Seperti Anda ketahui Bulan Ramadan sudah usai, sekarang kita berada di sini. Bagi banyak di antara kita, ini bulan yang besar, dan Anda sedih karena ia telah berlalu. Anda mungkin sudah beribadah lebih dari Ramadan sebelumnya. Dan bagi Anda yang lain, Ramadan ini mengecewakan, Anda berharap bisa beribadah lebih baik, tapi gagal. Anda ingat kembali dan mengeluh, “Aku tak percaya kesempatan emas sudah melayang.”
Tidak mengapa. Pada akhirnya kita hanya berharap kepada Allah. Dan bahwa Anda ada di sini sekarang adalah hal yang signifikan. Anda sedang menjalankan perintah Allah hanya dengan berada di sini. Berkumpulnya kita sebenarnya adalah bagian dari tujuan, untuk memenuhi semangat Ramadan.
Pertama saya ingin menyampaikan tentang Allah dalam hal ini adalah apa yang difirmankanNya di dalam ayat tentang Ramadan.
Dia berfirman, “(يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلْيُسْرَ)
(وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلْعُسْرَ).” (QS. Al-Baqarah: 185)
Ini adalah prinsip yang ditetapkan Allah. Allah menginginkan kemudahan bagi kita, Dia tidak menginginkan kesulitan bagi kita. Betul, puasanya lama dan cuacanya panas, dan ada orang-orang yang mengalami segala macam kesulitan selain puasa itu sendiri di dalam bulan Ramadan. Bahkan yang dimaksud dengan Ramadan, namanya diambil dari kata Ramad, yang merupakan (شدّة الحر), panas ekstrim, demikian arti katanya sebenarnya. Sepertinya bukan sesuatu yang mudah, tapi Allah berfirman, bahwa Dia ingin kemudahan bagi Anda.
Jadi hal pertama yang ingin saya sampaikan, Bagaimana mungkin Allah ingin kemudahan bagiku? Sebenarnya Dia bisa membuatku puasa seminggu saja, atau 2-3 hari saja. Alih-alih Dia menyuruhku puasa 30 hari, kedengarannya tidak mudah.
Tapi Allah menginginkan kemudahan bagi kita karena jika Anda dan saya mampu melakukannya jika kita mampu mengorbankan kebutuhan jasmani kita, serta nafsu kita selama 30 hari berturut-turut, maka kita telah membuktikan pada diri sendiri dan Allah, bahwa kita mampu menahan diri, kita tahu cara menghentikan nafsu kita, sehingga apapun yang diminta Allah dari Anda, di luar Ramadan seharusnya kini lebih mudah dilakukan.
Sekarang karena pintu telah terbuka, dan Anda bisa makan, maka akan jauh lebih mudah untuk menghindari apa yang memang dilarang. Bukan hanya dalam hal makanan, dan minuman, tapi termasuk masalah hubungan. Ada hubungan yang sama sekali halal, tapi Allah memblokir pintu menujunya dalam bulan Ramadan ketika Anda puasa.
Namun karena pintu itu sudah kembali terbuka, saatnya kita berpikir, jika saya mampu menahan diri bahkan dalam hubungan yang halal, maka saya harus berusaha menahan diri, dari hubungan yang bahkan tidak halal. Di antara Anda ada yang punya hubungan seperti itu. Saya harus memeriksa diri saya, Anda harus memeriksa diri Anda. Apakah ada hal seperti itu dalam diri kita? Tiada yang tahu rahasia itu kecuali Allah. namun Anda akan mampu mengendalikannya dengan cara yang disukai Allah, karena Dia ingin kemudahan bagi Anda,
Dia tidak menginginkan kesulitan bagi Anda. Agama ini tidak ditujukan untuk membuat hidup menjadi sulit. Ia ada untuk membuat hidup menjadi mudah. Untuk menyingkirkan beban kita.
(يُرِيدُ ٱللَّهُ أَن يُخَفِّفَ عَنكُم)
(وَخُلِقَ ٱلْإِنسَـٰنُ ضَعِيفًۭا) (QS. An Nisa: 28)
Tujuan Ramadan yang kedua setelah tahu bahwa Allah ingin kemudahan bagiku, (لِتُكْمِلُوا۟ ٱلْعِدَّةَ), pada dasarnya agar kita bisa menyelesaikan masa latihan ini. Saya tambah kata latihan dalam terjemahannya. Sehingga kita bisa mencukupkan bilangannya. Ada sebagian kita lebih baik Islamnya dari yang lain.
Mereka bermohon, “Ya Tuhanku, saya berharap Ramadan dua kali lebih lama.”
“Saya tidak percaya ternyata sudah usai…”
“Saya sangat sedih Ramadan sudah berlalu.”
Ada juga mereka yang, “Masih lima hari lagi? Serius?”
“Tiga lagi? Ya Tuhan 3 rasanya seperti 30 sekarang.”
“Terima kasih Tuhan, ternyata sudah usai.”
Anda merasa bersalah karena ada yang menangis saat Ramadan usai, tapi Anda malah senang. Jangan merasa bersalah. Allah senang Ramadan sudah usai bagi Anda. Sebenarnya Allah menyelamati Anda karena telah menuntaskan bilangannya. Tidak mengapa.
Untuk kerja keras yang Allah perintahkan pada Anda, Dia bangga karena Anda mampu menyelesaikannya. Anda seperti baru wisuda. Jadi tidak usah merasa bersalah. Ini hal yang perlu dirayakan bahwa kita berhasil lulus dari ujian besar yang diberikan Allah pada kita. Sekarang bagian yang terpenting.
Pertama, Allah tidak menginginkan kesulitan bagi Anda, kedua, Dia ingin Anda cukupkan bilangannya dan bahagialah karena sudah melakukannya. Kita tidak berada di sini untuk berkabung, dan menangis karena Ramadan sudah usai. Kita di sini merayakan Ramadan yang sudah kita tuntaskan. Untuk itulah kita ada di sini, merayakan. Itulah inti dari Idul Fitri ini.
Bagian ketiga dari persamaan ini adalah, Allah berfirman, (وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ).
Jika Anda tidak ingat yang lain dari khutbah hari ini, ingat saja bagian ini. Sehingga kita bisa menyatakan kebesaran Tuhan, kebesaran Allah, dari caraNya menunjuki kita. Kita dapat menyatakan kebesaran Allah dari caraNya menunjuki kita. Apa maknanya?
Ketika kita datang ke sini untuk salat Id, terus menerus kita lantunkan kebesaran Allah,
(الله أكبر الله أكبر الله أكبر)
(لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ)
(و الله أكبر ا لله أكبرو لله الحمد)
Sekarang Ramadan sudah berlalu, mengapa Anda ucapkan (الله أكبر) ? Anda mengucapkan (الله أكبر) karena selama 30 hari Allah memang besar dalam hidup Anda. Anda telah menjadikan Allah prioritas terbesar selama 30 hari. Sekarang itu sudah berlalu.
Sekarang Allah menyuruh Anda sekarang kamu sudah di luar Ramadan, bisakah kamu memperlihatkan Aku masih prioritas terbesarmu? Dengan cara yang sudah Kutunjukkan padamu. Seperti Aku sudah menunjukimu dalam bulan Ramadan.
Anda bangun lebih pagi dari sebelumnya. Anda datang ke rumah Allah lebih sering dari biasanya. Anda menahan diri lebih dari sebelumnya. Anda perlihatkan dalam semua yang Anda kerjakan bahwa Allah adalah prioritas yang lebih besar bagi Anda.
Begitulah teladan hidup dengan (الله أكبر).
(الله أكبر) tidak sekedar ucapan yang keluar dari mulut Anda. Tetapi sesuatu yang Anda hidupkan, yang sudah Anda hidupkan selama 30 hari. Selamat! Sekarang saatnya Anda menghidupkannya di luar Ramadan. Sekarang saatnya Anda mengucapkan (الله أكبر), ketika Ramadan sudah usai. Bisakah Anda benar-benar menyatakan kebesaran Allah?
Dengan cara yang ditunjukkanNya pada kita?
Allah menyuruh Anda dan saya seraya kita tinggalkan bulan ini untuk kembali dan membaca kitabNya. Dan memahami apa yang dikatakan oleh Nabi pada kita. Dan memeriksa dalam hal apa kita sudah menjadikan diri kita lebih besar dari apa yang diajarkan Allah.
Sekarang kita harus membuat diri kita kecil kembali dan kembali membuat Allah azza wa jalla lebih besar di dalam kehidupan kita. Ini sebabnya kalimatnya bukan (الله أكبر), yang terbesar, yang bisa menjadi gambaran dari Tuhan terbesar yang ada, satu-satunya, Allah.
Namun mengapa Dia berkata (أكبر), isim tafdhil, perbandingan, artinya dalam segala hal yang kita lakukan bandingan diri dan prioritas Anda, kepada prioritas yang telah diberi Allah. Apa yang diinginkan Allah, dan apa yang Anda inginkan? Terkadang memang sejalan, terkadang tidak.
Inilah (وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ) (QS. Baqarah: 185)
Sekarang Anda sudah punya rasa itu, jangan lari darinya jangan katakan, “Oh Ramadan sudah usai, saya akan bermaksiat kembali.” Ya Tuhan!
“Saya sudah bisa merasakan para syaitan mengitari saya, rantainya sudah dilepas.”
Bahkan banyak orang tidak menunaikan salat wajib hari ini (Id). Sungguh menyedihkan! Salat Id sudah selesai tapi sebagian kita tadi bahkan tidak salat subuh. Tetap salat subuh meski Ramadan sudah usai. Salatlah! Tunaikan! Karena itu sama saja memperlihatkan pada Allah Engkau akbar selama 30 hari, sekarang giliranku kembali ke puncak. Tidak!
Tidak! Ini saatnya memperlihatkan pada Allah bahwa Anda serius. Rayakanlah Id, tapi rayakan dalam kepatuhan pada Allah. Jika Anda bisa menumbuhkan kesadaran itu, maka sungguh Anda layak bersyukur, seperti yang disimpulkan ayat ini,
(لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ) (QS. Baqarah: 185)
Sehingga kalian menjadi bersyukur.
Subtitle Transkrip oleh Darul Arqam Studio