlah ayat ini untuk mengingatkan bahwa ketika kita mengaku iman maka kita pasti diuji untuk membuktikannya, layaknya Khabab yang benar-benar meleleh seperti emas yang dimurnikan.

Ayat ini menjadi penguat saya dan kabar gembira atas kesulitan hidup yang saya hadapi. Ketika dulu masih kecil ditinggal wafat oleh ayah, betapa perjuangan hidup yang sebenarnya barulah saya rasakan. Apapun yang terjadi sebisa mungkin mengandalkan diri sendiri, mulai dari daftar sekolah sendiri, antar jemput ibu dan adik ke tempat kerja dan sekolah. Rutinitas ini saya jalani hingga kuliah. Saya sering menahan lapar dan haus juga, ketika teman-teman mengajak makan, karena uang saku yang pas-pasan.

Alhamdulillah dengan syukur dan sabar kondisi keluarga makin baik sekarang, dulu rasanya berat tanpa Ayah. Seakan dunia sempit sekali. Allah dengan kuasa-Nya memberikan kekuatan hingga hamba-Nya bisa bertahan hidup tanpa Ayah. Bahkan jika tanpa siapapun di dunia, seorang hamba tetap bisa hidup karena Allah sendiri yang akan mencukupkan rezekinya. 

IMG-20200505-WA0002[1]

Bahasa Al-Qur’an yang amat dalam makna dan perumpamaannya, membuat keyakinan semakin mantap akan ujian yang datang. Ingatlah ketika sedang terjadi ujian maka saat itu pula iman kita dimurnikan. Tetap percaya pada Allah, rasa sayang terhadap hamba-Nya berupa ujian tak terduga. Rasa cinta kita ke Allah berupa iman yang menguat karenanya.

 

Video referensi: https://youtu.be/QTrQmEnm6BI

Ditulis oleh: Neni Rahayu Nengati

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s