(وَأَنزَلْنَا مِنَ ٱلْمُعْصِرَٰتِ مَآءًۭ ثَجَّاجًۭا)
(لِّنُخْرِجَ بِهِۦ حَبًّۭا وَنَبَاتًۭا وَجَنَّـٰتٍ أَلْفَافًا) (QS An Naba: 14-16)
Dan Kami turunkan dari mu’shiraat. Mu’shiraat: sesuatu yang diperas. Mu’shiraat adalah sesuatu yang diperas. Artinya awan yang didorong kepada satu sama lainnya, menekan satu sama lain sehingga darinya keluar cairan yaitu air.
Kemudian fajjaaj sebenarnya berarti katsratul ma’ atau katsratul ishaabah’, maksudnya hujan lebat yang turun dari awan yang berkelahi dengan sesamanya. Dan Anda mendengar petir seperti suara awan yang saling menekan satu sama lain. Itulah mu’shiraat.
Darinya, Allah berfirman, Kami turunkan air yang tercurah melimpah ruah.
(لِّنُخْرِجَ بِهِۦ حَبًّۭا وَنَبَاتًۭا) (QS An Naba: 15)
Dengan cara itu Kami tumbuhkan bermacam benih yang berkembang menjadi tanaman. Dan semua jenis hasil bumi: rerumputan, gulma, pepohonan, semak belukar. Semua jenis hasil bumi tumbuh, bumi menjadi berwarna karena hujan yang turun ke bumi. Lalu Dia menambahkan, (وَجَنَّـٰتٍ أَلْفَافًا) (QS An Naba: 16)
Serta kebun-kebun yang tumpang tindih satu sama lain.
Lafiif, laf dalam bahasa Arab adalah bila sesuatu bercampur baur dengan sesuatu yang lain. Artinya, pepohonan tumpang tindih, tidak bisa ditentukan cabang ini milik pohon yang mana apakah pohon yang ini atau yang itu, karena mereka jalin menjalin.
Itulah makna (وَجَنَّـٰتٍ أَلْفَافًا) (QS An Naba: 16)
Kebun rindang yang menghijau.
Mari saya jelaskan keutamaan bagian ayat ini. Pada bagian ini, pada dasarnya yang terjadi adalah… sederhananya, ini versi sekolah Minggu: Hujan turun dan bumi menjadi hidup. Pada dasarnya begitu kan? Hujan turun lalu bumi menjadi hidup.
Dengan kata lain, langit dan bumi bekerjasama menghasilkan kehidupan baru. Bukankah begitu kejadiannya? Jika Anda perhatikan bagian yang baru saya gambarkan pada Anda, dimulai dengan bumi dan diakhiri dengan apa? Dengan langit.
Anda ingat? Bumi adalah buaian. Buaian itu gunanya untuk membawa bayi. Ia adalah sebuah Mihaad (tempat tinggal), sehingga bisa untuk membawa bayi. Dan di bagian akhir, Allah menyebutkan, langit begitu dahsyat. Namun sekarang dari langit yang sama turun apa? Air.
Lalu kemana air itu mengalir? Di permukaan bumi. Bersama mereka bekerja, lalu apa yang terjadi? Kehidupan baru muncul.
Allah menceritakan pada kita, ketika dua hal berpasangan, kehidupan baru muncul. Ketika hal-hal dipasangkan, kehidupan baru akan hadir. Langit dan bumi dipasangkan mereka menghadirkan kehidupan baru. Lelaki dan perempuan dipasangkan, mereka menghasilkan kehidupan baru.
Seluruh kehidupan ini, seluruh kehidupan ini dibandingkan dengan satu hari. Anda ingat itu? Seluruh kehidupan ini seperti satu hari saja, dan ia dipasangkan dengan hari yang lain. Dengan hari yang mana ia dipasangkan? Dengan hari apa ia dipasangkan? Dengan hari kiamat, dan ketika keduanya berpasangan, hadirlah kehidupan baru, baik itu Jahannam atau Jannah.
Itu intinya, begitu indah digambarkan. Dengan gambaran hujan dan kehidupan yang akan hadir, Allah tidak hanya menciptakan segala sesuatu berpasangan. Dia menciptakan mereka berpasangan untuk tujuan yang lebih besar. Hingga saat ini, dalam bagian ini, semua yang kita pelajari adalah tentang satu hari, bukan? Namun satu hari ini dipasangkan dengan apa? Hari kiamat. Coba perhatikan ayat berikutnya,
(إِنَّ يَوْمَ ٱلْفَصْلِ كَانَ مِيقَـٰتًۭا) (QS An Naba: 17)
Hari pemisahan adalah waktu yang sudah ditetapkan.
Allah sudah selesai berbicara tentang hari yang pertama, sekarang Dia bicara tentang hari yang menjadi pasangannya, karena Allah menciptakan segala sesuatu berpasangan.
Ini penting, kembali saya ingatkan Anda, ketika kita menghadap Allah pada hari kiamat, kita akan bersaksi bahwa di atas bumi ini kita hanya hidup selama satu hari, bahkan mungkin separuh hari. Dan hari itu sendiri, hari dimana kita bertemu Allah juga disebut satu hari.
Jadi ini hari yang ini, dan ini hari yang satunya. Bersama mereka berpasangan. Pada saat itulah tujuan yang lebih besar itu dihasilkan.
Subtitle Transkrip oleh Darul Arqam Studio