(MFA 2019) Ridho Menghadapi Masalah – Dewanto Adi Nugroho


Pernahkah Anda kehilangan orang yang Anda sayangi? Pernahkan tumbuh keretakan di keluarga Anda yang berbuah perceraian?

Anda melihat sebuah keluarga yang lengkap dengan ayah dan bunda, sementara Anda harus memilih salah satu dari mereka. Ketika Anda wisuda Anda harus rela menatap satu kursi yang kosong karena mereka tidak bisa bersama?

Kalau Anda pernah merasakannya, maka Anda tidak sendiri. Lebih tepatnya, kita tidak sendiri.

Setiap manusia pasti pernah dirundung masalah. Mulai dari yang sederhana hingga yang rumit. Masalah akademik, ekonomi, karir, keluarga bahkan sampai urusan jodoh. Semakin dewasa, umumnya semakin besar pula jenis masalah yang dihadapi. Sudahkah kita bijak dalam menghadapi masalah-masalah tersebut? Sudahkah kacamata kita berada pada fokus yang tepat mensikapi masalah yang datang?

Ustadz Nouman Ali Khan, dalam ceramahnya yang berjudul Finding Peace in Pain, membawakan kisah yang menarik untuk disimak.

“Understand that Allah has a plan for everybody.”

“And just to give you comparison. In the case of Musa ‘Alaihissalaam His mother also lost her child. She put him (Musa) in the water. And He (Allah) returned that child after a few hours. Because by the time the child got hungry, the next feeding was from the same mother. Because he wouldn’t drink from anybody else.”

Sebuah kisah, dimana seorang ibu yang belum lama menggendong anaknya, sudah harus melepaskannya. Coba bayangkan jika anda seorang ibu. Bagaimana rasanya setelah 9 bulan mengandung dengan susah payah, melahirkan dengan mempertaruhkan nyawa, lalu harus melepaskan anaknya sendiri? Tak terbayangkan bagaimana rasa kehilangan itu. Teman kuliah saya saja masih ada yang tiap hari ditelpon ibunya karena merantau.

“And in the case of Jakob ‘Alaihissalaam who lost his child. Allah returned his child to him after many years. Many many years.”

Kisah kedua adalah salah satu cerita favorit saya. Sebuah cerita yang saya baca saat saya merasa down. Ketika masalah datang, saya membandingkan masalah yang terjadi dengan masalah yang dialami keluarga Nabi Yusuf ‘alaihissalaam. Ayah Nabi Yusuf, Nabi Ya’qub ‘Alaihissalaam, menangis begitu lama karena kehilangan anaknya hingga matanya buta.

Nabi Yusuf sendiri juga menderita. Beliau dibenci dan hampir dibunuh oleh saudaranya, diperjualbelikan, difitnah oleh seorang istri raja, dilupakan oleh temannya di penjara selama beberapa tahun. Dan selama semua masalah itu terjadi, Nabi Yusuf ‘Alaihissalaam sedang dalam keadaan berpisah jauh dari ayahnya, Nabi Ya’qub ‘Alaihissalaam.

“Not a good life!”

Namun, semua itu berubah saat Nabi Yusuf mentakwilkan mimpi seorang raja. Dalam mimpi itu disampaikan akan terjadi krisis selama 7 tahun. Masyarakat terancam mati karena kelaparan. Hanya satu orang yang mampu mengatasi hal tersebut, yaitu Nabi Yusuf ‘Alaihissalaam.

Allah SWT berfirman:

قَا لَ اجْعَلْنِيْ عَلٰى خَزَآئِنِ الْاَرْضِ ۚ اِنِّيْ حَفِيْظٌ عَلِيْمٌ

Dia (Yusuf) berkata,”Jadikanlah aku bendaharawan negeri (Mesir), karena sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, dan berpengetahuan.”

(QS. Yusuf 12: Ayat 55)

Bayangkan kalau plot ceritanya diubah. Yusuf tidak pernah mengalami semua masalah tersebut. Sehingga akhirnya Yusuf tidak masuk penjara. Akankah Yusuf bisa menolong Raja dan semua rakyatnya untuk menghadapi krisis?

Apabila Yusuf hanya bersama ayahnya sepanjang waktu, maka siapa yang akan mampu mengelola krisis tersebut?

“Understand that Allah has a plan for everybody.”

Seorang ayah menangis sepanjang tahun. Namun Allah jadikan tangis seorang ayah ini solusi penyelamatan ratusan keluarga. Tangis satu orang mencegah tangis massal akibat rasa sakit karena kelaparan.

Bayangkan kalau plot cerita diri kita juga diubah. Kita tidak pernah bertemu dengan masalah-masalah itu. Kita tidak pernah kehilangan sesuatu. Keluarga kita selalu dalam keadaan baik baik saja. Akankah kita menjadi pribadi yang lebih baik?

Mungkin saja, kita tidak akan menjadi pribadi seperti yang sekarang ini bila Allah tidak memberikan masalah yang dahulu kita keluhkan.

Salah satu masalah yang pernah saya alami adalah ujian di keluarga saya. Keretakan dalam rumah tangga yang berujung sidang di Pengadilan Agama. Kejadian itu akhirnya membuat saya belajar ilmu menjaga hubungan dalam sebuah keluarga. Belajar bagaimana menjadi anak yang baik. Belajar bagaimana menjadi pasangan hidup yang baik. Yang terus menjaga hubungan dalam keadaan sesulit apapun. Saya pun menjadi tekun mempelajari ilmu agama. Salah satunya adalah mengikuti kajian-kajian Ustadz Nouman Ali Khan. Alhamdulillah atas segala kesulitan itu, Allah memberi hidayah agar saya tetap bertahan dan terus mencari ilmu.

“Sometimes the difficulty you go through isn’t just better for you, maybe your difficulty, you will become an ongoing charity for so many others.”

Masyaa Allah ya, Maha Baik Allah. Dibalik semua masalah yang terjadi, Allah hanya ingin yang terbaik untuk semua makhluk-Nya. Beberapa teman yang sedang galau karena masalah keluarga, atau yang bercerita ingin pacaran, kemudian saya ceritakan kisah saya, alhamdulillah atas izin Allah, kegalauan mereka memudar. Yang ingin pacaran mengurungkan niatnya. Yang bermasalah dengan keluarga bisa membaik dan ceria kembali.

***

Dibalik tidak diterimanya kita di sebuah jurusan kuliah favorit, ada hikmah dari Allah.

Dibalik ruginya perniagaan kita, ada hikmah dari Allah.

Dibalik tidak utuhnya keluarga, ada hikmah dari Allah.

Dibalik sakitnya menjalani kehidupan, selalu ada hikmah dari Allah.

Allah tidak akan pernah mengecewakan umatnya sepanjang umatnya tidak mengecewakan-Nya.

Kesakitan kita bisa cepat atau lama hilangnya, tapi ujung-ujungnya selalu kebaikan dari Allah. Pesan Ustadz Nouman Ali Khan ini sulit untuk saya lupakan,

“Sometimes in this world Allah will relieve that pain of yours immediately. Sometimes He will relieve it after many many years. But in all of it there’s good.”

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s