Bismillahirrahmanirrahim,
Izinkan saya sharing pengalaman yang tidak mungkin saya lupakan di tahun 2018 lalu, yang tidak akan mungkin terjadi tanpa izin dan kasih sayang Allah.
Mengapa tidak mungkin terjadi? Karena di tahun tersebut tidak pernah terlintas di pikiran saya untuk bisa menginjakkan kedua kaki saya di tanah suci. Selama 2 tahun terakhir bekerja di perusahaan yang mengalami krisis finansial, mendapatkan penghasilan bulanan merupakan sesuatu yang langka. Dari minggu ke minggu, bulan ke bulan saya dihadapkan pada ketidakpastian dalam mencukupkan kebutuhan sehari-hari. Tabungan pun semakin menipis. Apa yang bisa membawa saya sampai ke tanah suci?
Salah satu atasan di kantor tiba-tiba menceritakan pengalamannya ketika umroh. Beliau menceritakan perjalanan spiritual yang dialami, merasa dimanjakan sebagai tamu Allah, sampai-sampai rasanya tidak ingin pulang ke tanah air. “Pokoknya kita akan senang Put ketika di sana. Di sana kan rumah Allah, segalanya dibuat menyenangkan. Seakan-akan kita memang tamu yang sedang Dia jamu”.
Iri, rindu, sedih, semuanya jadi satu. Apa iya bisa menginjakkan kaki ke sana? Untuk bisa ke kantor aja harus susah payah menyiapkan uang transportnya. Apalagi ke sana? Cuman keajaiban dari Allah yang bisa mewujudkan keinginan itu. Apa mungkin?
Pulang dari kantor, sebelum naik kereta sebisa mungkin saya shalat maghrib di Masjid Cut Meutia di Menteng. Ada beberapa kotak amal yang disediakan, untuk anak yatim piatu, lansia, dan pemeliharaan masjid. Di saat kondisi keuangan yang ketat, memberi sedekah terasa menjadi beban buat saya. Khawatir uang saya nanti tidak cukup untuk 1 minggu kedepan. Namun, saya coba ubah pikiran “Ah, bukannya manusia hidup dengan segala ketidakpastian ya? Rasanya ga ada orang yang jatuh miskin hanya dengan bersedekah beberapa ribu rupiah saja. Insya Allah nanti ada gantinya kok.”
Dan ketika sampai di rumah, mama saya langsung menyambut. Seperti ada kabar yang tak sabar beliau sampaikan. “Put, kita umroh yuk. Bertiga sama papa. Coba urus persiapannya dari sekarang. Tadi mama udah telpon Om Fudin yang punya travel untuk daftarin kita bertiga. Insya Allah tahun ini kita berangkat”.
Bingung, kaget dan gak percaya. Baru tadi siang bilang bahwa ga mungkin bisa ke tanah suci kalau bukan karena keajaiban dari Allah. Saya bersyukur lalu beristighfar. Merasa bersalah karena seakan-akan saya meragukan kekuasaan Allah. Dan Allah dengan mudahnya menjawab keraguan saya tersebut.
قُلْ إِنَّ رَبِّي يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَهُ ۚ وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ ۖ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
Katakanlah: “Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)”. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya. Dan Dia lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya. (QS 34:39)
Ustad Nouman Ali Khan menjelaskan maksud dari ayat ini, bahwa Allah membalas setiap amal yang kita lakukan di jalan Allah. Pahala adalah hadiah dari Allah atas setiap infaq dan sedekah yang kita keluarkan untuk niat kebaikan. Setiap kebaikan akan berbalas dengan kebaikan. Itu adalah konsekuensi akhiratnya. Tapi di ayat ini, Allah mengabarkan bahwa ada juga konsekuensi dunianya. Ada hal-hal baik yang Allah anugerahkan kepadamu ketika kamu bersedekah, dan kadang anugerah itu tidak kita mengerti. Sedekah itu bukan hanya selalu tentang balasan pahala atau rizki namun juga cara Allah untuk kita bisa terhindar dari masalah. Semisal kita akan dihadapkan pada suatu masalah, atas izin Allah, Allah tidak akan biarkan masalah itu menghampiri kita. Karena sedekah yang kita keluarkan, Allah mengubah arahnya. Masalah itu menjauhi kita.
Ingin rasanya saya menangis ketika membaca ayat ini. Haru karena Ia berkehendak untuk mengabulkan dan memampukan keinginan saya untuk bisa pergi dan beribadah ke Baitullah. Hanya dengan sedekah yang hanya beberapa rupiah saja, namun Allah balas berlipat-lipat. Ka’bah yang hanya ada dalam impian, yang hanya bisa saya nikmati wujudnya melalui gambar di instagram, sudah saya bisa saya saksikan sendiri dengan kedua mata saya, bersama kedua orang tua yang saya cintai. Inilah bukti cinta Allah bahwa saya yang kecil ini amat diperhatikan dan dimanja oleh-Nya
“Everything you’ve spent for good, even in this world, you’ll see its consequences. Good things will happen when you give sadaqah. Some problem that is headed to you, Allah won’t let it happen. Everything will come back to you when it benefits you.” – Nouman Ali Khan”
Dan kisah ini saya ceritakan ke salah satu driver taksi online yang saya tumpangi, seorang Bapak yang juga pembimbing umrah. Dan ketika itu saya diberi nasihat “Allah melakukan 3 kali panggilan pada umatnya. Yaitu panggilan ketika shalat, panggilan ke Baitullah, dan panggilan ketika kita mati. Mbak beruntung sudah memenuhi panggilan yang kedua. Sebab Allah bukan mengundang yang mampu, namun Allah mengundang bagi mereka yang rindu dan yang yakin sama Allah.”
Ingin rasanya saya menangis. Mensyukuri telah menjadi bagian kehendak-Nya yang amat indah. Alhamdulillah, sungguh mudah bagi-Nya melapangkan rizki dengan cara yang tidak disangka-sangka.