Kisah Enam Sekawan


Enid Blyton sangat mewarnai masa kecilku dengan kisah-kisah Lima Sekawan (The Famous Five). Novel petualangan anak-anak yang dibikin maknyus dengan bumbu misteri.

Bahkan anak-anakku yang hidup di jaman now juga menyukainya. Anak-anakku mengenal Julian, Dick, Anne, Georgina, dan si Timmy. Mereka juga bisa melihat versi YouTube-nya. Yang di masa kecilku tentu saja belum ada.

Tapi aku baru saja ketemu dengan sebuah kisah yang luar biasa. Kisah Enam Sekawan.

Yuk kita langsung saja kenalan sama mereka. Ada az-Zilzal, al-‘Adiyat, al-Qari’ah, at-Takatsur, al-‘Ashr, dan al-Humazah. Mereka menempati mush-haf secara urut. Dari surah ke-99 hingga 104.

Kisah Enam Sekawan ini luar biasa karena mereka saling bahu-membahu untuk membuka kesadaranku tentang arti dunia. Dan apa yang seharusnya aku lakukan selama aku masih ada di dalamnya.

Tokoh pertama kita adalah az-Zilzal. Dia bilang: wa man ya’mal mitsqoola dzarrotin khoyron yarohu, wa man ya’mal mitsqoola dzarrotin syarron yarohu. Yang menanam amal, akan menuai ganjaran pada akhirnya.

Kebaikan sebesar atom, akan kelihatan hasilnya.

Kejahatan sebesar atom, akan kelihatan hasilnya.

Penekanannya adalah pada yarohu. ‘Melihat sesuatu’.

Melihat sesuatu itu, yang kelihatan bagian luarnya, atau bagian dalamnya?

Bagian luarnya.

Kita sholat di masjid, semua orang tahu bahwa kita sholat.

Kita ngobrol dengan ramah, orang-orang tahu kita ngobrol dengan ramah.

Tokoh kedua kita adalah al-‘Adiyat. Dia bilang: wa hushshila maa fishshuduur. Apa yang tersimpan di dalam dada akan dilahirkan.

Di dunia, yang terlihat adalah bagian luarnya saja. Di akhirat, bagian dalamnya juga ditampakkan. Wawajaduu maa ‘amiluu haadhiron. Semua catatan lengkap amal kita luar dan dalam tertulis rapi (Al-Kahf 18:49).

Dua orang yang sholat di shaf yang sama, di masjid yang sama, dengan jumlah raka’at yang sama, nilai ibadahnya belum tentu sama di sisi Allah.

Ada yang sholat karena dipaksa orang tuanya.

Ada yang sholat dan konsentrasinya seluruhnya terpusat kepada Allah.

Ada yang sholat tapi pikirannya melayang entah kemana.

Tokoh ketiga kita adalah al-Qari’ah. Dia bilang: fa ammaa man tsaqulat mawaaziinuhu. Dia juga bilang: wa ammaa man khoffat mawaaziinuhu.

Setelah tampak luar dan tampak dalam dihadirkan, amal kebaikan pun ditimbang. Hasil timbangannya bisa berat atau tsaqulat, bisa pula ringan atau khoffat.

Tokoh keempat kita adalah at-Takatsur. Dia bilang: latarowunnal jahiim. Akan terlihat neraka Jahim. Bagi mereka yang serakah. Bagi mereka yang mengejar kemegahan dunia.

Padahal yang seharusnya dikejar adalah amal kebaikan yang di akhirat bisa bikin timbangannya berat alias tsaqulat.

At-Takatsur juga punya pertemanan yang spesial dengan az-Zilzal. Kebaikan sebesar atom, yarohu. Kejahatan sebesar atom, yarohu. Akan terlihat. Maka At-Takatsur bilang, ada juga yang ‘akan terlihat’. Neraka Jahim akan terlihat lantaran terlalu sibuk bermegah-megahan. Sehingga melupakan pertemuan dengan-Nya.

Tokoh kelima kita adalah al-‘Ashr. Dia bilang: wal ‘ashri innal insaana lafii khusrin. Bermegah-megahan dan mengejar dunia telah membuat manusia lupa waktu. Dan statusnya jelas: merugi.

Sholat dianggap pengalih perhatian (distraction). Padahal apapun hal lain di luar sholat lah sang distraction.

Tokoh keenam kita adalah al-Humazah. Dia bilang: alladzii jama’a maalan wa ‘addadah. Ini contoh aktivitas merugi yang parah: mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya.

Dia juga bilang: yahsabu anna maa lahuu akhladah. Ini benar-benar super parah: menganggap bahwa harta yang dikumpulkan itu bisa mengekalkannya.

Di kisah Enam Sekawan ini, al-‘Ashr adalah tokoh sentralnya.

Al-‘Ashr mengingatkan kita semua bahwa kita sudah tidak punya banyak waktu lagi. Supaya kita berhenti memainkan prioritas penggunaan waktu secara salah. Supaya kita berhenti memilih aktivitas yang tidak ada nilainya di sisi Allah.

I’m watching 1. Al-‘Asr (Part 1/5) – A Concise Commentary – http://bit.ly/2JhigUA

Resume oleh Heru Wibowo

One thought on “Kisah Enam Sekawan

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s