Manusia sedang dalam perjalanan dan perjalanan mereka tidak dimulai ketika mereka dilahirkan. Islam datang dan berkata, perjalanan Anda dimulai bertahun-tahun sebelumnya. Bahkan, perjalanan Anda dimulai bersamaan ketika Adam (عليه السلام) diciptakan.
Semua arwah, saya dan kalian semua diciptakan. Kita sebenarnya ditanya oleh Allah, jika… Allah menanyai kita kita secara langsung,
“(أَلَسْتُ بِرَبِّكُم)” (QS Al A’raf: 172)
“Bukankah Aku ini Tuhanmu?”
Kita semua menjawab, “Tentu saja, Engkau.”
Itulah saat perjalanan kita dimulai. Kita semua mengenal Allah. Dan kemudian yang Allah putuskan adalah, Dia akan mengambil salah satu dari jiwa-jiwa itu, karena tiadanya kata yang lebih baik dalam bahasa Inggris, dan Dia akan mengambil malaikat, dan mengirimnya ke dalam perut ibu, pada titik tertentu selama kehamilan. Dan itu bagian kedua dari perjalanan kita, dari berada bersama Allah ke dalam perut ibu kita.
Dan bagian ketiga dari perjalanan kita adalah, ketika, “(مَّ ٱلسَّبِيلَ يَسَّرَهُ)” (QS Abasa: 20)
Yang kemudian, kita akan keluar dari perut ibu dan kehidupan kita di dunia ini akan dimulai. Hidup kita tidak dimulai ketika kita dilahirkan dari perut ibu. Kehidupan kita dimulai jauh sebelum itu. Tubuh fisik kita, ya, dimulai sesudah itu. Dan kemudian kita berada dalam kehidupan ini, tapi itu bukan akhir… kematian bukanlah akhir dari perjalanan kita. Kematian sebenarnya pemberhentian penting berikutnya.
Kemudian dimulai kehidupan yang akan menjadi kehidupan yang berisi pertanyaan. Kehidupan menjadi pertanggungjawaban atas apa yang kita lakukan dalam kehidupan ini. Apa yang kita lakukan pada periode sementara ini. Dan itu menjadi kehidupan banyak orang yang akan menghabiskannya di dalam kubur mereka.
Dan dari sana, selanjutnya… selanjutnya… Anda tahu, kiamat akan dimulai. Ketika Allah memerintahkan, semua orang yang masih hidup juga akan mati. Dan kemudian akan terjadi ledakan besar, sangkakala ditiup. Semua orang akan dibangkitkan lagi. Seluruh umat manusia akan dibangkitkan kembali, akan dihidupkan kembali, meskipun sudah membusuk ribu ratusan ribu tahun.
Ketika kita semua kembali bersama, maka Allah akan menanyai setiap manusia, tentang bagaimana mereka menjalani hidup. Semua perbuatan mereka akan diadili. Dan kemudian ada dua kesimpulan, dua tujuan, untuk pergi. Entah itu surga abadi atau neraka abadi. Itu dua tujuannya.
Itu pernyataan yang cukup kuat. Karena sekarang Anda mengatakan manusia, Anda tahu, mungkin bertanya,
“Dari mana saya berasal? Kemana saya akan pergi?”
Ini menjawab pertanyaan itu, bukan?
“Apa arti kehidupan?”
“Berapa umur hidup saya?”
Ini adalah pertanyaan tertua dalam filsafat dan Alquran menyatakan memiliki jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan itu. Itu bukan hal kecil. Itu sesuatu yang hampir setiap filsuf, setiap masyarakat, setiap agama di dunia, mencoba menjawab pertanyaan ini.
“Apa arti kehidupan?”
“Apa yang akan terjadi setelah kita mati?”
“Apakah semua ini ada?”
Dan bagi sebagian orang, kita hanya bercampur dengan alam. Kita menyatu dengan alam. Sebagian meyakini kita kembali sebagai kecoak, atau kucing, atau anjing. Sebagian yang lain percaya kita tidak kembali sama sekali. Kita selesai.
Sebagian yang lain, Anda tahu, kita abadi atau menjadi bagian dari Tuhan, atau apa pun filosofi lain yang ada. Ada banyak sekali pendapat. Dan begitulah surah ini dimulai,
(عَمَّ يَتَسَآءَلُونَ) (QS An Naba: 1)
Apa yang mereka tanyakan?
Sebenarnya salah satu dari pendapat itu adalah pendapat yang disampaikan Allah. Apa pendapat yang disampaikan Allah? Sesungguhnya ada satu hari yang segala Anda lakukan dalam hidup ini akan dibawa kembali kepada Anda, bukan hanya Anda akan dihidupkan kembali, semua yang Anda lakukan dicatat, dan itu akan dipertanyakan.
Apa yang dilakukannya, apakah itu, ini dari semua pilihan yang ada di luar sana, ini sepertinya yang paling sulit. Seperti semua teori yang bisa Anda berikan ke saya tentang akhirat.
Satu yang paling membuat saya takut adalah di mana saya akan diinterogasi, dan tidak ada yang saya lakukan, tidak direkam. Semuanya di bawah pengawasan. Sangat sulit untuk menerima hal itu. Sulit menerima hal ini.
(لِّلطَّـٰغِينَ مَـَٔابًۭا) (QS An Naba: 22)
Sesungguhnya ini bagi yang tidak ingin tunduk aturan apa pun. Orang yang ingin melakukan apa yang ingin mereka lakukan. Dalam bahasa modern sekarang,
“Biarkan saya menjalani hidupku, kawan.”
“Biarkan saya hidup, sebagaimana saya ingin hidup.”
“Saya tidak ingin mendengarkan siapa pun.”
“Biarkan saya sendiri, saya hanya ingin bebas.”
Orang-orang inilah paling terganggu dengan gagasan tentang hari kebangkitan. Mereka paling terganggu olehnya.
Subtitle Transkrip oleh Darul Arqam Studio