Hal yang sama berlaku kepada seseorang yang memiliki usaha. Anda membuka sebuah supermarket di pojok sana, lalu apa yang terjadi? Supermarket itu mulai berkembang, dan Anda menikmati sukses besar dalam usaha Anda.
Berikutnya di pojok jalan yang lain, membuka cabang lain, usahanya lancar. Ketika supermarket kedua berjalan, Anda buka cabang ketiga, lalu Anda mulai berpikir untuk melangkah ke kota lain, lalu Anda mulai berpikir melebarkan sayap ke negara lain, dan jika Anda cukup beruntung, Anda bisa memiliki cabang di seluruh dunia.
Mengapa? Karena yang pertama berjalan, yang berikutnya juga, dan, “Saya ingin melihatnya berjalan selamanya.” Dan saya ingin maju.
Namun berapa banyak uang yang akan Anda gunakan seumur hidup? Tidak sampai sepersepuluh dari apa yang dihasilkan semua toko itu, setuju? Tidak sampai sepersepuluh.
Seseorang yang misalnya menghasilkan 1 milyar dollar dalam hidupnya. Berapa banyak yang dihabiskannya? Mungkin cuma beberapa juta dollar. Itupun jika dia cukup dermawan. Beberapa orang, semakin banyak harta yang mereka miliki, semakin pelit mereka.
Seorang teman mengatakan kepada saya, “Aku punya sebuah mall.”
Jika yang belanja orang miskin, mereka tidak pernah minta diskon. Tetapi jika yang belanja orang kaya, dia bertanya, “Berapa harga pasnya?” Tapi saudaraku, coba lihat mobil mewah yang di parkir di luar sana!
Pria lain yang datang naik angkot bertanya kepada saya, “Berapa harganya?” Diambilnya uangnya dan melanjutkan belanja.
Kadang yang kayalah yang menginginkan lebih banyak diskon. Mengapa demikian? Saya tidak tahu. Saya bukan orang kaya, alhamdulillah.
Semoga Allah (سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى) memberi barakah kepada mereka yang kaya. Demi Allah, harta bukan hal yang buruk, namun sebuah ujian yang lebih besar, dan kadang sedikit sekali yang bisa lulus ujian. Semoga Allah (سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى) memberkahi kita dengan kelulusan ujian.
Sementara kita membuka cabang lain dan menghasilkan banyak uang, kita hanya akan menghabiskan sedikit darinya. Jika ini tentang ilmu, dengan berjalannya waktu kita akan menggunakannya secara maksimal, jika tidak kita akan merugi.
Mengapa saya angkat masalah ini karena salah satu poin yang ingin disampaikan adalah kita harus mengukur kemajuan kita.
Dengan demikian kita bisa mengetahui seberapa besar kemajuan yang telah kita capai dengan melihat seberapa baik kita telah melaksanakan apa yang telah kita pelajari, dan bagaimana kita memberi manfaat kepada orang lain dari pengetahuan yang telah kita raih.
Bagaimana Anda bisa memberi manfaat? Jangan berpikir bahwa, “Tidak, saya cuma pemain kecil, tidak mampu memberi.” Tidak.
Saya pernah melihat pengemis mengambil uang dari kantongnya sendiri, lalu memberi pengemis lain uang. Seketika itulah butiran air mata menetes di pipi saya. Saat ini, ketika saya memberi satu – dua dollar kepada pengemis di jalan, – Saya tidak tahu apakah di sini ada pengemis, tapi saya kira di setiap negara ada. –
Anda mungkin berkata, “Tidak. Mereka orang luar.”
Tapi dari manapun asalnya, tidak masalah. Ini kesempatan untuk berbagi kesejahteraan. Ketika Anda melihat seorang pria kaya memberi sedekah 5 dolar, lalu Anda saksikan pengemis itu memberi satu dolar. Siapa yang sudah memberi lebih banyak? Siapa yang sudah bersedekah lebih banyak?
Demi Allah, secara persentase, yang memberi satu dari lima dolar, telah mengeluarkan 20%. Dan yang memberi 5 dolar dari 5 juta, telah mengeluarkan 0.0000… – saya bahkan tak tahu di mana menaruh angka ‘1’ – persen.
Jadi, siapa yang memberi lebih banyak? Itu sebabnya saya katakan, Anda yang memiliki lebih banyak ilmu, punya tanggung jawab lebih besar. Punya banyak ilmu? Anda harus lebih banyak berbagi, Anda punya tanggung jawab lebih besar.
Secara persentase, berapa banyak Anda memberi? Orangnya sangat kecil, tapi alhamdulillah, Allah tidak memandangnya dari hal itu. Selama Anda berusaha dan memberi secara maksimal, alhamdulillah.
Meski demikian, jika Anda punya ilmu sedikit, ingat! Jangan pernah berpikir tidak mampu memberi. Lihatlah pengemis yang baru saja saya ceritakan, dia cuma punya sedikit, dia tetap berbagi dengan seseorang.
Bagaimana dengan kita? Jika punya sedikit ilmu, bagilah dengan keluarga Anda.
Subtitle Transkrip oleh Darul Arqam Studio