Bersyukur karena virus Corona (?)


Beberapa minggu terakhir ini kita begitu disibukkan dengan informasi virus Corona.

Di media berita, media sosial, juga percakapan di tempat aktivitas sehari-hari dan di rumah.

Dari sana akhirnya muncul rasa khawatir dan takut yang berlebihan.

Selain itu, di satu sisi ada yang berpendapat: Kita hanya boleh takut pada Allah, jadi tetaplah beraktivitas dan beribadah seperti biasa.

Lalu tindakan apa yang sebaiknya kita lakukan sebagai seorang muslim?

Allah mengajarkan kita untuk melakukan pencegahan.

Rasulullah pun mencontohkan saat beliau hijrah dari Makkah ke Madinah, bahwa kita harus membuat strategi ketika ingin melakukan sesuatu.

Apalagi ini bukan hanya tentang 1 orang, tapi juga tanggung jawab yang lebih besar.

Walaupun kita sehat, bisa jadi kita adalah carrier (pembawa virus), maka pikirkanlah orang-orang di sekitar kita yang bisa saja sistem imunnya sedang lemah.

Ustadz Nouman mengambil contoh kisah Nabi Musa dengan kaumnya saat dikejar oleh pasukan Fir’aun.

Kita diajak membayangkan apa yang ada di pikiran pengikut Nabi Musa saat itu, di tengah gurun yang sangat panas, kekurangan air, kelaparan, tidak memiliki harta benda, tidak memiliki tempat tinggal, di belakang ada pasukan Fir’aun, dan di depan ada laut terbentang. Betapa putus asanya mereka.

Lalu Nabi Musa berkhutbah di hadapan pengikutnya:

“Ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia menyelamatkan kamu dari pengikut-pengikut Fir‘aun; mereka menyiksa kamu dengan siksa yang pedih, dan menyembelih anak-anakmu yang laki-laki, dan membiarkan hidup anak-anak perempuanmu; pada yang demikian itu suatu cobaan yang besar dari Tuhanmu. Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS. Ibrahim: 6-7)

Ternyata di saat yang begitu sulit dan berat, Nabi Musa mengingatkan kaumnya untuk bersyukur!

Bersyukur untuk apa? Bukankah mereka sedang kepanasan, kehausan, tidak punya apa-apa.

Bersyukur karena sebelumnya Allah selamatkan mereka dari kekejaman Fir’aun bahkan bisa melarikan diri dari perbudakan di kerajaan Fir’aun.

Dan yang paling penting adalah bersyukur atas iman di hati.

Bersyukur bahwa Allah yang meskipun tidak tampak tapi selalu hadir untuk menjaga mereka.

Dan Allah berjanji, jika kita benar-benar bersyukur (sedikit saja) akan nikmat-Nya, maka Dia akan menambah nikmat-Nya berkali-kali lipat.

Nikmat yang tak terbatas, bisa berupa perlindungan-Nya, petunjuk-Nya, ampunan-Nya, dan berbagai kemudahan dari-Nya.

Maka itulah yang harus kita lakukan sekarang.

Tetap bersyukur.

Tetap berprasangka baik pada Allah.

Alhamdulillah, virus Corona seperti wake-up call bagi kita umat Islam untuk sejenak refleksi dan benar-benar bersyukur atas segala nikmat-Nya. Semoga Allah menerima rasa syukur kita.

Sumber tulisan: video Crisis Response – Khutbah by Nouman Ali Khan

Dan yang paling penting adalah bersyukur atas iman di hati.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s