Sang Kolektor – Tadabbur Al-Kahf 7


Grahame Fowler mengoleksi lebih dari 60 arloji. Sebagian besarnya adalah Rolex. Masing-masingnya punya cerita. Punya nilai sejarah. Bahkan pria asal New York City ini berkomentar, “They speak to you spiritually.”

Anne Huntington juga tinggal di NYC. Kolektor juga? Ya.  Seni fotografi kontemporer. Dia mengaku bahwa dia tidak pernah berhenti mengoleksi.

Kausar Ali Khan, ayahanda dari Ustadz Nouman, juga seorang kolektor. Banyak sekali perangko koleksi beliau.

Ada semacam psyche. Sebuah dorongan dalam jiwa manusia. Untuk mengoleksi sesuatu. Sepatu. Tas. Batu akik. Uang kuno. Lukisan. Film Korea. Teman-teman palsu (fake friends) di Facebook 😃😃.

Inilah yang bikin Ustadz Nouman cinta mati dengan ayat ini. Karena ada koleksi yang jauh lebih baik dari itu semua. Huwa khayrun mimmaa yajma’uun (QS Yunus 10:58).

So, apa koleksi terbaik yang bisa kita miliki? Koleksi pengetahuan tentang ayat Alquran. Koleksi hafalan surah-surah Alquran. Itu lah harta karun yang sesungguhnya. Harta yang tak ternilai.

Apapun yang kita kumpulkan dari Buku ini, Alquran, lebih baik dari apapun. Tidak ada koleksi apapun yang lain yang bisa mengalahkannya.

Itu lah sukses yang sejati. Yang dilukiskan di ujung akhir dari salah satu hadits favorit Ustadz Nouman.

Yaa Ahlal Qur’an. Laa tatawassadul Qur’an. Watluuhu haqqo tilaawatih. Min aanaa-allayli wannahaar. Wafsyuuhu wa taghonnawhu. Wa tadabbaruu maa fiihi. La’allakum tuflihuun.

Wahai people of Qur’an. Jangan lalaikan Qur’an. Bacalah Qur’an, malam dan siang. Sebarkan. Perindah dengan suaramu. Renungkan. Menyelamlah yang dalam. Temukan mutiara di kedalaman ayat-ayat-Nya. Biar kamu jadi orang sukses.

Sukses dari kacamata qurani. Sukses mengoleksi ayat-ayat-Nya. Membiarkannya bertumpuk-tumpuk di dalam dada.

Bukan mengoleksi ziinah. Perhiasan, yang Allah jadikan ujian buat manusia di dunia (Al-Kahf 18:7)

Linabluwahum. Allah menguji manusia. Kadang ujiannya begitu dekat dengan kita. Ada di perangkat seluler yang sedang kita genggam. Semenit yang lalu sudah niat buka aplikasi Quran. Semenit kemudian yang dibuka justru IG dan Twitter.

Peperangan antara ruh dan nafs itu nyata. Sampai-sampai Ustadz Nouman juga menyebutkan peperangan melawan your own lazy-self.

Mungkin password hape perlu kita ganti. Dengan kata sandi yang baru: Linabluwahum. Biar kita bisa mengusir distraksi. Biar kita bisa fokus belajar Quran. Don’t let distraction ruin you. Ini beneran ujian buat kita. Tidak ada intervensi keluarga. Tidak ada intervensi pihak luar manapun.

Nah, reminder Ustadz Nouman yang ini maknyus nih, eh, makjleb, buat saya. Tentang ujian sejati. Ujian sejati kita sebenarnya bukan di ruang belajar Bahasa Arab. Bukan di ruang belajar Alquran. Ujian yang sesungguhnya adalah di waktu shubuh. Ujian yang sesungguhnya adalah di sepertiga malam terakhir. Di saat-saat kita seharusnya bertemu dengan-Nya. Itulah test yang menguji siapa diri kita sebenarnya.

Masing-masing kita adalah Sang Kolektor. Bukan kolektor mush-haf Alquran. Tapi kolektor tadarrus, tahfidz dan tadabbur.

Sang Kolektor yang tidak dikenal dunia. Karena memang bukan untuk diketahui seisi dunia. Cukuplah menjadi sebentuk cinta rahasia antara kita dan Dia.

Sumber: https://bayyinahtv.com/video/3942

Resume oleh Heru Wibowo

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s