Kalo kita bacanya qul huwallaahul ahad, jadinya satu kalimat.
Kata huwa menjadi mubtada’.
Bentar yach, kita belajar Bahasa Arab yang sederhana dulu, sebentar.
Dalam bahasa Inggris, mubtada’ disebutnya subject of the sentence.
Sebuah awalan.
Sebuah starting point.
Dari kalimat atau sentence-nya.
Lalu ada yang namanya khabar.
Khabar adalah apa yang ingin dikatakan atau diceritakan tentang mubtadaa’.
Khabar adalah informasi yang ditunggu-tunggu setelah ide awal atau subject tadi muncul.
Misalnya:
Allah is watching.
Kata pertamanya adalah kata “Allah”.
Bahkan siapapun akan menebak, setelah saya mengucapkan kata “Allah”, selanjutnya saya akan mengucapkan sesuatu tentang Allah.
Selanjutnya saya akan bercerita tentang Allah.
Artinya, kata “Allah” adalah mubtadaa’.
Sementara itu, kata “watching” adalah apa yang ingin dikatakan tentang Allah.
Bahwa Allah itu mengamati.
Bahwa Allah itu mengawasi.
Bahwa Allah itu memperhatikan.
Bahwa Allah itu watching.
Kata “watching” adalah khabar.
Kembali ke Qulhu.
Kalo bacanya Allaahul Ahad, maka kata “Allah” menjadi mubtada’ alias subyek, dan kata “Ahad” sebagai khabar alias apa yang ingin dikatakan tentang Allah.
Tapi kan kita bacanya ga gitu.
Kita bacanya qul huwallaahu ahad.
Bukan hul, tapi hu.
Jadi sebenarnya ada dua kalimat atau two sentences.
Ada huwAllaah. Ada huwa Ahad.
Itu dua sentences yang dipadukan, dilebur jadi satu.
Kalo diurai, jadinya (1) qul huwallaah, (2) qul huwa ahad.
Katakan, Dia adalah Allah.
Katakan, Dia itu Satu.
Lalu di ayat berikutnya, kita kembali kepada Allah.
AllaahushShomad. Di ayat ini, kita belajar tentang kata “Allah” sekarang.
Bentar. Kembali dulu bentar ke ayat pertama.
Ada dua pelajaran di ayat pertama.
Pelajaran pertama adalah Allah.
Pelajaran kedua adalah Ahad.
Di ayat kedua, kita mengkaji ulang pelajaran pertama, yaitu Allah.
Apa yang kita pelajari?
Allaahu Ash-Shomad.
Kita sudah paham bahwa Allah punya Oneness dan Uniqueness.
Di luar itu, bagaimana cara menjelaskan tentang Allah?
Kita harus paham kata Shomad.
Kata ini hanya ada di Qulhu.
Kata ini tidak ada di surah yang lain di Qur’an.
Jadi ini juga satu-satunya.
Beda dengan kata “Allah”.
Kata “Allah” bisa dijumpai di banyak surah yang lain di Qur’an.
Apa luar biasanya?
Tempat yang satu ini, tempat alias surah di mana kata “Shomad” ditaruh di sini, adalah setara dengan sepertiga Qur’an.
Kebayang ga sih?
Allah itu punya nama-nama yang indah yang buanyak.
Tapi nama yang satu ini sepertinya adalah sebuah nama yang sangat-sangat berat.
Memahami kata-kata: Allah, Ahad, Shomad, adalah sangat penting. Karena nama-nama itu bagaikan ‘payung’. Akan susah memahami nama-nama Allah yang lain sebelum memahami nama-nama ini. Apalagi ini Allah sedang memperkenalkan diri-Nya Sendiri. Allah itu Siapa? Inilah Allah, Beliau memperkenalkan diri-Nya. Secara ringkas.
Kata shomad berarti membuat niat untuk melakukan sesuatu (to make intention to do something).
Untuk membuat sesuatu menjadi tujuan kita (to make something our goal). Ketika saatnya tiba. Ketika kita sedang butuh-butuhnya (when time of needs come).
Kata shomad juga berarti ‘Yang Ditinggikan’ (The Elevated One).
Kata shomad berarti pula: yang kita pilih untuk kita ajak bicara, untuk kita mintai tolong saat kita membutuhkan bantuan (the One we turn to when we have a need), yang membuat kita tidak pernah kecewa. Dia, Ash-Shomad, memiliki segala sesuatunya yang kita butuhkan. Dia, Ash-Shomad, tidak pernah kekurangan stok atas apa yang kita butuhkan. Dia, Ash-Shomad, adalah Satu-satunya yang akan selalu kita butuhkan. Dan Dia, Ash-Shomad, tidak membutuhkan seseorang atau sesuatu apapun.
HE needs no one. HE needs nothing.
But HE is the fulfillment of all needs.
Imam Fakhruddin Ar-razi menjelaskan implikasi dari Ash-Shomad yang sungguh indah.
Ash-Shomad berarti Dia tahu segala sesuatunya, dan juga tahu situasinya.
Jika kita mendatangi seseorang, karena kita sedang butuh sesuatu. Dan orang itu tidak paham masalah kita. Maka orang itu tidak akan memberi kita apa yang sesungguhnya kita butuhkan.
Contoh: kita pergi ke dokter. Dan kita bilang kita merasa begini dan begitu. Tapi dokter itu tidak melakukan check up secara menyeluruh. Padahal ada dua hal: sesuatu yang kita rasakan yang sedang terjadi, dan sesuatu yang tidak kita rasakan yang juga sedang terjadi.
Dua-duanya sedang terjadi di dalam tubuh kita. Misalnya kita punya masalah jantung. Kita merasa sedikit lemah. Kita merasa bahwa kalo kita makan buah pisang, sepertinya segalanya akan beres.
Ga bisa gitu. Kita butuh full check up. Dokter perlu melakukan analisis secara menyeluruh. Sampai sang dokter tahu persis apa masalahnya, barulah dia bisa memberikan apa yang kita butuhkan.
Allah tahu semuanya. Yang ada di dalam diri kita. Yang ada di luar diri kita. Bagaimana situasi kita sebenarnya. Yang kita sendiri belum tentu tahu persisnya. Yang kita biasanya hanya meraba-raba.
Allah tahu segalanya. Yang kita sadari. Maupun yang tidak kita sadari.
Mungkin kita pernah mendatangi seorang ahli terapi yang bisa menyelami alam bawah sadar kita. Wallaahu ‘aliimun bidzaatishshuduur. Allah sangat-sangat paham tentang apa yang tersembunyi di dalam dada. Kadang kita tidak selalu sadar apa yang terjadi dengan hati kita. Kadang kita tidak selalu sadar apa yang terjadi dengan perasaan kita. Kadang kita tidak selalu sadar tentang apa yang terjadi dengan alam bawah sadar kita. Tapi Allah paham itu semuanya. Allah tahu perasaan kita. Dan source code, semua hal yang melatarbelakangi perasaan kita itu. Allah tahu semua itu. Jadi kalo kita mendatangi-Nya, kalo kita mohon kepada-Nya, tidak ada yang lebih tahu segalanya tentang kita, kecuali Dia. Dan oleh karenanya, tidak ada yang bisa memenuhi kebutuhan kita, lebih baik dari Dia.
Jika Anda adalah seorang ayah yang tahu persis kebutuhan anak Anda. Hari ini hari Minggu dan anak Anda punya PR Fisika yang harus dikumpulkan hari Senin. Lalu PR Matematika yang harus dikumpulkan hari Selasa. Dan satu lagi, PR Kumon yang harus selesai sebelum anak Anda masuk kelas Kumon tiap Senin sore. Ba’da sholat Zhuhur, anak Anda pinjam tablet atau gadget Anda. Atau minta izin main play station. Apakah Anda izinkan?
Mungkin Anda tidak izinkan. Karena Anda tahu anak Anda kalo sudah main PS, ga bisa di-stop. Mungkin Anda izinkan dengan batas waktu. Hanya sampai adzan sholat Ashar. Karena Anda tahu anak Anda disiplin soal waktu. Ba’da Ashar sudah masuk waktu untuk menyelesaikan semua PR yang masih pending.
Anda tahu persis kebutuhannya. Anda tahu persis situasinya. Anda tahu persis karakter anak Anda. Anda yang memutuskan: memberi izin atau tidak. Izin terbatas atau tak terbatas.
Putra Anda mungkin marah-marah dengan keputusan Anda. Tapi Anda tahu persis apa yang dia butuhkan. Keputusan yang Anda ambil adalah demi kebaikan putra Anda.
Begitu pula Allah dengan kita. Dengan doa-doa kita. Dengan permohonan kita. Dengan kebutuhan kita. Dengan keinginan kita. Allah lebih tahu apa yang kita butuhkan. Allah langsung kabulkan, Allah tunda, atau Allah tidak pernah kabulkan sama sekali, itu semua untuk kebaikan kita.
Jika kita merasa telah berbuat segalanya dan merasa berhak untuk mendapatkan ini dan itu, kita perlu menginjak rem dan berhenti sejenak. Berhenti untuk merenungkan. Apakah kita yakin bahwa apa yang kita inginkan itu sudah sejalan dengan skenario-Nya. Kita perlu untuk terus-menerus mengasah nurani, menjalin komunikasi, dan menyelaraskan keinginan kita dengan kehendak-Nya.
Kata Ash-Shomad juga berarti Otoritas Tertinggi. Di mana setelah-Nya, tidak ada lagi otoritas yang lebih tinggi.
Suatu saat anak dari Ustadz Nouman harus bikin janji ketemu dokter spesialis. Waktu ketemuan ini sangat berharga. Harus diingat-ingat betul dan jangan sampai kelewat. Karena kalo kelewat berarti baru bisa pesan waktu ketemuannya 6 bulan lagi. Di Amerika Serikat, untuk mendapatkan janji ketemuan dengan dokter spesialis, sebenarnya tidak susah-susah amat.
Tapi kdang-kadang, dalam kasus yang lain, untuk mendapatkan janji ketemuan, birokrasinya berlapis-lapis. Ada otoritas pertama, kedua, hingga ketiga. Mungkin bisa sampai kelima dan seterusnya.
Menurut Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anh, kata Ash-Shomad berarti Otoritas Tertinggi. Di mana tidak ada lagi otoritas yang lain setelahnya.
Letak keindahannya adalah, setiap kita punya akses untuk terkoneksi dengan Otoritas Tertinggi. Tanpa perlu koneksi dengan otoritas yang lain. Dan Dia, Sang Otoritas Tertinggi, akan secara langsung merespon kebutuhan kita.
Kata Ash-Shomad juga berarti Maha Pembuat Segalanya. Dia bahkan tahu apa yang kita butuhkan sebelum Dia membuat kita.
Ash-Shomad adalah tempat kita meminta. Ingin menikah. Ingin masuk perguruan tinggi. Ingin berangkat haji. Ingin berangkat umroh. Apapun keinginannya.
Ingin menghafal Qur’an.
Apapun keinginannya, Ash-Shomad adalah Satu-satunya yang bisa memenuhinya.
Doa tidak bisa mengubah keyakinan. Seseorang sedang terkena serangan jantung. Anda mendoakannya. Doa Anda mungkin tidak mengubah keyakinannya. Tapi doa Anda bisa mengubah Anda.
Tujuan doa adalah untuk menguatkan Anda. Untuk memenuhi kebutuhan Anda. Kebutuhan Anda mungkin bukan menyelamatkan hidup seseorang, betapapun Anda menginginkan dia untuk tetap bertahan hidup.
Seseorang yang Anda cintai meninggal dunia. Anda sangat-sangat bersedih. Tapi Allah tahu, hati Anda membutuhkan sesuatu yang lain. Allah tahu. Tapi kita tidak selalu sadar apa yang sesungguhnya kita butuhkan.
Kita butuhnya B, Allah ngasihnya A. Respon-Nya beda. Tidak seperti yang kita inginkan.
Kita pikir kita tahu. Allah bilang, Dia tahu lebih baik dari yang kita tahu.
Kadang kita minta hal-hal yang berbahaya buat kita. Dan kita berpikir, hal-hal yang kita minta itu bagus buat kita.
Kita pikir kita sedang meminta hal-hal yang baik.
Kita tidak tahu bahwa yang kita minta adalah hal-hal yang berbahaya.
Anda mungkin pernah mendambakan sebuah pekerjaan. Sangat menginginkannya. Tapi Anda tidak mendapatkannya. Padahal sudah beribu doa yang dipanjatkan. Sudah beratus raka’at yang dikerjakan. Ternyata ada bahaya di tempat kerja yang Anda dambakan itu. Yang baru Anda sadari dua tahun kemudian. Setelah gedungnya meledak dan terbakar.
Dua tahun yang lalu, Allah sudah tahu.
Dua tahun yang lalu, Anda belum tahu.
Dua tahun yang lalu, yang Anda lihat adalah masalah.
Dua tahun yang lalu, Anda begitu kecewa.
Namun kini Anda sadar.
Allah adalah Ash-Shomad.
Allah tidak akan pernah memberi, kecuali yang kita butuhkan.
Allah tidak pernah mengecewakan apa yang benar-benar kita butuhkan.
The contentment settles in.
Memahami Ash-Shomad membuat kita makin merasakan dan menikmati contentment.
Contentment itu beda dengan happiness.
Happiness adalah kesenangan sementara.
Contentment adalah perasaan bahagia dan rasa syukur yang bertahan lama, yang mendalam, atas nikmat dan berkat spiritual serta atas hubungan yang tak terputus dengan Sang Pencipta.
Contentment membawa ketenangan pikiran.
Contentment melahirkan kebahagiaan.
Contentment menguatkan hubungan kita dengan yang kita kasihi.
Contentment memampukan kita untuk membedakan keinginan dan kebutuhan.
Contentment mengembalikan kita kepada kesadaran akan indahnya kesederhanaan.
(bersambung)