Lihatlah betapa merdunya bacaan tarawih malam ini. Subhanallah, kita lakukan pelan-pelan. Karena saya katakan kepada Anda, semoga Allah (سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى) menerima ibadah kita.
Seperti saya sampaikan pada hari pertama, demi Allah, orang yang membaca Alquran di dunia tak kan bisa membaca Alquran dengan cara yang berbeda di hari kiamat. Karena hadis mengatakan, “Jika kamu membaca Alquran di hari kiamat, akan sama seperti kamu biasa membacanya di dunia.”
Jadi, jika Anda biasa tergesa-gesa membacanya… Anda tahu beberapa tahun yang lalu, kita dilatih, semuanya, termasuk saya, khususnya di dunia non-Arab, kita dilatih untuk percaya bahwa tarawih itu adalah perlombaan kecepatan.
Imamnya termasuk top jika bisa menyelesaikan semuanya selama 20 menit. Dialah “Sang Imam”. Semua orang akan mengatakan, Imam ini top. Tapi mereka tidak menyadari ketika dia nanti sampai kepada hari kiamat, dia akan terhambat.
Demi Allah, demi Allah, ini berbahaya. Saya pastikan pada Anda. Jadi ketika kita mendorong orang untuk membaca dengan cepat, kita sedang merusak diri kita sendiri. Selamatkan diri Anda dari hukuman dunia dan akhirat dengan cara memboikot Imam yang tergesa-gesa dan mempercepat membaca kalam Allah sehingga kita bahkan tidak tahu apa yang diucapkannya.
Dia telah menghina Rabbul ‘izzati wal jalaal. Saya lebih suka tidak salat tarawih sama sekali, daripada salat di belakang seseorang yang sedang melecehkan kalam Allah. Anda paham maksud saya?
Subhanallah. Kita mencintai Allah. Maka berikanlah lebih banyak waktu. Insya Allah pada hari kiamat, kita akan dibangkitkan dengan mereka yang mencintai Allah. Yang mencintai kalam Allah. Yang punya banyak waktu untuk Allah (سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى).
Ini sebabnya saya katakan beberapa di antara kita kita mencintai waktu kita lebih dari mencintai Allah. Karena kita tidak keberatan untuk membuat Imam terburu-buru.
Seperti yang saya katakan, ketika masih kecil, kita dilatih untuk percaya bahwa tarawih adalah perlombaan. Baru sekarang kita menyadari bahwa itu tidak benar. Yang sebaliknyalah yang benar. Tarawih bukan perlombaan. Faktanya kualitasnya yang diinginkan Allah. Bukan kuantitasnya.
Ingat ini. Meski Anda belum mengkhatamkan keseluruhan Alquran di dalam tarawih Anda, namun telah melaksanakan dengan cara yang sepantasnya, dengan bacaan yang paling indah, penuh konsentrasi demi Allah, Anda telah mencapai pahala yang lebih besar. Semoga Allah (سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى) menolong dan membimbing kita.
Jadi saudara-saudara dan saudari-saudari tercinta, sudah waktunya kita mempelajari kembali seluruh bab (fiqih) tarawih, serta kecepatan dalam melaksanakan tarawih.